• Tidak ada hasil yang ditemukan

peran pemerintah dalam penertiban terminal liar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "peran pemerintah dalam penertiban terminal liar"

Copied!
221
0
0

Teks penuh

(1)

NUR IKHSAN

No Stambuk : 105610396811

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(2)

ii Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Di susun dan Di ajukan Oleh NUR IKHSAN

No Stambuk : 105610396811

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Pemerintah Dalam Menertibkan Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Peran Pemerintah Dalam Menertibkan Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang menggambarkan secara deskriftip kualitatif tentang Peran Pemerintah Dalam Menertibkan Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar. Sumber data adalah data primer dan data sekunder, Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini terdapat informan utama tediri dari 11 orang. Tehnik analisis data dengan menganalisa hasil olahan data tersebut diinterpresetasikan dalam bentuk narasi. Sedangkan dalam pengabsahan data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi tehnik, dan triangulasi waktu.

Hasil Penelitian di lihat dari aspek Regulasi, Pembinaan, Pengawasan, Sanksi Administrasi, dan Faktor Pendukung peran pemerintah yaitu adanya pembentukan Tim Terpadu yang dibentuk oleh Wali Kota Makassar, menunjukan bahwa pemerintah atau dinas terkait seperti PD Terminal Makassar metro, Kepolisian Lalu lintas Polrestabes Kota Makassar dan Dinas Perhubungan Kota Makassar sudah berupaya menertibkan terminal liar di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar, dan menghadapi banyaknya kendala yang di temukan di lapangan. Adapun faktor penghambat peran pemerintah yaitu adanya oknum yang tidak bertangguh jawab yang membikingi mereka, banyaknya retribusi yang harus dibayar oleh supir dan penumpang untuk masuk ke dalam terminal, banyaknya buruh angkut yang berada diterminal yang sangat meresahkan penumpang, dan banyaknya calo yang berada di dalam terminal.

Kata Kunci: Peran Pemerintah, Penertiban Terminal liar

(7)

vii

melimpahkan rahmat rahmat dan hidayah-nya, sehinggah penulis dapat menyelasikan skripsi yang berjudul “ Peran Pemerintah Dalam Penertiban Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang di ajukan untuk untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dorongan dari orang tua. Oleh karena itu, Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih dan mendedikasi skripsi ini kepada keluargaku tercinta. Ibuku tersayang (Kartini) yang telah melahirkan, membesarkan, merawat ananda dengan penuh kasih sayang , memberikan kesempatan kepada ananda untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya dengan kesabaran yang begitu besar tampa keluhkesah, dan tak henti-hentinya mendoakan ananda. Terima kasih mamah. Ayahku (Nurdin) yang telah memberikan kasih sayang motivasi, kesabaran, dan pendidikan hidup yang sangat berharga bagi ananda dan senang tiasa mendoakan ananda tiada henti-hentinya. Doa cinta, kasih, sayang, didikan kepercayaan, pendidikan, dan pengorbanan mereka sangat berarti bagi ananda dan sebagai motivasi terbesar yang ananda dapatkan kemarin, saat ini, dan selamanya.

Serta teristimewa buatmu MONIQ yang selalu memberikan kasih sayang perhatian yang sangat besar bagi penulis.

(8)

viii diselesaikan.

Terselesaiknya skripsi ini bukan semata-mata karena usaha penulis sendiri, melaingkan berkat dukungan yang di peroleh penulis dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih dan rasa hormat yang sebesar-besarnya kepada bapak/ ibu :

1.

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

2.

Dr. Burhanuddin, S.Sos. M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3.

Drs. H. Muhammad Idris, M.Si selaku Penasehat Akademik.

4.

Dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

5.

Seluruh staf Akademik Fakultas dan Pegawai Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang banyak membantu pengurusan surat-surat kelenkapan selama kuliah, seminar proposal dan ujian meja (Ibu Ani, Ibu Rahma, K’Ardi, K’

Adi)

6.

H. Hakim Syahrani selaku Direktur Perusahaan Daerah Terminal Makassar metro, Bapak Muhsin R. Radja selaku Kepala Seksi Administrasi dan kepegawaian Terminal Makassar Metro yang senang tiasa meluangkan

(9)

ix

Perhubungan Kota Makassar dan Bapak Aziz Staf Pegawai Kepala Seksi Bimbingan dan Keselamatan Dinas Perhubungan Kota Makassar yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan data-data yang saya perlukan untuk menyelesaikan skripsi.

8.

Aiptu Syahrul selaku Anggota Lalu Lintas Polrestabes Kota Makassar yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan data-data yang saya perlukan.

9.

H.Syarifuddin dan Ibu Hj.Syaribulan sebagai orang tua wali yang telah memberikan dukungan.

10.

Teristimewa saudara serta sahabat seperjuangan terima kasaih atas kasih sayang perhatian tiada terhingga bagi penulis mulai kita menginjakkan kaki dii kampus sampai kita mulai mengakhiri masa-masa ini, perhatian itu takkan pernah terputus. Saudara dan sahabat yang menjadi MOTIVATOR SEJATI demi kesuksesan penulis, serta kesabaran yang diberikan dalam membantu dan menghadapi penulis. Terima kasih penulis haturkan untuk waktu yang sangat amat berharga ini.

11.

Untuk teman-temanku ( Mulyadi, Alam, zubair Gafur, Lolis, Citra, Ayu, Riska) thanks atas semua dukungan dan supportnya kawan-kawanku you are the best, semoga kalian dan kita semua sama-sama sukses mencapai target utama impian fundamental kita semua, salam dahsyat luar biasa.

(10)
(11)

xi

Halaman Penerimaan Tim ... ii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iii

Abstrak ... ... iv

Kata Pengantar ... ... v

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xi

Daftar Gambar ... xii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian . ... 8

D. Kegunaan Penelitian ... ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Peran Pemerintah ... 10

B. Konsep Terminal liar. ... 22

C. Kerangka Pikir ... ... 27

D. Fokus Penelitian ... ... 29

E. Deskripisi Fokus Penelitian... 30

BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 33

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 33

C. Sumber Data ... ... 34

D. Informan Penelitian .... ... 34

E. Tekhnik Pengumpulan ... 36

F. Tekhnik Analisis Data ... 37

G. Keabsahan Data ... ... 38

(12)

xii

B. Peran pemerintah dalam penertiban terminal ... 47

1. Regulasi .... ... 48

2. Pembinaan ... 50

3. Pengawasan ... ... 53

4. Sanksi Administrasi... ... 55

A. Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung peran pemerintah dalam menertibkan terminal liar di kawasan terminal regional daya Kota Makassar... .57

1. Faktor pendukung ... 58

2. Faktor penghambat ... 59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 64

B. Saran Penulis ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN ... 70

(13)

xiii

(14)

xiv

(15)

PERAN PEMERINTAH DALAM PENERTIBAN TERMINAL LIAR DI KAWASAN TERMINAL REGIONAL DAYA

KOTA MAKASSAR

NUR IKHSAN

No Stambuk : 105610396811

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(16)

PERAN PEMERINTAH DALAM PENERTIBAN TERMINAL LIAR DI KAWASAN TERMINAL REGIONAL DAYA

KOTA MAKASSAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Di susun dan Di ajukan Oleh NUR IKHSAN

No Stambuk : 105610396811

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(17)

i

(18)

ii

(19)

iii ABSTRAK

NUR IKHSAN (2015). Peran Pemerintah Dalam Penertiban Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar. Skripsi Di Bimbing Oleh (Muhajirah Hasanuddin dan Adnan Ma’ruf).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Pemerintah Dalam Menertibkan Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Peran Pemerintah Dalam Menertibkan Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang menggambarkan secara deskriftip kualitatif tentang Peran Pemerintah Dalam Menertibkan Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar. Sumber data adalah data primer dan data sekunder, Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini terdapat informan utama tediri dari 11 orang. Tehnik analisis data dengan menganalisa hasil olahan data tersebut diinterpresetasikan dalam bentuk narasi. Sedangkan dalam pengabsahan data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi tehnik, dan triangulasi waktu.

