• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis bentuk dan fungsi fatis pada aktivitas jual beli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "analisis bentuk dan fungsi fatis pada aktivitas jual beli"

Copied!
192
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bahasa Manggarai merupakan bahasa yang digunakan oleh suku Manggarai dan merupakan salah satu bahasa daerah Indonesia di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Bahasa Manggarai merupakan salah satu bahasa daerah Kabupaten Manggarai Barat yang dipelihara dengan baik oleh masyarakat Manggarai. Bahasa Manggarai digunakan oleh masyarakat Manggarai dengan beberapa ragam dialek yang terdapat di Kabupaten Manggarai, Manggarai Timur, dan Manggarai Barat.

Salah satu bahasa Manggarai merupakan bahasa yang terdapat di Kabupaten Manggarai Barat yang memiliki keunikan dibandingkan bahasa Manggarai lainnya. Bahasa Manggarai merupakan bahasa daerah yang mempunyai bagian fatis yang banyak mengandung dialek daerah atau kedaerahan.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan alasan peneliti ingin menyelidiki bentuk penggunaan phatic dan fungsi phatic yang terdapat dalam bahasa Manggarai dialek Kempo. Pasar Rekas Kecamatan Mbeliling dipilih peneliti karena masyarakat adat menggunakan bahasa yang banyak mengandung fatik yaitu golongan kata yang bertugas mengawali, memelihara dan meningkatkan komunikasi antara penutur dan pendengar. Sebagai upaya berupa sarana untuk menambah pengetahuan tentang fungsi dan bentuk fatisme yang terjadi dalam interaksi bahasa daerah.

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang bentuk dan fungsi fasa dalam kegiatan jual beli warga Pasar Rekas Kecamatan Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan dan pedoman mengenai bentuk dan fungsi fatisme dalam bahasa daerah.

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Kajian Pustaka

Berdasarkan data pada tabel 4.5 nomor 3, bentuk kata tanah mempunyai tempat di awal kalimat dan mempunyai arti kata. Berdasarkan data pada tabel 4.5 nomor 4, bentuk kata Deh mempunyai kedudukan di awal kalimat dan mempunyai arti kata 'oh'. Berdasarkan data pada Tabel 4.5 nomor 6, bentuk kata somba mempunyai tempat di awal kalimat dan mempunyai arti kata.

Berdasarkan data pada tabel 4.5 nomor 7, bentuk kata tabe mempunyai kedudukan di awal kalimat dan mempunyai arti kata. Berdasarkan data pada tabel 4.6 nomor 5 yaitu bentuk frasa kolang leso mempunyai kedudukan di awal kalimat dan mempunyai arti kata.

Kerangka Berpikir

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengkaji bahasa masyarakat secara sinkron dengan menggunakan teori Harimurti Kridalaksana yang menyatakan bahwa ungkapan fatik adalah ungkapan atau unsur pokok yang bertugas mengawali komunikasi antara penutur dan lawan bicara, dalam memelihara dan memperkuat. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengamati fenomena suatu bahasa dalam kurun waktu tertentu, oleh karena itu penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara mendeskripsikan data-data yang peneliti peroleh dari hasil penelitian. Dengan menggunakan metode ini maka peneliti akan memperoleh data yang lengkap, dapat diuraikan dengan jelas dan penelitian ini benar-benar sesuai dengan kondisi lapangan yang ada dan data yang diperoleh benar-benar dari informan langsung.

Waktu dan Lokasi Penelitian

Berdasarkan kajian yang akan diteliti maka penelitian ini akan dilakukan di Pasar Rekas Kecamatan Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat. Ketertarikan peneliti dalam memilih lokasi penelitian ini dikarenakan masyarakat disana belum menyadari akan adanya bentuk dan fungsi fatis pada bahasa yang mereka gunakan sehari-hari dengan dialek Kempo.

Subjek Penelitian

Dengan menggunakan persyaratan informan tersebut maka banyak masyarakat di Pasar Rekas Kecamatan Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat yang dapat dijadikan sebagai informan atau narasumber.

Data dan Sumber Data

Teknik Pengumpulan Data

Letaknya di awal kalimat dan berfungsi untuk menekankan kecurigaan terhadap lawan bicara atau terhadap hal lain. Letaknya di awal kalimat dan berfungsi untuk menegaskan perasaan tidak suka atau tidak setuju terhadap sesuatu. Letaknya selalu di awal kalimat dan berfungsi untuk menunjukkan perasaan sedih terhadap suatu keadaan.

