• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

1. Penelitian masalah analisis bentuk dan fungsi fatis bahasa Manggarai dialek Kempo ini masih kurang, untuk itu diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar meneliti tentang bentuk dan fungsi fatis pada bahasa Manggarai dialek Kempo hingga dapat mengetahui bentuk dan fungsi bahasa Manggari dalam kegiatan berkomunikasi.

2. Pemerintah diharapakan menjadikan hasil penelitian ini sebagai kearifan lokal yang harus di lestarikan.

145

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, dkk. 2003. Kategori Fatis Dalam Novel Dilan 1990 Karya Pidi Baiq. Jurnal Bahasa dan Sastra. 6(4): 562:576.

Alwi, dkk. 2000. Pengertian Wacana. https://www.ayoksinau.com/pengertian- wacana/. Rujukan Internet/online. Diakses pada 18 Februari 2021 Pukul 11:42.

Chaer, Abdul. 2014. Linguistik Umum. Jakarta. Rineka Cipta.

Fauziah, Hasanah AR. 2012. Kategori Fatis dalam Bahasa Melayu Riau Dialek Kuok. Jurnal Litera. 11(1):61.

Handayani, Dina Fitria. 2020. Kategori Fatis dan Konteks Penggunaannya dalam Bahasa Minangkabau Dikenegarian Kambang Kabupaten Pesisir Selatan. Bahastra: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

4(2): 111-115.

Habiburrahman, Arahman Rudi. 2018. Kajian Sosiopragmatik Tentang Penggunaan Kategori Fatis Bahasa Sasak dalam Kesantunan Tindak Tutur Masyarakat Lombok. Jurnal Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Pengembang Pendidikan Indonesia. 652-661.

Jumanto. 2017. Komunikasi Fatis di Kalangan Penutur Jati Bahasa Inggris.

Yogyakarta. Textium.

Keraf, Gorys. 2004. Tata Bahasa Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kategori Fatis dalam Novel Dilan 1990 Karya Pidi Baiq. Jurnal Bahasa dan Sastra. 6(4): 562-576.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kategori Fatis dalam Bahasa Indonesia Pada Acara Indonesia Lawak Klub di Trans 7. Jurnal Kebahasaan dan Kesastraan.

Kridalaksana, Harimurti. 2011. Penggunaan Bahasa Jawa Oleh Para Pedagang Handphone di Plaza Singosaren Kota Surakarta (Kajian Sosiolinguistik).

Jurnal UNS Sebelas Maret University.

Mahsun. 2019. Metode Penelitian Bahasa. Depok. Rajawali Pers.

Mahsun. 2007. Teknik Simak dan Cakap.

https://teknikcakapdantekniksimak.blogspot.com/2016/03/teknik-simak- dan-teknik-cakapmetoba.html?=1. Rujukan Internet/online. Diakses pada 02 Februari 2021 Pukul 02:20.

Mahsun. 2019. Metode Penelitian Bahasa. Depok. Rajawali Pers.

Mahsun. 2019. Resum Metode Penelitian Bahasa Mahsun.

https://www.ridiwan.com/2017/07/resum-metode-penelitian-bahasa- mahsun.html?=1. Rujukan Internet/online. Diakses Pada 02 Februari 2021 Pukul 02:36.

Manaf. 2009. Sintaksis: Pengertian, Konsep dan Analisis (Fungsi, Kategori, Peran). https://serupa.id/sintaksis/. Rujukan Internet/online. Diakses pada 17 Februari 2021 Pukul 01:32.

Malinowski, Bronislaw. 2012. Bentuk Fatis Bahasa Sasak. Jurnal Mabasan. 6(2) :28

Ramlan. 2009. Sintaksis: Pengertian, Konsep dan Analisis (Fungsi, Kategori, Peran). https://serupa.id/sintaksis/. Rujukan Internet/online. Diakses pada 17 Februari 2021 Pukul 01:38.

Sumantri, Andika. 2016. https://penelitianilmiah.com. Rujukan Internet/online.

Diakses pada 02 Februari Pukul 2021 03:45.

