PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Faktor apa saja yang menghambat dan mendukung peran pemerintah dalam penertiban terminal liar di Kawasan Terminal Regional Kota Makassar Daya.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan tentang peran pemerintah bagi para peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti peran pemerintah. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh Dinas Perhubungan untuk merumuskan kebijakan di bidang transportasi, khususnya untuk menertibkan terminal-terminal ilegal agar lebih efisien dan efektif.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Terminal liar
Berdasarkan pantauan di lapangan, permasalahan terbesar yang dihadapi Terminal Regional Daya adalah mayoritas bus dan mobil penumpang (Panther) tidak melakukan penjemputan dan penurunan penumpang di terminal, yang pada akhirnya mengakibatkan masih banyaknya terminal liar dan angkutan liar. berjalan berupa mobil penumpang (Panther) berpelat warna hitam. Terminal liar adalah terminal yang tidak secara resmi terletak pada tempat yang strategis dan dekat dengan jalur terminal atau jalan tol, tempat tersebut merupakan tempat transit mobilitas penumpang, pusat pergantian moda transportasi, penggunaan jalan raya utama atau sejenisnya, biasanya digunakan untuk bus, taksi atau angkutan lainnya. angkutan perkotaan, dan keberadaannya dipromosikan oleh calon penumpang. Pelat hitam tersebut berpangkalan di luar Terminal Regional Daya di beberapa terminal liar di sepanjang Jalan Perintis Independen Makassar.
Pada tahun 2015 lalu lintas didominasi oleh mobil penumpang (plat nomor hitam). Mobil pribadi (pelat hitam) kian mendominasi terminal liar di Perintis Mandiri. Jika dihitung secara kasar, Terminal Regional Daya diperkirakan merugi hampir Rp 1 miliar dalam satu tahun akibat aktivitas mobil penumpang (pelat hitam) di luar terminal. Para pedagang memutuskan untuk tidak menempati tempat tinggalnya dan pindah ke tempat lain karena Terminal Regional Daya tidak lagi memberikan peluang usaha yang baik.
Transportasi regional memutuskan untuk berbasis di luar terminal dan membuat terminal ilegal dalam perjalanan ke luar kota. Di dua titik tersebut, terminal ilegal tersebut melayani seluruh jalur penumpang di wilayah Makassar bagian utara mulai dari Barru, Parepare, Sidrap, Pinrang, Enrekang, Bone, Wajo, Soppeng, Palopo hingga Tana Toraja.
Kerangka Pikir
Berdasarkan ketentuan Pasal 36 UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyatakan bahwa setiap kendaraan bermotor umum wajib berhenti pada terminal yang ditentukan untuk menaikkan dan/atau menurunkan penumpang. Pengarahan dan penegakan Undang-Undang Larangan Naik dan Turun Penumpang ini dilakukan oleh Kepolisian Daerah Kota Makassar beserta jajarannya bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Kota Makassar yang menyelenggarakan dan menertibkan kendaraan bermotor baik umum maupun pribadi (pelat hitam). ) beroperasi untuk menaikkan dan/atau menurunkan orang (penumpang) dan/atau barang di luar terminal sehingga pengemudi kembali ke terminal dan mengembalikan fungsi terminal sebagai tempat kedatangan dan keberangkatan orang (penumpang) . Pengendalian yang dilakukan oleh dinas angkutan dibantu oleh dinas yang berkompeten dalam melaksanakan operasi terpadu dengan menghentikan kendaraan dan memeriksa surat administrasi kendaraan bermotor angkutan umum dan kendaraan penumpang (pelat hitam).
Melaksanakan patroli bersama, menghentikan dan menyita kendaraan bermotor dan pribadi (plat nomor hitam) yang melakukan penjemputan dan pengantaran orang dan/atau barang di luar terminal. Sanksi administratif atas pelanggaran terhadap ketentuan yang telah ditetapkan dapat berupa sanksi administratif, pencabutan Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), dan penyitaan mobil.
Fokus Penelitian
Faktor yang menghambat dan mendukung peran pemerintah dalam penertiban terminal liar di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar. Informan penelitian mengenai penertiban terminal liar di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar terdiri dari. Faktor yang menghambat dan mendukung peran pemerintah dalam penertiban terminal liar di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar.
Sedangkan faktor penghambat merupakan kendala atau hambatan yang dialami pemerintah dalam menertibkan terminal liar di kawasan terminal regional Daya Kota Makassar. Faktor penghambat adalah suatu hal atau peristiwa yang dapat menjadi penghambat peran pemerintah dalam penertiban terminal liar di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar. Faktor Penghambat dan Pendukung Peran Pemerintah Dalam Penertiban Terminal Ilegal di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar.