Letaknya di awal kalimat dan berfungsi sebagai ungkapan rasa kasihan terhadap lawan bicara atau orang ketiga. Letaknya di awal kalimat dan berfungsi untuk menunjukkan rasa hormat atau ketidaksenangan ketika melewati lawan bicara. Dari data pada tabel 4.5 nomor 2, bentuk kata ba'ang mempunyai kedudukan di awal kalimat dan mempunyai arti kata.

Berdasarkan data pada tabel 4.6 nomor 1 yaitu bentuk frasa land after mempunyai kedudukan di awal kalimat dan mempunyai arti kata ‘kasihan’. Berdasarkan data pada tabel 4.6 nomor 2 yaitu bentuk kalimat country te mempunyai kedudukan di awal kalimat dan mempunyai arti. Berdasarkan data pada tabel 4.6 nomor 4, frasa de somba berada pada awal kalimat dan mempunyai arti kata.

Letaknya di awal kalimat dan berfungsi untuk menekankan kecurigaan terhadap lawan bicara atau terhadap hal lain. Letaknya di awal kalimat dan mempunyai fungsi sebagai bentuk ungkapan rasa kasihan terhadap lawan bicara atau orang ketiga. Fungsi kalimat fatik De somba di awal kalimat adalah untuk menekankan perasaan sedih.

3. Gambar Kesimpulan/Verifikasi
3. Gambar Kesimpulan/Verifikasi

Intrumen Penelitian

Teknik Analisis Data

Dengan demikian, setelah dilakukan pengumpulan data selama penelitian maka langkah selanjutnya adalah melakukan transkripsi data tersebut untuk memudahkan analisis data yang diperoleh atau diperoleh di lapangan pada saat penelitian di Pasar Rekas Kecamatan Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat. Oleh karena itu, data yang direduksi akan memberikan gambaran yang sangat jelas dan memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data tambahan dan mencarinya jika sewaktu-waktu diperlukan. Dengan menampilkan data akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan pekerjaan selanjutnya berdasarkan apa yang telah Anda pahami.

Kesimpulan awal yang disampaikan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti pendukung yang kuat pada tahap pengumpulan data selanjutnya. Namun apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang konklusif dan serasi pada saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang dapat dipercaya.

Hasil Penelitian

Fungsi fatik dari ai diletakkan di tengah kalimat dan mempunyai arti seperti kata 'masalah' jika digunakan pada contoh kalimat di bawah ini dan mempunyai fungsi untuk menekankan suatu penjelasan. Letaknya di awal kalimat dan merupakan kalimat yang menunjukkan ikut sertanya penutur dalam merasakan apa yang dirasakan lawan bicaranya. Letaknya di awal kalimat dan bertugas menjawab panggilan serta berfungsi untuk menekankan kesopanan atau rasa hormat terhadap lawan bicara.

Kamu terlalu memanjakan anak kecil itu." o) Fungsi partikel fatis 'Leng'. Letaknya di akhir kalimat dan berfungsi untuk menekankan afirmasi. Letaknya di akhir kalimat dan berfungsi untuk memberi penekanan suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh pembicara atau orang ketiga. Letaknya di tengah-tengah kalimat dan berfungsi sebagai penguat kalimat perintah dengan tujuan untuk ditaati.

Letaknya di tengah kalimat dan berfungsi untuk menguatkan kalimat berupa pertanyaan atau pernyataan. Selalu ditempatkan di awal kalimat dan berfungsi untuk memulai dan membuka percakapan atau suatu bentuk sapaan. Letaknya di awal kalimat dan berfungsi untuk memulai percakapan ketika Anda lewat atau berkunjung ke rumah seseorang.

Ungkapan Ta de yang ditemukan seperti pada data di atas, mempunyai peranan sebagai kata pasrah dalam kalimat dan mempunyai fungsi untuk meringankan penolakan atau penolakan. Bentuk kalimat frasa Ge ra di akhir kalimat mempunyai fungsi untuk memperlunak perintah hingga terdengar seperti memohon. Letaknya di tengah kalimat dan berfungsi untuk menyatakan keraguan atau ketidakpastian terhadap isi pokok pernyataan sebelumnya.

Letaknya di tengah kalimat dan mempunyai fungsi menggantikan kata (ta) atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia mempunyai arti ('sih'). Letaknya di tengah kalimat dan berfungsi untuk menunjukkan permintaan atau perasaan beribadah kepada Tuhan.

