BAB V PENUTUP
B. Saran Penulis
Berdasarkan dari kesimpulan di atas, adapun saran-saran yang di berikan, yaitu :
1. Regulasi yang di buat oleh pemerintah seharusnya para supir harus mematuhi aturan yang telah di tetapkan untuk tidak menaikkan dan menurungkan penumpang di luar terminal dan dapat menjadikan terminal sebagai awal keberangkatan dan akhir kedatangan penumpang.
2. Pembinaan, Pemerintah seharunya melakukan sosialisasi kepada seluruh supir angkut yang melakukan pelanggaran yang menaikkan dan menurungkan penumpang di luar terminal.
3. Pengawasan, Pemerintah seharusnya melakukan pengawasan di terminal liar secara rutin agar para supir mengetahui tentang pengawasan tersebut dan pemilik kendaraan mobil plat hitam yang merupakan anggota perwira agar
di berikan sanksi atau tindakan oleh aparat negara yang mempunyai kewenangan.
4. Sanksi administrasi, Kepolisian Lalu Lintas Polrestabes Kota Makassar dan Dinas Perhubungan Kota Makassar dalam memberikan sanksi kepada para supir yang melakukan pelanggaran harus lebih tegas seperti mencabut surat izin trayek serta melakukan penahanan kepada mobil plat hitam yang mengambil penumpang agar mendapatkan efek jerah.
5. Faktor penghambat
a) Pemilik kendaraan yang merupakan oknum perwira yang seharusnya mematuhi peraturan agar di berikan surat teguran agar kendaraannya tidak mengambil penumpang atau barang.
b) Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro selaku pengelola terminal seharusnya tidak memungut retribusi terlalu banyak kepada para supir dan penumpang agar mereka tidak mengeluh untuk masuk ke dalam terminal.
c) Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro selaku pengelola terminal seharusnya lebih memperhatikan keadaan terminal seperti menertibkan para buruh angkut yang meresahkan calo penumpang dan Menggantikan sarana troly agar memudahkan calon penumpang untuk mengankat barangnya.
67
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita Rahardjo .2011. Manajemen Pemerintah Daerah.Yogyakarta : PT Graha Ilmu.
Ali Faried dan Alam Syamsu, 2012. Studi kebijakan pemerintah. Bandung : PT Repika aditama.
Eko. 2013. Pengertian Peranan. (Online). http. //Eko. com/2013/05/Pengertian Peranan. Html. Diakses 09.16 wita hari kamis 12 Desember 2014.
Hisman Syamsi. 2011. Skripsi peranan motivasi taruna dalam proses belajar mengajar pada balai pendidikan dan pelatihan ilmu pelayaran barombong. Makassar : STIA LAN Makassar.
Hamdi, Muchlis. 2002. Bunga Rampai Pemerintahan, Bandung: Watampone:
Yarsif Watampone.
Kansil, C. S .T, 2011. Sistem Pemerintah Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.
Labolo MuhaddaM, 2006. Memahami Ilmu Pemerintahan. Jakarta : PT Raja Grapindo Persada.
Marlok, K.E., 1995. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Jakarta : Erlanga.
Ndaraha Taliziduhu, 1997. Metode Ilmu Pemerintahan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
---. 2000. Kybernology ( ilmu pemerintahan baru ). Jakarta : Rineka Cipta.
---. 2001. Fungsi Pemerintahan. Jakarta: IIP
Osborne David dan Plastrik Peter . 2000 .Memangkas birokrasi., Jakarta : PPM Rasyid, Muhammad Ryaas. 2000. Makna Pemerintahan-Tinjau dari Segi Etika
dan Kepemimpinan. Jakarta : PT. Mutiara Sumber Widya,
---. 2002. Makna Pemerintahan di tinjau dari Segi Etika dan Kepemimpinan, Jakarta: PT. Yarsif Watampone
Syafii, Inu Kencana dkk. 2002. Sistem Pemerintahan Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Supriatna, Tjahya. 2007. Aspek Sikap Mental Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Ninmas Multima.
Sumaryadi, 2006. Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan Pemberdayaan Masyarakat . Citra Utama.
Soekanto, Soejono. 2006. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : Rajawali Press.
