• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL PT KHARISMA PEMASARAN BERSAMA

E. Rencana Usaha/Kegiatan

Rencana usaha/ kegiatan PT. KPBN Cabang Medan antara lain :

1. Jadwal penyelesaian dokumen pengapalan dan pembayaran dapat

 

terukur.

2. Penempatan SDM yang memiliki kemampuan dan pengalaman dibidangnya.

3. Memaksimalkan kinerja masing-masing urusan.

4. Memaksimalkan penggunaan Kantor Cabang Pembantu/Perwakilan di Pelabuhan Belawan.

A. Biaya Operasional

Pengertian biaya menurut Mulyadi (2000:8) adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi dan digunakan untuk tujuan tertentu. Sedangkan menurut Simamora (2002:36) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi organisasi.

Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan pengertian biaya adalah pengorbanan sumber daya ekonomi yang dapat diukur dengan satuan uang, aktiva tetap yang ditransfer, jasa yang diberikan dan sebagainya untuk mendapatkan barang atau jasa sehingga biaya dapat digolongkan menjadi biaya yang telah terjadi (historical cost) dan biaya yang kemungkinan akan terjadi (future cost) dimana biaya historis ini dapat dipakai sebagai tolok ukur untuk penganggaran biaya yang akan datang, sedangkan biaya yang kemungkinan terjadi dipakai sebagai pengendali terhadap biaya yang akan dikeluarkan.

Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan-kegiatan sehari. Menurut Kholmi dan Yuningsih (2009:42) biaya operasional dapat dibagi dua bagian yaitu:

1. Biaya Pemasaran

 

Biaya pemasaran adalah biaya pada saat setelah barang jadi telah siap untuk dijual. Biaya ini merupakan biaya-biaya yang terjadi di bawah kendali manajer pemasaran.

2. Biaya Administrasi dan Umun

Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengatur dan mengendalikan perusahaan. Biaya ini merupakan biaya-biaya yang terjadi di bawah kendali manajer umum dan keuangan.

B. Anggaran Biaya Operasional

Menurut Bustami (2006:1) Anggaran adalah pernyataan-pernyataan dalam kuantitas yang dinyatakan secara formal, disusun secara sistematis, dinyatakan dalam unit moneter dan berlaku untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. Menurut Mulyadi (2000:488) anggaran merupakan rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif dan diukur dalam satuan moneter standart serta satuan ukuran yang lain mencakup jangka waktu satu tahun.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran mengandung unsur sebagai berikut:

1. Mencakup suatu kepentingan

2. Meliputi semua jangka waktu yang akan dating 3. Bersifat kuantitatif

Sedangkan menurut Adisaputro dan Asri (2004:20) “Anggaran merupakan alat pengendali/pengawasan berarti melakukan evaluasi (menilai)

atas pelaksanaan pekerjaan terdiri dari: Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran) dan melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (jika ada penyimpangan yang merugikan).

Menurut Rudianto (2009: 116) “Anggaran biaya operasional adalah semua rencana pengeluaran yang berkaitan dengan distribusi dan penjualan produk perusahaan serta pengeluaran untuk menjalankan roda organisasi”.

1. Macam-macam Anggaran

Menurut Nafarin (2004) anggaran dapat kelompokan dari beberapa sudut pandang sebagai berikut :

a. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :

1) Anggaran variabel , yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Anggaran variabel juga disebut anggaran fleksibel.

2) Anggaran tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis.

b. Menurut cara penyusunannnya, anggaran terdiri dari:

1) Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk suatu periode tertentu umumnya satu tahun yang disusun setiap periode anggaran.

2) Anggaran kontinu adalah anggaran yang dibuat untuk

 

memperbaiki anggaran yang telah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.

c. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari :

1) Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama satu tahun.

2) Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun.

d. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut

“anggaran induk (master badget)”. Anggaran induk merupakan konsolidasi rencana keseluruhaan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan di pecah lagi menjadi anggaran triwulan . Anggaran triwulan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.