Sumarsono. 2011. Pengertian Sosiolinguistik.

https://www.ariesrutung.com/2018/04/pengertian-sosiolinguistik- menurut-para- ahli.html?m=1. Rujukan Internet/online. Diakses pada 17 Februari 2021 Pukul 22:11

Taufik, Gerry. Faizah Hasah. 2014. Kategori Fatis Dalam Bahasa Melayu Kampar Kiri Kabupaten Kampar. Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajaran. 3(1): 47.

Verhaar. 2010. Sintaksis: Pengertian, Konsep dan Analisis (Fungsi, Kategori, Peran). https://serupa.id/sintaksis/. Rujukan Internet/online. Diakses pada 17 Februari 2021 Pukul 01:41.

L A M

P

I

R

A

N

Pedoman Wawancara untuk para penjual 1. Kapan ibu/bapak mulai berjualan di pasar ini?

2. Barang dagangan apa saja yang ibu/bapak jual?

3. Berapa keuntungan yang ibu/bapak dapat dalam penjualan tiap minggu?

4. Berapa kerugian yang ibu/bapak dapat dalam penjualan tiap minggu?

5. Berapa lama dagangan ibu/bapak dijual di pasar?

6. Dari mana ibu/bapak mendapatkan barang dagangan untuk dijual?

Pedoman wawancara untuk para pembeli

1. Bahan makanan apa saja yang ibu/bapak beli di pasar?

2. Seberapa sering ibu/bapak berbelanja di pasar ini?

3. Apakah pasar ini sudah cukup memenuhi keinginan ibu/bapak untuk berbelanja keperluan sehari-hari?

4. Biasanya ibu/bapak berbelanja dengan siapa di pasar ini?

5. Ibu/bapak datang ke pasar biasanya menggunakan apa?

Korpus Data No Kode

Data

Kutipan Keterangan

1. 4.4 Aeh do tu na presa hau o Bentuk partikel fatis Aeh berada di awal kalimat membantu penutur untuk menunjukkan rasa tidak setuju terhadap ucapan atau tindakkan dari lawa tuturnya 2. 4.4 Bo tau presa sararu gemi o

gelang cengkali

Bentuk partikel fatis Bo berada di awal kalimat membantu kalimat setelahnya atau sebagai pengantar untuk menyampaikan maksud yang disampaikan yang disampaikan penutur.

3. 4.4 De naka nenggitu lau pande na hia tu

Bentuk partikel fatis De berada di awal kalimat digunakan penutur pada saat prihatin atau iba kepada lawan bicaranya.

4. 4.4 Mai nang hau da tau manga presa gaku

Bentuk partikel fatis Mai berada di awal kalimat digunakan penutur untuk mengajak lawan tutur berbicara sesuatu yang diinginkan.

5. 4.4 Iyo ine ma mo gaku ding Bentuk partikel fatis Iyo berada di awal kalimat digunakan penutur ketika ingin merespon sebuah panggilan atau menjawab pertanyaan dari lawan tutur yang lebih tua sehingga menunjukkan rasa hormat kepadanya.

6. 4.4 Oe apa pande hitu ame? Bentuk partikel fatis Oe berada

di awal kalimat digunakan penutur untuk memulai komunikasi dengan lawan tutur.

7 4.4 Oleh te ma diar ra muku so Bentuk partikel fatis Oleh berada di awal kalimat sebagai kata yang memberi maksud dari kalimat sesudahnya, nnamun pada konteks tertentu bisa bermakna rasa kaget.

8 4.4 Cepisa na mek lako gite o Bentuk partikel fatis Mek berada di tengah kalimat digunakan penutur ketika melihat lawan tuturnya belum bergegas dan bisa juga menekankan kalimat tanya.

9 4.4 Kole ermeseng e si ga, Ai bontong puci si kaba one uma

Bentuk partikel fatis Ai berada di tengah kalimat digunakan penutur untuk menghubungkan pertanyaan sebelumnya kepada lawan tutur.

10. 4.4 Meket tu na hau o da Bom tau data gelang cengkali

Bentuk partikel fatis Bom berada di tengah kalimat digunakan penutur ketika ingin memberikan jawaban sekaligus memastikan jawa yang akan disampaikan.