Hasil Penelitian di lihat dari aspek Regulasi, Pembinaan, Pengawasan, Sanksi Administrasi, dan Faktor Pendukung peran pemerintah yaitu adanya pembentukan Tim Terpadu yang dibentuk oleh Wali Kota Makassar, menunjukan bahwa pemerintah atau dinas terkait seperti PD Terminal Makassar metro, Kepolisian Lalu lintas Polrestabes Kota Makassar dan Dinas Perhubungan Kota Makassar sudah berupaya menertibkan terminal liar di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar, dan menhadapi banyaknya kendala yang di temukan di lapangan. Adapun faktor penghambat peran pemerintah yaitu adanya oknum yang tidak bertangguh jawab yang membikingi mereka, banyaknya retribusi yang harus dibayar oleh supir dan penumpang untuk masuk ke dalam terminal, banyaknya buruh angkut yang berada diterminal yang sangat meresahkan penumpang, dan banyaknya calo yang berada di dalam terminal.

Kata Kunci: Peran Pemerintah, Penertiban Terminal liar

(20)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatulahi Wabarakatu

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat rahmat dan hidayah-nya, sehinggah penulis dapat menyelasikan skripsi yang berjudul “ Peran Pemerintah Dalam Penertiban Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang di ajukan untuk untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dorongan dari orang tua. Oleh karena itu, Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih dan mendedikasi skripsi ini kepada keluargaku tercinta. Ibuku tersayang (Kartini) yang telah melahirkan, membesarkan, merawat ananda dengan penuh kasih sayang , memberikan kesempatan kepada ananda untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya dengan kesabaran yang begitu besar tampa keluhkesah, dan tak henti-hentinya mendoakan ananda. Terima kasih mamah. Ayahku (Nurdin) yang telah memberikan kasih sayang motivasi, kesabaran, dan pendidikan hidup yang sangat berharga bagi ananda dan senang tiasa mendoakan ananda tiada henti-hentinya. Doa cinta, kasih, sayang, didikan kepercayaan, pendidikan, dan pengorbanan mereka sangat berarti bagi ananda dan sebagai motivasi terbesar yang ananda dapatkan kemarin, saat ini, dan selamanya.

Serta teristimewa buatmu MONIQ yang selalu memberikan kasih sayang perhatian yang sangat besar bagi penulis.

(21)

v

Ibu Dra. Hj.Muhajirah Hasanuddin, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Adnan Ma’ruf, S.Sos, M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Terselesaiknya skripsi ini bukan semata-mata karena usaha penulis sendiri, melaingkan berkat dukungan yang di peroleh penulis dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih dan rasa hormat yang sebesar-besarnya kepada bapak/ ibu :

1.

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

2.

Dr. Burhanuddin, S.Sos. M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3.

Drs. H. Muhammad Idris, M.Si selaku Penasehat Akademik.

4.

Dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

5.

Seluruh staf Akademik Fakultas dan Pegawai Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang banyak membantu pengurusan surat-surat kelenkapan selama kuliah, seminar proposal dan ujian meja (Ibu Ani, Ibu Rahma, K’Ardi, K’

Adi)

6.

H. Hakim Syahrani selaku Direktur Perusahaan Daerah Terminal Makassar metro, Bapak Muhsin R. Radja selaku Kepala Seksi Administrasi dan kepegawaian Terminal Makassar Metro yang senang tiasa meluangkan

(22)

vi

waktunya untuk memberikan data-data yang saya perlukan untuk menyelesaikan skripsi.

7.

H. Rowa Abdullah selaku Kepala Bidang Tehnik Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan Kota Makassar dan Bapak Aziz Staf Pegawai Kepala Seksi Bimbingan dan Keselamatan Dinas Perhubungan Kota Makassar yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan data-data yang saya perlukan untuk menyelesaikan skripsi.

8.

Aiptu Syahrul selaku Anggota Lalu Lintas Polrestabes Kota Makassar yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan data-data yang saya perlukan.

9.

H.Syarifuddin dan Ibu Hj.Syaribulan sebagai orang tua wali yang telah memberikan dukungan.

10.

Teristimewa saudara serta sahabat seperjuangan terima kasaih atas kasih sayang perhatian tiada terhingga bagi penulis mulai kita menginjakkan kaki dii kampus sampai kita mulai mengakhiri masa-masa ini, perhatian itu takkan pernah terputus. Saudara dan sahabat yang menjadi MOTIVATOR SEJATI demi kesuksesan penulis, serta kesabaran yang diberikan dalam membantu dan menghadapi penulis. Terima kasih penulis haturkan untuk waktu yang sangat amat berharga ini.

11.

Untuk teman-temanku ( Mulyadi, Alam, zubair Gafur, Lolis, Citra, Ayu, Riska) thanks atas semua dukungan dan supportnya kawan-kawanku you are the best, semoga kalian dan kita semua sama-sama sukses mencapai target utama impian fundamental kita semua, salam dahsyat luar biasa.

(23)

vii

(24)

viii

DAFTAR ISI

Halaman Perasetujuan ... i Halaman Penerimaan Tim ... ii Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iii Abstrak ... ... iv Kata Pengantar ... ... v Daftar Isi ... ix Daftar Tabel ... xi Daftar Gambar ... xii BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... ... 1 B. Rumusan Masalah ... 7 C. Tujuan Penelitian . ... 8 D. Kegunaan Penelitian ... ... 8 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Peran Pemerintah ... 10 B. Konsep Terminal liar. ... 22 C. Kerangka Pikir ... ... 27 D. Fokus Penelitian ... ... 29 E. Deskripisi Fokus Penelitian... 30 BAB III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 33 B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 33 C. Sumber Data ... ... 34 D. Informan Penelitian .... ... 34 E. Tekhnik Pengumpulan ... 36 F. Tekhnik Analisis Data ... 37 G. Keabsahan Data ... ... 38

(25)

ix

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi obyek penelitian ... ... 40 1. Letak Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro ... 40 2. Visi dan Misi Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro... 40 3. Tugas dan tanggun jawab struktur organisasi ... 40 B. Peran pemerintah dalam penertiban terminal ... 47 1. Regulasi .... ... 48 2. Pembinaan ... 50 3. Pengawasan ... ... 53 4. Sanksi Administrasi... ... 55 A. Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung peran pemerintah dalam

menertibkan terminal liar di kawasan terminal regional daya Kota Makassar... .57 1. Faktor pendukung ... 58 2. Faktor penghambat ... 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 64 B. Saran Penulis ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN ... 70

(26)

x

DAFTAR TABEL Daftar Judul Tabel

Tabel 1 Tabel informan Penelitian ... 35

(27)

xi

DAFTAR GAMBAR Daftar Gambar

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir ... 29

(28)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Peran Pemerintah Kota Makassar dalam penataan transportasi memiliki peran yang penting. Oleh karena itu, dalam perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dalam satu kesatuan sistem yang terpadu. Untuk mewujudkan keterpaduan intra dan antar moda yang lancar dan tertib, diperlukan sebuah terminal dengan dukungan aksesibilitas dan sistem sirkulasi yang baik secara internal (antar bagian wilayah kota) ataupun eksternal (antar kota) guna mengatur sistem pergerakan secara efektif dan efisien. Hal ini di dukung oleh aturan yang telah di buat pemerintah sebagai rancangan untuk memberikan rasa nyaman kepada masayarakat sebagai pengguna transportasi.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Dalam paragraf 1 pasal 33, 34, dan 37 Fungsi, Klasifikasi, dan Tipe Terminal . Perda kota Makassar Nomor 15 tahun 2006 pasal 12,13 dan 14 tentang Pengelolaan Terminal Penumpang, SK Wali kota Makassar Nomor : 510/kep/551.23/2004 memutuskan larangan menaikkan dan menurungkan penumpang pada pool ke ndaraan bus angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) dan angkutan antar kota antar provinsi (AKAP) yang terletak di luar lintasan trayek dan berada dalam wilayah kota Makassar, SK Wali Kota Nomor 551.05/1181/Kep/VII/2014 tentang pembentukan tim terpadu pembinaan, penataan, penertiban kendaraan bermotor umum/kendaraan pribadi (plat hitam) beroperasi menaikkan penumpang atau barang di luar terminal.