1) Anggaran Operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan rugi laba. Anggaran operasional antara lain terdiri dari:

a) Anggaran Penjualan

b) Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik.

c) Anggaran beban usaha

d) Anggaran Laporan laba rugi

2) Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggran neraca. Anggaran keuangan, terdiri dari:

a) Anggaran Kas b) Anggaran Piutang c) Anggaran Persediaan d) Anggaran Utang e) Anggaran neraca

e. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari:

1) Anggaran kompherensif merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran kompherensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.

2) Anggaran parsial adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja.

f. Menurut Fungsinya anggaran terdiri dari :

1) Anggaran apropriasi (apropriation budget), adalah anggaran yang dibentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.

2) Anggaran kinerja (performance budget), adalah anggran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan) misalnya untuk menilai apakah

 

biaya/beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitaas tidak melampaui batas.

2. Tujuan Anggaran

Tujuan penyusunan anggaran diantaranya:

1) Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana.

2) Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan

3) Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana sehingga dapat memudahkan pengawasan

4) Untuk merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

5) Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.

6) Untuk menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan.

3. Manfaat Anggaran

Manfaat anggaran yang paling pokok adalah sebagai pedoman untuk menentukan aktifitas-aktifitas yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan yaitu efesiensi dan efektifitas perusahaan. Selain itu dapat menunjukkan pengevaluasian kinerja yang telah dicapai oleh manajer dengan ditunjukan perbandingan antara anggaran dan realisasinya.

Untuk meningkatkan kemantapan sistem anggaran biasanya dibutuhkan suatu uraian kebijaksanaan yang relevan agar dapat digunakan sebagai pedoman kerja dalam program anggaran. Selanjutnya panitia ngaaran bertugas untuk mempelajari, menganalisis dan menilai taksiran atau rencana anggaran biaya yang diajukan oleh bagian-bagian dalam perusahaan apakah telah sesuai dengan ketentuan yang telah disusun dan ditetapkan.

Berdasarkan data masa lalu, kebijaksanaan yang akan ditempuh, kemungkinan-kemungkinan yang akan dihadapi di masa yang akan mendatang dan saran dari ahli ekonomi/manajemen perusahaan selanjutnya dapatlah dirumuskan suatu taksiran yang memilki sifat dapat dicapai maupun dilaksanakan serta sesuai dan mendukung sasaran- sasaran yang lain. Pada umunya perusahaan penyususn biaya untuk jangka waktu satu tahun, selanjutnya dapat dirinci menjadi anggaran triwulan dan bulanan. Jangka waktu anggaran dari tiap perusahaan tergantung pada tujuan anggaran dan unsur ketidakpastian pada masa yang akan datang. Ole karena itu, perusahaan yang dapat meramalkan keadaan yang akan dihadapi di masa yang akan datang diharapkan mampu menyusun anggaran biaya untuk jangka waktu yang lebih panjang. Di samping itu, perlu juga dipertimbangkan factor-faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan, baik yang bersifat intern maupun bersifat ekstern.

Manfaat anggaran menurut Nafarin (2004) yaitu:

 

1) Sebagai kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama 2) Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan

pegawai

3) Dapat memotivasi pegawai

4) Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai 5) Menghindari pemborosan dan pembiayaan yang tidak perlu

6) Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.

4. Fungsi Anggaran

Anggaran memiliki fungsi yang sama dengan manajemen yang meliputi fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Hal ini disebabkan anggaran mempunyai fungsi sebagai manajemen dalam pelaksanaan fungsinya. Fungsi anggaran yaitu:

1) Fungsi perencanaan

Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran teliti, karena anggaran memberikan gambaran yang nyata/jelas dalam unit dan uang.

2) Fungsi pelaksanaan

Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba).

3) Fungsi Pengawasan

Anggaran merupakan alat pengendalian/pengawasan. Pengawasan berarti melakukan evaluasi atas pelaksanaan pekerjaan dengan cara:

a) Membandingkan realisasi dengan rencana anggaran.

b) Melakukan tindak perbaikan apabila dipandang perlu.

C. Realisasi

Realisasi merupakan suatu proses yang harus diwujudkan untuk menjadi kenyataan dan dalam proses tersebut diperlukan adanya tindakan dan pelaksanaan yang nyata agar realisasi tersebut dapat sesuai dengan harapan yang diinginkan.