11. 4.4 Bo aku go nian-niat kat Bentuk partikel fatis Go berada di tengah kalimat digunakan untuk membantu penutur meyakinkan kalimat yang merupakan jawaban dari lawan

tutur.

12. 4.4 Hau leng go pande nakang tu ata koe hitu

Bentuk partikel fatis Leng berada di tengah kalimat digunakan penutur untuk menyalahkan lawan tutur tentang apa yang menjadi keluhannya.

13. 4.4 Ngoeng ra hang nakeng tapa Bentuk partikel fatis Ra berada di tengah kalimat digunakan penutur untuk meminta sesuatu kepada lawan tutur dengan

menghaluskan atau

melembutkan permintaannya.

14. 4.4 Neka da ai puli laku jaong hia ga

Bentuk partikel fatis Da yang berada di tengah kalimat digunakan ketika penutur ingin menolak ajakan dari lawan tuturnya.

15. 4.4 Rewo tu’u na hau o Aeh Bentuk partikel fatis Aeh yang berada di akhir kalimat digunakan untuk menekanka bagian kesalahan dari lawan tutur hingga terdengar seperti menyalahkan tindakan atau ucapan dari lawan tuturnya.

16. 4.4 Neka bontong Yo Bentuk partikel fatis Yo yang berada di akhir kalimat digunakan ketika penutur ingin menyampaikan pendapatnya dan diikuti permintaan persetujuan dari lawan bicaranya.

17. 4.4 Neka Ra Bentuk partikel fatis Ra yang berada di akhir kalimat digunakan penutur dalam menanggapi ucapan laan bicara yang berbentuk ancaman.

18. 4.4 Toe Mek Bentuk partikel fatis Mek yang berada di akhir kalimat digunakan penutur ketika menjawab pertanyaa dari lawan tutur.

19. 4.4 Nia Mai Bentuk partikel fatis Mai yang berada di akhir kalimat digunakan penutur untuk memberi pertanyaan dari lawan tutur.

20. 4.4 Nia hia Leng Bentuk partikel fatis Leng yang berada di akhir kalimat digunakan penutur dalam menanyakan seseorang kepada lawan tuturnya.

21. 4.5 Asa ge jaong gau ho’o ra. Bentuk kata fatis Asa yang berada di awal kalimat digunakan penutur untuk menanggapi dalam bentuk pertanyaan terhadap sesuatu hal yang sudah terjadi.

22. 4.5 Ba’ang na hau tu, ngance legong hanang ge hia sale sekang

Bentuk kata fatis Ba’ang yang berada di awal kalimat digunakan penutur untuk menujukan kesalahan yang di

lakukan lawan tutur dengan secara jelas.

23. 4.5 Darat, Co nenggo’o ranga na ata koe ho.

Bentuk kata fatis Darat yang berada di awal kalimat digunakan penutur untuk menanggapi keadaan orang ketiga yang di ucapkan oleh lawan tuturnya.

24. 4.5 Deh cenger na aku tu. Bentuk kata fatis Deh yang berada di awal kalimat digunakan penutur ketika menanggapi apa yang disampaikan oleh lawan tuturnya.

25. 4.5 Kodong ase gaku, puli hang gau ro ga?

Bentuk kata fatis Kodong yang berada di awal kalimat digunakan penutur ketika merasa khawatir terhadap keadaan lawan tutur.

26. 4.5 Somba, neka retang go yo Bentuk kata fatis Somba yang berada di awal kalimat digunakan penutur untuk menenangkan lawan tutur dengan cara menunjukan rasa kasih sayang kepada lawan tutur.

27. 4.5 Tabe ka’e, ta mo nia ite? Bentuk kata fatis Tabe yang berada di awal kalimat digunakan penutur ketika penutur ingin membuka kontak pembicaraan atau memulai

percakapan ketika penutur bertemu lawan tutur di jalan.

28. 4.5 Ata ho’o asa toe bae ngance ngaji nge da.

