Pola asuh yang tepat untuk menghasilkan kualitas yang baik dan tangguh adalah Pola asuh demokratis atau otoritatif. Dalam cara pandang parenting seperti yang diungkapkan oleh Diane Baumrind (Damayanti, A. K.,
& Paulina, E, 2016)., pola asuh demokratis ini disebut juga gaya pengasuhan otoritatif. Menurut Diane Baumrind, pola asuh atau parenting style terbagi menjadi tiga jenis yakni: Gaya pola asuh permisif / laissez-faire atau serba boleh, apapun yang diinginkan anak akan dituruti. Gaya pola asuh otoriter/otokratis atau orang tua memiliki aturan yang ketat dan harus dituruti oleh anak.
Gaya pola asuh otoritatif/demokratis atau pola pengasuhan di antara permisif dan otoriter, yakni demokratis, yaitu kedua belah pihak saling menghargai. Cara menerapkan pola asuh demokratis Pola asuh demokratis diterapkan dengan memperlakukan anak secara setara. Mereka diberi pilihan dan boleh menentukan keputusan atas pilihannya. Namun mereka juga harus bertanggung jawab dengan keputusan tersebut. Batasan yang diberikan dalam pola asuh demokratis adalah, anak hanya diberi kebebasan menentukan pilihan sesuai dengan usia mereka. Tidak bebas melakukan semua hal yang bisa dilakukan orang dewasa.
Karakteristik pola asuh demokratis Ada beberapa aspek penting atau karakteristik yang biasanya menyertai pola asuh demokratis. Hal ini tak bisa diabaikan ketika orang tua hendak menerapkan pola asuh demokratis dalam keluarga. Bahkan, karakteristik ini menjadi kunci dalam menerapkan parenting democratic.
Berikut ini penjelasan mengenai karakteristik pola asuh demokratis seperti dilansir laman Mom Junction: 1. Fokus pada peraturan Orang tua
33
demokratis akan mendiskusikan mengenai aturan yang akan mereka terapkan kepada anak-anaknya. Dengan begitu anak memahami peraturan, termasuk pada konsekuensi yang akan diterima jika melanggar aturan. 2. Memberikan pilihan Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis, akan memberikan pilihan untuk berbagai hal di kehidupan sehari-hari. Apapun pilihan tersebut, anak harus mau menerima konsekuensinya. 3. Penguatan positif Perilaku positif yang diperbuat oleh anak harus dihargai sehingga mereka tetap mengikuti aturan yang telah disepakati sebelumnya. Itu tanda bahwa pilihan yang mereka ambil, baik dan dipatuhi. Sebaliknya, ada hukuman jika terjadi perilaku negatif dan pelanggaran. 4. Memberi motivasi Anak-anak sangat membutuhkan motivasi dalam mencapai tujuan mereka. Ini harus diberikan oleh orang tua secara seimbang dan tidak berlebihan. 5. Pengertian dan kasih sayang Walau pola asuh demokratis dilakukan dengan kesetaraan kepada semua anggota keluarga, namun pengertian dan kasih sayang tidak boleh lepas dari pengasuhan.
aggression
Aldora, M. R., Noviekayati, I. G. A. A., & Rina, A. P. (2022). Pola asuh otoriter dan kecenderungan agresivitas pada remaja sekolah. Jurnal Penelitian Psikologi, 3(01), 110-121.
Allen, J. (2012). Practical Assessment, Research & Evaluation.University of Kansas
Badriyah, L. (2013). Pengaruh empati dan “self control” terhadap agresivitas remaja SMAN 3 kota Tanggerang Selatan. Skripsi (tidak diterbitkan).
Fakultas Psikologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Behrman, E Richard. (1999). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.
Buss, A.H. & Perry, M. (1992). Personality process and individual differences (the aggression questionnaire. Journal of personality and social psychology. 63(3). 452- 459.
Chaplin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Alih bahasa: Kartini Kartono.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Damayanti, A. K., & Paulina, E. (2016). Kesiapan anak masuk sekolah dasar ditinjau dari pola asuh orang tua. Psikovidya, 20(2), 40-52.
Desmita, (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Elminah, E., Hesrawati, E. D., & Syafwandi, S. (2022). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Sosial Pada Anak Usia Dini. Jurnal Sosial dan Teknologi, 2(7), 574-580.
Elida Prayitno. (2006). Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: FIP UNP Erikson Erik H. (1963). Childhood and Society. New York : Norton
Einstein, Gustav dan Endang Sri Indrawati. (2016). Hubungan Antara Pola Asuh Otoriter
34
35
Fatmawati, N. I., & Sholikin, A. (2019). Literasi Digital, mendidik anak di era digital bagi orang tua milenial. Madani Jurnal Politik Dan Sosial Kemasyarakatan, 11(2), 119-138
Feist, J., & Feist, G. J. (2018). Theories of personality 7th edition. Boston : McGraw-Hill.
Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gunarsa, S. D, & Gunarsa, Y. S. D. (2001). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Gordo, L., Oliver-Roig, A., Martínez-Pampliega, A., Iriarte Elejalde, L., Fernández-Alcantara, M., & Richart-Martínez, M. (2018). Parental perception of child vulnerability and parental competence: The role of postnatal depression and parental stress in fathers and mothers. PloS one, 13(8), e0202894. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0202894 Hurlock, EB. 1999. “Perkembangan Anak”, .Jilid 1, Edisi Keenam. Alih bahasa:
dr. Med. Meitasari Tjandrasa. Jakarta : Erlangga
Hasballah, M. Saad. (2003). Perkelahian antar Pelajar: Potret Siswa SMU di DKI Jakarta. Yogyakarta: Galang Press.
Haryati, N. (2012). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Bumi Aksara
Haditono, Rahayu Siti. 2002. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hidayah, R., Yunita, E., & Utami, Y. W. (2013). Hubungan pola asuh orangtua dengan kecerdasan emosional anak usia prasekolah (4-6 tahun) di tk senaputra kota malang. Jurnal keperawatan, 4(2).
Jhon, W. Santrock. (2007). Psikologi Perkembangan. Edisi 11 Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
KPAI. Jumlah Kasusu Kekerasan pada Anak. (2018) [Online]. www.kpai.go.id Latifah, A. (2020). Peran lingkungan dan pola asuh orang tua terhadap
pembentukan karakter anak usia dini. JAPRA) Jurnal Pendidikan Raudhatul Athfal (JAPRA), 3(2), 101-112.
Lubis, Z., Ariani, E., Segala, S. M., & Wulan, W. (2021). Pendidikan keluarga sebagai basis pendidikan anak. Pema (Jurnal Pendidikan Dan Pengabdian Kepada Masyarakat), 1(2), 92-106.
Madyawati, Lilis, Dra, M.Si, 2016. Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Miragoli, S., Balzarotti, S., Camisasca, E., & Blasio, P.D. (2018). Parents’
perception of child behavior, parenting stress, and child abuse potential:
Individual and partner influences. Child Abuse & Neglect, 84, 146-156.
Musslifah, A. R., Cahyani, R. R., Rifayani, H., & Hastuti, I. B. (2021). Peran pola asuh orang tua terhadap perilaku agresif pada anak. Jurnal Talenta, 10(2).
Naufal. (2022). Telah marak terjadinya tawuran di kalangan remaja”
Https://Megapolitan.Kompas.com/ /read/2022/02/25/14200621.
Nasution, M., & Sitepu, J. M. (2018). Penerapan Pola Asuh Yang Tepat Di Lingkungan X Kelurahan Suka Maju Kecamatan Medan Johor. JURNAL PRODIKMAS Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2).
Nawawi, H. Hadari. (1983). Metode Penelitian Deskriptif. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Orangtua dengan Perilaku Agresif Siswa/Siswi SMK Yudyakarya Magelang.
Jurnal Empati. Volume 5, Nomor 3, Hal 491-502 Undang-undang No.
4179 Tentang Kesehahteraan Anak
Puspitasari, R., Hastuti, D., & Herawati, T. (2013). Pengaruh Pola Asuh Disiplin dan Pola Asuh Spiritual Ibu Terhadap Karakter Anak Usia Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Karakter, 208–218.
Pola asuh otoriter dan kecenderungan agresivitas pada remaja sekolah 121
Retnowati, Y. (2021). Pola Komunikasi Dan Kemandirian Anak: Panduan Komunikasi Bagi Orang Tua Tunggal. Mevlana Publishing.
Rizqita, F. B. (2022). Analisis Perilaku Prososial melalui Teori Kognitif Sosial pada Anak-Anak Yatim Piatu di LKSA Mambaul Ulum Jember. Psychospiritual: Journal of Trends in Islamic Psychological Research, 1(1), 1-9.
37
Rina. (2011). Faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku agresif pada remaja kelas II,III di SMP Pahlawan Toha Bandung. Jurnal Kesehatan Prima, 2(3). 14.
Rouse, M. H. (2023, November 6). How can we help kids with self-regulation?.
https://.childmind.org
Sarwono, S. W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.
Suryabrata sumandi. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sari, D. K., Saparahayuningsih, S., & Suprapti, A. (2019). Pola Asuh Orang Tua Pada Anak Yang Berperilaku Agresif. Jurnal Ilmiah Potensia, 3(1), 1–6.
https://doi.org/10.33369/jip.3.1.1-6
Sangawi, H. S., Adams, J., & Reissland, N. (2015). The Effects of Parenting Styles on Behavioral Problems in Primary. Asian Social Science.
https://doi.org/10.5539/ass.v11n22p 171
Sege, R. D., & Siegel, B. S. (2018). Effective Discipline to Raise Healthy Children. Pediatrics, 142(6):e20183112.
Taylor, S.E., Peplau, L.A., & Sears, D.O. (2009). Social Psychology (terjemahan:
Tri Wibowo). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wong, Donna L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC.
Wong, D. L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., Winkelstein, M. L., &
Schwartz, P. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. In volume 1. https://doi.org/10.1167/iovs.13- 13688