Sujanto, 2007. Cakrawala Otonomi Daerah. Jakarta: Sinar Grafika.
Siagian, Sondang P, 2012. Administrasi Pembangunan : konsep, Dimensi dan Strategi. Jakarta : Bumi Aksara.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta
Sembiring, Masana. 2012. Budaya Dan Kinerja Organisasi, Bandung : Fokusmedia.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Soematri Sri. 1983. Sistem-Sistem Pemerintahan Negara-Negara ASEAN, Tristo, Bandung.
Tim Penyusun Pusat Kamus, 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesi. Balai Pustaka.
Jakarta.
Widjaja, W.A.W,1997. Percontohan Otonom Daerah Di Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
Perda Kota Makassar Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Terminal Penumpang.
Surat Keputusan Wali kota Makassar Nomor : 510/kep/551.23/2004 memutuskan larangan menaikkan dan menurungkan penumpang.
Surat Keputusan Wali Kota Makassar Nomor : 551.05/1181/kep/VII/2014 Pembentukan Tim Terpadu.
Utrecht. 1983. Pengantar Dalam Hukum Indonesia. Jakarta : Ichtiar Baru.
Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Iad-eds/ars 2014 Walikota harus turung tangan .fajar,makassar pada 19 Agustus 2014. (www.m.fajar.co.id) di akses 08.16 hari jumat 13 Desember 2014
Konsep peran menurut parah ahli http://adidevi69. wordpress.
com/2013/06/08/konsep-peran-menurut-beberapa-ahli/ di akses 07:10 wita hari kamis 12 juni 2014
Pemkot makassar 2014 masalah terminal bayangan di kota makassar http://www.makassarkota.go.id/berita-227-pemkot-makassar-berjanji- segera-tertibkan-terminal-bayangan.html di akses jam 08:05 wita hari rabu 11 juni 2014
Situs jurnalis warga makassar 2012 aksi demondtrasi gabungan pekerja terminal daya makassar http://makassarnolkm.com/aksi-demontrasi- gabungan-pekerja-terminal-daya-makassar/ di akses 08:15 wita hari rabu 11 juni 2014.
L A M
P
I
R
A
N
Gambar pelanggaran yang di lakukan oleh supir angkutan daerah dan mobil pribadi (plat hitam) menaikkan dan menurungkan penumpang di luar
Terminal Regional Daya (TRD)
Gambar tanda larangan menaikkan dan menurungkan penumpang yang terpasang di luar terminal
Gambar supir angkutan daerah dan mobil pribadi (plat hitam) yang sedang menunggu penumpang di luar terminal
Gambar mobil mobil pribadi (plat hitam) sedang terparkir menunggu penumpang di luar Terminal Regional Daya
Gambar mobil mobil pribadi (plat hitam) yang menghiasi terminal liar yang sedang menunggu penumpang di luar Terminal Regional Daya
Gambar mobil angkutan daerah sedang menurungkan penumpang di luar terminal
Gambar mobil pribadi (plat hitam) sedang menaikkan penumpang di luar terminal
Gambar terminal yang sangat sepi oleh mobil angkutan daerah
Gambar mobil angkutan terminal sepi dan hanya beberapa mobil yang parkir di dalam Terminal Regional Daya
Gambar beberapa mobil pribadi (plat hitam) yang sedang terparkir di area Terminal Regional Daya
Gambar Terminal Regional Daya yang sangat sepi oleh mobil angkutan
Gambar beberapa mobil bus dan angkutan daerah yang sedang terpakir menunggu penumpang di dalam terminal
Gambar Terminal Regional Daya yang sangat sepi oleh mobil angkutan daerah.