Bentuk kata fatis Asa yang berada di tengah kalimat digunakan penutur kepada orang ketiga mengenai kemampuan dari orang ketiga.

29. 4.5 Lako diang gula kat ra, Ko co’o?

Bentuk kata fatis Ko co’o yang berada di akhir kalimat digunakan penutur ketika ingin memberikan pendapat dan sekaligus meminta persetujuan tentang pendapatnya kepada lawan tutur.

30. 4.6 Darat na, co’o nenggitu e nasip na anak hitu ga.

Bentuk frase fatis Darat na yang berada di awal kalimat digunakan penutur ketika penutur ingin menyampaikan perasaan sedih atau menyayangkan nasib dari orang ketiga kepada lawan tuturnya.

31. 4.6 Darat te, kali nggitu permasalahan de hau.

Bentuk frase fatis Darat te yang berada di awal kalimat digunakan penutur untuk menanggapi ucapan atau perkataan dari lawan tutur dengan menggunakan frase

‘darat ta’ yang menunjukan rasa kaget dari penutur kepada lawan tuturnya.

32. 4.6 Darat to, empisa mata de emkoe tu?

Bentuk frase fatis Darat to yang berada di awal kalimat digunakan penutur ketika menerima sebuah kabar yang tidak mengenakan.

33. 4.6 De somba, sabar yo. Bentuk frase fatis De somba yang berada di awal kalimat digunakan penutur kepada lawan tutur ketika penutur merasa sedih atau tersentuh kepada lawan tuturnya.

34. 4.6 Kolang leso ra. Bentuk frase fatis Kolang leso yang berada di awal kalimat digunakan penutur ketika menanggapi sebuah ajakan yang diucapkan oleh lawan tutur.

35. 4.6 Neka rabo ra, toe sengaja laku.

Bentuk frase fatis Neka rabo yang berada di awal kalimat digunakan penutur ingin menyampaikan rasa tidak enak hati kepada lawan tutur.

36. 4.6 Ta de, asi nenggitu. Bentuk frase fatis Ta de yang berada di awal kalimat digunakan penutur ketika ingin menolak permintaan lawan tutur secara halus.

37. 4.6 Hau gat, ra bara neka lor kole Bentuk frase fatis Ge ra yang berada di tengah kalimat digunakan penutur dalam mempertegas perintah dengan

tujuan tidak akan di bantah lagi 38. 4.6 O muri kraeng, co’o nggo na

tana lino ho gra.

Bentuk frase fatis Muri kraeng yang berada di tengah kalimat digunakan penutur untuk menyampaikan rasa sembahnya kepada yang maha kuasa mengenai keluhan hidupnya 39. 4.6 Neka Ge Ra. Bentuk frase fatis Ge ra yang

berada di akhir kalimat digunakan penutur menanggapi ucapan lawan tutur yang terdengar seperti mengancam dengan cara meminta ampun atau cara memohon

40. 76 Aeh, do tu’u na presa hau o. Fungsi partikel fatis Aeh yang berada pada awal kalimat yaitu untuk menekankan penolakan rasa acuh tak acuh.

41. 76 Kulas tu na hau o aeh. Fungsi partikel fatis Aeh yang terletak di akhir kalimat yaitu uuntuk menekankan rasa tidak suka atau menekankan kesalahan lawan bicara.

42. 76 Jam 6 lite ra, ai lorong gula- gula lako oto go.

Fungsi partikel fatis Ai yang memiliki posisi pada tengah kalimat yaitu untuk menekankan sebuah penjelasan.

43. 77 Te ma baen laku ai mo bana aku erbao.

Fungsi partikel fatis Ai yang

berada pada tengah kalimat yaitu untuk menegaskan sebuah pembuktian kepada lawan tuturnya.

44. 77 Bo tau presa sararu gemi ho gelang cengkali

Fungsi partikel fatis Bo yang berada pada awal kalimat yaitu untuk menghantarkan kalimat pendapat dan berfungsi untuk menekankan pendapat.

45. 78 Asa ome minggu kole kat ga? Fungsi kata fatis Asa yang berada pada awal kalimat yaitu untuk menekankan kalimat saran atau masukan

46. 78 Asa hau ata boneng na deko hitura?