Tabel  4.4  Data:  Bentuk  partikel  fatis  bahasa  Manggarai  dialek  Kempo
Tabel 4.4 Data: Bentuk partikel fatis bahasa Manggarai dialek Kempo

Analisis dan Pembahasan

Dari data pada Tabel 4.4, angka 5 merupakan bentuk partikel Iyo yang berada pada posisi awal kalimat dan mempunyai arti kata 'ya'. Berdasarkan data pada tabel 4.4 nomor 7, bentuk partikel Oleh mempunyai kedudukan yang selalu berada di awal kalimat dan mempunyai arti kata ‘Astaga’. Dari data pada tabel 4.5 nomor 5, bentuk kata kodong mempunyai kedudukan di awal kalimat dan mempunyai arti kata 'kasihan'. Adikku yang malang, apakah kamu sudah makan?"

Fungsi partikel fatis Aeh di awal kalimat adalah untuk menekankan penolakan terhadap ketidakpedulian. Fungsi kata fatik Asa di awal kalimat adalah untuk menekankan sugesti atau masukan. Fungsi partikel fatis Mai di awal kalimat adalah untuk menekankan kedudukan atau letak suatu hal.

Fungsi frasa fatik Darat te di awal kalimat adalah untuk menyampaikan rasa kaget. Fungsi kalimat fatik kodong di awal kalimat adalah untuk menunjukkan perasaan bersalah terhadap lawan bicara.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Bentuk fatis terdiri atas 20 bentuk partikel phatic, 9 bentuk kata phatic, dan 10 bentuk phrasal. Fungsi fatik terdiri dari 17 fungsi penekanan, 6 fungsi penguatan, 2 fungsi persetujuan atau pencarian pendapat, 2 fungsi kejutan, 2 fungsi pembuka percakapan, 3 fungsi mitigasi, 2 fungsi ekspresi keraguan, dan 8 fungsi lainnya. fungsi fatisme dalam bahasa Mangarai.

Saran

Bentuk partikel fatik Da di tengah kalimat digunakan ketika penutur ingin menolak ajakan lawan bicaranya. Penutur menggunakan bentuk fatis dari kata Ba'ang di awal kalimat untuk menunjukkan kesalahan yang telah dilakukannya. Bentuk kata Deh yang bersifat fatik yaitu pada awal kalimat digunakan penutur ketika menanggapi ucapan lawan bicaranya.

Bentuk kata kodong yang bersifat fatis digunakan pada awal kalimat oleh penutur ketika merasa prihatin terhadap keadaan lawan bicaranya. Bentuk kata Tabe yang bersifat fatik yaitu pada awal kalimat digunakan penutur ketika hendak memulai pembicaraan atau menjalin kontak. Bentuk ungkapan fatik Darat yang terdapat pada awal kalimat digunakan penutur ketika menerima kabar yang tidak menyenangkan.

Frasa fatis berupa Neka rabo yang berada pada awal kalimat digunakan penutur untuk menyampaikan perasaan prihatin kepada lawan bicaranya. Bentuk frasa fatik Ta de pada awal kalimat digunakan penutur ketika hendak menolak secara halus permintaan lawan bicaranya. Fungsi partikel fatik Bo pada awal kalimat adalah untuk menyampaikan suatu kalimat pemikiran dan berfungsi untuk menekankan pemikiran tersebut.

84 Somba, neka retang go yo Fungsi kata phatic Somba yang ada di awal kalimat adalah. Fungsi partikel fatik Oe di awal kalimat adalah untuk membuka pembicaraan ketika berpapasan atau bertemu seseorang di jalan. Fungsi kalimat fatik Darat di dekat awal kalimat adalah untuk menyesali suatu peristiwa atau keadaan.

27.  4.5  Tabe ka’e, ta mo nia ite?  Bentuk  kata  fatis  Tabe  yang  berada  di  awal  kalimat  digunakan  penutur  ketika  penutur  ingin  membuka  kontak  pembicaraan  atau  memulai
27. 4.5 Tabe ka’e, ta mo nia ite? Bentuk kata fatis Tabe yang berada di awal kalimat digunakan penutur ketika penutur ingin membuka kontak pembicaraan atau memulai

Gambar

3. Gambar Kesimpulan/Verifikasi
Tabel  4.4  Data:  Bentuk  partikel  fatis  bahasa  Manggarai  dialek  Kempo
Tabel 4.5 Data: Bentuk Kata Fatis Bahasa Manggarai Dialek Kempo
Tabe om Agus, manga paket ho’o.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sampai ada realisasi dan fokus pada keterbukaan, perubahan yang nyata tidak pernah dapat diimplementasikan (Senge 1990,12). Suatu proses menilai diri sendiri untuk memahami,