dari setiap pedagang maupun pembeli, terjalinnya silaturahmi dari masyarakat Duri. Hal yang paling utama dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Duri karena mampu memperkenalkan dan mempublikasikan hasil bumi di setiap desa yang mempunyai ciri khas dari setiap hasil bumi yang dihasilkan.
B. Saran
merasa sangat jauh dari kata sempurna dan mungkin masih banyak kekurangan baik dari segi pembahasan, teori, cara penulisan sehingga itu penulis sangat mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Utama.
Harmoko, R. 2005. Kecerdasan Emosional. Binuscareer : Jakarta
Goleman, Daniel. 2000. Emotional Intelligence (terjemahan). Jakata : PT Gramedia Pustaka Utama.
Gardner, Howard. 2003. Kecerdasan Majemuk. (Terjemahan Drs. Alexander Sindoro). Batam Centre: Interaksara.
Chaplin, J.P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Chaplin, J. P. (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan bagi anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta
Kurnia, I. 2003. Studi Keanekaragaman Jenis Burung Untuk Pengembangan Wisata Birdwatching di Kampus IPB Darmaga. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Woolfson, R.C. (2005). Mengapa Anakku Begitu?. Jilid 1. Jakarta:Erlangga Elizabeth B. Hurlock. 1978. Perkembangan Anak: Jakarta: Penerbit Erlangga Hart. H. Craine. L.E. and Hart. D.J. 2003. Kimia organik. Edisi Kesebelas.
Erlangga. Jakarta
Suriadi, Rita Yuliani., 2006, Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta:
Sagung Setia.
Aditya Reza, Regina, 2010, Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara (skiripsi). Universitas Diponegoro, Semarang
Yusuf, Syamsu. 2008. Psikologi Perkembangan Anak. Bandung: Remaja Rosdakarya
Willie Wijaya. (2004). Kamus Lengkap Inggris-Indonesia. Semarang: Bintang Jaya.
Salovey P, and Mayer J. 1990. Emotional Intlegence, Imagination, cognition, and Personality. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Bar-On, R. (2000). Emotional and social intelligence: Insights from the Emotional Quotient Inventory (EQ-i). In R. Bar-On and J. D. A. Parker (Eds.), Handbook of emotional intelligence. San Francisco: Jossey-Bass.
Daryanto. (2010). Media pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Asmara.2009. Prestasi Belajar.Bandung.PT. Remaja Rosdakarya.
Hetika. (2008). Pembelajaran Menurut Aliran Kognitif. (Online). Edisi 11 April 2008.
Harjati. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Best, John. W. (19820. Metodologi Penelitian Pendidikan (Terjemahan oleh) Sanapiah Faisal). Surabaya: Usaha Nasional.
Nawawi, Hadari. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial, Jakarta: University Press.
Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.
Makassar
ABSTRAK
Realitas Pertukaran Sosial Masyarakat Duri pada Hari Pasar di Baraka Kabupaten Enrekang, Skripsi. Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pembimbing Ruliaty sebagai pembimbing I dan Muhammad Nawir sebagai pembimbing II.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu apa yang menyebabkan sehingga terjadinya pertukaran sosial masyarakat Duri pada hari pasar di Baraka Kabupaten Enrekang, bagaimana dampak dari pertukaran sosial masyarakar Duri pada hari pasar di Baraka Kabupaten Enrekang.
Tujuan penelitian ini adalah (i) Untuk mengetahui bagaimanakah penyebab terjadinya pertukaran sosial masyarakat Duri pada hari Pasar di Baraka Kabupaten Enrekang. (ii) Untuk mengetahui apakah dampak dari pertukaran sosial masyrakat Duri pada hari pasar di Baraka Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memahami realitas pertukaran sosial masyarakat Duri pada hari pasar, informan ditentukan secara purpusive sampling, berdasarkan karakteristik informan yang telah ditetapkan yaitu pedagang, pembeli dan pengelolah pasar Baraka. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, dokumentasi, dan wawancara mendalam.