Setelah perusahaan menjalankan kegiatan operasinya, maka perusahaan tersebut diharapkan menyajikan laporan realisasi sehingga dapat diperbandingkan dengan anggaran yang ditetapkan sebelumnya.

Perbedaan antara yang dianggarkan dan biaya actual adalah tanda- tanda informasi bahwa ada sesuatu yang berjalan sebagaimana yang diharapkan, dan hal itu tidak selalu mengimplikasikan adanya suatu kesalahan.

D. Analisis Variansi

1. Pengertian Analisis Variansi

Analisis Variansi atau analisis selisih adalah analisis yang dilakukan dengan membandingkan biaya yang sesungguhnya dengan biaya seharusnya. Menurut Harahap (2009:234) dalam bukunya yang berjudul “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan” pengertian analisis variansi adalah sebagai berikut : “Analisis variansi adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan realisasi dibandingkan dengan anggarannya”. Berdasarkan pernyataan tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu selisih dapat dianggap menguntungkan atau tidak menguntungkan. Dari analisis variansi ini

 

diselidiki penyebab terjadinya, untuk kemudian dicari jalan keluar untuk mengatasi terjadinya selisih terutama selisih yang merugikan.

Analisis variansi langsung memperbandingkan antara apa-apa yang dianggarkan dengan realisasi yang dicapai oleh masing-masing mata anggaran yang bersangkutan. Analisis variansi ini dapat di lakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :

1. Dihitung total rencana anggaran biaya operasional.

2. Dihitung total realisasi anggaran biaya operasional.

3. Lalu setelah diketahui total rencana dan anggaran biaya operasional lalu dihitung dengan formula.

% 100%

Penyimpangan merupakan selisih perbedaan antara realisasi dengan rencana anggaran biaya operasional dimana dengan rumus ini dapat dilihat apakah realisasi sesuai atau tidak dengan rencana yang dianggarkan.

4. Setelah melakukan perhitungan maka dapat disimpulkan dengan keterangan:

a. Rencana anggaran < realisasi = Unfavorable b. Rencana anggaran > realisasi = Favorable

Unfavorable yaitu dimana keterangan bahwa jika rencana anggaran lebih besar dari realisasi, maka akan berdampak kurang baik bagi perusahaan. Favorable yaitu dimana keterangan bahwa jika rencana

anggaran lebih kecil dari relisasi, maka akan berdampak baik bagi perusahaan.

2. Manfaat Analisis Variansi

Manfaat dari analisis variansi adalah :

1) Untuk mengetahui sejauh mana penggunaan anggaran.

2) Untuk mengetahui sejauh mana realisasi yang dicapai dibandingkan dengan target.

3) Untuk penyimpangan-penyimpangan yang besar jumlahnya

(significance) akan segera dapat diambil tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan.

3. Perbandingan Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional

Anggaran biaya operasional merupakan rencana biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan operasional perusahaan selama periode 1 tahun. Sedangkan realisasi biaya operasional merupakan pelaksaan pengeluaran dana yang nyata yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan pelaksanaan kegiatan perusahaan. Dengan demikian anggaran dan realisasi mempunyai hubungan yang sangat penting dimana perusahaan harus membuat perencanaan agar mencapai realisasi yang baik.

E. Analisis Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional Periode 2010 – 2012 Berikut adalah anggaran dan realisasi biaya operasional PT Kharisma Pemasaran Bersama (KPBN) Cabang Medan Periode 2010 – 2012.

 

Tabel III.1

Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional Per 31 Desember 2010

Dari tabel di atas dapat dilakukan analisis penyimpangan anggaran dan realisasi biaya operasional PT KPBN tahun 2010 sebagai berikut:

a. Penyimpangan = Rp 2.766.072.448 - Rp 2.522.943.000 = Rp 234.129.448

b. Penyimpangan (%) = . .

