Ilustrasi 1 – Pemberi Konsesi Memberikan Aset Keuangan
• Persyaratan perjanjian mensyaratkan operator untuk membangun jalan, menyelesaikan pembangunannya dalam waktu dua tahun.
• Memelihara dan mengoperasikan jalan tersebut sesuai standar yang ditetapkan selama delapan tahun (yaitu tahun ke 3-10). Perjanjian berakhir di tahun 10
• Operator harus melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Aktivitas pelapisan merupakan penghasil pendapatan.
• Biaya yang terjadi:
• Persyaratan perjanjian mensyaratkan pemberi konsesi membayar sebesar Rp200 kepada operator setiap tahun dari tahun ke 3 sampai tahun ke 10 agar jalan dapat tersedia untuk publik.
• Diasumsikan bahwa seluruh arus kas terjadi pada akhir tahun.
Tahun Rp
Jasa Konstruksi 1 500
2 500
Jasa operasi (per tahun) 3-10 10
Pelapisan jalan 8 100
• Operator mengakui pendapatan dan biaya kontrak sesuai dengan PSAK 34: Akuntansi Kontrak Konstruksi dan PSAK 23 Pendapatan. Biaya dari setiap kegiatan konstruksi, operasi dan
pelapisan diakui sebagai beban mengacu pada tahap penyelesaian kegiatan. Untuk
pendapatan kontrak, nilai wajar dari jumlah yang diberikan pemberi konsesi diakui pada saat yang sama.
• Operator diwajibkan melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Pemberi konsesi akan mengganti kepada operator biaya pelapisan jalan pada tahun ke 8. Kewajiban untuk melapisi jalan diukur pada nilai nol dalam laporan posisi keuangan, serta pendapatan dan beban tidak diakui dalam laporan laba rugi sampai pekerjaan pelapisan selesai dilakukan.
• Total imbalan (Rp200 pada setiap tahun ke 3 sampai 8) mencerminkan nilai wajar untuk masing-masing jasa
• Pada tahun ke 1, biaya konstruksi sebesar Rp500, pendapatan konstruksi sebesar Rp525 (biaya ditambah 5 persen), dan karenanya laba konstruksi sebesar Rp25 diakui dalam laporan laba rugi. Berikut nilai wajar imbalan yang diterima
Nilai wajar
Jasa konstruksi Biaya perkiraan + 5%
Jasa operasi Biaya perkiraan + 20%
Pelapisan jalan Biaya perkiraan + 10%
Suku Bunga Efektif 6.18% per tahun
Ilustrasi 1 – Pemberi Konsesi Memberikan Aset Keuangan
• Aset Keuangan
• Jumlah terutang dari pemberi konsesi adalah jumlah yang memenuhi definisi piutang dalam PSAK 55.
• Pada saat pengakuan awal piutang diukur pada nilai wajar.
• Pada saat pengukuran selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, yaitu jumlah yang diakui sebelumnya ditambah bunga kumulatif pada jumlah yang dihitung dengan menggunakan metode bunga efektif dikurangi pembayaran.
• Jika arus kas dan nilai wajar tetap sama seperti yang diperkirakan, tingkat bunga efektif sebesar 6,18 persen per tahun dan piutang diakui pada akhir tahun ke 1 sampai 3
Rp
Jumlah terutang konstruksi di tahun I 525
Piutang akhir tahun 525
Bunga efektif di tahun ke 2 atas piutang
pada akhir tahun 1 (6,16% x Rp 525) 32 Jumlah terutang konstruksi di tahun ke 2 525
Piutang di akhir tahun ke 2 1082
Bunga efektif di tahun ke 3 atas piutang
pada akhir tahun 2 67
Jumlah terutang untuk operasi di tahun 3
(10 x (1+20%) 12
Penerimaan kas dalam tahun 3 (200)
Piutang pada akhir tahun 3 961
Ilustrasi 1 – Pemberi Konsesi Memberikan Aset Keuangan
• Diasumsikan operator mendanai perjanjian sepenuhnya dengan utang dan saldo laba.
