BAB V SIMPULAN DAN SARAN
B. Saran
Penelitian ini mengkaji tentang komparasi deiksis dialek Lakiung (Bahasa Makassar) dan dialek Pangkep (Bahasa Bugis) di mana deiksis merupakan aspek pragmatik. Oleh karena itu penulis menyarankan agar kiranya pembaca menganalisis aspek pragmatik dengan objek yang berbeda, agar melahirkan lebih banyak karya tentang aspek pragmatik dan dapat memperkenalkan, melestarikan bahasa daerah masing-masing. Salah satu yang menjadi ciri khas dari daerah itu sendiri yaitu bahasanya. Skripsi ini juga masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan penulis. Penulis juga mengharapkan kritikan yang membangun dari pembaca agar karya berikutnya lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Austin, J. L. 1965. How to do Things with Word. Oxfort: Oxford Univercity Press.
Austin, John L. 1962, How to Do Things with Word (edisi kedua). Oxfod University Press.
Cruse, D. Alan. 2000. Meaning in Languag: An Introduction to Semantics and pragmatics, Oxford: Oxford University Press.
Chaer, Abdul. 1995. Sosiolonguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Geral Gazdar. 1979. Pragmatics, Impikatur, Presuppasition, and Logical Form.
England; Academic Press.
Grundy, P. 2007. Implikatur percakapan dalam gelar wicara “Sentilan Sentilun”, Academi Press.
Kridalaksana. 2021. Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kridalaksana, H. 2009. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Utara.
Wikipedia, 2019. Kementerian Dalam Negeri. Kabupaten Pangkajene Kepulauan.
Online, https://id.m.wikipedia. diakses tanggal 9 Maret 2021.
Wikipedia, 2019. Kabupaten Pangkajene, Sulawesi Selatan, Indonesia". Online, https://id.m.wikipedia.org. Diakses tanggal pada 9 Januari 2021.
Wikipedia, 2019. Kabupaten Pangkajene, Indonesia. Online. Id.m.wikipedia.org Diakses pada tanggal 9 Januari 2021.
Nadir, F. X. 2013. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha ilmu.
Nur, Abdul, dan Fernandez. 2005. Bahasa Jawa di Wilaya Kabupaten Brebes: Kajian Geografi Dialek.Online, http
Nugraheni, Y. 2010. Implikatur percakapan dalam gelar wicara. Jakarta: Rineka Cipta.
Putrayasa, Ida Bagus. 2014. Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu
Van Ek, JA. Dan Trim, J. L. M.1991. Threshold 1990. Cambridge: Cambridge Univercity Press.
Yule, George, 2014. Pragmatik. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Yule. 2006. Jenis-Jenis Tindak Tutur dan Makna Pragmatik Bahasa.Online, https://respository.usd.ac.id. Diakses 20 Mei 2021.
Rohmadi,Searle.2010.Skripsi Analisis Deiksis. Online, http://respository.ummat.ac.id.
Diakses pada Tanggal20 Mei 2021.
Wibowo, Wahyu. 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
55
LAMPIRAN
57
Lampiran 1
Korpus Data No Deiksis Dialek Kecamatan
Liukang Tupabbiring
Deiksis Jumlah Keterangan 1. Dialek Lakiung (Bahasa
Makassar).
a. Deksis Persona Nakke (saya) Kau (kamu) Katte (kamu) Anjo (dia)
4
Data 1 Data 2 Data 3 Data 4 b. Deksis Tempat Anrinni (di sini)
Anjoeng (di sana) Antueng (di situ)
3
Data 5 Data 6 Data 7 c. Deksis Waktu Ri kamma-kamma
(sekarang) Sinampe (sebentar) Risumpaeng (tadi)
Risubangngi (kemarin) Ammuko (besok) Amembara (lusa)
Ammukoanna (lusa)
7
Data 8 Data 9 Data 10 Data 11 Data 12 Data 13 Data 14
d. Deksis Wacana Anafora
Katafora 2
Data 15 Data 16
e. Deksis Sosial Puang (tuan) Mate (meninggal)
2 Data 17 Data 18
2. Dialek Pangkep (Bahasa Bugis)
a. Deksis Persona
Iyya (saya) Ku (kepunyaan) Idi (kamu) Iko (kamu) Ta (kepunyaan) Alena (dia)
6
Data 19 Data 20 Data 21 Data 22 Data 23 Data 24 b. Deksis Tempat Kuhe (di sini)
Kutu (di situ) Kuro (di sana)
3
Data 25 Data 26 Data 27 c. Deksis Waktu Makkukkue
(sekarang) Denre (tadi) Baja (besok) Wenni (kemarin) Sangngadi (lusa)
5
Data 28 Data 29 Data 30 Data 31 Data 32 d. Deksis Wacana Anafora
Katafora 2
Data 33 Data 34 e. Deksis Sosial Puang (tuan)
Mate (meninggal)
2 Data 35 Data 36
Lampiran 2
Peta Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep
Lampiran 3
Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Kecamatan Liukang Tupabbiring Kabupaten Pangkep
Gambar 2. Gambar 3.
Dialek Lakiung Dialek Pangkep (Bahasa Makassar) (Bahasa Bugis)
Lampran 4
HASIL WAWANCARA RESPONDEN 1
(DEIKSIS DIALEK LAKIUNG)
Nama : Fatmawati Usia : 38 Tahun
Alamat : Pulau Podang-Podang
Percakapan awal peneliti dan responde.