. . . 100%

= 9, 64 %

c. Keterangan : Anggaran < Realisasi = Unfavorable

Berdasarkan data perbandingan dan perhitungan analisis variansi antara realisasi dengan anggaran dari PT Kharisma Pemasaran Bersama

No. Uraian Anggaran Realisasi Selisih

1. Biaya Operasional Dewan Pengawas DP Rp - Rp - Rp - 2. Biaya Pemeliharaan Bangunan/Gedung Rp 337.414.000,00 Rp 345.097.300,00 Rp (7.683.300,00) 3. Biaya Perlengkapan & Alat-alat Kantor Rp 106.737.000,00 Rp 111.396.750,00 Rp (4.659.750,00) 4. Biaya Penyusutan dan Amortisasi Rp - Rp 640.425.758,00 Rp (640.425.758,00)

5. Iyuran Keanggotaan Rp 13.200.000,00 Rp 13.200.000,00

6. Sumbangan Rp 86.900.000,00 Rp 84.172.500,00 Rp 2.727.500,00 7. Pajak dan Sewa Tanah/Bangunan Rp 45.000.000,00 Rp 46.846.400,00 Rp (1.846.400,00) 8. Assuransi Rp 36.330.000,00 Rp 12.303.777,00 Rp 24.026.223,00 9. Biaya Keamanan Rp 64.450.000,00 Rp 56.725.000,00 Rp 7.725.000,00 10. Biaya Penerangan Rp 138.000.000,00 Rp 119.887.000,00 Rp 18.113.000,00 11. Biaya Air Rp 16.305.000,00 Rp 6.440.739,00 Rp 9.864.261,00 12. Telekomunikasi Rp 650.600.000,00 Rp 571.365.486,00 Rp 79.234.514,00 13. Alat Tulis Kantor Rp 274.650.000,00 Rp 254.486.274,00 Rp 20.163.726,00 14. Biaya Pemeriksaan Rp 5.000.000,00 Rp - Rp 5.000.000,00 15. Biaya Pengembangan Sistem dan SDM Rp - Rp - Rp - 16. Biaya Lain-lain Rp 227.850.000,00 Rp 219.481.974,00 Rp 8.368.026,00 17. Biaya Litbang dan Analisa Pasar Rp 7.500.000,00 Rp 350.000,00 Rp 7.150.000,00 18. Biaya Promosi Rp 137.500.000,00 Rp - Rp 137.500.000,00 19. Biaya Eksploitasi Kenderaan Rp 157.680.000,00 Rp 128.493.890,00 Rp 29.186.110,00 20. Biaya Perjalanan Dinas & Transportasi Rp 217.827.000,00 Rp 168.599.600,00 Rp 49.227.400,00 21. Biaya Konsultan Rp - Rp - Rp -

2.522.943.000,00

Rp 2.766.072.448,00Rp Rp (243.129.448,00) Jumlah

Nusantara (KPBN) Cabang Medan dapat saya analisis pada tahun 2010 anggaran sebesar Rp 2.522.943.000 dan realisasinya Rp 2.766.072.448 di sini terdapat selisih sebesar Rp 234.129.448 dan selisih sebesar 9,64% ini merupakan selisih yang tidak menguntungkan (unfavorable).

Selisih yang tidak menguntungkan ini disebabkan adanya biaya yang dikeluarkan lebih besar dari anggaran, biaya-biaya tersebut adalah biaya pemeliharaan bangunan/gedung, biaya perlengkapan dan alat-alat tulis kantor, biaya penyusutan dan amortisasi dan biaya pajak sewa dan bangunan.

Biaya pemeliharaan bangunan/gedung yang seharusnya Rp 337.414.000 sedangkan realisasinya Rp 345.097.300 naiknya harga material untuk pemeliharaan gedung kantor menjadi penyebab anggaran tersebut tidak sesuai dengan realisasinya. Biaya perlengkapan dan alat-alat tulis kantor yang seharusnya Rp 106.737.000 tetapi realisasinya Rp 111.396.750 disebabkan karyawan tidak efisien menggunakan perlengkapan dan alat-alat tulis kantor.

