BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
Dari penelitian tersebut terdapat saran yang dapat dilakukan untuk penelitian di waktu yang akan datang, yaitu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh waktu karbonisasi menggunakan drum pembakaran terhadap kualitas arang aktif, melakukan modifikasi kompor dan penutup (isolasi panas) pada alat drum pembakaran yang digunakan agar temperatur karbonisasi dapat lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Aminoto, P. R. P. (2017). Pengaruh Konsentrasi Aktivator (NH4)2CO3 Pada Proses Pembuatan Arang Aktif Menggunakan Sabut Kelapa Sawit. Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Samarinda. Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Samarinda.
Anonim. (2019). Karbon aktif. Diakses 23 Januari 2020, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_aktif
Astrini, N., Anah, L., dan Haryono, A. (2016). Pengaruh Metilen Bisakrilamid (MBA) pada Pembuatan Superabsorben Hidrogel Berbasis Selulosa terhadap Sifat Penyerapan Air. Jurnal Kimia dan Kemasan, 38(1), 15.
https://doi.org/10.24817/jkk.v38i1.1974
Awasthi, A., dan Bhaskar, T. (2019). Combustion of Lignocellulosic Biomass.
Diakses 23 Januari 2020, dari
https://www.sciencedirect.com/topics/engineering/ash-content
Badan Pusat Statistik. (2019). Statistical Yearbook of Indonesia (Subdirektorat Publikasi dan Kompilasi Statistik (ed.)). BPS-Statistics Indonesia.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2015.00002
Danarto, Y. C., Utomo, P. B., dan Sasmita, F. (2010). Pirolisis Limbah Serbuk Kayu dengan Katalisator Zeolit. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia
“Kejuangan,” 1–6.
Das, A. K., Biswas, S. K., dan Nazhad, M. (2013). Pulp quality of mid rib of coconut leaves. Lambert Academic Publishing. Lambert Academic Publishing.
39
Hadrawi, J. (2014). Kandungan Lignin, Selulosa, dan Hemiselulosa Limbah Baglog Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) sebagai Bahan Pakan Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.
https://doi.org/10.4324/9781315853178
Hendra, D., dan Darmawan, S. (2007). Sifat Arang Aktif Dari Tempurung Kemiri.
Forest Products Research Journal, 25(4), 291–302.
https://doi.org/10.20886/jphh.2007.25.4.291-302
Herlina, N., dan Esterlita, M. O. (2015). Pengaruh Penambahan Aktivator ZnCl2, KOH, dan H3PO4 dalam Pembuatan Karbon Aktif dari Pelepah Aren (Arenga Pinnata). Jurnal Teknik Kimia USU, 4(1), 47–52.
https://doi.org/10.32734/jtk.v4i1.1460
ICC. (2016). Coconut Statistical Year Book 2016. Diakses 17 September 2019, dari https://coconutcommunity.org/regular/coconut_statistical_yearbook
Idrus, R., Lapanporo, B. P., dan Putra, Y. S. (2013). Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap Kualitas Karbon Aktif Berbahan Dasar Tempurung Kelapa. Prisma Fisika, I(1), 50–55. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0023032
Lazulva, dan Sari, W. W. (2013). Uji Kualitas Karbon Aktif dari Kulit Ubi Kayu (Manihot Escuenta Crantz). Jurnal Photon, 3(2), 33–37.
Lempang, M., Syafii, W., dan Pari, G. (2012). Sifat Dan Mutu Arang Aktif Tempurung Kemiri. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 30(2), 100–113.
https://doi.org/10.20886/jphh.2012.30.2.100-113
Lestari, S. W. (2012). Holoselulosa. Diakses 20 Januari 2020, dari https://sardewforester.blogspot.com/2012/01/holoselulosa.html
Liou, T. H., dan Wu, S. J. (2009). Characteristics of microporous/mesoporous carbons prepared from rice husk under base- and acid-treated conditions.
Journal of Hazardous Materials, 171(1–3), 693–703.
https://doi.org/10.1016/j.jhazmat.2009.06.056
Mardiatmoko, G., dan Ariyanti, M. (2018). Produksi Tanaman Kelapa (Cocos Nucifera L.) (Nomor March). Badan Penerbit Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura. Badan Penerbit Fakultas Pertanian, Universitas Pattimura.