Gambar ruang tunggu terminal sepi dan hanya ada beberapa penumpang yang berada di area ruang tunggu di dalam terminal
Gambar surat-surat kendaraan yang kena razia Tim Terpadu
Gambar retribusi yang di bayar supir
DAFTAR NOMOR POLISI KENDARAAN YANG TERJARING
No No Kendaraan Plat kuning/plat hitam
1 DW 1138 UW Plat hitam
2 DD 992 ID Plat hitam
3 DD 1107 JK Plat hitam
4 DD 763 AY Plat hitam
5 DD 1303 UJ Plat hitam
6 DD 1409 AA Plat hitam
7 DD 1986 OI Plat kuning
8 DD 1387 AA Plat hitam
9 DD 1019 UC Plat hitam
10 DD 1076 XL Plat hitam
12 DC 746 BB Plat hitam
13 DD 637 0K Plat hitam
14 DD 1366 UK Plat hitam
14 DD 935 JZ Plat hitam
15 DD 1470 I Plat hitam
16 DD 1060 DC Plat hitam
17 DC 1485 CY Plat hitam
18 DC 1374 OY Plat hitam/ di tahan
19 DD 1154 DK Plat hitam
20 DD 1330 RU Plat hitam
21 DD 1232 XY Plat hitam
22 DD 1484 DB Plat hitam
23 DD 1104 QR Plat hitam
24 DD 1424 ML Plat hitam
25 DD 743 OL Plat hitam
26 DD 1412 OU Plat hitam
27 DD 1432 DY Plat hitam
28 DD 1059 DA Plat hitam
29 DD 1459 OU Plat hitam
30 DD 1498 BJ Plat hitam
31 DD 1025 OK Plat hitam
32 DD 1150 OK Plat hitam
33 DP 1918 AA Plat kuning
34 DD 1241 CX Plat hitam
35 DD 1005 AM Plat hitam
36 DD 1453 BJ Plat hitam
37 DW 1016 AZ Plat hitam
38 DW 1182 AZ Plat hitam
39 DW 1146 BK Plat hitam
40 DW 1113 DA Plat hitam
41 DD 1297 HD Plat hitam
42 DD 1361 LA Plat hitam
43 DD 1305 GD Plat hitam
44 DD 1520 C Plat kuning
45 DD 1973 DF Plat kuning
46 DW 1886 AB Plat kuning
47 DD 1838 KB Plat kuning
48 DD 1801 AF Plat kuning
49 DD 1042 BV Plat hitam
50 DD 1082 WF Plat hitam
51 DD 1140 CX Plat hitam
51 DD 1244 MG Plat hitam
53 DD 591 IM Plat hitam
54 DD 1950 GI Plat hitam
55 DD 1179 IA Plat hitam
56 DD 1678 AD Plat hitam
57 DD 1318 RB Plat hitam
58 DD 331 ON Plat hitam/ di tahan
59 DD 1208 UC Plat hitam/ di tahan
60 DD 1220 TZ Plat hitam/ di tahan
61 DD 1172 VS Plat hitam
62 DD 1329 OG Plat hitam
63 DD 1495 KA Plat hitam
64 DD 331 OM Plat hitam
65 DD 1086 XF Plat hitam
66 DD 1208 UC Plat hitam
67 DD 888 CA Plat hitam
68 DD 1220 TC Plat hitam
69 DD 1006 BM Plat hitam
70 DD 1037 DB Plat hitam
71 DD 1086 XF Plat hitam
72 DD 1473 VZ Plat hitam
73 DD 469 VD Plat hitam
74 DN 387 VD Plat hitam
75 DD 1758 0R Plat kuning
76 DD 1254 VD Plat hitam
77 DD 1151 IA Plat hitam
78 DD 1114 XB Plat hitam
79 DD 727 WB Plat hitam
80 DP 275 CD Plat hitam
81 DD 1290 OT Plat hitam/ di tahan
82 DD 1401 GM Plat hitam
83 DD 1275 GH Plat hitam
84 DD 1178 QC Plat hitam
85 DD 1096 IJ Plat hitam
86 DD 1328 RW Plat hitam
87 DD 791 ID Plat hitam
88 DD 1005 BN Plat hitam
89 DD 1724 KZ Plat kuning
90 DD 1204 KZ Plat hitam
91 DD 5760 BW Plat hitam
92 DD 1801 SD Plat kuning
93 DD 824 0R Plat hitam
94 DW 1040 LX Plat hitam
95 DD 1125 HN Plat hitam
96 DD 1058 OI Plat hitam
97 DD 1146 QK Plat hitam
98 DD 1654 FU Plat hitam/ din tahan
99 DD 1969 PG Plat hitam/ di tahan
100 DD 1053 LZ Plat hitam
101 DD 7520 AY Plat hitam
102 DD 1353 PH Plat hitam
103 DD 1145 TL Plat hitam
