BAB V PENUTUP
B. Saran-saran
Ada beberapa saran yang peneliti sampaikan setelah mengadakan penelitian tentang METODE PEMBELAJARAN TAḤFIẒ AL-QUR‟AN (STUDI KASUS DI KELAS III MI DARUL QUR‟AN LEDOKSARI KEPEK WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016) yaitu :
1. Bagi Madrasah Ibtidaiyah Darul Qur‟an Wonosari
Hal ini khusus ditujukan kepada Madrasah Ibtidaiyah Darul Qur‟an Wonosari sebagai lembaga formal hendaknya:
a. Lembaga ini lebih meningkatkan personil opproach (pendekatan individu) terhadap guru dan siswa, sehingga mudah memperoleh informasi tentang perkembangan dan gaya belajarnya. Dengan demikian akan mudah diketahui permasalahan-permasalahan yang timbul serta menghambat pelaksanaan pendidikan terutama yang berkaitan dengan penerapan pembelajaran taḥfiẓ Al-Qur‟an.
b. Lebih meningkatkan hubungan dengan orangtua siswa dan masyarakat sehingga akan membantu memperlancar pembelajaran taḥfiẓ Al-Qur‟an
dengan metode yang bervariasi. Jadi, tidak hanya diterapkan di madrasah saja, namun di rumah orangtua siswa juga harus mencoba.
2. Bagi Guru Madrasah Ibtidaiyah Darul Qur‟an Wonosari
Hal ini khusus ditujukan kepada seluruh guru taḥfiẓ Al-Qur‟an di Madrasah Ibtidaiyah Darul Qur‟an Wonosari hendaknya:
a. Dapat menerapkan pembelajaran taḥfiẓ Al-Qur‟an sebaik mungkin dan berusaha menciptakan metode yang benar-benar sesuai dengan keinginan dan gaya belajar siswa.
b. Menambah wawasan baru tentang metode-metode pembelajaran yang efektif, penuh kekreatifan dalam mengaktifkan siswa dan menjadikan siswa merasa senang dalam belajar.
c. Menyeragamkan metode yang digunakan oleh guru taḥfiẓ. Sebagaimana yang telah diterapkan oleh bu Ria Fidyawati dalam pembuatan buku harian siswa sebagai laporan kegiatan deresan dan sholat fardhu.
d. Sebaiknya diadakan rapat koordinasi antara guru taḥfiẓ dan guru tahsin Al- Qur‟an dari kelas I sampai kelas III setiap setengah semester untuk memantau jalannya proses pembelajaran baik taḥfiẓ maupun tahsin Al- Qur‟an.
C. Kata Penutup
Alhamdulillahirabbil „alamin, puji syukur yang terdalam peneliti lantunkan pada Dzat Maha Pengasih dan Penolong. Yang telah menitipkan setetes kekuatan dalam menyusun skripsi ini. Yang selalu menunjukkan bahwa dengan usaha dan doa Dia akan hadir dengan kelembutan cinta-Nya, membantu dan
memberikan kemudahan. Mudah-mudahan kita semua tergolong sebagai umat yang sabar. Aamiin.
Peneliti merasa dengan segenap jiwa dan raga bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak maka penelitian skripsi ini belum tentu dapat terselesaikan. Maka dari itu peneliti mengucapkan terimakasih yang sedalam- dalamnya kepada pihak-pihak yang banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas kebaikan para pihak yang membantu dengan kebaikan yang berlipat ganda dan mendapat pahala yang banyak.
Peneliti juga menyadari bahwa betapa banyak kekurangan dan kesalahan yang masih ada dalam penelitian skripsi ini, hal itu disebabkan oleh ketidaktahuan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh peneliti. Maka dari itu dengan segala kerendahan hati peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan dan kesempurnaan dalam penelitian skripsi ini.
Akhirnya hanya kepada Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, peneliti berdoa dan berserah diri semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan semua pihak pada umumnya, Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Fattah Az-Zawawi, Yahya. 2015. Revolusi Menghafal Al-Qur’an. Solo: Al- Andalus.
Abdurrahman, Emose. 2009. The Amazing Stories Of AL-Qur’an Sejarah Yang Harus Dibaca!. Bandung: Salamadani.
Abidin, Zainal. 1992. Seluk Beluk al-Qur’an. Jakarta: Rineka Cipta.
Agus Sugiyanto, Ilham. 2004. Kiat Praktis Menghafal Al-Qur’an. Bandung:
Mujahid Press.