(29)

Tujuan utama di bentuknya pemerintahan adalah untuk menjaga suatu sistem ketertiban umum di dalam manah setiap warga masyarakat dapat menjalangkan kehidupanya secara wajar.

Terminal merupakan komponen penting dalam sistem transportasi, yang merupakan titik penumpang dan barang masuk dan keluar dari suatu sistem.

Terminal penumpang merupakan prasarana transportasi jalan untuk menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Melihat fungsi tersebut, maka terminal penumpang merupakan fungsi pelayanan publik yang memegang peranan penting dalam pengaturan sirkulasi kendaraan umum dalam trayek, yang secara luas diperlukan masyarakat.

Tingginya mobilitas manusia dari satu tempat ke tempat yang lain menyebabkan sektor transportasi memegang peranan yang sangat signifikan di dalam kehidupan rutinitas kota. Hal ini dikarenakan transportasi sebagai salah satu kebutuhan manusia untuk memindahkan orang atau barang dari tempat asal ke tempat tujuan, seperti dari rumah ke kantor, ke tempat pertemuan, ke sekolah, ke pasar, dan sebagainya. Sebagian besar masyarakat pengguna transportasi adalah pegawai, pelajar, pedagang, dan sebagainya Angkutan umum dengan sistem sewa disebut dengan angkutan umum massal yaitu layanan jasa angkutan yang memiliki trayek dan jadwal tetap contohnya adalah bus (bus besar, bus sedang, mini bus) dan kereta api. Jenis angkutan ini bukan melayani permintaan melainkan menyediakan layanan tetap, baik jadwal, tarif maupun

(30)

lintasannya. Masing-masing mempunyai pola layanan dan kebutuhan yang berbeda-beda.

Pengelolaan Terminal Regional Daya Makassar boleh dibilang jauh dari baik. Semakin hari Terminal Regional Daya semakin sepi pengunjung. Beberapa penyebab sepinya terminal adalah semakin tidak disiplinnya para pelaku usaha transportasi publik swasta. Salah satu contohnya adalah Pengangkutan Otobus atau Bis Besar yang tak masuk terminal melainkan ke pangkalan masing-masing.

Begitu pula Phanter (angkutan penumpang yang menggunakan minibus, sejenis panther dan innova) yang semakin leluasa menunggu penumpang di luar Terminal Regional Daya (TRD).

Berdasarkan pemantauan di lapangan, masalah terbesar yang dihadapi oleh TRD adalah sebagian besar mobil penumpang tidak menaikkan dan menurunkan penumpang di dalam terminal yang akhirnya menimbulkan terminal liar serta masih beroperasinya angkutan liar yang berupa mobil pribadi berplat hitam.

Pengemudi mobil angkutan lebih memilih menaikkan dan menurunkan penumpang di terminal liar yang terjadi di sepanjang jalan Perintis Kemerdekaan mulai dari depan Makoops II AURI sampai perbatasan Kota Makassar – Maros, sehingga terjadi kemacetan lalu lintas yang sangat dirasakan oleh masyarakat.

Terminal liar adalah terminal yang tidak resmi berada di lokasi strategis dan dekat dengan jalur ke arah terminal atau jalan tol, tempat itu menjadi perlintasan mobilitas penumpang, simpul pergantian moda transportasi, menggunakan jalan besar arteri atau sejenisnya, biasanya dimanfaatkan untuk angkutan bus, taksi, maupun angkutan kota, dan keberadaannya disuburkan oleh calon penumpang.

(31)

Ada beberapa alasan yang sering digunakan pengemudi dan penumpang untuk tidak masuk kedalam terminal, antara lain tentang masih banyaknya retribusi yang harus di bayar saat masuk ke dalam terminal.

Disisi lain adanya perseteruan antara calo yang beroperasi didalam terminal dengan calo yang beroperasi di luar terminal mengakibatkan para pengemudi terutama mobil penumpang (panther) yang tidak termasuk binaan calo di dalam terminal akan kesulitan untuk mendapatkan penumpang didalam terminal sehingga akhirnya mereka tetap mengambil penumpang di terminal liar.

Pemerintah atau dinas terkait sepertinya melakukan pembiaran. Hal ini tampak pada maraknya mobil-mobil penumpang antar kota dalam propinsi yang mangkal dan menunggu penumpang di luar Terminal Regional Daya. Disinyalir, ada aparat yang mendukung mereka. Tak hanya itu, mobil-mobil plat hitam pun leluasa mengambil penumpang di luar terminal.

Mobil pribadi (plat hitam) dengan bebas menaikkan dan menurunkan penumpang, tanpa ada larangan. Sepanjang jalan, penumpang juga berjejal, wajar jika kemudian, mobil angkutan daerah di Terminal Regional Daya meradang.

Karena rupanya, polisi lalu lintas pun tak berdaya menghadapi mobil-mobil plat pribasi. DPRD Makassar menuding pemerintah atau dinas terkait telah gagal mengelola sistem transportasi dengan benar. Maraknya mobil plat pribadi dinilai sebagai imbas dari sistem pelayanan di Terminal Regional Daya (TRD) yang kacau-balau.

Perilaku ini disebabkan oleh ketidak-tegasan Pemerintah dalam hal ini Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro selaku pengelola terminal,

(32)

Kepolisian Polretabes Kota Makassar, dan Dinas perhubungan Kota Makassar untuk menindak perilaku para supir dan pengusaha angkutan. Tidak ada penertiban, tidak ada larangan, sehingga penumpang dan pemilik kendaraan pun dengan santai melakukan aktifitas di luar Terminal Regional Daya.

Secara fungsional, Terminal Regional Daya adalah terminal penumpang tipe A dan merupakan terminal induk Kota Makassar yang melayani 34 trayek (rute) dengan rincian 12 trayek AKAP (Antar Kota Antar Provinsi), 19 trayek AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi), dan 3 trayek ANGKOT (Angkutan Perkotaan). Keberadaannya sangat vital dalam memberikan kontribusi bagi efisiensi perjalanan masyarakat Kota Makassar (dalam penggunaan moda angkutan umum) dan sumbangan kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Pengelolaan Terminal Regional Daya diserahkan sepenuhnya kepada suatu Perusahaan Daerah “PD. Terminal Makassar Metro” di bawah naungan Pemerintah Kota Makassar. Pelimpahan pengelolaan terminal kepada pihak perusahaan daerah adalah sebagai upaya dalam peningkatan profesionalisme manajemen pengelolaan terminal.

Penyelenggaraan pengelolaan terminal adalah diutamakan dalam rangka menunjang kelancaran mobilitas orang dan barang serta menjamin keterpaduan intra dan antar moda selain sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun dalam kenyataannya, Terminal Regional Daya terus mengalami degradasi/penurunan fungsi yang berdampak pada kurang maksimalnya pemanfaatan fasilitas terminal. Kondisi Terminal Regional Daya semakin hari kian memprihatinkan, yang ditandai dengan semakin berkurangnya volume

(33)

kendaraan dan penumpang yang masuk dan memanfaatkan terminal tersebut untuk kebutuhan naik/turun penumpang serta fasilitas perpindahan moda.

Para pekerja terminal yang tergabung dalam Gabungan Pekerja Terminal (Gabungan Pekerja Terminal Regional Daya Makassar) tak tahan lagi dengan semakin sepinya terminal. Mereka kemudian memutuskan melakukan demonstrasi untuk menunjukkan kepada publik Makassar bahwa pemerintah kota Makassar berikut jajarannya dari pihak kepolisian, perhubungan, dan perusahaan daerah terminal sedang melakukan pembiaran dan tak berpihak pada orang-orang kecil.

Secara nasional, aturan sudah jelas tidak boleh lagi menaikkan penumpang di luar terminal. Peraturan walikota dan dinas perhubungan menegaskan semua angkutan antar kota, menurunkan dan mengambil penumpang di dalam pelataran terminal yang sudah disediakan. Nyatanya, ada permainan kernet/ supir mobil dengan aparat penunggu jalan. Para sopir lebih memilih tak masuk ke dalam terminal karena harus bayar beberapa kali kalau keluar masuk terminal.