Faktor pendukung peran pemerintah dalam penertiban terminal liar di kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar adalah dengan terbentuknya tim. Faktor penghambat peran pemerintah dalam menertibkan terminal liar di kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar masing-masing.
Deskripisi Fokus Penelitian
METODE PENELITIAN
Jenis dan Tipe Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan peran pemerintah dalam penertiban terminal ilegal di wilayah kekuasaan Kota Makassar. Tujuannya untuk mendeskripsikan secara gamblang permasalahan yang diteliti berdasarkan pengalaman informan mengenai peran pemerintah dalam penertiban terminal liar di kawasan Terminal Listrik Kota Makassar.
Sumber Data
Informan Penelitian
Observasi merupakan sarana pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap penertiban terminal liar di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar. Dan wawancara bebas artinya penyidik bebas mengajukan pertanyaan kepada pelapor berdasarkan jenis pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya mengenai peran pemerintah dalam penertiban terminal liar di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar. Dokumentasi adalah pemuatan informasi melalui dokumen tertentu yang dapat mendukung penyidikan mengenai peran pemerintah dalam penertiban terminal liar di Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar.
Hal serupa juga diungkapkan staf Kepala Bidang Bimbingan Keselamatan Dinas Perhubungan Kota Makassar. Pengawasan dimaksud adalah pengawasan yang dilakukan pemerintah dalam hal ini Polisi Lalu Lintas dan Dinas Perhubungan Kota Makassar untuk menempatkan anggotanya di lokasi terminal ilegal sehingga pengemudi tidak dapat melakukan penjemputan dan penurunan penumpang di luar terminal listrik. Salah satu kendala peran pemerintah dalam menertibkan terminal liar di Terminal Listrik Daerah Makassar adalah adanya oknum (pejabat) yang tidak bertanggung jawab sebagai pemilik mobil pribadi (plat nomor hitam), sehingga sangat menyulitkan kita untuk mengambil tindakan.
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa faktor yang menghambat peran pemerintah dalam penertiban terminal liar di kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar adalah adanya oknum (petugas) yang tidak bertanggung jawab selaku pemilik kendaraan pribadi ( hitam) berpelat) sehingga sangat menyulitkan polisi untuk bertindak dan Jika mengetahui mobil tersebut ditahan, apakah Anda akan memarahi petugas yang melakukan penertiban? Berdasarkan hasil wawancara diatas, faktor yang menghambat peran pemerintah dalam menertibkan terminal liar di kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar adalah mayoritas kendaraan yang melakukan pelanggaran penjemputan dan penurunan penumpang di luar terminal. pemuatan, adalah milik pejabat pemerintah (petugas) dan hal ini menyulitkan petugas yang menguasai terminal ilegal untuk bertindak. Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa salah satu kendala efektifitas peran pemerintah dalam penertiban terminal liar di kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar adalah adanya retribusi yang harus dibayar. oleh penumpang sehingga penumpang lebih memilih menggunakan mobil angkutan yang terletak di luar terminal.
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat peran pemerintah dalam menertibkan terminal liar di kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar adalah adanya oknum (petugas) yang tidak bertanggung jawab selaku pemilik swasta. kendaraan (hitam). . plat nomor), banyaknya biaya yang harus dibayar oleh pengemudi dan penumpang, serta banyaknya pekerja angkutan yang berkeliaran di sekitar terminal, menimbulkan kegelisahan bagi calon penumpang, sehingga penumpang lebih memilih menggunakan mobil angkutan di luar terminal.
Tekhnik Pengumpulan
Tekhnik Analisis Data
Keabsahan Data
Deskripsi obyek penelitian
- Letak Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro
- Visi dan Misi Perusahaan Daerah Terminal Makassar Metro
- Tugas dan tanggun jawab struktur organisasi
Perusahaan Daerah Terminal Metro Makassar dipimpin oleh seorang Direktur Utama (DIRUT) dibantu oleh seorang General Manager (DIRUM) dan seorang Direktur Operasional (Dirops). Visi perusahaan daerah Terminal Metro Makassar di Kota Makassar adalah sebagai berikut: “Menjadi pusat pelayanan terminal transportasi darat yang profesional di wilayah timur Indonesia”. Misi Perusahaan Daerah Terminal Makassar: Meningkatkan sistem pelayanan transportasi yang tertib, lancar, aman dan tenteram serta dapat menjangkau masyarakat dan wilayah Sulawesi.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur Jenderal dibantu oleh dua kepala departemen, yaitu kepala departemen umum dan kepala departemen keuangan. Merencanakan dan menyusun persyaratan yang akan digunakan dalam operasional tarif angkutan pelayanan terminal lainnya. c. Mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan kegiatan pemungutan retribusi angkutan dan pelayanan terminal serta retribusi lainnya. d.Menganalisis dan mengusulkan kemungkinan penambahan jenis pelayanan terminal, khususnya bidang fasilitas, untuk meningkatkan sumber pendapatan. e.