Teknik analis data melalui berbagai tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, sedangkan teknik keabsahan data menggunakan triagulasi sumber, waktu dan teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (i) Setiap Desa memiliki hasil bumi yang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis tanah, sumber air di setiap Desa, cara bertani dan berkebun, pola pikir petani dan pekebun. (ii) Dapat meningkatkan tingkat taraf ekonomi Masyarakat Duri yang mampu memperkenalkan hasil bumi di setiap daerah masing-masing dan memotivasi diri untuk memproduksi lebih banyak hasil bumi dan lebih berkualitas. (iii) Hubungan silaturahmi antar suku Duri makin terjalin, meningkatnya gotong royong, kerja sama serta hubungan saling ketergantungan satu sama lain kerena mampu memenuhi kebutuhan hidup.
Kata Kunci : Realitas Sosial, Pertukaran Sosial, Masyarakat dan Pasar.
mengumpulkan biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan, kebutuhan akan adanya pranata ekonomi yang mengatur pola perdagangan masih belum mendesak dan tidak penting. Tiap-tiap keluarga umumnya bisa memenuhi kebutuhannya secara subsisten dari hasil usahanya sendiri, sehingga kemungkinan persinggungan dan kepentingan orang lain nyaris tidak ada.
Tetapi, lain soal ketika orang-orang mulai membutuhkan sesuatu dari orang lain, seperti tetangga maupun kerabatnya. Desakan akan kebutuhan barang- barang di luar apa yang dimilikinya menyebabkan warga masyarakat disadari atau tidak mulai terasa perlu untuk mengatur proses pertukaran menurut kaidah-kaidah tertentu yang disepakati. Pada masyarakat seperti inilah proses pertukaran barang kemudian distandarisasi, diatur, bisa diramalkan, dan dianggap. Kaidah yang mengatur masalah produksi, distribusi, pemakaian, barang dan jasa yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia. Sepanjang jumlah barang dan jasa yang dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia jumlahnya relatif mencukupi tiap-tiap kelangsungan hidup manusia dan tiap-tiap warga masyarakat bisa dengan mudah memperolehnya, setajam apa pun perbedaan kepentingan yang ada tidaklah akan menjadi masalah mendesak.
Dalam definisi sempit, pasar dapat didefinisikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli yang saling melakukan transaksi jual beli. Di dalam pasar terjadi kegiatan transaksi tawar menawar maupun jual beli terjadi.
Dilihat dari karakteristiknya, terdapat tipe pasar tradisional dan moderen. Pasar tardisional menurut Geertz, tidak sekedar lapangan dengan bangsal-bangsal dan bangau-bangau yang terletak di tengah kota di mana orang diperbolehkan saling tipu, tetapi lebih dari itu, pasar adalah lembaga perekonomian dan cara hidup yang keseluruhan dibentuk dan bergerak dinamis seiring dengan perkembangan pasar itu sendiri. Adapun pasar moderen banyak berkembang di perkotaan yang ditandai sifatnya impersonal dan harga barang yang dijual ditentukan dengan sistem bandrol. Harga tidak ditentukan melalui proses tawar-menawar antar penjual dan pembeli.
Pasar Baraka termasuk salah satu pasar sentral yang ada di Enrekang, karena pasar Baraka tempat berkumpulnya masyarakat Duri seluruh Kecamatan Baraka bahkan ada yang di luar dari Kecamatan Baraka melakukan transaksi jual beli sehingga terjadi interaksi sosial antara pedagang dan pembeli. Dalam proses transaksi jual beli yang ada di pasar Baraka terjadi nilai kebutuhan yang tertukar sehingga adanya ketergantungan satu sama lain yang dimana terjadi proses sosial asosiatif.
Enrekang, masyarakat Duri, dipengaruhi kultur dari kebudayaan Toraja, Bugis maupun Mandar, masyarakat Duri dituturkan oleh penduduk di Kecamatan Alla’, Baraka, Malua, Buntu Batu, Masalle, Baroko, Curio, dan Kecamatan Anggeraja.
Salah satu tempat transaksi jual beli masyarakat Duri yaitu pasar Baraka, pasar Baraka bertempat di kelurahan Baraka, Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang yang hanya dilaksanaan pada hari Senin dan Kamis. Masyarakat Duri umumnya bermukim di Pengunungan dengan keadaan tanah yang cukup subur sehingga mempunyai hasil bumi yang melimpah dan setiap Desa mempunyai hasil bumi yang berbeda-beda seperti beras, gula merah, bawang merah, sayur-mayur, buah- buahan, kerajinan tangan dan sebagainya. Pasar Baraka adalah pasar yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Duri karena tempat transaksi jual beli hasil bumi atau adanya nilai tukar suatu barang yang saling membutuhkan dan saling ketergantungan satu sama lain.