Selisih pada biaya penyusutan dan amortisasi disebabkan karena biaya tersebut tidak dianggarkan. Biaya pajak sewa dan bangunan yang dianggarkan Rp 45.000.000 realisasinya Rp 46.846.400 terjadi selisih sebesar Rp 1.846.400 yang disebabkan meningkatnya tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Tabel III.2

Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional Per 31 Desember 2011

 

Dari tabel di atas dapat dilakukan analisis penyimpangan anggaran dan realisasi biaya operasional PT KPBN tahun 2011 sebagai berikut:

a. Penyimpangan = Rp 3.070.747.833 - Rp 2.582.405.000 = Rp 448.342.883

b. Penyimpangan (%) = . .. .. 100%

= 18,91 %

c. Keterangan : Anggaran < Realisasi = Unfavorable

Berdasarkan data perbandingan dan perhitungan analisis variansi antara realisasi dengan anggaran dari PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Cabang Medan dapat saya analisis pada tahun 2011 terdapat selisih yang cukup besar antara anggaran dan realisasi, anggaran

No. Uraian Anggaran Realisasi Selisih

1. Biaya Operasional Dewan Pengawas DP Rp - Rp - Rp - 2. Biaya Pemeliharaan Bangunan/Gedung Rp 403.630.000,00 Rp 349.570.000,00 Rp 54.060.000,00 3. Biaya Perlengkapan & Alat-alat Kantor Rp 104.830.000,00 Rp 87.038.500,00 Rp 17.791.500,00 4. Biaya Penyusutan dan Amortisasi Rp - Rp 706.779.049,00 Rp (706.779.049,00) 5. Iyuran Keanggotaan Rp 13.200.000,00 Rp - Rp 13.200.000,00 6. Sumbangan Rp 87.400.000,00 Rp 83.075.000,00 Rp 4.325.000,00 7. Pajak dan Sewa Tanah/Bangunan Rp 51.531.000,00 Rp 57.363.140,00 Rp (5.832.140,00) 8. Assuransi Rp 19.250.000,00 Rp 31.048.480,00 Rp (11.798.480,00) 9. Biaya Keamanan Rp 50.700.000,00 Rp 53.305.000,00 Rp (2.605.000,00) 10. Biaya Penerangan Rp 149.162.000,00 Rp 134.285.033,00 Rp 14.876.967,00 11. Biaya Air Rp 16.620.000,00 Rp 5.929.022,00 Rp 10.690.978,00 12. Telekomunikasi Rp 641.570.000,00 Rp 532.161.147,00 Rp 109.408.853,00 13. Alat Tulis Kantor Rp 271.200.000,00 Rp 262.099.460,00 Rp 9.100.540,00 14. Biaya Pemeriksaan Rp 20.000.000,00 Rp 15.295.745,00 Rp 4.704.255,00 15. Biaya Pengembangan Sistem dan SDM Rp - Rp - Rp - 16. Biaya Lain-lain Rp 218.000.000,00 Rp 216.447.989,00 Rp 1.552.011,00 17. Biaya Litbang dan Analisa Pasar Rp 5.000.000,00 Rp - Rp 5.000.000,00 18. Biaya Promosi Rp 136.500.000,00 Rp 130.509.500,00 Rp 5.990.500,00 19. Biaya Eksploitasi Kenderaan Rp 162.498.000,00 Rp 144.384.268,00 Rp 18.113.732,00 20. Biaya Perjalanan Dinas & Transportasi Rp 231.314.000,00 Rp 261.456.500,00 Rp (30.142.500,00) 21. Biaya Konsultan Rp - Rp - Rp -

2.582.405.000,00

Rp 3.070.747.833,00Rp Rp (488.342.833,00) Jumlah

sebesar Rp 2.582.405.000 dan realisasinya sebesar Rp 3.070.747.833. Selisih sebesar Rp 448.342.833 atau 18,91 % ini merupakan selisih yang tidak menguntungkan. Selisih unfavorable ini terjadi pada biaya penyusutan dan amortisasi yang tidak dianggarkan, biaya pajak dan sewa tanah/bangunan, asuransi, dan biaya perjalanan dinas & transportasi.

Biaya pajak dan sewa tanah/bangunan yang seharusnya Rp 51.531.000 realisasinya Rp 57.363.140 ada selisih sebesar Rp 5.832.140 yang disebabkan naiknya tariff Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Biaya asuransi yang seharusnya Rp 19.250.000 realisasinya Rp 31.048.480 ada selisih sebesar Rp 11.798.480 yang disebabkan adanya pembayaran asuransi kecelakaan kerja yang tidak dianggarkan,. Biaya keamanan yang dianggarakan Rp 50.700.000 realisasinya Rp 53.305.000 selisih sebesar Rp 2.605.000 disebabkan adanya kenaikan honor satpam/hansip yang belum dianggarkan. Biaya perjalanan dinas & transportasi yang seharusnya Rp 231.314.000 realisasinya 261.456.500 selisih sebesar Rp 30.142.500 disebabkan adanya peningkatan penggunaan pengangkutan dalam/luar kota dan peningkatan perjalanan dinas dalam negeri karyawan.