Setiap bagian dipimpin oleh seorang kepala bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Produksi dalam pelaksanaan tugasnya. Bagian Manajemen dipimpin oleh seorang kepala bagian Manajemen yang dalam pelaksanaan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Operasi:
Peran pemerintah dalam penertiban terminal
- Regulasi
- Pembinaan
- Pengawasan
- Sanksi Administrasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan terungkap bahwa pemerintah mengeluarkan peraturan untuk menertibkan terminal liar di kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar yang terdiri dari Peraturan Daerah Kota Makassar No. 15 Tahun 2006, Pasal 12, 13 dan 14 tentang pengelolaan terminal penumpang pada angkutan jalan raya dan Keputusan Walikota Kota Makassar Nomor: 510/kep memutuskan tentang larangan menaikkan dan menurunkan penumpang pada armada kendaraan untuk angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) dan angkutan antar kota antar provinsi (AKAP). Dari hasil wawancara terkait regulasi dapat disimpulkan bahwa pemerintah telah melakukan upaya penertiban terminal liar di Kawasan Energi Terminal Regional Makassar dengan menerbitkan peraturan penertiban terminal ilegal dan larangan melakukan penjemputan bagi mobil pribadi (pelat hitam). penumpang, namun hal ini terhambat karena kurangnya kepedulian pengemudi terhadap aturan tersebut. Berdasarkan wawancara di atas, pemerintah tidak pernah memberikan pedoman kepada pengemudi angkutan daerah.
Dari hasil wawancara di atas terlihat bahwa pihak dinas angkutan telah memberikan sanksi kepada pengemudi yang melakukan pelanggaran kecepatan tinggi. Jadi, dalam beberapa tahun terakhir belum ada tindakan atau sanksi terhadap pengemudi yang melakukan penjemputan penumpang di luar terminal. Jadi pengemudi angkutan daerah dan mobil pribadi (pelat hitam) leluasa menaikkan dan menurunkan penumpang di luar Terminal Regional Daya.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai sanksi administratif dalam penertiban terminal liar di kawasan terminal wilayah Daya Kota Makassar, dapat disimpulkan bahwa Satlantas Polrestabes Kota Makassar dan Dinas Lalu Lintas Kota Makassar berusaha menertibkan terminal liar di Kota Makassar. Kawasan Terminal Regional Daya Kota Makassar dengan mengeluarkan sanksi administratif, namun terdapat perbedaan. Pendapat antara petugas dan pengemudi serta sanksi administratif yang diberikan kepada pengemudi kurang efektif sehingga seringkali pengemudi melakukan pelanggaran yang sama. Hasil wawancara diatas merupakan faktor pendukung peran pemerintah dalam menertibkan terminal liar di Terminal Listrik Daerah Kota Makassar yaitu dengan adanya tim terpadu yang dikeluarkan oleh Walikota Makassar yaitu peraturan yang berisi pedoman, peraturan, ketertiban, kendaraan bermotor. kendaraan yang beroperasi untuk mengambil penumpang atau barang di luar terminal dan mengikat beberapa instansi terkait seperti Perusahaan Daerah Terminal Metro Makassar, Polisi Lalu Lintas Kota Makassar, Dinas Perhubungan Kota Makassar, TNI AU, TNI Angkatan Darat, Koramil, Satpol PP, Propam Polda , Kapolsek Biringkanaya dan masih banyak instansi terkait lainnya.
Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung peran pemerintah dalam
- Faktor pendukung
- Faktor penghambat
PENUTUP
Saran Penulis
Masalah terminal bayangan Makassar 2014 di kota Makassar http://www.makassarkota.go.id/berita-227-pemkot-makassar-berjian-cepat-tertibkan-terminal-phanangan.html diakses pada pukul 08:05 WITA Rabu 11 Juni 2014. Jurnalis Warga Makassar Halaman 2012 Demonstrasi Bersama Pekerja Terminal Daya Makassar http://makassarnolkm.com/aksi-demontrasi-cepat-pekerja-terminal-daya-makassar/ diakses Rabu 11 Juni 2014 pukul 08:15 WITA.