Ciri khas pertama dari pasar Baraka yaitu masyarakat Duri melakukan transaksi tidak semata-mata menggunakan uang namun mereka menggunakan barang atau jasa yang diperoleh dari hasil bumi di setiap Desa, hasil bumi kemudian dijual dan hasil jualan kembali digunakan untuk membeli kebutuhan pokok atau hasil bumi yang tidak dihasilkan di Desa tersebut. Masyarakat Duri tidak hanya mengandalkan uang namun lebih kepada hasil bumi yang didapatkan.
Ciri khas kedua yaitu hasil bumi yang diperoleh dan diperdagangkan namun tidak laku atau masih mempunyai lebih, inisiatif pedangan berusaha untuk mencari cara bagaiman supaya hasil buminya tidak dipulangkan kembali, karena jika dipulangkan kembali akan rugi, sehingga itu mencari pedang lain untuk menukarkan barang atau jasa dengan lobi atau kesepakatan yang sudah ditetapkan.
Contohnya pedangan yang satu memiliki beras dan pedagang yang satu memiliki gula merah, maka mereka menukarkan barangnya tersebut sesuai dengan kesepakatan yang sudah ditetapkan karena keduanya membutuhkan barang tersebut. Maka di sinilah adanya nilai kebutuhan yang tertukar. Berbeda dengan pasar-pasar lain, pasar Baraka masih melakukan kegiatan kearifan lokal sebagi budaya masyarakat Duri sampai sekarang dengan kehidupan yang moderen saat ini.
LANDASAN TEORI
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teori solidaritas mekanis dan organik, teori pertukaran sosial, dan teori Adam Smith. Teori solidaritas mekanis dan organik di populerkan oleh Durkheim yang tertarik pada cara yang berubah yang menghasilkan solidaritas sosial, dengan kata lain cara
tanggung jawab yang mirip. Sebaliknya, suatu masyarakat dicirikan oleh solidaritas organik dipersatukan oleh perbedaan-perbedaan di antara orang-orang, oleh fakta bahwa semuanya mempunyai tugas-tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Proses transaksi jual beli di pasar terjadi interaksi antar aktor, setiap anggota masyarakat yang ingin terlibat dalam kegiatan transaksi mereka melakukan interaksi antar masyarakat Duri lainnya dengan berupa interaksi bersifat asosaitif agar aktor dalam ekonomi seperi pedagang, pembeli dan pengelolah pasar baraka dapat menerima keberadaannya. Masyarakat solidaritas mekanis bersatu kerena mereka semua terlibat dalam kegiataan-kegiatan yang mirip, kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan transaksi jual beli hasil bumi yang dihasilkan oleh masing-masing daerah. Sehingga itu masyarakat Duri dalam hal ini aktor ekonomi sadar akan tanggung jawab yang harus dijaga kerena meraka sudah mengaggap dirinya bagian dari orang-orang yang terlibat transaksi di pasar Baraka.
Baik transaksi bentuk uang, pertukaran hasil bumi, dan jasa. Sebaliknya, suatu masyarakat dicirikan oleh solidaritas organik dipersatukan oleh perbedaan- perbedaan di antara orang-orang, oleh fakta bahwa semuanya mempunyai tugas- tugas dan tanggung jawab yang berbeda kaitan antar pembahasan dari hasil penelitian yang terjadi di pasar Baraka berkumpulnya masyarakat Duri di pasar Baraka, meraka sadar bahwa meraka berasal dari dearah yang berbeda-beda bahkan belum pernah bertemu sebelumnya walupun mempunyai suku yang sama namun belum pernah melakukan interaksi sebelumnya, sehingga terjadinya interaksi sosial asosialtif karena mempunya kegiatan-kegiatan yang mirip yaitu melakukan perdagangan hasil bumi yang diproduksi sendiri. Dan melakukan kegiatan-kegiatan selanjutnya yaitu pertukaran sosial untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Teori pertukaran melihat bahwa manusia terus menerus terlibat dalam memilih diantara perilaku-perilaku alternatif, dengan pilihan mencerminkan biaya dan ganjaran yang diharapkan berhubungan dengan garis-garis perilaku altetnatif itu. Dalam rangka interaksi sosial aktor mempertimbangkan untung ruginya.