Muthia, F. (1998). Pembuatan Arang Aktif dari Sabut Kelapa Sawit sebagai Bahan Penjernih Air. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Noer, A. A., Awitdrus, dan Malik, U. (2014). Pembuatan Karbon Aktif Dari Pelepah Kelapa Sawit Menggunakan Aktivator H2O Sebagai Adsorben. Jom Fmipa, 1(2), 42–47.
Pari, G. (1996). Pembuatan Arang Aktif dari Serbuk Gergajian Sengon (Paraserianthes Falcataria) dengan Cara Kimia. Buletin Penelitan Hasil Hutan, 14(8), 308–320.
Pari, G., Hendra, D., dan Pasaribu, R. (2006). Pengaruh Lama Waktu Aktivasi Dan Konsentrasi Asam Fosfat Terhadap Mutu Arang Aktif Kulit Kayu Acacia Mangium. Forest Products Research Journal, 24(1), 33–45.
https://doi.org/10.20886/jphh.2006.24.1.33-45
Pari, G., Pasaribu, R. A., dan Hendra, D. (2008). Increasing the Qualities of Activated Charcoal from Mangium Bark. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 26(9), 214–227.
Pari, G., dan Sailah, H. (2001). Pembuatan Arang Aktif dari Sabut Kelapa Sawit dengan Bahan Pengaktif NH4HCO3 Dan (NH4)2CO3 Dosis Rendah. 19(4), 231–244.
41
Ramdja, A. F., Halim, M., dan Handi, J. (2008). Pembuatan karbon aktif dari pelepah kelapa (Cocus nucifera). Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, 15(0258), 1–8.
Setiawan, K., Hartono, S., dan Suryantini, A. (2014). Analisis Daya Saing Komoditas Kelapa Di Kabupaten Kupang. Agritech, 34(1), 88–93.
Siahaan, S., Hutapea, M., dan Hasibuan, R. (2013). Penentuan Kondisi Optimum Suhu Dan Waktu Karbonisasi. Jurnal Teknik Kimia USU, 2(1), 26–30.
Siruru, H. (2009). Pengaruh Lama Dan Suhu Aktivasi Terhadap Daya Serap Biru Metilen Arang Aktif. Makila, VI, 131–138.
Sudradjat, R., dan Pari, G. (2011). Arang aktif : teknologi pengolahan dan masa depannya (pertama, hal. 29–57). Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Diakses dari http://library.forda-mof.org/libforda/koleksi-143- arang-aktif-teknologi-pengolahan-dan-masa-depannya.html
Suprianofa, C. (2016). Pembuatan Karbon Aktif dari Kulit Durian Sebagai Adsorben Zat Warna dari Limbah Cair Tenun Songket dengan Aktivator KOH. Diakses 10 Januari 2020, dari http://eprints.polsri.ac.id/4107/
Volborth, A. (1979). Problems of Oxygen Stoichiometry in Analyses of Coal and Related Materials. Diakses 23 Januari 2020, dari https://www.sciencedirect.com/topics/engineering/volatile-matter
Widyanto, I. (2014). Kriteria Panen dan Pasca Panen Tanaman Kelapa. Diakses 20 Januari 2020, dari https://indrawidiy.blogspot.com/2014/02/kriteria- panen-dan-pasca-panen-tanaman.html
Yuliyanti. (2016). Pembuatan arang aktif dari sekam padi dengan menggunakan aktivator asam phospat. 25.