Sejumlah permasalahan yang nampak berdasarkan hasil observasi/survey di lapangan terkait dengan penurunan fungsi Terminal Regional Daya, secara rinci dijabarkan sebagai berikut :

1. Keberadaan terminal yang jauh dari pusat kota.

2. Ketidak nyamanan penumpang terkait dengan keberadaan buruh angkut, dan pedagang asongan di sekitar fasilitas terminal.

3. Kurangnya pengawasan petugas terhadap aktivitas terminal, yang mana keberadaan petugas lebih terfokus pada urusan penarikan retribusi.

(34)

4. Ketidak disiplinan para pengemudi/operator yang lebih memilih menaikkan dan menurunkan penumpang di luar terminal, seperti terminal liar pada sepanjang ruas Jalan Perintis Kemerdekaan.

5. Banyaknya calo yang beroprasi di dalam terminal.

6. Kondisi fasilitas terminal yang kurang terawat.

7. Minimnya informasi yang ada, baik yang terkait dengan keberadaan fasilitas maupun kaitannya dengan kebutuhan perjalanan penumpang, dalam hal ini informasi mengenai rute/trayek, jadwal perjalanan, dan tarif perjalanan.

8. Minimnya ketersediaan rambu-rambu dan penerangan di malam hari

Dampaknya adalah, terminal sepi pengunjung dan pekerja di dalam terminal kehilangan pelanggan. Di dalam terminal banyak warga Makassar menggantungkan hidup mereka dengan pekerjaan apa adanya. Mereka adalah pencari penumpang, pedagang asongan, pedagang dengan kios (yang masih cicil), warung makan, dan sebagainya. Jika hal ini berkelanjutan, maka para pekerja terminal akan kehilangan pendapatan untuk menghidupi keluarga dan kebutuhan lain dalam rumah tangga mereka.

Memahami pentingnya masalah Penertiban Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar, maka penulis tertarik untuk memilih judul : “Peran Pemerintah Dalam Penertiban Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di latar belakang diatas,maka penulis kemudian mengurai dan membatasi beberapa pokok permasalahan yang berhubungan

(35)

dengan keberadaan Terminal Liar di Kawasan Daya Kota Makassar, kemudian di tuangkan dalam rumusan masalah yang meliputi :

1. Bagaimana Peran Pemerintah Dalam Menertibkan Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar ?

2. Faktor- faktor apa yang menghambat dan mendukung Peran Pemerintah Dalam Menertibkan Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Peran Pemerintah Dalam Menertibkan Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat dan mendukung Peran Pemerintah Dalam Menertibkan Terminal Liar Di Kawasan Daya Kota Makassar.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian dan penulisan ini berakhir,manfaat yang di harapkan oleh penulis adalah :

1. Kegunaan Teoritis

Kegunaan teori ini adalah memperkaya khasanah dan wawasan di dalam meningkatkan Peran Pemerintah Dalam Menertibkan Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Regional Daya Kota Makassar.

(36)

2. Kegunaan Praktis a) Bagi penulis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta mengaplikasikan dan mensosialisasikan teori yang di peroleh selama perkuliahan.

b) Bagi peneliti selanjutnya .

Penelitian ini di harapkan dapat menjadi wahana pengetahuan mengenai peran pemerintah bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang peran pemerintah.

c) Bagi lembaga

Dapat di gunakan oleh dinas perhubungan dalam rangka merumuskan kebijakan di bidang transportasi khususnya untuk penertiban terminal liar agar lebih efisien dan lebih efektif.

d) Bagi masyarakat

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi masyarakat di kota Makassar.

(37)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep peran pemerintah

1. P engertian Peran

Istilah peran merupakan terjemahan dari kata “function“, “job”, atau

“work”. Stogdil dalam buku gaya kepimpinan - pendekatan bakat situasional Rustandi, (Hisman, 2008:7) menyimpulkan bahwa peran pemimpin menurut teori klasik, meliputi :

1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 3. Pengendalian

Dalam implementasinya kadang-kadang di tambahkan dengan koordinasi supervisi, dan motivasi tetapi tambahan itu sesungguhnya hanya merupakan perincian dari perang pengadilan.

Peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat di harapkan di miliki oleh yang berkedudukan di masyarakat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:845)

“peranan adalah bagian dari tugas utama yang di laksanakan. Hal ini senada dengan apa yang di ungkapkan dengan oleh Soekanto (2006:268), Peranan adalah aspek dinamis dari kedudukan tertentu apabila seseorang melaksankan hak-hak tertentu serta kewajiban sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalangkan perannya.

Peran berasal dari kata peran yang berarti sesuatu yang menjadi bagian atau memegan pimpinan yang terutama. Peranan atau role juga di artikan sebagai suatu

(38)

kelakukan yang di harapkan dari oknum dan antar hubungan sosial tertentu yang berhubungan dengan status sosial tertentu.melihat pengertian ini,jika di kaitkan dengan pengertian peranan dalam pemerintah kecamatan adalah tugas dan wewenan pemerintah kecamatan sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.

Peranan adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku (Eko, 2013).

Agar pemerintah dapat melaksanakan sesuai tujuan yang telah di tetapkan maka harus menjalangkan peranannya.

Setiap orang memiliki macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal ini sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat atau lingkungannya kepadanya.

2. Pengertian Pemerintah

Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, Sedangkan pemerintah berasal dari kata perintah. Rasyid dalam Supriatna (2007:2) mengatakan bahwa pemerintahan mengandung makna mengatur (UU), mengurus (mengelola) dan memerintah (memimpin) dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan bagi kepentingan rakyat.

Istilah pemerintahan adalah suatu ilmu dan seni. Di sebut sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan karena memnuhi syarat-syaratnya, yaitu dapat di pelajari dan di ajarkan, memiliko objek material mau formal, sifatnya universal, sistematis serta spesifik dan di katakan sebagai seni, karena banyak pemimpin

(39)

pemerintaha yang tampa pendidikan tampa pendidikan pemerintahan maupun berkiat serta dengan kharismatik menjalankan roda pemerintahan. ( Inu Kencana Syafii dkk, 2002 :11)

Osborn dan Plastrik (2000:55) mengemukakan bahwa pemerintah merupakan lembaga yang besar, kompleks dan ruwet.

Menurut Kuper dalam Labolo (2006:14), istilah government (pemerintah) dan segalah bentuk implikasinya merupakan jantung dari studi ilmu politik.

Pemerintah di sebut goverment ( latin gubernare, greak kybernan, artinya to steer mengemudikan atau mengendalikan), sehingga semula, lamban pemerintahan itu berbentuk kemudi kapal.

Melalui perdebatan tentang pemerintah, maka kita dapat melihat defenisi pemerintah dari Suryadinigrat (1992:10) bahwa pemerintah bisa di artikan sebagai badan tertinggi yang memerintah suatu wilayah.

Rasyid (2002:14) mengemukakan tugas-tugas pokok pemerintahan:

1. Menjamin keamanan negara dari segalah kemungkinan serangan dari luar,dan menjaga agar tidfak terjadi pemberontakan dari dalam yang dapat menggulingkan pemerintahan yang sah melalui cara-cara kekerasan.

2. Memelihara ketertiban dengan mencegah terjadinya konflik di antar masyarakat, menjamin agar perubahan apa pung yang terjadi di dalam masyarakat dapat berlangsung secara damai.

3. Menjamin di terapkanya perlakuan yang adil kepada setiap warga masyarakat tanpa membedakan status apa pung yang melatarbelakangi status mereka.

(40)

4. Melakukan pekerjaan umum dan memberikan pelayanan dalam bidang- bidang yang tidak mungkin di kerjakan oleh lemabaga non pemerintahan atau yang akan lebih baik di kerjakan oleh pemerintahan.

5. Melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan,membantu orang miskin dan memelihara orang cacat, jompo dan anak terlantar, menampung serta menyalurkan para gelandangan ke sektor kegiatan yang produktif dan semacamnya.