Tabel III.3

Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional Per 31 Desember 2012

 

Dari tabel di atas dapat dilakukan analisis penyimpangan anggaran dan realisasi biaya operasional PT KPBN tahun 2011 sebagai berikut:

a. Penyimpangan = Rp 3.424.563.070 - Rp 2.581.674.000

= Rp 842.889.070 b. Penyimpangan (%) = . .. .. 100%

= 32,65 %

c. Keterangan : Anggaran < Realisasi = Unfavorable

Berdasarkan data perbandingan dan perhitungan analisis variansi antara realisasi dengan anggaran dari PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Cabang Medan dapat saya analisis pada tahun 2012 realisasi cenderung lebih besar dari anggaran sehingga terjadi selisih yang

No. Uraian Anggaran Realisasi Selisih

1. Biaya Operasional Dewan Pengawas DP Rp - Rp - Rp - 2. Biaya Pemeliharaan Bangunan/Gedung Rp 404.650.000,00 Rp 403.611.840,00 Rp 1.038.160,00 3. Biaya Perlengkapan & Alat-alat Kantor Rp 104.840.000,00 Rp 124.202.981,00 Rp (19.362.981,00) 4. Biaya Penyusutan dan Amortisasi Rp - Rp 713.766.372,00 Rp (713.766.372,00) 5. Iyuran Keanggotaan Rp 1.200.000,00 Rp - Rp 1.200.000,00 6. Sumbangan Rp 87.500.000,00 Rp 84.994.443,00 Rp 2.505.557,00 7. Pajak dan Sewa Tanah/Bangunan Rp 63.099.000,00 Rp 115.875.583,00 Rp (52.776.583,00) 8. Assuransi Rp 27.000.000,00 Rp 18.047.832,00 Rp 8.952.168,00 9. Biaya Keamanan Rp 59.600.000,00 Rp 76.925.200,00 Rp (17.325.200,00) 10. Biaya Penerangan Rp 134.600.000,00 Rp 129.988.000,00 Rp 4.612.000,00 11. Biaya Air Rp 10.800.000,00 Rp 6.261.043,00 Rp 4.538.957,00 12. Telekomunikasi Rp 646.580.000,00 Rp 633.978.393,00 Rp 12.601.607,00 13. Alat Tulis Kantor Rp 262.500.000,00 Rp 300.576.980,00 Rp (38.076.980,00) 14. Biaya Pemeriksaan Rp 5.000.000,00 Rp 5.645.535,00 Rp (645.535,00) 15. Biaya Pengembangan Sistem dan SDM Rp - Rp - Rp - 16. Biaya Lain-lain Rp 205.400.000,00 Rp 337.996.455,00 Rp (132.596.455,00) 17. Biaya Litbang dan Analisa Pasar Rp 5.000.000,00 Rp 2.500.000,00 Rp 2.500.000,00 18. Biaya Promosi Rp 135.500.000,00 Rp - Rp 135.500.000,00 19. Biaya Eksploitasi Kenderaan Rp 148.000.000,00 Rp 177.254.045,00 Rp (29.254.045,00) 20. Biaya Perjalanan Dinas & Transportasi Rp 280.405.000,00 Rp 292.938.368,00 Rp (12.533.368,00) 21. Biaya Konsultan Rp - Rp - Rp -

Jumlah Rp 3.424.563.070,002.581.674.000,00 Rp Rp (842.889.070,00)

cukup besar antara anggaran dan realisasi biaya operasional pada PT KPBN Cabang Medan. Anggaran biaya operasional sebesar Rp 2.581.674.000 realisasinya Rp 3.424.563.070. Penyimpangan sebesar 32,65% tersebut merupakan selisih yang tidak menguntungkan (unfavorable). Selisih yang tidak menguntungkan ini disebabkan oleh biaya perlengkapan & alat-alat tulis kantor, biaya penyusutan dan amortisasi, pajak sewa tanah/bangunan, biaya keamanan, biaya alat tulis kantor, biaya pemeriksaan, biaya lain-lain dan biaya perjalanan dinas & transportasi.