104 DD 1274 KZ Plat hitam/ di tahan
104 DD 1453 KT Plat hitam
106 DD 1099 PZ Plat hitam
107 DD 165 ID Plat hitam
108 DD 860 AV Plat hitam/ di tahan
109 DD 1052 QZ Plat hitam/ di tahan
110 DD 1146 BK Plat hitam
111 DD 1711 OE Plat hitam
112 DD 7740 AZ Plat hitam
113 DD 792 QF Plat hitam
114 DD 1310 EF Plat hitam
115 DD 350 OI Plat hitam
116 DD 682 OY Plat hitam
117 DD 491 OE Plat hitam
118 DD 7508 AY Plat hitam
119 DD 1843 KZ Plat hitam
120 DD 1818 OI Plat kuning
121 DD 1242 BZ Plat hitam
122 DD 1480 BC Plat hitam
123 DD 1129 OZ Plat hitam
124 DD 1064 XL Plat hitam
125 DD 951 OL Plat hitam
126 DD 1813 OI Plat hitam
127 DD 1496 BF Plat hitam
128 DD 220 IR Plat hitam
129 DD 706 OP Plat hitam
130 DD 7636 AY Plat hitam
131 DD 1159 SD Plat hitam
132 DD 1993 EK Plat hitam
133 DD 690 DA Plat hitam
134 DD 1999 AB Plat hitam
135 DD 380 IQ Plat hitam
136 DD 1220 BF Plat hitam
137 DD 1445 AZ Plat hitam
138 DD 1217 CZ Plat hitam
139 DD 123 HE Plat hitam
140 DD 1207 IC Plat hitam
141 DD 1411 JZ Plat hitam
142 DD 1885 KL Plat hitam
143 DD 1038 DA Plat hitam
144 DD 1225 AD Plat hitam
145 DD 1354 VQ Plat hitam
146 DD 1200 DZ Plat hitam
147 DD 1161 CE Plat hitam
148 DD 1314 WK Plat hitam
149 DD 1384 QO Plat hitam
150 DD 1294 IC Plat hitam
151 DD 1382 BC Plat hitam
152 DD 1024 QC Plat hitam
153 DD 436 OQ Plat hitam
154 DD 1314 MC Plat hitam
155 DD 1487 UZ Plat hitam
156 DD 777 RR Plat hitam
157 DD 7605 AB Plat hitam
158 DD 1943 OD Plat hitam
159 DD 1157 DL Plat hitam
160 DD 1871 AA Plat hitam
161 DD 1177 LH Plat hitam
162 DD 1419 DA Plat hitam
163 DD 1031 IM Plat hitam
164 DD 1789 OJ Plat kuning
165 DD 307 XU Plat hitam
166 DD 7632 AY Plat hitam
167 DD 534 JZ Plat hitam
168 DD 1480 MJ Plat hitam
169 DD 1225 AD Plat hitam
170 DD 380 JV Plat hitam/ di tahan
171 DD 1049 Plat hitam/ di tahan
172 DD 1220 TZ Plat hitam/ di tahan
173 DD 682 OP Plat hitam
174 DD 1568 QL Plat hitam
175 DD 1240 AU Plat hitam
176 DD 1370 DE Plat hitam
177 DD 1468 QL Plat hitam
178 DD 1270 IP Plat hitam
179 DD 1220 AQ Plat hitam
180 DD 1604 GB Plat hitam
181 DD 631 AK Plat hitam
182 DD 1966 OL Plat hitam
183 DD 1172 AD Plat hitam
184 DD 1014 OK Plat hitam
185 DD 117 CE Plat hitam
186 DD 1114 RR Plat hitam
187 DD 7768 BP Plat hitam
188 DD 7894 AY Plat hitam
189 DD 7831 AY Plat hitam
190 DD 1094 AF Plat hitam
191 DD 1270 DC Plat hitam
192 DD 1567 ZB Plat hitam
193 DD 1799 XC Plat kuning
194 DD 1571 EA Plat hitam
195 DP 1140 BE Plat hitam
196 DP 642 JW Plat hitam
197 DD 1102 TC Plat hitam
198 DD 460 NG Plat hitam/ di tahan
199 DD 1343 HA Plat hitam/ di tahan
200 DN 702 AW Plat hitam
201 DD 1764 W Plat hitam
202 DD 1663 AM Plat hitam
203 DD 1614 AP Plat hitam
204 DD 1739 AR Plat hitam
205 DD 1128 CT Plat hitam
206 DD 1999 AZ Plat hitam
207 DD 1765 AO Plat hitam
208 DD 232 PK Plat hitam
209 DD 1547 AD Plat hitam
210 DD 1827 KZ Plat hitam
211 DD 1061 BG Plat hitam
212 DD 1572 MA Plat hitam
213 DD 1555 PA Plat hitam