Al-Hafidz, Ahsin W. 1994. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an. Jakarta:
Bumi Aksara.
Al-Hafidz, Ahsin W. 2005. Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur’an, Cet. Ketiga, Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin, H.M. 1994. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin, H.M. 1976. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga Sebagai Pola Pengembangan Metodologi. Jakarta:
Bulan Bintang.
Arikunto, Suharmisi. 1991. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Badwilan, Ahmad Salim. 2009. Panduan Cepat Menghafal Al-Qur’an.
Yogyakarta: Diva Press.
Bungin, Burhan. 2005. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bungin, H.M. Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
DEPDIKBUD RI. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Djamaludin dan Abdullah Aly. 1998. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung:
Pustaka Setia.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar, cet. I. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Agama RI. 1993. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: CV.
ALWAAH.
Ghazali Maskur, Imam dkk. 2014. ALMUMAYYAZ Al-Qur’an Tajwid Warna Transliterasi Per Kata Terjemah Per Kata. Bekasi: Cipta Bagus Segara.
Harun, Nasrun. 1997. Ushul Fiqh. Jakarta: Logos.
Hurlock, Elisabet. 2008. Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, Elisabet. 2007. Perkembangan Anak Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang:
Rasail Media Group.
Izzaty, Rita Eka. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
Jaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kartono, Kartini. 1996. Pengantar Metodologi Riset. Bandung: Mandar Maju.
Kasiram, H. Moh. 2010. Metodologi Penelitian: Refleksi Pengembangan Pemahaman Dan Penguasaan Metodologi Penelitian. Malang: UIN Malang Press.
Khalil Jum’ah, Ahmad. 1999. Al-Qur’an dalam Pandangan Sahabat Nabi.
Jakarta: Gema Insan Press.
Kuncaraningrat. 1997. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
Lutfiyanto, Lukman. 2011. Pendidikan Karakter Bagi Anak: Kajian Terhadap Novel Dengan Judul Totto Chan Gadis Cilik Di Jendela Karya Tetsuko Kuroyanagi. (Skripsi). Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Maghfiroh, Lailatul. 2009. Upaya Pondok Pesantren Wahid Hasyim Mengatasi Kejenuhan Santri Dalam Menghafal Al-Qur’an di Asrama MI Wahid Hasyim Gaten Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta. (Skripsi).
Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga.
Machmudah, Umi. 2008. Aktive Learning dalam Pembelajaran Bahasa Arab.
Malang: UIN-MALANG PRES.
Moloeng, Lexy. J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moloeng, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhammad At-Toumy AL-Asyabany, Omar. 1979. Falsafah Pendidikan Islam.
Jakarta: Bulan Bintang.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Munawwir, Ahmad Warson. 1997. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia.
Surabaya: Pustaka Progressif.
Munawwir, Achmad Warson. dan M. Fairuz. 2007. Kamus Indonesia Arab.
Surabaya: Pustaka Progresif.
Musbikin, Imam. 2014. “MUTIARA” Al-QUR’AN, Khazanah Ilmu Tafsir & Al- Qur’an. Madiun: Jaya Star Nine.
Mussen, Paul Henry. 1984. Perkembangan Dan Kepribadian Anak. Jakarta:
Erlangga.
Nafi’, Muhammad Dian. 2007. Praksis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta:
Instite For Training and Developmen.
Nazarudin, Mgs. 2007. Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karakteristik, Dan Metodologi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Umum). Yogyakarta: Teras.
Putra Daulay, Haidar. 2007. Historitas dan Eksistensi Pesantren Sekolah dan Madrasah. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Qomar, Mujamil. 2005 Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi. Jakarta: Erlangga.
Rahmad, Lisya Nur. 2013. Sistem Pembelajaran Tahfidzul Qur’an di Pondok Pesantren Putri Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta. (Skripsi).
Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga.
Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Saebani, Beni Ahmad. 2008. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Sa’dulloh. 2008. 9 Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani.
Sa’dulloh. 2008. 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani.
Shihab, M. Quraish. 1995. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.
Shihab, M. Quraish. 1998. Mukjizat Al-Qur’an: Ditinjau Dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah dan Pemberitaan Gaib. Bandung: Mizan.
Sholahuddin, Mahfudz. 1996. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: PT.
Bima Ilmu.
Sopiatin, Popi. 2011. Psikologi Belajar dalam Perspektif Islam, Bogor: Ghalia Indonesia.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suismanto. 2004. Menelusuri Jejak Pesantren. Yogyakarta: Alief Press.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sumanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan: Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Supriyono, Agus. 2010. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryabrata, Sumadi. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar Dan Pembelajaran, Teori dan Konsep Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Tanzeh, Ahmad. 2009. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras.
