BAB II KAJIAN PUSTAKA
C. Rencana Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
tindakan), observasi (pengamatan), dan refleksi. Tahapan penelitian PTK dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Hopkins
Menurut Hopkins (1993) pelaksanaan penelitian tindakan dengan dimulai dari merasakan adanya masalah, kemudian menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan observasi,dan mengadakan refleksi. Setelah itu melakukan rencana ulang,seperti melakukan tindakan, melakukan observasi, reflikasi, dan begitupun seterusnya.44
Langkah-langkah setiap siklus diatas sebagai berikut:
1. Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
44WinaSanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2016), h. 53.
kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah peneliti menjelaskan metode pembelajaran yang akan digunakan kepada guru dan siswa.
Membuat RPP dan menyusun format instrument penelitian meliputi lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi keterlaksanaan RPP untuk meneliti, tes tertulis untuk mengetahui tes belajar siswa.
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode jelajah alam sekitar.
c.Tahap Observasi
Observasi ini dilakukan oleh observer untuk menilai proses keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan menganalisis hasil pengaamatan untuk menentukan sejauh mana pengembangan model yang sedang dikembangkan telah berhasil memecahkan masalah dan apabila belum berhasil, maka didentifikasi factor yang menjadi penghambat ketidak berhasilan tersebut.45 Pada tahap ini, peneliti sebagai pengajar mengkaji kekurangan dari tindavan yang telah diberikan. Jika pada siklus I menunjukkan hasil yang tidak
45 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 124
optimal maka pada siklus selanjutnya maka perlu dilaksanakan penyempurnaan pelaksanan tersebut.
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini tidak jauh berbeda dengan kegiatan yang dilakukan pada siklus I yang mempunyai empat tahapa. Pada siklus ini merupakan tahapan penyempurnaan dan perbaikan terhadap kekurangan pada siklus I.
D. Jenis Instrumen dan Cara Penggunannya
Instrument penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Karena alat atau instrument mencerminkan juga cara pelaksanannya, maka sering juga disebut dengan teknik penelitian. Tanpa instrument yang tepat, penelitian tidak akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Karena penelitian memerlukan data-data emperis.46 Tanpa instrumen yang tepat, penelitian tidak akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan.
Karena penelitian memerlukan data-data empiris.
Jadi instrument adalah alat bantu yang akan digunakan oleh peneliti untuk mempermudah mengumpulkan data. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Silabus digunakan untuk pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari oleh siswa.
46 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatifm Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: Alfabet, 2012), hlm. 86
b. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) digunakan sebagai pegangan peneliti dan mengajar dikelas sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
c. LKS digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa pada saat dilakuakan pelaksanaan tindakan, sehingga dapat digunakan sebagai refleksi.
1. Cara mengumpulkan data
Untuk memperoleh data yang diperlukan maka digunakan beberapa metode pengumpulan data yang terdapat pada table:
Table 3.1 cara pengumpulan data
Jenis Data Alat Pengambilan
Data
Subjek Sumber Data
Motivasi Belajar
Tes Tertulis Siswa Siswa
Hasil Belajar Lembar kuesioner Siswa Siswa Lembar
Observasi
Observer Siswa
a. Tes
Tes digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar (aspek kognitif) dari proses belajar dengan menggunakan model jelajah alam sekitar. Instrument yang digunakan berupa test dan
jenis test yang digunakan adalah dalam bentuk uraian yang masing-masing berjumlah 7 butir soal.
b. Kuesione
Kuesioner merupakan tenik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat peryataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2010:199).
Kuesioner diberika kepada siswa sebagai bentuk evaluasi dan reflevsi dari siswa. Dari data ini akan dilihat peningkatan motivasi belajar siswa. Soal vuesioner terdiri dari 25 butir yang mengandung pernyataan alternative jawaban melalui skala ukur sangat setuju (SS), tidak setuju (TS), kurang setuju (KS), dan tidak setuju (TS).
c. Observasi
Menurut Sutrisono Hadi (1986) dalam Sugiono (2010) mengemukakan bahwa obervasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi dilakukan untuk mengamati prilaku siswa. Observasi digunakan dengan pengamatan langsung terhadap tanggapan siswa yang diajar dengan model jelajah alam sekitar.