214 DD 1649 LA Plat hitam
215 DD 1671 OC Plat hitam
216 DD 1238 KZ Plat hitam
217 DD 670 NG Plat hitam
218 DD 1220 OL Plat hitam
Plat Hitam : 220 kendaraan
Plat Kuning : 15 kendaraan
219 DD 1151 JU Plat hitam
220 DD 16B DA Plat hitam
221 DD1512 AL plat kuning
222 DD 1453 KT Plat hitam
223 DD 634 AY Plat hitam
224 DD 1573 OR Plat hitam
225 DD 1607 DA Plat kuning
226 DD 496 0R Plat hitam
227 DD1890 DB Plat kuning
228 DD 601 JN Plat hitam
229 DD 1528 0F Plat hitam
230 DD 1440 JZ Plat hitam
231 DD1336 OB Plat hitam
232 DD 1102 TC Plat hitam
233 DD 460 NG Plat hitam
234 DD 1343 HA Plat hitam
235 DN 702 AN Plat hitam
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PD TERMINAL MAKASSAR METRO
BADAN PENGAWAS WALIKOTA MAKASSAR
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR OPERASIONAL DIREKTUR UMUM
BAGIAN PRODUKSI
BAGIAN PENGELOLAAN
BAGIAN KEUANGAN BAGIAN
UMUM
Seksi Pendataan Seksi Pengaturan
Parkir Seksi Anggaran
Seksi ADM &
Kepegawaian
Seksi Penagihan Seksi
Pemeliharaan Dan Kebersihan Seksi
Pembukuan Seksi
Perlengkapan
Unit Tamalate (Mallengkeri) Seksi Keamanan
dan Ketertiban Seksi Hukum
dan Humas Seksi KAS
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Peran Pemerintah Kota Makassar dalam penataan transportasi memiliki peran yang penting. Oleh karena itu, dalam perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dalam satu kesatuan sistem yang terpadu. Untuk mewujudkan keterpaduan intra dan antar moda yang lancar dan tertib, diperlukan sebuah terminal dengan dukungan aksesibilitas dan sistem sirkulasi yang baik secara internal (antar bagian wilayah kota) ataupun eksternal (antar kota) guna mengatur sistem pergerakan secara efektif dan efisien. Hal ini di dukung oleh aturan yang telah di buat pemerintah sebagai rancangan untuk memberikan rasa nyaman kepada masayarakat sebagai pengguna transportasi.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Dalam paragraf 1 pasal 33, 34, dan 37 Fungsi, Klasifikasi, dan Tipe Terminal . Perda kota Makassar Nomor 15 tahun 2006 pasal 12,13 dan 14 tentang Pengelolaan Terminal Penumpang, SK Wali kota Makassar Nomor : 510/kep/551.23/2004 memutuskan larangan menaikkan dan menurungkan penumpang pada pool ke ndaraan bus angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) dan angkutan antar kota antar provinsi (AKAP) yang terletak di luar lintasan trayek dan berada dalam wilayah kota Makassar, SK Wali Kota Nomor 551.05/1181/Kep/VII/2014 tentang pembentukan tim terpadu pembinaan, penataan, penertiban kendaraan bermotor umum/kendaraan pribadi (plat hitam) beroperasi menaikkan penumpang atau barang di luar terminal.
Tujuan utama di bentuknya pemerintahan adalah untuk menjaga suatu sistem ketertiban umum di dalam manah setiap warga masyarakat dapat menjalangkan kehidupanya secara wajar.
Terminal merupakan komponen penting dalam sistem transportasi, yang merupakan titik penumpang dan barang masuk dan keluar dari suatu sistem.