Ubaid Al-Hafizh, Majdi. 2014. 9 Langkah Mudah Menghafal Al-Qur’an. Solo:
Aqwam Media Profetika.
Wahid, Wiwi Alwiyah. 2014. Cara Cepat Bisa Menghafal AL-Qur’an.
Yogyakarta: Diva Press.
Wahyudin, Arif. 2009. Tahfidzul Qur’an Siswa MTs Wahid Hasyim Gaten Condongcatur Depok Sleman Yogyakarta. (Skripsi). Yogyakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga.
Yusuf, Syamsul. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Rosda Karya.
PEDOMAN PENGUMPULAN DATA Pedoman Wawancara
A. Kepala Madrasah MI Darul Qur‟an
1. Bagaimana sejarah dan latar belakang didirikannya MI Darul Qur‟an Ledoksari Kepek Wonosari Gunungkidul ?
2. Bagaimana perkembangan siswa-siswi MI Darul Qur‟an Ledoksari Kepek Wonosari Gunungkidul ?
3. Berapa jumlah siswa-siswi MI Darul Qur‟an Ledoksari Kepek Wonosari Gunungkidul ?
4. Bagaimana letak geografis MI Darul Qur‟an Ledoksari Kepek Wonosari Gunungkidul ?
5. Bagaimana struktur organisasi yang ada di MI Darul Qur‟an Ledoksari Kepek Wonosari Gunungkidul ?
6. Bagaimana sarana dan prasarana MI Darul Qur‟an Ledoksari Kepek Wonosari Gunungkidul ?
7. Prestasi apa saja yang pernah diraih MI Darul Qur‟an Ledoksari Kepek Wonosari Gunungkidul ?
B. Wali kelas III MI Darul Qur‟an
1. Apa dasar dan tujuan Taḥfiẓ Al-Qur‟an di MI Darul Qur‟an Ledoksari Kepek Wonosari Gunungkidul ?
2. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran Taḥfiẓ Al-Qur‟an ? 3. Materi apa saja yang diberikan kepada siswa-siswi ?
4. Metode apa saja yang digunakan dalam proses pembelajaran Taḥfiẓ Al-Qur‟an ?
5. Bagaimana hasil yang telah dicapai ?
6. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat proses pembelajaran Taḥfiẓ Al-Qur‟an ?
7. Bagaimana usaha untuk mengatasi faktor penghambat tersebut ? C. Pengampu atau guru Taḥfiẓ Al-Qur‟an
1. Bagaiamana proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran program Taḥfiẓ Al-Qur‟an ?
2. Problem apa yang Ibu hadapi dalam pelaksanaan pembelajaran program tersebut ?
3. Apa saja faktor yang mendukung pelaksanaan pembelajaran program Taḥfiẓ Al-Qur‟an ?
4. Usaha-usaha apa yang dilakukan pihak madrasah untuk dapat mencapai target dari program Taḥfiẓ Al-Qur‟an ?
5. Bagaimana hasil dari pelaksanaan pembelajaran program Taḥfiẓ Al- Qur‟an ?
Pedoman Dokumentasi
1. Letak dan Keadaan Geografis
2. Sejarah Berdiri dan Proses Perkembangannya 3. Struktur dan Tujuan Pendidikan
4. Keadaan Guru, Siswa, dan Karyawan 5. Rumusan Kurikulum MI DarulQur‟an 6. Keadaan Sarana dan Prasarana Pedoman Observasi
1. Keadaan dan letak geografis MI Darul Qur‟an 2. Penyampaian materi Taḥfiẓ Al-Qur‟an
3. Penggunaan metode pembelajaran Taḥfiẓ Al-Qur‟an 4. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Taḥfiẓ Al-Qur‟an
Catatan Lapangan 1
Metode Pengumpulan Data : Observasi dan Wawancara Hari / Tanggal : Jum‟at, 20 Mei 2016
Jam : 12.30 WIB
Lokasi : Kantor Guru MI Darul Qur‟an Sumber Data : Ibu Yuyun Khumaidati, S.Pd.I Deskripsi Data :
Peneliti datang untuk menyerahkan surat izin penelitian dari KPMPT Kabupaten Gunungkidul. Berbincang-bincang dengan guru sekaligus bidang kurikulum Ibu Yuyun Khumaidati, S.Pd.I tentang MI Darul Qur‟an.