Peneliti : Assalamu alaikum ibu, mohon maaf mengganggu waktuta.
Responden : Walaikum salam, iya
Peneliti : Begini ibu, ada tugas kuliahku untuk melakukan penelitian mengenai dialek bahasa Makassar di Kecamatan Liukang Tuapabbiring, kebetulan saya mau wawancaraiki.
Responden : Wawancara tentang apa anjo?
Peneliti :Tentang dialek Lakiung (Bahasa Makassar), mau saya tahu apa saja deiksis yang merujuk kepada orang (persona), tempat, waktu, wacana, dan sosial.
Responden : Batekamma anjo kah tena kuissengi rikanayya deiksis?
Peneliti : Tabe, Ibu contohnya deiksis orang (persona) yaitu saya, kamu, dia. Tapi anjo bahasa Indonesianya. Nakke bahasa Makassar ero kuisseng ibu.
Responden : Iya. Punna deiksis persona dalam dialek Lakiung yaitu, anakku nakke sanna caradena punnna disuroi mange ammali, kau kuttu ambangung baribasa, pakarru mentong anjo.
Peneliti : Iye ibu. Terus punna deiksis tempat dalam dialek Lakiung contohnya seperti apa anjo ibu?
Responden : Arinni maki acara, anjoeng sanna bambanna alloa, antueng ri parasangannu bosi?. Apa lagi.
Peneliti : Tabe, kalau deiksis waktu ibu
Responden : Ri kamma-kamma sakalami patorolka anggapa juko, alampa maki sinampe, sirumpaeng tenamo risigappa, ammuko abayaramaki andelle.
Peneliti : tabe, ibu kalau contoh deiksis wacana dalam dialek Lakiung?
Responden : itumi tadi yang saya bilang, Nanda sallonamo akulia nampa tenapa nalulusu, Alini andiku ri Marusuki asikola.
Peneliti : ia mami anne serrea ibu, tabe contohnya seperti apa punna deiksis sosial dalam dialek Lakiung?
Responden : punna deiksis sosial, la anjo sala sekrena ana na puang Hatta.
Peneliti : Terima kasih atas waktuta ibu Responde : Sama-sama nak.
Lampiran 5
HASIL WAWANCARA RESPONDE 1
(DEIKSIS DIALEK PANGKEP)
Nama : Hasmawati Usia : 41 Tahun
Alamat : Pulau Podang-Podang
Peneliti : Assalamu alaikum ibu, sebelumnya mohon maaf sudah menganggu waktunya.
Responden : Iye nak, tidak apa-apa. Jadi apa mau ditanyakanka ini?
Peneliti : Iye ibu. Jadi, ada tugas kuliah saya yaitu untuk melakukan penelitian mengenai dialek bahasa Bugis di Kecamatan Liukang Tuapabbiring, kebetulan saya mau wawancaraiki ibu.
Responden : Iye kan kemarin sudah kita bilang, bilang mauka diwawancarai.
Apa lagi itu deiksis, kah kulupa kemarin waktumu cerita nak, rebut sekali ibu-ibu ka cerita juga.
Peneliti : Iye ibu tidak apap-apa. Saya jelaskanki lagi, jadi deiksis itu yang merujuk kepada orang (persona), tempat, waktu, wacana, dan sosial. Tabe, Ibu contohnya deiksis orang (persona) yaitu saya, kamu, dia. Tapi itu dalam bahasa Indonesia. Saya, bahasa Bugis yang mau ku tahu ibu.
Responden : Iye nak, deiksis apa pertama mau ditanyakan?
Peneliti : Tabe, deiksis persona dalam bahasa Bugis apa saja ibu?
Responden : Saya sebutkanmi ssaja deiksisnya dik baru nanti buat maki kalimatnya karena tidak ku tahu saya buat kalimat itu, nanti datang maki lagi ke rumah baru ku artikan kalimatnya nak.
Peneliti : Iye ibu.
Responden : Jadi, deiksis personanya itu, iyya, idi, iko, alena, itu nak
Peneliti : Tabe, ibu kalau deiksis tempat dalam bahasa bugis apa berapa?
Responden : Ada tiga yaitu, kuro, kutu, kuhe.
Penelitan : Tabe, kalau deiksis waktu dalam bahasa Bugis ibu?
Responden : Deiksi waktu yaitu, denre, baja, wenni,sangngadi, makkukkue, itu nak.
Penelitian : Selanjutnya ibu, kalau contoh deiksis wacana dalam dialek Pangkep?
Responden : Purai mabbalu ase ambo na cede lalo ellinna, kura ale‟e toil maega jonga.
Peneliti : Pertanyaan yang terakhir ibu. Apa saja deiksis sosial dalam bahasa Bugis (dialek Pangkep)?
Responden : Tegai tuju bola ta puang, dua pennini mate na latona Agus.
Penelitian : Terima kasih banyak unutuk waktunya ibu.
Responden :Iye nak, buat maki saja kalimatnya baru nanti ke rumahki lagi kalau ada mau ditanyakan.
Peneliti : Iye ibu, sekali lagi terima kasih banyak.
Lampiran 5