Operator membayar bunga sebesar 6,7 persen per tahun atas saldo utang.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jml
Penerimaan - - 200 200 200 200 200 200 200 200 1.600
Biaya kontrak (500) (500) (10) (10) (10) (10) (10) (110) (10) (10) (1.180)
Biaya pinjaman - (34) (69) (61) (53) (43) (33) (23) (19) (7) (342)
Arus masuk (keluar) net -500 -543 121 129 137 147 157 67 171 183 78
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jml
Pendapatan 525 525 12 12 12 12 12 122 12 12 1.256
Biaya kontrak (500) (500) (10) (10) (10) (10) (10) (110) (10) (10) (1.180)
Pendapatan keuangan - 32 67 59 51 43 34 25 22 11 344
Biaya pinjaman - (34) (69) (61) (53) (43) (33) (23) (19) (7) (342)
Laba neto 25 23 - - - 2 3 14 5 6 78
Arus kas
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
Ilustrasi 1 – Pemberi Konsesi Memberikan Aset Keuangan
• Banyak kemungkinan jenis perjanjian. Tujuan dari contoh ini adalah untuk mengilustrasikan perlakuan akuntansi untuk beberapa ciri yang umumnya ditemukan dalam praktik.
• Diasumsikan bahwa periode perjanjian hanya sepuluh tahun dan penerimaan tahunan dari operator konstan selama periode tersebut. Periode perjanjian mungkin jauh lebih panjang dan pendapatan tahunan dapat meningkat dengan berjalannya waktu, sehingga perubahan laba neto dari tahun ke tahun dapat lebih besar.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah terutang dari
pemberi konsesi (a) 525 1082 961 862 695 550 396 343 117 12 Kas (utang) (500) (1034
) (913) (784) (647) (500
) (343) (276
) (305
) (78 )
Aset neto 25 48 48 48 48 50 53 67 72 78
Laporan Posisi Keuangan
(a). Jumlah terutang dari pemberi konsesi pada awal tahun ditambah pendapatan dan
pendapatan keuangan yang diperoleh di tahun terkait dikurangi penerimaan di tahun terkait (b) Utang pada awal tahun ditambah arus kas neto di tahun terkait
Ilustrasi 1 – Pemberi Konsesi Memberikan Aset Keuangan
• Persyaratan perjanjian mensyaratkan operator untuk membangun jalan, menyelesaikan pembangunannya dalam waktu dua tahun.
• Memelihara dan mengoperasikan jalan tersebut sesuai standar yang ditetapkan selama delapan tahun (yaitu tahun ke 3-10).
• Operator harus melapisi jalan pada akhir tahun ke 8. Aktivitas pelapisan merupakan penghasil pendapatan.
• Persyaratan perjanjian mensyaratkan memperkenankan operator menarik tariff tol dari pengguna jalan. Operator memperkirakan bahwa jumlah kendaraan akan stabil
selama masa kontrak dan operator akan menerima tariff tol sebesar 200 dari tahun ke 3 – 10.
Tahun Rp
Jasa Konstruksi 1 500
2 500
Jasa operasi (per tahun) 3-10 10
Pelapisan jalan 8 100
Ilustrasi 2 – Pemberi Konsesi Memberikan Aset Tak Berwujud
• Operator memberikan jasa konstruksi kepada pemberi konsesi yang ditukar engan aset tak berwujud yaitu hak untuk menarif tariff tol dari pengguna jalan tol pada tahun 3-10.
• Operator mengestimasi jumlah kendaraan stabil dan akan diterima pendapatan dari penerimaan tol sebesar 200 setiap tahun dari tahun 3-10
• Operator akan mengakui aset tak berwujud menurut PSAK 19 aset tak berwujud
• Amortisasi dilakukan selama masa kontrak selama 8 tahun 1084/8 = 135 per tahun
• Operator mengakui biaya pendapatan dan biaya kontrak sesuai PSAK 34, sehingga terdapat laba sebesar 25.
• Pengguna jalan membayar jasa public maka operator akan mengakui pendapatan tol.