Kegiatan transaksi jual beli hasil bumi yang masyarakat Duri lakukan di pasar Baraka adanya pertukaran bukan hanya transaksi hasil bumi namun tindakan- tindakan yang mendukung para pelaku ekonomi sehingga pelaku lainya menerima contohnya pedagang menjual hasil bumi kepada pembeli dengan sikap jujur, produksi yang berkualitas, sopan-santun maka terjadi kesepakatan harga untng rugi dengan timbal balik saling ketergantungan satu sama lain. Dan jika tindakan- tindakan yang dilakakan terus-menerus oleh pedagang maka timbul rasa kepuasan tersendiri dari seorang pembeli berupa imbalan membeli hasil bumi dengan harga yang cukup mahal.
2. Keinginan untuk bebas dan keterkaitan para rasa sopan-santun terhadap orang lain. Rasa sopan santun adalah suatu kebutuhan untuk mempertahankan diri dalam kehidupan masyarakat, dalam kegiatan transaksi di pasar Baraka agar memudahkan hasil bumi terjual maka harus ada interaksi sesama pembeli dan pedagang dengan tindakan sopan santun agar adanya hubungan timbal balik dan saling menguntungkan satu sama lain oleh kedua belah pihak.
3. Kebiasaan untuk bekerja, menghasilkan apa yang dibutuhkan, dan kecendrungan untuk mengadakan pertukaran hasil produksi sendiri dengan hasil produksi orang lain. Tindakan seperti ini mengaggap bahwa dia tidak mampu hidup tanpa orang lain sehingga itu untuk memperoleh kebutuhan hasil bumi yang lain harus melakukan kerja sama dan mengadakan pertukaran dengan produksi lainnya sehingga kebutuhan yang tidak mampu dipenuhi dapat terpenuhi oleh orang lain. Contohnya untuk mendapatkan sayur, pedagang beras harus menjual beras dan uang yang di dapatkan dari hasil jualan bersa digunakan untuk membeli sayur. Begitupula dengan kebutuhan lainnya.
Dari teori yang dikemukakan oleh Adam Smith, jelas bahwa dampak dari pertukaran sosial yang terjadi di pasar Baraka itu jelas adanya kerena masyarakat Duri mampu berinteraksi, salin menghargai, sopan santun dan adanya kebiasaan untuk mengadakan pertukaran hasil produksi dengan hasil produksi orang lain.
Sehingga dengan demikian mempermudah melakukan pertukaran sosial transaksi jual beli hasil bumi. Dengan demikian terjalinlah hubungan saling ketergantungan satu sama lain karena mereka tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, silaturahmi semakin erat, goto-royong, kegiatan masih tradisional masyarakat Duri semakin meningkat dan selain itu juga peningkatan taraf ekonomi semakin berkembang dan maju sehingga memotivasi diri untuk menghasilkan hasil bumi yang berkualitas dan bertambah tidak hanya dapat memenuhi pasokan di pasar Baraka namun mampu mengekspor diluar pasar Baraka ataupun di luar Kabupaten Enrekang.
PEMBAHASAN
Pada dasarnya pasar adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli.
Pasar adalah daerah atau tempat (area) yang didalamnya terdapat kekuatan- kekuatan permintaan dan penawaran yang saling bertemu dan membentuk suatu harga. Konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang dan jasa untuk uang adalah transaksi. Ada dua peran pasar, pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi dn alokasi sumber daya dalam masyarakat. Pasar baraka merupakan pasar kedua terbesar di kabupaten
Bungin, Anggeraja, Pasui dan lain sebagainya. Kebanyakan yang diperjual belikan yaitu hasil bumi dalam jangka panjang seprti cengkeh, kopi, padi, kakao, merica dan lain sebagainya. Sedangkan hasil bumi dalam jangka pendek yaitu berupa palawija seperti bawang merah, tomat, lombok, sayur-mayur, buah dan lain sebagainya.