E. Pelaksaan Tindakan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dimana dilakukan oleh peneliti dan guru yang menjadi observer.penelitian
ini dilakukan dalam 2 siklus yang terdidri dari 4 tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Siklus I
1. Perencanaan siklus I
Sebelum pemberian tindakan dilakukan, maka terlebih dahuludilakukan persiapan guna merencanakan tindakan yang akandirencanakan. Setelah berdiskudi dengan guru mata pelajaran biologi maka diperoleh masukan yang akan meningkatkan motivasi siswa dengan melakukan rencana tindakan diantaranya penyususnan RPP dengan menggunakan model jelajah alam sekitar (JAS).setelah itu menyusun lembar evaluasi untuk pertemuan 1 dan 2 pada siklus I. Kemudian menyusun kisi-kisi soal dan yang terakhir menyusun lembar observasi aktivitas siswa.
2. PelaksanaanTindakan siklus II
a. Pertemuan pertama, Pelaksanaan dilakukan dengan menerapkan model jelajah alam sekitar yang sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat.
b. Pertemuan kedua, melakukan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat pada tahap perencanaan.
c. Melakukan Evaluasi belajar, soal yang peneliti sajikan berbentuk uraian dan jumlah soal yang yang harus dkerjakan sebanyak 5 butir soal. Waktu yang akan
disediakan untuk mengerjakan soal sebanyak 20 menit, pelaksanaan dilakukan setiap akhir pertemuan
3. Observasi
Observasi ini dilakukan selama berlangsungnya pelaksanaan tindakan. Observasi ini juga dilakukan oleh observer yang sudah dipilih Observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat di evaluasi dan dijadikan landasan melakukan refleksi. Hal ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
4. Refleksi
Tahap refliksi ini bertujuan untuk melihat ketercapain tindakan danpeneliti juga dapat mereflikasikan dengan melihat data obesrvasisejauh mana kegiatan yang dilaksanakan dapat meningkatkan siswa dalam pembelajaran.
Siklus II
Siklus dua merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya atau siklus I yang dimana tahap pelaksanaan sama dengan siklus pertama, yaitu perencanaan, aksi, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan siklus II ini mengacu pada hasil refleksi pada siklus I.
F. Cara Pengamatan (Monitoring)
Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Yang melakukan perekaman data yang meliputi proses dan hasil belajar dari
pelaksanaan kegiatan.47 Adapun pada penelitian ini yang menjadi observer adalah guru bersangkutan, yang mengamati bagaimana pelaksanaan tindakan, bagaimana sikap siswa dalam pembelajaran, dam bagaimana guru menyajivan pelajaran. Dan apakah pembelajaran sudah sesuai dengan scenario yang dibuat. peneliti membawa teman sejawat sebagai dukunentator, sementara peneliti disini bertugas sebagai pengajar.
G. TeknikAnalisis Data
Anilisa kuantitatif adalah analisa data yang berupa angka.Dalam penelitian ini analisa kuantitatif digunakan untuk data berupa hasil belajar dan kuesioner.
Adapun uraian analisis dari masing-masing komponen penilaian adalah sebagai berikut:
a. Tes
Hasil test yang akan dianalisa yaitu hasil pos test pada tiap siklus. Hal yang dilavukan antara lain:
1). Penentuan Skor
Skor yang diberikan untuk soal post test sesuai ditampilkan dalam rubric penilaian.
2). Penentuan Nilai
47 Aqib. Zaenal Dkk, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SMP, SMA Dan Smk, (Bandung: Yrama Widya, 2009), h. 59.
Hasil dari pensekoran yang diberikan siswa avan diberikan nilai dengan rentang nilai antara 0-100, dengan menggunakan cara sebagai berikut:
N=
N = Rata-rata kelas
∑N = Jumlah nilai seluruh siswa n = Banyaknya siswa
Rumus skor rata-rata kelas adalah Skor Rata-rata
3). Analisa hail tes ketuntasan klasik
Pencapaian sesuai dengan target indikator. Dianalisa dengan rumus sebagai berikut:
KK = x 100 Keterangan:
KK = ketuntasan klasikal
∑ns = jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 n = banyaknya siswa yang mengikuti tes
Table 3.2 .katagori persentase aktivitas belajar siswa48.