Terminal penumpang merupakan prasarana transportasi jalan untuk menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Melihat fungsi tersebut, maka terminal penumpang merupakan fungsi pelayanan publik yang memegang peranan penting dalam pengaturan sirkulasi kendaraan umum dalam trayek, yang secara luas diperlukan masyarakat.
Tingginya mobilitas manusia dari satu tempat ke tempat yang lain menyebabkan sektor transportasi memegang peranan yang sangat signifikan di dalam kehidupan rutinitas kota. Hal ini dikarenakan transportasi sebagai salah satu kebutuhan manusia untuk memindahkan orang atau barang dari tempat asal ke tempat tujuan, seperti dari rumah ke kantor, ke tempat pertemuan, ke sekolah, ke pasar, dan sebagainya. Sebagian besar masyarakat pengguna transportasi adalah pegawai, pelajar, pedagang, dan sebagainya Angkutan umum dengan sistem sewa disebut dengan angkutan umum massal yaitu layanan jasa angkutan yang memiliki trayek dan jadwal tetap contohnya adalah bus (bus besar, bus sedang, mini bus) dan kereta api. Jenis angkutan ini bukan melayani permintaan melainkan menyediakan layanan tetap, baik jadwal, tarif maupun
lintasannya. Masing-masing mempunyai pola layanan dan kebutuhan yang berbeda-beda.
Pengelolaan Terminal Regional Daya Makassar boleh dibilang jauh dari baik. Semakin hari Terminal Regional Daya semakin sepi pengunjung. Beberapa penyebab sepinya terminal adalah semakin tidak disiplinnya para pelaku usaha transportasi publik swasta. Salah satu contohnya adalah Pengangkutan Otobus atau Bis Besar yang tak masuk terminal melainkan ke pangkalan masing-masing.
Begitu pula Phanter (angkutan penumpang yang menggunakan minibus, sejenis panther dan innova) yang semakin leluasa menunggu penumpang di luar Terminal Regional Daya (TRD).
Berdasarkan pemantauan di lapangan, masalah terbesar yang dihadapi oleh TRD adalah sebagian besar mobil penumpang tidak menaikkan dan menurunkan penumpang di dalam terminal yang akhirnya menimbulkan terminal liar serta masih beroperasinya angkutan liar yang berupa mobil pribadi berplat hitam.
Pengemudi mobil angkutan lebih memilih menaikkan dan menurunkan penumpang di terminal liar yang terjadi di sepanjang jalan Perintis Kemerdekaan mulai dari depan Makoops II AURI sampai perbatasan Kota Makassar – Maros, sehingga terjadi kemacetan lalu lintas yang sangat dirasakan oleh masyarakat.
Terminal liar adalah terminal yang tidak resmi berada di lokasi strategis dan dekat dengan jalur ke arah terminal atau jalan tol, tempat itu menjadi perlintasan mobilitas penumpang, simpul pergantian moda transportasi, menggunakan jalan besar arteri atau sejenisnya, biasanya dimanfaatkan untuk angkutan bus, taksi, maupun angkutan kota, dan keberadaannya disuburkan oleh calon penumpang.
Ada beberapa alasan yang sering digunakan pengemudi dan penumpang untuk tidak masuk kedalam terminal, antara lain tentang masih banyaknya retribusi yang harus di bayar saat masuk ke dalam terminal.
Disisi lain adanya perseteruan antara calo yang beroperasi didalam terminal dengan calo yang beroperasi di luar terminal mengakibatkan para pengemudi terutama mobil penumpang (panther) yang tidak termasuk binaan calo di dalam terminal akan kesulitan untuk mendapatkan penumpang didalam terminal sehingga akhirnya mereka tetap mengambil penumpang di terminal liar.
Pemerintah atau dinas terkait sepertinya melakukan pembiaran. Hal ini tampak pada maraknya mobil-mobil penumpang antar kota dalam propinsi yang mangkal dan menunggu penumpang di luar Terminal Regional Daya. Disinyalir, ada aparat yang mendukung mereka. Tak hanya itu, mobil-mobil plat hitam pun leluasa mengambil penumpang di luar terminal.