• Kewajiban pelapisan diakui sesuai PSAK 57, diestimasi sejak jalan tersebut selesai mulai tahun ke-3 sampai dengan tahun 8
Rp
Jasa Konstruksi pada tahun 500x(1+5%) 525
Kapitalisasi biaya pinjaman 34
Jasa konstturksi tahun 2 500x(1+5%) 525
Aset tak berwujud tahun 2 1.084
Ilustrasi 2 – Pemberi Konsesi Memberikan Aset Tak
Berwujud
• Operator mengakui pendapatan dan biaya kontrak sesuai
dengan PSAK 34: Akuntansi Kontrak Konstruksi, yaitu dengan mengacu pada tahap penyelesaian konstruksi. Operator
mengukur pendapatan kontrak pada nilai wajar imbalan yang diterima atau piutang. Jadi, dalam setiap tahun 1 dan 2 operator mengakui biaya konstruksi dalam laporan laba rugi sebesar
Rp500 dan pendapatan konstruksi sebesar Rp525 (biaya ditambah 5 persen) dan, karenanya, laba konstruksi sebesar Rp25.
• Para pengguna jalan membayar layanan publik pada saat yang sama ketika mereka menerima jasa tersebut, yaitu ketika mereka menggunakan jalan. Oleh karena itu operator mengakui
pendapatan tol ketika menerima tarif tol.
Ilustrasi 2 – Pemberi Konsesi Memberikan Aset Tak
Berwujud
• Kewajiban operator untuk pelapisan timbul sebagai akibat dari penggunaan jalan selama tahap operasi. Kewajiban diakui dan diukur sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi, yaitu pada estimasi terbaik pengeluaran yang disyaratkan untuk menyelesaikan
kewajiban kini pada akhir periode pelaporan.
• Kewajiban operator untuk pelapisan timbul sebagai akibat dari penggunaan jalan selama tahap operasi. Kewajiban diakui dan diukur sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi, yaitu pada estimasi terbaik pengeluaran yang disyaratkan untuk menyelesaikan
kewajiban kini pada akhir periode pelaporan.
3 4 5 6 7 8 Total
Kewajiban timbul pada tahun 17 dengan diskonto sebesar 6%
12 13 14 15 16 17 87
Kenaikan provisi awal tahun
karena berjalannya waktu 0 1 1 2 4 5 13
Total beban diakui dalam laba
rugi 12 14 15 17 20 22 100
Ilustrasi 2 – Pemberi Konsesi Memberikan Aset Tak
Berwujud
• Operator mendanai perjanjian sepenuhnya dengan utang dan saldo laba. Operator membayar bunga sebesar 6,7 persen per tahun atas saldo utang.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumla
h
Penerimaan - - 200 200 200 200 200 200 200 200 1.600
Biaya kontrak (500) (500) (10) (10
) (10) (10) (10) (110
) (10
) (10
) (1.180) Biaya pinjaman - (34) (69) (61
)
(53) (43) (33) (23) (19 )
(7) (342) Arus masuk (keluar)
net 1-500 2 -5433 121 1294 5137 6147 7157 867 171 1839 10 Jumla78 h
Pendapatan 525 525 200 200 200 200 200 200 200 200 2.650
Amortisasi - - (13
5) (135
) (13
6) (13
6) (13
6) (136
) (135
) (13
5) (1.18 4) Biaya pelapisan - - (12) (14) (15) (17) (22) - - - (100 Biaya kontrak
lain (50
0) (50
0) (10) (10) (10) (10) (10) (110
) (10) (10) (1.08 0) Biaya pinjaman - - (69) (61) (53) (43) (33) (23) (19) (7) (342)
Laba neto 25 25 (26) (20) (14) (6) 1 9 36 48 78
Arus kas
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
Ilustrasi 2 – Pemberi Konsesi Memberikan Aset Tak
Berwujud
Ilusrasi 2
• Contoh ini hanya berlaku untuk satu jenis dari banyak kemungkinan jenis perjanjian.