LAMPIRAN
Lampiran I
A. PERHITUNGAN
1. Kadar Air
Kadar air (%) = 𝑚2−𝑚3
𝑚2−𝑚1 x 100%
Diketahui : Bahan baku : m1 = 43.2190 gr m2 = 44.2241 gr m3 = 44.1786 gr Kadar air (%) = (44.2241−44.1786)gr
(44.2241−43.2190)gr x 100% = 4.53%
Tabel 1 Analisa kadar air pada arang aktif No. Waktu
Kontak (Jam)
m1 (g) m2 (g) m3 (g) Kadar Air (%) 1 0 43.2190 44.2241 44.1786 4.53 2 12 43.0745 44.0778 44.0503 2.74 3 15 57.0724 58.0750 58.0513 2.36 4 18 34.7337 35.7338 35.7259 0.79 5 21 54.1033 55.1061 55.0975 0.86 6 24 46.4374 47.4393 47.4296 0.97
2. Volatile matter
Volatile matter (%) = ( ({𝑚{𝑚2−𝑚3}
2−𝑚1}) x 100% ) – Kadar air Diketahui : Bahan baku : m1 = 14.6808 gr
m2 = 15.6850 gr m3 = 15.3397 gr Kadar air= 3,28%
Volatile matter (%) =( (15.6850 − 15.3397 )gr
(15.6850 − 14.6808 )gr x 100%) – 4.53% = 29.86%
Tabel 2 Analisa volatile matter pada arang aktif No. Waktu
Kontak (Jam)
m1 (g) m2 (g) m3 (g) VolatileMatter (%) 1 0 14.6808 15.6850 15.3397 29.86 2 12 26.7779 27.7800 27.5909 16.13 3 15 21.3616 22.3667 22.1909 15.13 4 18 26.4134 27.4161 27.2590 14.88 5 21 22.3435 23.3513 23.1914 14.90 6 24 26.9933 27.9963 27.8354 15.19
3. Kadar Abu
Kadar abu (%) = 𝑚3−𝑚4
𝑚2−𝑚1 x 100%
Diketahui : Bahan baku : m1 = 17.3346 gr m2 = 18.3360 gr m3 = 17.4587 gr m4 = 17.3318 gr Kadar abu (%) = (17.4587 − 17.3318)gr
(18.3360− 17.3346)gr x 100% = 12.67%
Tabel 3 Analisa kadar abu pada arang aktif No. Waktu
Kontak (Jam)
m1 (g) m2 (g) m3 (g) m4 (g) Kadar Abu
(%) 1 0 17.3346 18.3360 17.4587 17.3318 12.67 2 12 17.7599 18.7662 17.8151 17.7531 6.16 3 15 17.5885 18.5911 17.6434 17.5872 5.61 4 18 17.7508 18.7603 17.8076 17.7570 5.01 5 21 18.3415 19.3507 18.3973 18.3459 5.09 6 24 17.7792 18.7862 17.8364 17.7815 5.45
4. Daya Serap Iod
a. Standarisasi Larutan Natrium Thiosulfat Normalitas larutan thio = mg K2Cr2O7
fp x V thio x Be
Diketahui : m K2Cr2O7 = 0,2333 gr → 233.3 mg Fp = 100/25 = 4
V thio = 11.9 mL Be = 49 g/grek Normalitas larutan thio = 233.3 mg
4 x 11.9 mL x 49 g/grek = 0,1000 N b. Standarisasi Larutan Iod
Normalitas larutan iod = V thio x N thio V iod
Diketahui : V thio = 25.4 mL N thio = 0.1 N V iod = 25 mL
Normalitas larutan iod = 25.4 𝑚𝐿 𝑥 0.1 𝑁
25 𝑚𝐿 = 0.098 N
c. Daya Serap Iod Daya serap iod = (10−
𝑉 𝑇ℎ𝑖𝑜×𝑁 𝑇ℎ𝑖𝑜
𝑁 𝐼𝑜𝑑 )×126,9×𝑓𝑝×𝑁 𝐼𝑜𝑑 𝑊
Diketahui :
Vthio = (7.4+7.5) 𝑚𝑙
2 = 5.45 ml Nthio = 0.1 N
Niod = 0.098 N Fp = 50
10 = 5 W = 0.5051
Daya serap iod = (10−
5.45 𝑚𝑙 × 0.1 𝑁
0.098 𝑁 )×126,9×5×0.098
0.5051 = 546.4413 mg/g
Tabel 4 Analisa daya serap iod pada arang aktif No. Waktu
Kontak (Jam)
Massa Arang Aktif
(g)
Volume Thiosulfat (ml)
Daya Serap Iod (mg/g)
1 2
1 0 0.5009 7.1 7.2 361.0152
2 12 0.5051 5.4 5.5 546.4413
3 15 0.5001 4.7 4.6 653.4043
4 18 0.5004 3.9 3.8 759.3332
5 21 0.5027 4.1 4.1 719.4450
6 24 0.5021 4.2 4.3 701.3493
Lampiran II
B. Gambar Penelitian
Bahan baku Proses karbonisasi
Arang setelah karbonisasi Arang ukuran -80 +120 mesh