Interpretasi :
Peneliti berbincang-bincang mengenai bagaimana prosedur penelitian yang akan dilaksanakan di MI Darul Qur‟an. Pada kesempatan ini peneliti tidak dapat bertemu langsung dengan kepala madrasah dikarenakan beliau ada kunjungan dari pondok ke pusat pendidikan bahasa Inggris di Pare Kediri. Peneliti diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk melakukan penelitian di MI Darul Qur‟an Ledoksari Kepek Wonosari Gunungkidul oleh Bapak pengasuh pondok pesantren Darul Qur‟an Wal Irsyad Drs. KH. A. Kharis Masduki, M.SI serta Bapak Anwarudin, S.Pd.I selaku kepala madrasah.
Catatan Lapangan 2
Metode Pengumpulan Data : Observasi dan Wawancara Hari / Tanggal : Jum‟at, 20 Mei 2016
Jam : 16.00 WIB
Lokasi : Masjid Putri Pondok Darul Qur‟an Wal Irsyad Sumber Data : Ibu Ria Fidyawati, S.Pd.I
Deskripsi data:
Peneliti datang ke Masjid putri Pondok Pesantren Darul Qur‟an Wal Irsyad guna bertemu dengan Ibu Ria Fidyawati, S.Pd.I selaku guru taḥfiẓ kelas III putri
dan sebagai wali kelas III putri. Peneliti melalukan wawancara bebas terpimpin mengenai pelaksanaan taḥfiẓ al-Qur‟an di MI Darul Qur‟an. Terutama pada pelaksanaan pembelajarannya baik di kelas MI maupun di kelas sore.
Interpretasi :
Mengutip secara singkat apa yang beliau sampaikan bahwa kegiatan belajar di MI Darul Qur‟an itu menggunakan sistem full day school yang dilaksanakan dari jam 07.00 sampai dengan 16.00 WIB. Dengan rangkaian pembelajaran yang juga banyak diselengi waktu untuk siswa istirahat, makan, bermain, bahkan tidur siang pun ada waktunya. Hal ini menunjukkan bahwa hak anak tidak dikorupsi oleh pihak manapun. Kebanyakan orangtua justru malah senang ketika anaknya dititipkan untuk belajar di madrasah ini, dengan pertimbangan anak dapat belajar ngaji dan berada di lingkup suasana pesantren dan ada pengawasan dari guru. Namun siswa yang tinggal di asrama pondok justru lebih sedikit dibandingkan siswa yang nglajo, karena tidak banyak siswa yang berasal dari luar kabupaten Gunungkidul. Ibu Ria Fidyawati biasa dipanggil oleh anak-anak dengan sebutan Ibu Afid. Beliau menyampaikan bahwa dalam menghafal al-Qur‟an itu diperlukan ketekunan dan keseriusan. Selain itu kunci dari hafalan adalah mengulang-ulangnya atau muroja‟ah pada hafalan yang telah lalu agar tidak lupa. Contohnya apabila sudah hafal sampai juz lima, maka harus ada waktu untuk mengulang kembali hafalan tersebut dari juz 1. Tujuan dari mengulang-ulang hafalan adalah untuk menjaga hafalan agar tidak lupa.
Catatan Lapangan 3
Metode Pengumpulan Data : Observasi dan Wawancara Hari / Tanggal : Senin, 23 Mei 2016
Jam : 14.30 WIB
Lokasi : Masjid Putra Pondok Darul Qur‟an Wal Irsyad Sumber Data : Bapak Anwarudin, S.Pd.I
Deskripsi data:
Bertemu dengan Bapak Anwarudin, S.Pd.I selaku kepala madrasah, lurah pondok pesantren, pendamping siswa putra kelas III, serta guru taḥfiẓ al-Qur‟an kelas III putra. Peneliti berbincang-bincang dengan beliau mengenai program taḥfiẓ al-Qur‟an di madrasah dan beliau menjelaskan siapa saja guru taḥfiẓ yang ada di madrasah dalam menghafal Al-Qur‟an. Menanyakan bagaimana keadaan guru yang khusus membimbing dalam embelajaran taḥfiẓ al-Qur‟an ini. Peneliti mengamati kegiatan pembelajaran taḥfiẓ al-Qur‟an pada hari itu. Semua siswa melakukan murajaah bersama di masjid pondok. Beberapa siswa ada yang murajaah dengan bin nadhar, sebagian juga ada yang dengan tanpa melihat mushaf. ḥafiẓ
Interpretasi :
Peneliti mendapat izin untuk mengamati sementara proses pembelajaran taḥfiẓ al-Qur‟an pada siswa putra MI Darul Qur‟an di masjid pondok. Program taḥfiẓ al-Qur‟an ini tidak diikuti oleh semua siswa putra kelas III. Karena sebagian ada yang masuk pada kelompok tahsin yaitu agar siswa mampu membaca Al-Qur‟an dengan bacaan mujawwad. Jadi konsentrasi pembelajarannya tidak hanya pada ranah taḥfiẓ saja, tetapi tahsin juga diperhatikan dalam perkembangannya.