Berbicara pertukaran dalam masyarakat maka menyinggung kajian para ekonomi dalam pertukaran ekonomi, pasar, dan ekonomi. Sedangkan masyarakat dianggap sebagai sesuatu yang diluar, dia dipandang sebagai sesuatu yang telah ada (given). Sebaliknya, sosiologi memandang ekonomi sebagai bagian dari integral dari masyarakat dengan melakukan ceteris paribus terhadap fakrot-faktor yang dipandang berpengaruh terhadap suatu kenyataan sosial. Sebaliknya sosiologi terbiasa melihat kenyataan secara holistik, melihat kenyataan saling kait- mengait antar berbagai faktor. Dengan demikian, sosiologi ekonomi selalu memusat perhatian pada:
1. Analisis sosiologis terhadap proses ekonomi, misalnya proses terbentuknya harga antar pelaku ekonomi, proses terbentuknya kepercayaan dalam situasi tindakan ekonomi, atau proses terjadinya perselisihan dalam tindakan ekonomi.
2. Analisis hubungan dan interaksi antar ekonomi dan istitusi dari masyarakat, seperti hubungan antara ekonomi dan agama, pendidikan, statifikasi sosial, demokrasi dan politik.
3. Studi tentang perubahan istitusi dan parlementer budaya yang menjadi konteks bagi landasan ekonomi dari masyarakat, contohnya semangat kewirausahaan di kalangan santri, kapital budaya (cultural capital) pada masyarakat nelayan atau etos kerja di kalangan pekerja tambang.
Ciri khas pertama dari pasar Baraka yaitu masyarakat Duri melakukan transaksi tidak semata-mata menggunakan uang namun mereka menggunakan barang atau jasa yang diperoleh dari hasil bumi di setiap Desa, hasil bumi kemudian dijual dan hasil jualan kembali digunakan untuk membeli kebutuhan pokok atau hasil bumi yang tidak dihasilkan di Desa tersebut. Masyarakat Duri tidak hanya mengandalkan uang namun lebih kepada hasil bumi yang didapatkan.
Ciri khas kedua yaitu hasil bumi yang diperoleh dan diperdagangkan namun tidak laku atau masih mempunyai lebih, inisiatif pedangan berusaha untuk mencari cara bagaiman supaya hasil buminya tidak dipulangkan kembali, karena jika dipulangkan kembali akan rugi, sehingga itu mencari pedang lain untuk menukarkan barang atau jasa dengan lobi atau kesepakatan yang sudah ditetapkan.
Contohnya pedangan yang satu memiliki beras dan pedagang yang satu memiliki gula merah, maka mereka menukarkan barangnya tersebut sesuai dengan kesepakatan yang sudah ditetapkan karena keduanya membutuhkan barang
di sekelilingya. Dunia sosial Veeger (dalam Burhan, 2015:4) adalah realitas dunia sosoial itu berdiri sendiri di uar individu, yang menurut kesan kita bahwa realitas itu ada. Tidak ada definisi singkat dari pertuaran sosial namun muncul teori pertukaran pertamaka kali dikemukakan oleh George Homans. Pertukaran terjadi dalam beberapa matriks antara lain pertukaran langsung, pertukaran tergeneralisasi dan pertukaran produktif. Dalam pertukaran langsung timbal balik dibatasi oleh kedua aktor yang terlibat. Pertukaran tergeneralisasi melibatkan timbal balik yang bersifat tidak langsung. Realitas pertukaran sosial yang terjadi di pasar Baraka sudah dilakukan sejak lama dan dalam kurun waktu yang terus menerus.
Adapun penyebab terjadinya pertukaran sosial masyarakat Duri pada hari pasar di Baraka adalah karena setiap Desa memiliki hasil bumi yang berbeda- beda yang disebabkan oleh jenis tanah, topografi wilayah kabupaten Enrekang pada umumnya bervariasi berupa perbukitan, pengunungan, lembah dan sungai dari permukaan laut serta tidak mempunyai wilayah pantai dengan ketinggian yang berbeda-beda sehingga setiap daerah memeiliki keseburan yang berbeda- beda pula.