Persentase % Kategori
48Purwanto,N, prinsip-prinsip dan tekhnik evaluasi pengajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 103-112
90 % - 100 % 80% - 89 % 65 % - 78 % 55 % - 64 % Kurang dari 55 %
Sangat aktif Aktif Cukup aktif Kurang aktif Sangat kurang aktif
Tabel 3.3 Daftar Kualifikasi Hasil Belajar Siswa
Skor Nilai Kualisifikasi
86 – 100 71 – 85 56 – 70 41 – 55
< 40
A B C D E
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
b. Motivasi Belajar
Kuesioner yang telah diisi oleh siswa dianalisis dengan tahapan sebagai berikut:
1). Mementukan Skor
Tiap item dalam kuesioner yang diberikan kepada siswa dihitung jumlah skornya dengan cara sebagai berikut:
Table 3.5 tabel skoring kuesioner
Alternatif jawaban Skor pertanyaan
Positif Negatif 1. sangat setuju
2. setuju 3. kurang setuju 4. tidak setuju
4 3 2 1
1 2 3 4 Hasil skor tersebut kemudian dianalisa menggunakan perhitungan motivasi belajar siswa perindividu yaitu jumlah skor yang diperoleh ∑s dibagi skor masimal (M) dan dikali 100%
2). Mengkatagorikan tingkat motivasi
Kelas interval kriteria motivasi belajar
83% - 100% Sangat tinggi
64% - 82% Tinggi
44% - 63% Rendah
25% - 43% Sangat Rendah
Untuk menghitung prosentase jumlah siswa dengan motivasi minimal tinggi digunakan perhitungan sebagai berikut:
P =
x 100%
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian
1. Letak Geografis MTs An-Najah Sesela Lombok Barat
MTs. An-Najah sesela berlokasi di tempat yang sangat strategis, yaitu , dipinggir jalan raya sesela, kec. Gunungsari, Lombok Barat. MTs.
An-Najah sesela, secara geografis termasuk sekolah yang mempunyai letak di tepi jalur transpotasi umum sehingga mudah dijangkau oleh setiap anggota masyarakat yang ingin menyekolahkan putra-putrinya.Sebagai gambaran tambahan, siswa-siswi MTs. An-Najah sesela Kebun Indah tidak hanya terdiri dari anggota masyarakat setempat. Melainkan dating dari berbagai kabupaten dan kota baik Lombok Barat, Lombok Utara, maupun dari luar seperti Sumbawa, Bali, Jawa, yang ada diwiliyah Indonesia.
Secara administrasi, letak geografis MTs. An-Najah sesela adalah jarak dari kecamatan gunungsari < 1 km arah utara, jarak Ibukota kabupaten Lombok Barat ± 10 km arah selatan, dan jarav dari Ibukota Propinsi Nusa Tenggara Barat (kodya Mtaram) ± 4 m arah selatan.
Adapun batas wilayah ,Ts An-Najah Sesela Gunungsari Lombok Barat sebagai beriut:
c. Sebelah Utara berbatasa dengan Jalan Raya dan Dusun Sesela kebun Indah
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan sungai dan persawahan
e. Sebelah Timur berbatasan dengan perumahan penduduk Sesela kebun Indah RT. 09.
f. Sebelah Barat berbatasan dengan perumahan penduduk Trong Tawah Desa Sesela kec. Gunungsari Lombok Barat 2. Keadaan MTs An-Najah Sesela Lombok Barat
Secara kuantitas siswa MTs. An-Najah Sesela Lombok Barat berjumlah 284 orang siswa, dengan rincian sebagai berikut;
Tabel 4.3 Data Rombongan Belajar Siswa MTs An-Najah Sesela Lombok Barat . Semester Genap T.P 2019/2020
Kelas Laki-laki Perempuan
VII A 25 -
VII B 25 -
VII C - 22
VII D - 21
VII E - 19
VIII A 20 -
VIII B 19 -
VIII C - 19
VIII D - 20
VIII E 19
IX A 18
IX B 17
IX C 19
IX D 21
Jumlah 124 160 Total=
284
B. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian yang praktis tujuannya untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran dikelas melalui berbagai bentukkegiatan. Salah satu bentukkegiatan yang dilakukan adalah dengan cara merubah model atau metode pembelajaran dari konvensional menjadi modern. Pada penelitian tindakan kelas ini peneliti melihat penerapan nilai islam pada materi pencemaran lingkungan melalui pendekan jelajah alam sekitar untuk menigkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VII MTs An-Najah Sesela Lombok Barat. Penelitian ini dilakukaan dalam 2 siklus, 2 kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan (aktion), pengamatan (observasi), dan refleksi.