6. Menerapkan kebijakan ekonomi yang menguntunkan masyarakat luas, seperti mengendalikan laju inflasi, mendorong penciptaan lapangan kerja baru, memajukan perdagangan domestik dan antar bangsa serta kebijakan lain yang secara langsung menjamin peningkatan ketahanan ekonomi negara dan masyarakat.

7. Menerapkan kebijakan untuk memelihara sumber daya alam dan lingkungan hidup seperti air tanah dan hutan.

Pada umumnya yang di sebut pemerintah suatu kelompok individu yang mempunyai wewenang tertentu untuk melaksanakan kekuasaan. Dengan demikian pemerintah suatu negara ini mempunyai hal untuk mengatur dan mengurus urusanya sendiri atau rumah tangga nasional dan memiliki kekuasaan untuk melaksanakan yang sifatnya memaksa, apa bila tersebut bersangkut paut dengan kepentingan negara. Pada umumnya keberadaan Pemerintah memiliki pengaruh perekonomian pada tingkat yang berbeda-beda.

Konsep “pemerintah “ di defenisikan dalam konteks pemerintahan yang oleh suryadiningrat dalam Ali dan Alam Syamsu (2012:6) di indikator oleh

(41)

adanya hubungan berlangsung dalam kerangka pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan.

Menurut Hamdi (2002:8) fungsi pemerintah yakni melakukan pengaturan dan memberikan pelayanan. Pengaturan dalam arti menegaskan bingkai kesepakatan kehidupan kolektif, agar terdapat kepastian dan pelaku yang memberikan kemanfaatan pada kepentingan umum. Pelayanan terhadap hak- hak masyarakat berisi kegiatan untuk memudahkan masyarakat menikmati hidupnya yang patut atau pantas sesuai dengan nilai- nilai dan martabat kemanusiaannya.

Sedangkan pelayanan terhadap kewajiban masyarakat berisi kegiatan untuk memampukan masyarakat memahami kepatuhan kolektif yang semestinya dikembangkan.

Menurut Sembiring (2012:3) fungsi pemerintah negara termasuk pemerintah daerah dimanapun berada, sekurang-kurangnya melakukan fungsi pelayanan (services), fungsi pengaturan (regulation), dan fungsi pemberdayaan (empowering), dalam upaya mewujudkan tata kelolah pemerintahan yang baik (good governance).

Pemerintahan adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Pemerintah juga adalah organ yang berwenang memproses pelayanan publik dan berkewajiban memproses pelayanan sipil bagi setiap orang dalam sebuah hubungan pemerintahan, sehingga setiap anggota masyarakat yang bersangkutan menerimanya pada saat di perlukan sesuai dengan tuntutan (harapan) yang di perintah.

(42)

Beberapa arti penting di lihat dari segi luas dan sempit :

1. Pemerintah dalam arti luas merupakan suatu aparatur atau alat perlekapan Negara dalam rangka menjalangkan tugas dan kewenangan /kekuasaan Negara, baik kekuasaan legislatif, ekesekutif, maupun yudikatif. Apa bila kita lihat pada Negara Indonesia saat ini dengan mengacu Undang-Undang Dasar 1945 sebagai peraturan perundang-undangan yang tinggi, pemerintahan dalam arti luas tersebut mencakup MPR, Presiden, DPR, MK, DPD, BPK, dan MA.

2. Pemerintah dalam arti sempit lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif saja.

Pemerintahan adalah sebuah sistem multiproses yang bertujuan memenuhi dan melindungi kebutuhan dan tuntutan yang di perintah akan jasa publik dan layanan sipil.Pemerintahan juga bisa di artikan sebagai sekumpulan orang-orang yang mengelola kewenangan-kewenangan, melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan serta pembangunan masyarakat dari lembaga-lembaga di manah mereka di tempatkan.

Proses dimana pemerintahan seharusnya bekerja menurut fungsinya di rumuskan oleh Rasyid (2000:59) menjadi 2 bagian.

1. Fungsi pelayanan ( publik service) 2. Fungsi pembangunan ( depelopment ) 3. Fungsi pemberdayaan ( empowering ) 4. Fungsi pengaturan ( rugalation )

(43)

Pemerintahan adalah gejala sosial artinya terjadi di dalam hubungan antara anggota masyarakat, baik individu dengan individu, kelompok dengan kelompok.

Gejala ini terdapat pada suatu saat ini di dalam sebuah masyarakat. Di mana seseorang suatu kelompok dalam proses atau interaksi sosial terlihat dominan terhadap orang kelompok lain Ndraha, (1997:6-7).

Ndraha (2001 : 85), fungsi pemerintahan tersebut kemudian di bagi menjadi 2 (dua) macam fungsi, yaitu:

1. pemerintah mempunyai fungsi primer atau fungsi pelayanan(service), sebagai provider jasa publik yang baik diprivatisasikan dan layanan civil termasuk layanan birokrasi.

2. pemerintah mempunyai fungsi sekunder atau fungsi pemberdayaan (empowerment), sebagai penyelenggara pembangunan dan melakukan program pemberdayaan. Dengan begitu luas dan kompleksnya tugas dan fungsi pemerintahan, menyebabkan pemerintah harus memikul tanggung jawab yang sangat besar.

Ndraha (2000:115) mengatakan bahwa pemerintah memegang pertanggung jawaban atas kepentingan rakyat dan pemerintah adalah semua bebang yang memproduksi, mendistribusikan, atau menjual alat pemenuhan masyarakat berbentuk jasa publik dan layanan sipil.

Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu negara, seperti kabinet yang merupakan suatu pemerintah. Istilah pemerintahan di artikan dengan perbuatan , hal urusan, dan sebagainya.(Sri Soematri, 1976 :17)

(44)

Kata pemerintah juga di kemukakan (Utrech 1986:28) bahwa Pemerintah di artikan sebagai tindakan yang terus menerus atau kebijaksanaan dengan menggunakan suatu rencana maupun akal dan tata cara tertentu untuk mencapai tujuan yang di kehendaki.

Pemerintahan sesungguhnya merupakan upaya mengelola kehidupan bersama secara baik dan benar guna mencapai tujuan yang di sepakati atau di inginkan bersama.pemerintahan dapat di tinjau dari sejumlah aspek penting seperti kegiatan (dinamika), struktur fungsional maupun tugas dan kewenaganya.kegiatan pemerintahan berkaitan dengan segala aktivitas yang terorganisasi, bersumber pada kedaulatang rakyat dan negara, serta demi tujuan negara. Struktur fungsional menyangkut pemerintahan sebagai seperangkat fungsi negara yang satu sama lain saling berhubungan secara pungsional dan melaksanakan fungsinya atas dasar tertentu demi tujuan negara. Sementara tugas dan wewenangnya berhubungan dengan keseluruhan tugas dan kewenangan negara yang di lakukan oleh pemerintah, Labolo, (2006:24)

Menurut widjaja (1998:40) pemerintah daerah adalah kepala daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah. Pernyataan ini merupakan bentuk atau bangunan menjamin adanya kemitraan (kerjasama) yang serasi antara kepala daerah dewan perwakilan rakyat daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembagian tugas dan kedudukan yang sama tinggi. Kepala daerah dan pembagian terutama pemimpin bidang eksekutip dewan perwkilan raktar daerah terutama pemimpin bidang legislatif.

(45)

Rasyid, (2000:59) membagi fungsi pemerintahan menjadi 4 bagian, yaitu pelayanan (publik service pembangunan (development), pemberdayaan (empowering) dan pengaturan (rugulation).

Pemerintah daerah harus memiliki kebijaksanaan dan kegiatan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah mengembangkan informasi investasi (kepada pihak swasta) menetapkan pengembangan dan pertumbuhan ekonomi di berbagai bidang termasuk pertanian industri kerajianan pelayanan dan jasa.

Pemerintahan pada awalnya dibentuk untuk menghindari keadaan di mana sebuah wilayah yang di huni oleh manusia mengalami sebuah kekacauan.

Keadaan itu kemudian memaksa lahirnya seseorang dengan pengaruh yang ditimbulkanya untuk membentuk kelompok dari gangguan kelompok lain. Dalam perkembangannya kelompok inilah yang menjadi kelompok istimewa untuk melakukan apa saja bagi kepentingan perlindungan dan penyelamatan.