Fungsi kata fatis Asa yang berada pada awal kalimat yaitu untuk menekankan rasa curiga terhadap lawan bicara atau terhadap hal lain

47. 78 Ba’ang na hau tu, ngance legong hanang ge hia sale sekang.

Fungsi kata fatis Ba’ang yang berada pada awal kalimat yaitu sebagai interjeksi yang menekankan kesalahan lawan bicara.

48. 79 De somba, sabar yo. Fungsi frase fatis De somba yang berada pada awal kalimat yaitu untuk menekankan perasaan sedih.

49. 79 Iyo ine ma mo gaku ding. Fungsi partikel fatis Iyo yang

berada pada awal kalimat yaitu untuk menekankan sopan santun atau rasa hormat kepada lawan tutur.

50. 80 Mai nang hau tu da tau manga presa gaku.

Fungsi partikel fatis Mai yang berada pada awal kalimat yaitu untuk menekankan sebuah ajakan.

51. 80 Nia mai. Fungsi partikel fatis Mai yang berada pada awal kalimat yaitu untuk menekankan sebuah posisi atau letak sesuatu.

52. 80 Hau Gat ra bara neka lor kole Fungsi frase fatis Gat yang berada pada tengah kalimat yaitu untuk menekankan sebuah perintah atau keputusan.

53. 81 Hau leng go pande nakang tu ata koe hitu

Fungsi partikel fatis Leng yang berada pada tengah kalimat yaitu untuk menekankan alasan.

54. 81 Nditu hia leng? Fungsi partikel fatis Leng yang berada pada akhir kalimat yaitu untuk menekankan pemastian 55. 81 Toe mek Fungsi partikel fatis Mek yang

berada pada akhir kalimat yaitu untuk menekankan sebuah aktivitas atau kegiatan yang sedang di lakukan penutur ataupun orang ketiga

56. 82 Neka ra Fungsi partikel fatis Ra yang berada pada akhir kalimat yaitu sebagai menekankan penegasan 57. 82 De neka nenggitu lau pande na

hia tu

Fungsi partikel fatis De yang berada pada awal kalimat yaitu sebagai penguat perasaan khawatir.

58. 83 Diang gat ra wie tanah ho ga Fungsi frase fatis Gat yang berada pada tengah kalimat yaitu untuk melakukan perintah dan fungsi untuk melakukan bantahan.

59. 83 Bo aku go nian-nian kat na, tergantung hemi gat

Fungsi partikel fatis Go yang berada pada tengah kalimat yaitu untuk menguatkan sebuah kalimat yang berbentuk jawaban atau pernyataan.

60. 84 Darat co nenggo’o ranga na ata koe hitu

Fungsi kata fatis Darat yang berada pada awal kalimat yaitu untuk mengukuhkan perasaan tidak suka atau tidak setuju terhadap suatu hal.

61. 84 Cepisa na Mek lako gite o? Fungsi partikel fatis Mek yang berada pada tengah kalimat yaitu untuk mengukuhkan atau membenarkan apa yang di tannyakan lawan bicara.

62. 84 Somba, neka retang go yo Fungsi kata fatis Somba yang berada pada awal kalimat yaitu

untuk mengukuhkan sebuah perasaan cinta atau kasih sayang penuturnya terhadap lawan tuturnya.

63. 84 Lako diang gula kat ra, Ko co’o?

Fungsi kata fatis Ko co’o yang berada pada akhir kalimat yaitu untuk meminta persetujuan 64. 85 Neka bontong, yo? Fungsi kata fatis Yo yang berada

pada akhir kalimat yaitu untuk meminta persetujuan dari lawan bicara.

65. 85 Darat te, kali nggitu permasalahan de hau

Fungsi frasa fatis Darat te yang berada pada awal kalimat yaitu untuk sebagai penghantar rasa kaget.

66. 85 Oleh te ma diar muku so Fungsi partikel fatis Oleh yang berada pada awal kalimat yaitu untuk interjeksi yang menyatakan kekagetan.