Catatan Lapangan 4
Metode Pengumpulan Data : Observasi dan Wawancara Hari / Tanggal : Selasa, 24 Mei 2016
Jam : 11.00 WIB
Lokasi : Kantor Guru MI Darul Qur‟an Sumber Data : Bapak Nur Ahmadi, S.Pd.I Deskripsi data:
Peneliti bertemu dengan Bapak Nur Ahmadi, S.Pd.I selaku guru mengaji di kelompok tahsin dan taḥfiẓ al-Qur‟an. Beliau seorang guru ngaji yang juga sudah ḥafiẓ al-Qur‟an. Peneliti menanyakan kegiatan pembelajaran taḥfiẓ di madrasah ini. Apa perbedaan pembelajaran dalam kelompok tahsin dan taḥfiẓ.
Pembelajaran siswa kelas III putra terdiri dari 10 siswa masuk pada kelompok taḥfiẓ dan 12 siswa lainnya masuk pada kelompok tahsin bersama dengan bapak Nur Ahmadi. Bapak Nur Ahmadi menyampaikan bahwa program taḥfiẓ pada awal kelas I dulu diawali dengan guru membacakan ayat secara berulang-ulang kemudian ditirukan oleh siswa. Kemudian pada taḥfiẓ sore diawali dengan murajaah dan deresan bersama-sama sekaligus membimbing siswa yang belum bisa membaca al-Qur‟an dengan lancar atau masih iqra‟. Metodenya dengan cara bimbingan secara klasikal atau bersama-sama karena keterbatasan guru. Karena khusus guru taḥfiẓ di madrasah ini adalah mereka yang telah ḥafiẓ atau ḥafiẓah.
Antar siswa saling berpasangan atau metode patner satu sama lain untuk saling menyimak. Dengan adanya tugas menghafalkan maka siswa wajib melakukan setoran kepada guru taḥfiẓ sesuai dengan capaian hafalan masing-masing. Awal- awalnya dengan deresan misalnya surat pada juz 30 atau juz‟ama sebanyak setengah juz atau 10 halaman dengan menggunakan al-Qur‟an pojok. Proses pembelajaran berikutnya adalah siswa melakukan setoran hafalan disesuaikan dengan pencapaian hafalannya masing-masing.
Deresan secara klasikal bertujuan untuk menyeragamkan bacaan dan lagunya. Pada saat deresan pun lagunya juga sama seperti itu. Selanjutnya adalah tes hafalan. Tes hafalan dilakukan setelah beberapa fase atau setelah beberapa kali pertemuan. Misalnya setiap satu hari siswa telah menghafalkan ¾ baris, ketika sudah sampain 1 halaman siswa tersebut di tes. Apabila salah atau lupa lebih dari lima kali maka harus diulang-ulang lagi agar tidak lupa dan tidak menjadi beban bagi siswa. Karena apabila kesalahan tersebut semakin menumpuk maka akan semakin berat bagi siswa untuk memperbaiki dan mengulangnya dikemudian hari.
Kelompok tahsin yang beliau bimbing terdiri dari 12 siswa kelas III putra.
Konsentrasi pada kelompok ini adalah membaca al-Qur‟an dengan cara iqra‟
binadhar yaitu dengan melihat mushaf secara baik dan benar disesuaikan dengan bacaan mujawwad. Meskipun demikian, kelompok tahsin juga ada materi hafalannya yang terdiri dari surat pada juz 30 serta surat pilihan seperti Yasin, Ar- Rahman, Al-Waqiah, dan Al-Mulk.
Interpretasi :
Kelompok taḥfiẓ terdiri dari 10 siswa dan tahsin terdiri dari 12 siswa kelas III putra. Pembelajaran taḥfiẓ dilakukan pada jam pagi dan sore. Awal mula kelas I taḥfiẓ pagi dilakukan dengan guru membacakan berulang-ulang lalu para siswa menirukannya. Kemudian taḥfiẓ sore diawali dengan murajaah dan deresan bersama-sama. Bagi kelompok tahsin ditujukan agar siswa mampu membaca al- Qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan mujawwad serta konsentrasi hafalannya pada juz 30 dan surat pilihan Yasin, Ar-Rahman, dan Al-Waqiah.