Kelompok tersebut pada tahap selanjutnya menjadi minoritas yang memiliki otoritas tak terbatas dengan tujuan yang dapat mereka ciptakan atas nama kelempok mayoritas (rakyat) atau bahkan atas keinginan dan kehendak mereka sendiri. Kelompok tersebut kemudian menjadi pihak yang mengklaim diri sebagai satu-satunya yang paling berhak memerintahkan (pemerintah). Pemerintah kemudian diartikan sebagai sekelompok orang yang bertanggung jawab atas penggunan kekuasaan (exercixing power).

Menurut Kansil (2011:57), terdapat lima kekuasaan pemerintah Negara republik Indonesia (pemerintah dalam arti luas) menurut UUD 1945 adalah :

(46)

a. Kekuasaan menjalankan perundang-undanng Negara atau kekuasaan eksekutif yang dilakukan oleh pemerintah.

b. Kekuasaan memberikan pertimbangan kenegaraan kepada pemerintah atau kekuasaan konsulatif yang dilakukan oleh dewan pertimbangan agung.

c. Kekuasaan membentuk perundang-undang Negara atau kekuasaan legislatif yang dilakukan oleh dewan perwakilan rakyat.

d. Kekuasaan mengadakan pemeriksaan kekuasaan Negara atau kekuasaan eksaminatif, kekuasaan inspektif yang dilakukan oleh badan pemeriksaan keuangan.

e. Kekuasaan mempertahankan perundang-undangan Negara atau kekuasaan yudikatif yang dilakukan oleh mahkamah agung.

Aparatur pemerintah harus beriorentasi kemasa depan. Orientasi masa depan tidak berarti mengabaikan sejarah karena masa kini adalah produk masa depan lalu. Dalam penyelenggaraan pembangunan, aparatur pemerintah perlu memahami sejarah dan mampu belajar dari padanya agar faktor-faktor keberhasilan dapat dimanfaatkan dan dikembangkan serta pada waktu yang bersamaan kesalahan yang mungkin pernah dilakukan tidak terulang lagi.

Secara umum tingkat penerapan desentralisasi suatu Negara mendasari cara Negara (pemerintah) dalam mendefinisikan perangnya dalam rangka mencapai tujuan-tujuanya. Apakah Negara harus terlibat dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat,atau kah Negara hanya melibatkan sebatas pada bidang-bidang di luar kemanpuan masyarakat? Apakah segalah urusan harus di kendalikan perintah pusat atau sejauh mungkin di laksanakan oleh pemerintah local kacuali hal-hal

(47)

fundamental yang menyangkut kepentingan umum masyarakat Negara? Hal-hal tersebut merupakan persoalan yang signifikan.

Pemerintahan dan swasta, perbedaan cara pandang pelaksanaan fungsi pemerintahan itu di gambarkan oleh pratikno, dari perspektif liberal dan perpektif sosialis. Dari perspektif pertama bahwa Negara tidak perlu melakukan campuran tangan dalam penyediaan pelayanaan masyarakat, sementara dari perspektif terakhir diyakini kehadiran itu mutlak diperlukan.dalam persfektip liberal, kehadirang pemerintah hanya di perlukan untuk menjaga keamanan.fungsi utama pemerintah hanyalah kepolisian semntara fungsi-fungsi lainya menjadi wewenang masyarakat baik sebagai individu kelompok social maupuan pengusaha swasta.

Perspektip ini membatasi fungsi pemerintah sebagi fungsi “sisa” yaitu fungsi- fungsi penyedian barang dan jasa yang tidak biasa di sediakan oleh unit tingkah bawahannya atau pihak-pihak di luar pemerintah. Artinya pemenuhan kebutuhan hidup diawali dengan tanggun jawab individu, naik ketingkat kelompok atau unit social yang kecil, pemerintah lokal yang paling rendah salanjutnya bergulir keatas.besarnya keterlibatan pemerintah dalam pelayanan public di anggap mempunyai beberapakelemahan. Kesempurnaan mekanisme pasar di percaya akan mampu mencapai efisiensi akan terganggu.kedua di anggap memperkecil kebebasan individu dan kelompok masyarakat untuk menentukan kepentingan dan piliahnya sendiri, pada akhirnya membahayakan demokrasi.

Dinas Perhubungan merupakan Dinas Daerah yang menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perhubungan.

Dalam Surat Keputusan Walikota Makassar Nomor 55 Tahun 2008 disebutkan

(48)

tugas pokok Dinas Perhubungan adalah untuk melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Daerah di bidang Perhubungan berdasarkan asas otonomi dan pembantuan. Sementara fungsinya meliputi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan

b. Penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang perhubungan.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas operasional di bidang Perhubungan yang meliputi lalu lintas dan parkir, angkutan dan terminal, sarana dan operasional.

d. Pelaksanaan pelayanan teknis administratif Dinas

e. Pelaksanaan Tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan Tugas dan Fungsinya.

Bahwasanya di dalam upaya untuk Menertibkan Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar Maka Dinas Perhubugan Kota Makassar diharuskan untuk memaksimalkan perannya yakni sebagai pembuat kebijakan (regulator), penyedia fasilitas (fasilitator) dan sebagai pengawas (evaluator).

Sebab sebagaimana sasaran yang ingin dicapai oleh Dinas perhubugan Kota makassar adalah terciptanya pelayanan transportasi yang efektif, dalam arti aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, tarif terjangkau, tertib, teratur, lancar dan cepat, selamat, aman, mudah, tepat waktu dan nyaman, serta efisien dalam suatu kesatuan jaringan transportasi nasional (Dinas Perhubungan Kota makassar).

(49)

Dinas perhubugan sebagai pengawas (evaluator) dalam upaya-upaya peningkatan pelayanan masyarakat bidang angkutan kota di Kota Makassar Dinas perhubugan Kota Makassar sebagai Dinas yang mengatur lalu lintas dan angkutan jalan harus dapat menjadi pengawas agar tujuan dan sasaran dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana. Berikut merupakan wewenang Dinas perhubugan Kota Makassar sebagai pengawas bidang angkutan, meliputi:

1. pengawasan terhadap pelaksanan izin usaha angkutan dan izin trayek.

2. Pengawasan terhadap kelayakan kendaraan bermotor umum.

3. Pengawasan kesesuaian jalur angkutan kota.

4. Pengawasan kesesuaian tarif.

5. Penyidikan terhadap kelebihan muatan.

B. Konsep Terminal Liar

Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi yang penting dan strategi dalam pembangunan, maka perencanaan dan pengembangannya perlu ditata dalam satu kesatuan sistem yang terpadu. Untuk terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan tertib maka ditempat-tempat tertentu perlu dibangun dan diselenggarakan terminal.

Menurut Marlok (1995:269) bahwa terminal adalah titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar sistem.

Terminal merupakan salah satu komponen penting dalam sistem transportasi yang berperan sebagai titik penumpang dan barang masuk dan keluar dari suatu sistem.

(50)

Menurut Marlok (1995:267) bahwa fungsi-fungsi terminal transportasi sebagai berikut :

1. Memuat penumpang atau barang ke atas kendaraan transport serta membongkar/menurunkan. Memindahkan dari satu kendaraan ke kendaraan lain,

2. Menampung penumpang atau barang dari waktu tiba sampai waktu berangkat kemungkinan untuk memproses barang, dan menyediakan kenyamanan penumpang (misalnya pelayanan makan, dan sebagainya), 3. Menyiapkan dokumentasi perjalanan, menimbang muatan, memilih rute,

menjual tiket penumpang, memeriksa pesanan tempat,

4. Mengumpulkan penumpang dan barang didalam grup-grup berukuran ekonomis untuk diangkut dan untuk menurunkan mereka setelah tiba ditempat tujuan.

1. Fungsi Terminal

Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995. Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:

a. Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda atau kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan pribadi.

b. Fungsi terminal bagi pemerintah, adalah dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas untuk menata lalulintas dan angkutan serta menghindari dari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai

(51)

pengendali kendaraan umum.