Sumber air disetiap desa, desa pedalaman, cara bertani dan berkebun, pola pikir dari para petani dan pekebun. Jenis hasil bumi yang berbeda-beda kerena ada jenis hasil bumi dalam jangka panjang dan jangka pendek. Jenis hasil bumi jangka panjang seperti cengkeh, kopi, merica, kakao, padi dan lain sebagainya. Sedangkan hasil bumi dalam jangka waktu pendek atau palawija contohnya sayur-mayur, kacang-kacangan, bawang merah, buah-buahan dan lain sebagainya. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Duri harus melakukan pertukaran sosial dengan masyarakat Duri lainnya. Pertukaran sosial telah dilakukan oleh orang-orang terdahulu walaupun menjadi kebutuhan juga menjadi tradisi masyarakat Duri, meskipun sudah dipengaruhi oleh zaman moderen namun masih dengan cara-cara yang tradisional. pasar tidak menentu terkadang mahal dan terkadang murah. Pedagang sebagai produsen dimana mereka yang menanam sendiri hasil bumi tersebut dan hasilnya di jual di pasar Baraka. Kegiatan jual beli antara pedagang dan pembeli di pasar Baraka berlangsung dengan baik, dan hasil penjualan dari hasil bumi tersebut digunakan oleh para pedagang untuk membeli komoditi kebutuhan lain yang tidak bisa mereka penuhi. Hasil bumi dipasarkan dengan sistem jual beli dengan 2 cara yaitu, secara grosir dan secara eceran. Secara grosir, biasanya penjual menjual barangnya ke pedagang yang lain, biasanya transaksi jual beli tersebut berlangsung mulai dari jam 06.00 sampai jam 09.00 pagi. Sedangkan dengan cara eceran, penjual menjual sendiri barangnya secara langsung kepada pembeli.
Dengan harga yang lebih tinggi dari penjualan barang secara grosir namun lebih memakan waktu yang lebih lama, mulai dari 09.00 pagi sampai jam 17.00 sore.
dihasilkan.
METODE PENEITIAN
Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatifi. Penelitian deskriptif kualitatif adalah salah satu jenis penelitian yang termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif memandang kenyataan sebagai konstruksi sosial, individu atau kelompok menarik atau memberi makna kepada suatu kenyataan dengan mengkonstruksinya.
Realitas yang terjadi di pasar Baraka menjadi kajian dalam penelitian ini.
proses transaksi yang dilakukan masyarakat Duri menjadi ciri khas dari daerah tersebut. Walaupun dengan cara-cara ynag tradisional dan dilakukan secara terus- menerus sampai sekarang ini walupun dengan keadaan moderen seperti sekarang ini.
Dalam hal ini tentunya fakta-fakta yang berkaitan dengan realitas pertukaran sosoial masyarakat Duri paada hari pasar. Penelitian ini di laksanakan di pasar Baraka, keluraha Baraka, Kecamatan Baraka kabupaten Enrekang. Pemilihan lokasi tersebut dengan alasan bahwa lokasi tersebut sangat strategis, selain itu juga pasar Baraka merupakan pasar yang sangat berkembang dan salah satu pasar tradisional terbesar di kabupaten Enrekang.
SIMPULAN
1. Berdasarkan hasil penelitian penyebab terjadinya pertukaran sosial masyarakat Duri pada hari pasar di Baraka adalah kerena setiap Desa memiliki hasil bumi yang berbeda-beda yang disebabkan oleh jenis tanah, sumber air disetiap desa, desa pedalaman, cara bertani dan berkebun, pola pikir dari para petani dan pekebun. Jenis hasil bumi yang berbeda-beda kerena ada jenis hasil bumi dalam jangka panjang dan jangka pendek. Jenis hasil bumi jangka panjang seperti cengkeh, kopi, merica, kakao, padi dan lain sebagainya. Sedangkan hasil bumi dalam jangka waktu pendek atau palawija contohnya sayur-mayur, kacang-kacangan, bawang merah, buah-buahan dan lain sebagainya. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat Duri harus melakukan pertukaran sosial dengan masyarakat Duri lainnya. Pertukaran sosial telah dilakukan oleh orang-orang terdahulu walaupun menjadi kebutuhan juga menjadi tradisi masyarakat Duri, meskipun sudah dipengaruhi oleh zaman moderen namun masih dengan cara-cara yang tradisional.