Catatan Lapangan 5
Metode Pengumpulan Data : Observasi dan Wawancara Hari / Tanggal : Rabu, 25 Mei 2016
Jam : 07.00 WIB
Lokasi : Halaman Madrasah dan Ruang Kelas III putri Sumber Data : Siswa kelas III putri dan Ibu Ria Fidyawati, S.Pd.I Deskripsi data:
Sebelum masuk kelas masing-masing, siswa melakukan upacara di halaman madrasah dengan membaca asmaul husna, doa kepada kedua orang tua dan doa mau belajar. Kemudian peneliti masuk pada kelas III putri. Siswa membuka pelajaran dengan berdoa bersama, dipimpin oleh salah satu siswa bernama Athiya. Pemimpin doa setiap harinya digilir sesuai dengan urutan absen.
Siswa memulai pelajaran dengan membaca surat Al-Fatihah yang ditujukan kepada para leluhur yang sudah mendahuluinya dan untuk diri mereka sendiri, dilanjutkan doa untuk orangtua.
Bu guru mengabsen siswa, kemudian menanyakan sudah sampai mana hafalannya. Jawaban masing-masing siswa berbeda-beda, karena memang tingkat hafalan masing-masing siswa itu berbeda. Berbarengan dengan guru mengabsen siswa, siswa maju ke depan kelas untuk mengumpulkan tugas rumah. Kemudian bu guru mengingatkan bahwa kemarin sudah ngaji sore selama tiga hari yaitu hari Sabtu, Senin, dan Selasa.
Bu Ria menunjuk Zulfia dan Bila untuk membuka Al-Qur‟an untuk membaca dan menyimak teman-temannya yang murajaah hafalan juz 1. Sambil mengiri lagu siswa yang qiroati pada jam pelajaran pagi, bu Ria juga turut membaca juz 1 tanpa mushaf sambil mengetuk meja dengan spidol agar bacaan siswa dapat kompak dan senada. Dalam menghafal itu bu Ria juga mengingatkan dan memperhatikan siswa yang hanya diam tidak mau mengikuti hafalan atau yang kurang mampu mengikuti hafalan. Tugas siswa yang menyimak adalah membenarkan apabila ada bacaan yang salah.
Sesekali bu Ria juga mengingatkan siswanya, misalnya hafalan sambil main-main atau mengganggu teman sebangkunya, maka bu Guru akan memperingatkan dengan memanggil namanya. Contoh dengan menyebut nama Raina, jangan disambi main-main! Namun tidak dengan bentakan, hanya cukup dengan memanggil namanya berserta nasehat secukupnya.
Hafalan pagi dilalui dengan cara guru dan siswa-siswanya menghafal atau membaca tanpa melihat mushaf secara bersama-sama, bu Ria menyebutnya dengan deresan. Kali ini hafalannya sudah kembali pada juz 1. Bu Ria menyampaikan bahwa mengulang hafalan atau murajaah untuk deresan pagi itu berurutan dari juz 1 sampai juz 8. Setelah selesai pada juz 8, ya akan diulangi lagi dari juz 1. Hal ini bertujuan agar siswa tidak lupa pada hafalan sebelumnya dan dapat sebagai cara untuk menjaga hafalan. Selain itu juga bertujuan untuk memanggil kembali memori lama untuk mengingat pada hafalan yang telah lampau, karena materi hafalan juz 1 itu telah dihafalkan pada saat kelas 1.
Mengulang hafalan yang telah lalu adalah kunci dari menghafal agar tetap terjaga hafalannya. Bu Ria juga menyampaikan bahwa khusus bagi siswa pindahan seperti Neti yang baru masuk MI Darul Qur‟an pada pertengahan tahun pelajaran 2015/2016 harus mengawali hafalannya dari juz 30 dan seterusnya.
Karena siswa baru yang dari pindahan sekolah juga membutuhkan waktu untuk penyesuaian diri pada lingkungan madrasah yang baru serta ia harus tinggal di pondok karena dari luar kabupaten Gunungkidul. Apabila Neti langsung ditujukan pada materi hafalan sesuai dengan target madrasah pada kelas III yaitu juz 6 sampai juz 8, maka hal itu sudah pasti akan memberatkan diri siswa.