2. Jenis Terminal

Terminal dibedakan berdasarkan jenis angkutan, menjadi:

a. Terminal Penumpang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.

b. Terminal Barang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi.

Terminal penumpang merupakan prasarana transportasi jalan untuk menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.

Terminal adalah bagian dari infrastruktur transportasi yang merupakan titik lokasi perpindahan penumpang ataupun barang. Pada lokasi itu terjadi konektivitas antar lokasi tujuan, antar modal, dan antar berbagai kepentingan dalam sistem transportasi dan infrastruktur. Pengelolaan pada berbagai hal tersebut perlu diperhatikan dan dikembangkan untuk pengembangan manajemen terminal. Kegiatan pengelolaan , “regulasi (peraturan) dan norma-norma yang disepakati akan menentukan perkembangan terminal secara terarah (coach terminal) Gromule (dalam Sujanto, 2007: 75). Terminal ini dibagi beberapa kategori yang meliputi: 1) Terminal Penumpan, 2) Terminal Barang dan 3) Terminal Peti Kemas.

(52)

Selanjutnya fungsi terminal ada tiga yaitu:

1) Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan roda transportasi.

2) Menyediakan sarana untuk simpul lalu lintas.

3) Menyediakan tempat untuk menyiapkan kendaraan.

Berdasarkan pemantauan di lapangan, masalah terbesar yang dihadapi oleh Terminal Regional Daya adalah sebagian besar bus dan mobil penumpang (panther) tidak menaikkan dan menurunkan penumpang di dalam terminal yang akhirnya menimbulkan terminal liar serta masih beroperasinya angkutan liar yang berupa mobil penumpang (panther) ber plat hitam.

Terminal liar adalah terminal yang tidak resmi berada di lokasi strategis dan dekat dengan jalur ke arah terminal atau jalan tol, tempat itu menjadi perlintasan mobilitas penumpang, simpul pergantian moda transportasi, menggunakan jalan besar arteri atau sejenisnya, biasanya dimanfaatkan untuk angkutan bus, taksi, maupun angkutan kota, dan keberadaannya disuburkan oleh calon penumpang.

Plat gantung (mobil pribadi) adalah istilah bagi kendaraan angkutan daerah yang menggunakan plat hitam. Mobil plat hitam mulai menjamur sejak tahun 2009 saat relokasi terminal dari Panaikang ke Daya. Plat hitam berpangkalan di luar Terminal Regional Daya pada beberapa terminal liar di sepanjang Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar. Belakangan, mobil pribadi (plat hitam) menjadi sarana angkutan yang justru lebih diminati penumpang.

Selain karena didominasi mobil-mobil merek terbaru, angkutan mobil pribadi (plat hitam) ini juga bebas mengantar dan menjemput dalam kota. Berbeda dengan kendaraan plat kuning yang dibatasi hanya sampai ke Terminal. Mobil

(53)

plat kuning berlaku mengantar penumpang dalam kota pada pukul 22.00 – 05.00 pagi . Mobil pribadi (plat hitam) kuasai angkutan 2015, Mobil pribadi (plat hitam) semakin merajai terminal liar di Perintis Kemerdekaan. Jumlah mereka terus bertambah tanpa bisa dikendalikan. Inilah salah satu faktor yang membuat Terminal Regional Daya mati suri.

Akibat maraknya Mobil pribadi (plat hitam), bertahun-tahun puluhan perusahaan angkutan dengan ratusan kendaraan berbagai jenis, menolak masuk berpangkalan ke terminal . Mereka memprotes tidak adanya tindakan tegas dari pemerintah. Dalam hitung-hitungan kasar, dalam setahun Terminal Regional Daya tercatat kehilangan hampir Rp 1 miliar akibat aktivitas Mobil pribadi (plat hitam) di luar Terminal . Ini belum termasuk pendapatan karcis dari penumpang.

Manajemen juga mencatat, sejak tahun 2004, Terminal Regional Daya kehilangan hingga ratusan penumpang per harinya. Secara akumulatif, dalam kurun waktu setahun, terminal kehilangan hingga satu miliar rupiah. Imbasnya mulai tampak pada denyut bisnis di Terminal Regional Daya. Lods-lods pedagang satu persatu mulai tutup. Hampir 30 persen lods tak berpenghuni sejak itu. Kondisinya kian parah tiga tahun kemudian. Banyak diantara lods yang dibiarkan rusak. Pedagang memilih tak menempati lods-lods mereka dan pindah ke tempat lain, karena Terminal Regional Daya dipandang tak lagi memberi harapan bisnis yang baik.

Bertahun-tahun situasi ini tanpa penyelesaian. Pengelola berupaya menempuh berbagai pendekatan agar mobil plat gantung bisa ditertibkan. Tetapi lagi-lagi, tawaran itu mentah. Situasi buruk memuncak pada 2011 saat puluhan

(54)

angkutan daerah memilih meremajakan mobil-mobil mereka dengan mobil prubadi (plat hitam). Terminal Regional Daya ditinggal pergi banyak angkutan daerah. Angkutan daerah memilih berpangkalan di luar terminal dan menciptakan terminal liar di jalur keluar kota. Ini adalah bentuk protes dari mereka atas kegagalan pemerintah dan pengelola terminal menertibkan plat-plat hitam.

Ada dua titik terminal liar " besar " di Perintis. Diantaranya di Kilometer 14, depan Kompleks AURI dan Kilometer 16 simpang lima Bandara Sultan Hasanuddin. Di dua titik ini, terminal liar melayani seluruh rute penumpang di wilayah utara Makassar, mulai dari Barru, Parepare, Sidrap, Pinrang, Enrekang, Bone, Wajo, Soppeng, Palopo hingga Tana Toraja. Di dua terminal liar ini, pada 2009 mulai dipenuhi mobil-mobil plat gantung. Terminal Regional Daya semakin terpuruk dengan kehadiran dua terminal liar ini. Tahun 2010, dilakukan upaya penertiban dengan melibatkan seluruh komponen pemerintah, kepolisian dan AURI. Plat gantung beroperasi dengan bebas seperti layaknya mobil penumpang berplat kuning. Awalnya, mobil-mobil plat gantung ini sempat ditertibkan, tetapi justru membuatnya tumbuh subur.

C. Kerangka Pikir

Untuk menciptakan efektifitas peran pemerintah dalam penertiban terminal liar maka ada empat indikator yang harus di ukur dalam mengetahui fungsi pemerintah. Regulasi (pengaturan), pembinaan, pengawasan, dan sanksi adminitrasi.

Regulasi dalam hal yaitu bahwa dalam rangka mengoptimalkan fungsi terminal sebagai tempat untuk mengatur kedatangan dan keberangkatan,

(55)

menaikkan dan atau menurunkan orang atau barang serta perpindahan moda angkutan maka di pandang perlu melakukan penataan dan penertiban terhadap kendaraan bermotor umum yang menaikkan dan atau menurunkan orang dan atau barang di luar terminal. Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 36 undang-undang no 22 tahun 2009 tantang lalu lintas dan angkutan jalan yang menyatakan setiap kendaraan bermotor umum wajib singgah di terminal yang sudah di tetapkan untuk menaikkan dan atau menurunkan penumpang.

Pembinaan dan penegakan hukum larangan menaikkan dan menurunkan penumpang di laksanakan oleh polwiltabes kota makassar bersama jajaranya dengan koordinasi dinas perhubungan kota makassar melakukan penataan dan penertiban terhadap kendaraan bermotor umum dan pribadi (plat hitam) yang beroperasi menaikkan dan atau menurunkan orang (penumpang) dan atau barang di luar terminal agar para sopir kembali ke terminal dan mengembalikan fungsi terminal sebagai tempat kedatangan dan keberangkatan orang (penumpang).

Pengawasan yang di lakukan oleh Dinas perhubungan di bantu dinas terkait melakukan operasi terpadu dengan cara melakukan penghentian kendaraan dan pemeriksaan surat administrasi kendaraan angkutan umum bermotor dan kendaraan pribadi (plat hitam). Melakukan patroli gabungan, melakukan penahanan dan penyitaan kendaraan bermotor, pribadi (plat hitam) yang menaikkan dan menurunkan orang dan atau barang di luar terminal.