Penelitian ini dilakukan kurang lebih satu bulan di MTs An-Najah Sesela, peneliti datang berkunjung ke sekolah pada awal bulan maret tepatnya tanggal 1 maret 2020. Kemudian peneliti melihat-lihat keadaan siswa, guru, dan pembelajaran yang ada disekolah tersebut.Kurang lebih satu minggu peneliti mengobservasi kadaan siswa, guru, maupun proses belajar mengajar siswa. Akhirnya siswa mengambil sampel kelas VII E, berjumlah 10 orang sebagai objek pengamatan.Kemudian setelah itu peneliti mulai melakukan penelitian terkait “Penerapan Nilai Islam Pada Materi Pencemaran Lingkungan Melalui Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa kelas VII Di MTs An-Najah Sesela Lombok Barat.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada kegiatan perencanaan ini, peneliti mempersiapkan instrument 1). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2). Lembar observasi untuk mengamati kegiatan siswa
3). Peneliti mensosialisasikan pengajaran dengan menerapkan model jelajah alam sekitar
4). Lembar kuesioner motivasi belajar siswa 5). Menyusun soal tes evluasi dan kunci jawaban b. Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus 1 dilakukan pada bulan maret, siklus ini mengajak siswa untuk melakukan aktivitas atau pengamatan di luar kelas, yakni pengamatan tentang pencemaran lingkungan air yang ada di sekitar sekolah mereka. Mereka sangat antusias dan senang belajar di luar kelas karena jarang diajak untuk pengamatan diarea sekolah mereka. Maka itulah kenapa peneliti ingin sekali melihat peningkatan motivasi dan hasil belajar, karena rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa, ini terbukti dari rendahnya keaktifan didalam kelas, rendahnya rasa ingin tahu, kurang semangat menerima pelajaran, dan malas untuk berdiskusi setelahnya.
c. Observasi
Melalui penelitian ini pada pertemuan pertama pembelajaran diawali dengan membaca alqur‟an yang berkaitan dengan
pencemaran lingkungan kemudian membagi kelompok siswa.Ketika siswa diajak pengamatan diluar kelas, rasa ingin tahu mereka tinggi dan sering bertanya tentang lingkungan sekitar yang ada disekolahnya, dengan seringnya bertanya menandakan rasa ingin belajarnya tinggi tentang alam dan meningkatkan motivasi belajarnya.Setelah mereka melakukan pengamatan, kemudian mereka mendisusikan hasil kinerjanya dengan teman kelompok mereka. Kemudian setelah mereka semua berdiskusi dan menyimpulkan hasil penelitian mereka, peneliti menyimpulkan kembali hasil pengamatan yang telah mereka lakukan sehingga tidak terjadi kekeliruan akan materi yang mereka pelajari saat itu yaitu terkait lingkungan sekitar sekolah mereka. Dan pada tahap akhir pembelajaran, guru memberikan post test siklus 1 untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan dengan menggunakam metode pendekatan jelajah alam sekitar (JAS).
4.4 Rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus I
No Nama Nilai
Hasil Belajar
Tuntas Belum
Tuntas
1 Alka Sanaya 55 Tidak tuntas
2 Bela Santika 65 Tidak tuntas
3 Dinda Aisyah 68 Tidak tuntas
4 Gina Laila.N 85 Tuntas 5 Jingga
Ananda.f
65 Tidak tuntas
6 Nazila Suherman
50 Tidak tuntas
7 Rada Malya 79 Tuntas
8 Salsabila Nurazizia
75 Tuntas
9 Sofia Salsabila
76 Tuntas
10 Zhia dwi Anisa
59 Tidak tuntas
Jumlah 677 4 6
Rata-rata kelas 67,7 d. Refleksi
Setelah selesai mengajar, peneliti merefleksi kegiatan belajar mengajar siswa melalui analisis observer guna mengidentifiksi kekurangan dan menentukan perbaikan pada siklus berikutnya. Pada saat pelaksanaan tindakan siklus I, terdapat kelebihan dan kekurangan.Kelebihannya yaitu peningkatan hasil belajar dari post test I. Sedangkan kekurangannya adalah proses pembelajaran jelajah alam sekitar belum berlangsung sesuai harapan. Dengan beberapa pernyataan diatas, sehingga peneliti perlu melakukan perbaikan-
perbaikan yang akan dilaksanakan pada siklus selanjutnya yaitu siklus II. Dari hasil refleksi tersebut, maka dibuat perencanaan perbaikan yang akan diterapkan pada siklus selanjutnya yaitu: Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan arahan kepada siswa.