Mobil pribadi (plat hitam) dengan bebas menaikkan dan menurunkan penumpang, tanpa ada larangan. Sepanjang jalan, penumpang juga berjejal, wajar jika kemudian, mobil angkutan daerah di Terminal Regional Daya meradang.
Karena rupanya, polisi lalu lintas pun tak berdaya menghadapi mobil-mobil plat pribasi. DPRD Makassar menuding pemerintah atau dinas terkait telah gagal mengelola sistem transportasi dengan benar. Maraknya mobil plat pribadi dinilai sebagai imbas dari sistem pelayanan di Terminal Regional Daya (TRD) yang kacau-balau.
Perilaku ini disebabkan oleh ketidak-tegasan Pemerintah dalam hal ini Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro selaku pengelola terminal,
Kepolisian Polretabes Kota Makassar, dan Dinas perhubungan Kota Makassar untuk menindak perilaku para supir dan pengusaha angkutan. Tidak ada penertiban, tidak ada larangan, sehingga penumpang dan pemilik kendaraan pun dengan santai melakukan aktifitas di luar Terminal Regional Daya.
Secara fungsional, Terminal Regional Daya adalah terminal penumpang tipe A dan merupakan terminal induk Kota Makassar yang melayani 34 trayek (rute) dengan rincian 12 trayek AKAP (Antar Kota Antar Provinsi), 19 trayek AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi), dan 3 trayek ANGKOT (Angkutan Perkotaan). Keberadaannya sangat vital dalam memberikan kontribusi bagi efisiensi perjalanan masyarakat Kota Makassar (dalam penggunaan moda angkutan umum) dan sumbangan kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Pengelolaan Terminal Regional Daya diserahkan sepenuhnya kepada suatu Perusahaan Daerah “PD. Terminal Makassar Metro” di bawah naungan Pemerintah Kota Makassar. Pelimpahan pengelolaan terminal kepada pihak perusahaan daerah adalah sebagai upaya dalam peningkatan profesionalisme manajemen pengelolaan terminal.
Penyelenggaraan pengelolaan terminal adalah diutamakan dalam rangka menunjang kelancaran mobilitas orang dan barang serta menjamin keterpaduan intra dan antar moda selain sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun dalam kenyataannya, Terminal Regional Daya terus mengalami degradasi/penurunan fungsi yang berdampak pada kurang maksimalnya pemanfaatan fasilitas terminal. Kondisi Terminal Regional Daya semakin hari kian memprihatinkan, yang ditandai dengan semakin berkurangnya volume
kendaraan dan penumpang yang masuk dan memanfaatkan terminal tersebut untuk kebutuhan naik/turun penumpang serta fasilitas perpindahan moda.
Para pekerja terminal yang tergabung dalam Gabungan Pekerja Terminal (Gabungan Pekerja Terminal Regional Daya Makassar) tak tahan lagi dengan semakin sepinya terminal. Mereka kemudian memutuskan melakukan demonstrasi untuk menunjukkan kepada publik Makassar bahwa pemerintah kota Makassar berikut jajarannya dari pihak kepolisian, perhubungan, dan perusahaan daerah terminal sedang melakukan pembiaran dan tak berpihak pada orang-orang kecil.
Secara nasional, aturan sudah jelas tidak boleh lagi menaikkan penumpang di luar terminal. Peraturan walikota dan dinas perhubungan menegaskan semua angkutan antar kota, menurunkan dan mengambil penumpang di dalam pelataran terminal yang sudah disediakan. Nyatanya, ada permainan kernet/ supir mobil dengan aparat penunggu jalan. Para sopir lebih memilih tak masuk ke dalam terminal karena harus bayar beberapa kali kalau keluar masuk terminal.
Sejumlah permasalahan yang nampak berdasarkan hasil observasi/survey di lapangan terkait dengan penurunan fungsi Terminal Regional Daya, secara rinci dijabarkan sebagai berikut :
1. Keberadaan terminal yang jauh dari pusat kota.
2. Ketidak nyamanan penumpang terkait dengan keberadaan buruh angkut, dan pedagang asongan di sekitar fasilitas terminal.
3. Kurangnya pengawasan petugas terhadap aktivitas terminal, yang mana keberadaan petugas lebih terfokus pada urusan penarikan retribusi.