Sanksi administrasi pelanggaran yang di lakukan atas ketentuan yang telah di tetapkan dapat di kenakan sanksi administasi pencabutan surat izin mengemudi (SIM), surat tanda nomor kendaraan (STNK) dan penanahan mobil.

(56)

Agar lebih jelas maka dapat di lihat pada bagan kerangka pikir sebagai berikut :

D. Fokus Penelitian

Pembatasan fokus penelitian sangat penting dan berkaitan dengan masalah maupun data yang di kumpulkan, dimana fokus merupakan pecahan dari masalah

Perda Kota Makassar Nomor 15 Tahun

2006 Tentang Pengelolaan Terminal

Penumpang

Peran pemerintah 1. Regulasi

2. Pembinaan 3. Pengawasan 4. Sanksi

administrasi

Faktor pendukung dan penhambat a. Faktor pendukung

1) Tim terpadu b. Faktor penghambat

1) Oknum yang tidak bertanggung jawab 2) Retribusi

3) Buruh angkut 4) Calo

Efektivitas Peran Pemerintah Dalam

Penertiban Terminal Liar

(57)

agar penelitian ini lebih terarah dan mudah dalam pencarian data, maka lebih dahulu di tetapkan fokus penelitian ini adalah :

1. Peran Pemerintah Dalam Menertibkan Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar.

2. Faktor yang Menhambat dan Mendukung Peran Pemerintah Dalam Menertibkan Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar.

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, adapun deskripsi fokus penelitian di antaranya :

1. Perda kota Makassar Nomor 15 tahun 2006 tentang pengelolaan terminal penumpang.

2. Regulasi yang di maksud adalah aturan peran pemerintah mewajibkan para sopir penumpang mengikuti aturan walikota Makassar misalnya para supir angkutan tidak boleh menaikkan dan menurungkan penumpang di luar terminal daya.

3. Pembinaan yang di maksud adalah peran pemerintah dalam melakukan pembinaan kepada para supir mobil penumpang antar daerah sehingga tidak menaikkan dan menurunkan penumpang di luar terminal daya agar fungsi terminal terlaksana dengan baik.

4. Pengawasan adalah pengawasan yang di laksanakan oleh Dinas Perhubungan dan Polwiltabes Kota Makassar kepada para supir penumpang termasuk mereka yang mempunyai mobil pribadi (plat hitam) agar tidak menaikkan dan menurunkan penumpan di luar terminal daya agar para sopir

(58)

tidak bebas menurungkan penumpang tetapi mengarahkan masuk ke terminal regional daya (TRD)

5. Sanksi administrasi yang dimaksud adalah memberikan teguran atau sanksi kepada para supir yang melanggar aturan sesuai perda yaitu pencabutan surat izin mengemudi (SIM) surat tanda nomor kendaraan (STNK) dan pencabutan surat izin trayek.

6. Faktor yang mempengaruhi adalah faktor yang dapat menghambat dan mendukung peran pemerintah dalam penertiban terminal liar di terminal regional daya Kota Makassar adalah

Faktor yang menghambat seperti :

1) Adanya oknum yang tidak bertanggun jawab ( perwira) sebagai pemilik kendaraan mobil pribadi (plat hitam) sehingga pemerintah dalam hal ini pihak Kepolisian dan Dinas Perhubungan sulit untuk melakukan penertiban.

2) Banyaknya retribusi yang harus di bayar oleh supir dan penumpang pada saat masuk ke dalam terminal sehingga terminal terlihat sangat sepi dan supir dan penumpang lebih memilih mengambil penumpang di luar terminal.

3) Banyaknya buruh angkut yang berada di dalam terminal yang menyebapkan para penumpang tidak ingin masuk ke dalam terminal karena penumpang harus membayar setiap buruh angkut yang membawa barang penumpang.

(59)

Faktor yang mendukung adalah :

1) Tim Terpadu yang di buat oleh Wali Kota Makassar yang melibatkan beberapa intansi terkait untuk menertibkan terminal liar di terminal regional daya Kota Makassar seperti Kasat lantas Polrestabes Kota Makassar, Kepala Dinas Perhubungan Kota Makassar dan Perusahaan Daerah Terminal Regional Kota Makassar.

7. Efektivitas pemerintah dalam menertibkan segala macam masalah yang ada di kota makassar khususnya penertiban terminal liar di kawasan daya Kota Makassar

(60)

33 BAB III

METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlangsung selama dua bulan mulai tanggal 26 mei sampai 26 juli 2015. Lokasi penelitian di Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro, Polrestabes Kota Makassar, dan Dinas Perhubungan Kota Makassar yang merupakan salah satu lembaga terkait tentang masalah Penertiban Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar. Alasan penelitian ini berdasar pada Dinas Perhubungan yang merupakan pelaksana kebijakan terminal yang masih belum terimplementasi dengan baik dan tidak sesuai peraturan daerah karena seharusnya para sopir tidak boleh menaikkan dan menurunkan penumpang di luar terminal.

B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan adalah penelitian deskriptip kualitatif, yaitu penelitian yang mendeskripsikan Tentang Peran Pemerintah Dalam Penertiban Terminal Liar Di Kawasan Daya Kota Makassar

2. Tipe penelitian

Peneliti menggunakan tipe penelitian fenomenologi yaitu untuk memberi gambaran tentang situasi atau fenomena sosial secara detail. Yang bertujuan mendeskripsikan sesuatu secara jelas masalah- masalah yang diteliti berdasarkan pengalaman yang di alami informan tentang peran pemerintah dalam penertiban terminal liar di kawasan terminal daya kota makassar.

(61)

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini data akan di peroleh dari dua sumber yaitu..

1. Data Primer

Data Primer yaitu data yang di peroleh oleh peneliti dari hasil observasi dan wawancara dengan informan tentang peran pemerintah dalam penertiban terminal liar di terminal kawasan Kota Makassar

2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung kepada obyek penelitian yang dapat berupa dokumen, buku, catatan-catatan, makalah, laporan, arsip, monografi, dan lain-lain, terutama yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

D. Informan Penelitian

Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan secara purposive (sengaja) yang didasarkan pada pertimbangan bahwa untuk memperoleh data yang akurat dan sesuai dengan keperluan peneliti, maka dipilih orang-orang yang berkompeten untuk memberikan informasi mengenai Peran Pemerintah Dalam Menertibkan Terminal Liar Di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar.

(62)

Adapun informan penelitian mengenai Penertiban Terminal Liar Di Kawasanl Terminal Regional Daya Kota Makassar terdiri dari :

TABEL INFORMAN

No Nama Inisial Jabatan/starata keterangan

1 H.Hakim

Syahrani

H.S Dirut PD Terminal Makassar metro

1 orang

2 Muhsin

R.Radja M.R

Kepala Seksi Adm PD Terminal Makassar

Metro

1 orang

3 Abdullah Rowa A.R Kepala Bidang Tehnik Sarana dan Prasarana

1 orang

4 Aziz Mila A.M

Staf Pegawai Bimbingan dan

Keselamatan Transportasi Dishub

Kota Makassar

1 orang

5 Syahrul SL Anggota Polantas

Polrestabes Kota Makassar

1 orang

6 Hasan HN Supir 1 orang

7 Taufik TK Supir 1 orang

8 Rahim RM Supir 1 orang

9 Dedi DI Penumpang 1 orang

10 Riska RA Penumpang 1 orang

11 Agus AS Penumpang 1 orang

Jumlah 11 orang

Gambar

Tabel 1  Tabel informan Penelitian   ..........................................................
Gambar 1  Bagan Kerangka Pikir    ...............................................................
TABEL INFORMAN
Gambar pelanggaran yang di lakukan oleh supir angkutan daerah dan mobil  pribadi (plat hitam) menaikkan dan menurungkan penumpang di luar
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Faltado January 22, 2019 BREAKOUT SESSION 1 TRACK 1: Practices and Trend in Adult Education TRACK 2: Educational Vision and Leadership TRACK 3: New Learning Environment and