Peneliti menginformasikan kepada siswa bahwa aktivitas siswa dalam diskusi dan percobaan akan dinilai oleh guru sehingga siswa bisa lebih aktif dalam melakukan diskusi kelompok. Peniliti akan membahas Lks tahap demi tahap dengan jelas.Maka dari itu diharapkan pada siklus II hasil dan motivasi belajar yang diperoleh siswa dapat sesuai dengan target tang ditetapkan.
2. Siklus II.
a. Perencanaan
Menyiapkan instrument yang akan digunakan pada pelaksanaan siklus II sebagai berikut:
1).Menyiapkan Rencana Pelaksanaam Pembelajaran (RPP) 2). Menyiapvan alat evaluasi
3). Menyiapkan Lembar kuesioner 4). Menyiapkan Lembar observasi
5). Menyiapkan soal tes evaluasi dan kunci jawaban 2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran diawali dengan membentuk kelompok baru.Pada siklus II ini lebih fokus mengajak siswa untuk melakukan pengamatan didalam ruangan karena materi yang dipelajari tidak
memungkinkan siswa untuk mengamati secara langsung, yaitu pengamatan tentang pencemaran udara.Dikarenakan pengamatan didalam ruangan, aktivitas siswa dapat dikontrol dan diamati dalam mengerjakan lembar kerja siswa yang sudah diberikan yang berisi gambar perbedaan pencemaran udara.Sama halnya seperti siklus I, pada siklus II ini, setelah mereka melakukan pengamatan, kemudian mereka mendiskusikannya bersama teman kelompok.
Setelah selesai mendiskusikan hasil pengamatannya masing- masing kelompok maju kedepan untuk menyampaikan hasil penelitian mereka kepada teman-temannya sehingga mereka semua tahu apa yang mereka temkan pada pengamatan lembar kerja siswa. Setelah siswa selesai mempersentasikan hasil diskusinya, peneliti memberikan klarifikasi dan penjelasan lebih lanjut tentang materi yang belum jelas, agar tidak terjadi kekeliruan.
Pada akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan post test dan kuesioner untuk mengetahui tingkatan motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Jelaja Alam Sekitar (JAS).
c. Observasi
Pada siklus II ini instrument yang digunakan sama dengan siklus I, dan tidak lupa untuk terlebih dahulu membaca al-qur‟an surat (QS. Ar-Rum: 41)yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran dimati
dengan lembar observasi. Dan Pada akhir kegiatan pembelajaran guru memberikan post test dan kuesioner untuk mengetahui tingkatan motivasi siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Jelaja Alam Sekitar (JAS).
Rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus II
No Nama Nilai
Hasil Belajar
Tuntas Belum Tuntas
1 Alka Sanaya 75 Tuntas -
2 Bela Santika 81 Tuntas -
3 Dinda Aisyah 78 Tuntas -
4 Gina Laila.N 89 Tuntas -
5 Jingga Ananda.f
79 Tuntas -
6 Nazila Suherman
75 Tuntas -
7 Rada Malya 88 Tuntas -
8 Salsabila Nurazizia
90 Tuntas -
9 Sofia Salsabila 92 Tuntas -
10 Zhia dwi Anisa 77 Tuntas -
Jumlah 824 10 0
Rata-rata kelas 82, 4
d. Reflikasi
Berdasarkan analisis dari peneliti, siklus II mengalami peningkatan dibanding siswa dan menjamin sisiwa bebas mengeluarkan pendapat siswa dan menjamin sisiwa bebas mengeluarkan pendapatkan siklus I. Secara umum avtivitas siswa pada siklus II menunjukkan kecendrungan positif. Dengan diberikannya arahan pada awal pembelajaran maka siswa lebih mudah untuk melakukan pengamatan. Siswa tidak mengalami kebingungan saat mengamati dan mengerjakan LKS yang sudah diberikan. Kegiatan belajar mengajar ditav molor lagi, karena peneliti lebih efesien dalam menggunavan waktu sesuai dengan waktu yang telah dilakukan. Pembahasan yang dilakukan peneliti pada siklus II ini lebih mendetail dari pada siklus I. sehingga siswa lebih mudah untuk cepat paham akan materi yang sudah diajarkan atau disampaikan.
Perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II
No Nama Nilai Selisih
Siklus I Siklus II
1 Alka Sanaya 55 75 20
2 Bela Santika 65 81 16
3 Dinda Aisyah 68 78 10
4 Gina Laila.N 85 89 5
5 Jingga 65 79 14
Ananda.f 6 Nazila
Suherman
50 75 25
7 Rada Malya 79 88 8
8 Salsabila Nurazizia
75 90 15
9 Sofia Salsabila 76 91 15
10 Zhia dwi Anisa 59 77 18
Jumlah 677 823 133
Rata-rata kelas 67,7 82,3 13,3
C. Pembahasan 1. Motivasi Belajar
Penerapan pendekatan JAS pada materi pencemaran lingkungan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar MTs An-Najah kelas VII.Motivasi belajar siswa sangatlah berpengaruh pada hasil belajar.Model pembelajaran jelajah alam sekitar terbukti efektif meningkatkan motivasi belajar siswa. Model Jelajah Alam Sekitar (JAS) ini mampu menguatkat faktor motivasi internal siswa seperti berperan aktif, membantu antar teman serta bekerjasama dalam berkelompok atau berdiskusi.Sedangkan faktor eksternal adalah dapat dimunculkan dari metode interaksi antara guru dan temannya. Interaksi terjadi saat proses diskusi langsung. Mengenai hasil kuesioner siswa, siswa.siswa menunjukkan respon positif yang sangat tinggi terhadap
proses pembelajaran. Jawaban siswa yang setuju dan sangat setuju, menunjukkan pada pernyataan positif, sedangkan jawaban yang kurang setuju dan tidak setuju menunjukkan pernyataan negatif.
Yang digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh pada motivasi belajar siswa peneliti menggunakan angket pada saat penelitian.
Angket yang digunavan adalah angket skala likert. Angket sekala likert merupakan sakla pengukuran yang dikembangkan oleh Likert.Skala likert mempunyai empat atau lebih butir pertanyaan yang dikombinasikan sehingga membentuk sebuah skor/ nilai yang mempersentasikan sifat individu, misalkan pengetahuan, sikap dan prilaku.49
Hasil penelitian ini diperkuat teori yang dikemukakan oleh Uno (2013:23) yang mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung..Dorongan internal dan eksternal pada siswa timbul karena faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik dapat berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita, sedangkan faktor ekstrinsik adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar kondusif dan kegiatan belajar yang menarik.
49Maryuliana, “Sistem Informasi Pengukuran Skala Kebutuhan Materi Pembelajaran Tambahan sebagai Pendukung Pengambilan Keputusan di SMA menggunakan Skala Likert”
Transistor EI, Vol. 1, Nomor 2, Oktober tahun 2016, hlm. 2.
Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran sains yang rendah seringkali kali menjadi alas an yang kurang memuaskan dalam pencapaian prestasi belajar siswayang rendah seringkali menjadi alasan yang kurang memuaskan dalam pencapaian prestasi belajar siswa.
Input yang yang kurang mendukung serta sarana prasarana yang kurang memadai juga merupakan justifikasi pembenaran dari kegagalan pembelajaran sains. Disisi lain, ketimpangan motivasi belajar yang berujung pada aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sains dan juga ketimpangan prestasi belajar siswa seringkali dihubungkan dengan faktorfaktor minat, bakat, dan bahkan ekonomi keluarga siswa.50
Pencapaian tingkat motivasi siswa disebabkan karena diterapkan pendektan JAS, dalam pembelajran sehingga membuat siswa belajar untuk mencari pengalamannya sendiri, membuat siswa menjadi lebih memahai masalah yang dipelajarinya dan menjadi lebih aktif utuk membangun wawasannya. Dengan pendapat sardiman yang menyatakan bahwa proses pembelajaran siswa tidak hanya pasif, duduk dan melihat saja, tetapi siswa juga terlihat beratifitas fisiknya, seperti siswa aktif dengan anggota badan, bekerja maupun berbuat sesuatu.51
50Imtihan , A.A.I.N. Marhaeni, I. W. Suastra, pengaruh pembelajaran kooperatif tipe STADterhadap motivasi belajar dan prestasi belajar IPA. Volume 3 Tahun 2013, hlm. 2
51 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal.101