67. 86 Oe, apa pande hiu ame? Fungsi partikel fatis Oe yang berada pada awal kalimat yaitu untuk membuka percakapan ketika berpapasan atau bertemu seseorang di jalan.

68. 86 Tabe ka’e, ta mo nia ite? Fungsi partikel fatis Tabe yang berada pada awal kalimat yaitu ketika berpapasan dengan lawan tutur atau hendak akan bertamu di rumah seseorang.

69. 87 Ngoeng Ra hang nakeng tapa. Fungsi partikel fatis Ra yang

berada pada tengah kalimat yaitu memiliki fungsi menghaluskan 70. 87 Ta de, mo ala si seng situ ga Fungsi frasa fatis Tade yang

berada pada awal kalimat yaitu memiliki fungsi untuk menghaluskan bantahan.

71. 88 Neka Ge ra Fungsi frasa fatis Ge ra yang berada pada akhir kalimat yaitu untuk menghaluskan perintah hingga terdengar seperti 74.memohon.

72. 88 Asa manga ata tua ndoo’o erwie?

Fungsi kata fatis Asa yang berada pada awal kalimat yaitu mengungkapkan keragu-raguan.

73. 88 Ata ho’o asa toe bae ngaji e ra Fungsi kata fatis Asa yang berada pada tengah kalimat yaitu sebagai ungkapan keragu-raguan atau ketidak pastian terhadap isi konstituen ujaran yang mendahuluinya.

74. 89 Darat na, co’o nenggitu nasib na anak hitu ga.

Fungsi frasa fatis Darat na yang berada pada awal kalimat yaitu menyayangkan suatu kejadian atau keadan.

75. 89 Darat to, empisa mata de emkoe tu?

Fungsi frasa fatis Darat to yang berada pada awal kalimat yaitu menujukan perasaan sedih terhadap sebuah keadaan.

76. 89 Kodong ase gaku, puli hang gau ro ga?

Fungsi kata fatis Kodong yang berada pada awal kalimat yaitu

bentuk ungkapan iba terhadap lawan tutur ataupun orang ketiga.

77. 90 Kolang leso ra. Fungsi frasa fatis Kolang leso yang berada pada awal kalimat yaitu sebagai bentuk basa-basi untuk melakukan penolakan.

78. 90 Hau leng go pande nakang tu ata koe hitu.

Fungsi partikel fatis Leng yang berada pada tengah kalimat yaitu menggantikan kata ta atau jika terjemahkan kedalam bahasa indonesia memiliki arti (sih) 79. 90 O muri kraeng, co’o ngo’o na

tanah lino ho gra.

Fungsi frasa fatis Muri kraeng yang berada pada tengah kalimat yaitu untuk menunjukan permohonan atau rasa sembah kepada tuhan.

80. 91 Neka rabo ra, toe sengaja laku.

Fungsi frasa fatis Kodong yang berada pada awal kalimat yaitu untuk menunjukan persaan bersalah kepada lawan tutur.

81. 91 Tabe, aku olo ga yo. Fungsi frasa fatis Kodong yang berada pada awal kalimat yaitu untuk menunjukan rasa hormat atau tidak enak hati ketika berpapasan dengan lawan tutur.

RIWAYAT HIDUP

Hasmawati,

lahir di palis pada tanggal 9 September 1999 anak kelima dari lima bersaudara yang merupakan buah kasih sayang dari pasangan Safrudin Tundi dan Asfa. Penulis menempuh pendidikan di MI Salahuddin Nangalili pada tahun 2005 dan tamat pada tahun 2011. Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) di MTS Negeri Nangalili dan tamat pada tahun 2014. Penulis melanjutkan pendidikan lagi ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) di MA Jabal Nur Watu Lendo mulai dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2017. Pada tahun yang sama penulis diterima di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Program Strata (S1).

Akhirnya, tahun 2021 penulis dapat menyelesaikan studinya di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan menyusun karya ilmiah yang berjudul Analisis Bentuk dan Fungsi Fatis Pada Aktivitas Jual Beli Masyarakat di Pasar Rekas Kecamatan Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat (Kajian Sosiolinguistik).

Dokumen terkait