Tujuan dari contoh ini adalah untuk mengilustrasikan perlakuan akuntansi untuk beberapa ciri yang umumnya ditemukan dalam praktik. Untuk membuat ilustrasi sejelas mungkin, diasumsikan bahwa periode perjanjian hanya sepuluh tahun dan penerimaan tahunan dari operator konstan selama periode tersebut. Dalam
praktiknya, periode perjanjian mungkin jauh lebih panjang dan pendapatan tahunan dapat meningkat dengan berjalannya waktu. Dalam keadaan demikian, perubahan laba neto dari tahun ke tahun dapat lebih besar.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah terutang dari
pemberi konsesi (a) 525 1082 961 862 695 550 396 343 117 12
Kas (utang) (500) (1034) (913) (784) (647) (500) (343) (276) (305) (78)
Kewajiban pelapisan - - (12 (26) (41) (58) (78) - - -
Aset neto 25 50 24 4 (10) (16) (15) (6) 90 78
Laporan Posisi Keuangan
Ilustrasi 3 Aset keuangan dan Aset tak berwujud
• Perjanjian mensyaratkan operator membangun jalan.
• Estimasi laba 5%
• Persyaratan perjanjian memperkenankan operator untuk menarik tariff tol dari pengguna jalan. Selain konsesi memberikan jaminan operator
pembayaran minimal sebesar 700 dan bunga 6.18%. Operator memperkirakan penerimaan stabil selama 8 tahun sebesar 200.
• Nilai penerimaan akan dibagi menjadi dua 700 adalah aset keuangan dan sisanya adalah aset tak berwujud.
• Aset keuangan di tahun 1 sebesar 350 dan 175 aset tak berwujud.
• Penerimaan tol terdiri dari jaminan pemberi konsesi dan penghasilan
keuangan 700+237 = 937 dan akan dialokasikan selama 8 tahun atau
per tahun 117
Ilustrasi 3 Aset keuangan dan Aset tak berwujud
• Persyaratan perjanjian jasa mensyaratkan operator untuk membangun jalan, menyelesaikan pembangunannya dalam waktu dua tahun, kemudian
mengoperasikan dan memelihara jalan tersebut sesuai standar yang ditetapkan selama delapan tahun (yaitu tahun ke 3 - 10).
• Persyaratan perjanjian juga mengharuskan operator untuk melapisi jalan ketika permukaan asli telah memburuk dibawah kondisi yang telah ditetapkan.
Operator mengestimasikan akan melakukan pelapisan pada akhir tahun ke 8.
Perjanjian akan berakhir pada akhir tahun 10. Operator mengestimasikan biaya yang terjadi untuk memenuhi kewajibannya sebagai berikut:
Tahun Rp
Jasa Konstruksi 1 500
2 500
Jasa operasi (per tahun) 3-10 10
Pelapisan jalan 8 100
Ilustrasi 3 Aset keuangan dan Aset tak berwujud
• Operator mengestimasikan imbalan sehubungan dengan jasa konstruksi sebesar biaya ditambah 5 persen.
• Persyaratan perjanjian memperbolehkan operator untuk menagih tarif tol dari pengguna jalan. Selain itu, pemberi konsesi menjamin operator pada jumlah minimum sebesar Rp700 dan bunga sebesar 6,18 persen untuk mencerminkan waktu penerimaan kas. Operator memperkirakan bahwa jumlah kendaraan akan stabil selama masa kontrak dan operator akan menerima tarif tol sebesar Rp200 pada setiap tahun dari tahun ke 3 sampai ke 10.
• Untuk tujuan ilustrasi ini, diasumsikan bahwa seluruh arus kas terjadi pada akhir
tahun
Ilustrasi 3 Aset keuangan dan Aset tak berwujud
• Hak kontraktual untuk menerima kas dari pemberi konsesi untuk jasa dan hak untuk membebankan pengguna terhadap layanan publik harus dianggap
sebagai dua aset yang terpisah sesuai PSAK. Oleh karena itu, dalam perjanjian ini perlu untuk membagi imbalan operator menjadi dua komponen: komponen aset keuangan berdasarkan jumlah yang dijamin dan aset tidak berwujud untuk sisanya.
Nilai wajar
Jasa konstruksi Biaya
perkiraan + 5%
Jasa operasi Biaya perkiraan + 20%
Pelapisan jalan Biaya perkiraan + 10%
Suku Bunga Efektif 6.18% per tahun