Biaya perlengkapan & alat-alat kantor yang seharusnya Rp 104.840.000 realisasinya Rp 124.202.981 ada selisih yang tidak menguntungkan yang disebabkan oleh penggunan perlengkapan dan alat-alat kantor yang tidak efisien sehingga harus ditambah. Biaya pajak dan sewa tanah/bangunan yang sudah ditingkatkan anggarannya melebihi anggaran tahun lalu menjadi Rp 63.099.000 tetapi realisasinya Rp 115.875.583 ini disebabkan oleh naiknya tarif Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Biaya alat tulis kantor yang seharusnya Rp 262.500.000 realisasinya Rp 300.576.980 ini disebabkan oleh meningkatnya pemakaian alat tulis kantor, pencetakan dan fotocopy. Biaya pemeriksaan yang seharusnya Rp 5.000.000 realisasinya Rp 5.645.535 selisih disebabkan oleh adanya penambahan biaya untuk eksternal audit. Biaya eksploitasi kenderaan yang seharusnya Rp 148.000.000 realisasinya Rp 177.254.045 disebabkan oleh adanya peningkatan biaya untuk pembelian onderdil dan alat perlengkapankendaraan, service kendaraan serta kenaikan tarif tol. Biaya perjalanan dinas & tranportasi yang

 

seharusnya Rp 280.405.000 tetapi realisasinya Rp 292.938.368 disebabkan oleh peningkatan perjalanan dinas dalam negeri yang dilakukan pimpinan dan karyawan perusahaan, dan biaya lain-lain yang dianggarkan sebesar Rp 205.400.000 tetapi realisasinya Rp 337.996.455 salah satu penyebabnya adalah meningkatnya beban jamuan tamu.

Berikut tabel hasil analisis variansi anggaran dan realisasi biaya operasional pada PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Cabang Medan.

Tabel III.4

Hasil Analisis Variansi Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional

Berdasarkan uraian di atas, anggaran dan realisasi biaya operasional pada PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Cabang Medan dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Rp %

2010 Rp 2.522.943.000 Rp 2.766.072.448 Rp (243.129.448) -9,64% Unfavorable 2011 Rp 2.582.405.000 Rp 3.070.747.833 Rp (488.342.833) -18,91% Unfavorable 2012 Rp 2.581.674.000 Rp 3.424.563.070 Rp (842.889.070) -32,65% Unfavorable

Tahun Anggaran Realisasi Penyimpangan

Keterangan

Gambar III.5

Grafik Penyimpangan Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional Per 31 Desember 2010-2012

Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa anggaran dan realisasi biaya operasional pada PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara periode 2010-2012 mengalami selisih. Setiap tahun selalu terjadi peningkatan selisih. Tahun 2012 merupakan tahun yang selisih anggarannya paling jauh yaitu 32,65% di mana realisasi lebih besar dibanding anggarannya dan ini merupakan selisih yang tidak menguntungkan bagi perusahaan.

F. Dampak Realisasi Lebih Besar Dari Anggaran Biaya Operasional Bagi PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Cabang Medan.

Anggaran dan realisasi biaya operasional pada PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Cabang Medan mengalami selisih tidak menguntungkan yang selalu meningkat, realisasi selalu lebih besar dari

‐35%

‐30%

‐25%

‐20%

‐15%

‐10%

‐5%

0%

2009 2010 2011 2012 2013

Penyimpangan

Penyimpangan

 

anggaran. Dengan lebih besarnya realisasi anggaran dibandingkan dengan rencana anggarannya, maka akan berdampak pada perusahaan pada peningkatan anggaran tahun selanjutnya. Karena PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Cabang Medan merupakan cabang dari Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Pusat hal ini tidak terlalu berdampak. Tetapi, hal ini lebih berdampak pada PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Pusat karena menyebabkan pendapatan PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Pusat mengalami penurunan.

Dokumen terkait