47 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
48 DAFTAR PUSTAKA
Aldi, Y., Mimi, A., & Lusia, E. (2014).Uji efek imunostimulasi ekstrak etanol herba ciplukan (Physalis angulata L.) terhadap aktivitas dan kapasitas fagositosis sel makrofag pada mencit putih betina. Scientia, 4(1), 38-42.
Anief, M.2015. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada Univesity Press Anggota IKAPI.
Anonim.(2011). Identifikasi Bakteri Staphylococcus aureus dan Jamur Helminthosporium sp.Laopran Koasistensi Mikrobiologi. Diakses pada tanggal 22 januari 2021 dari https://mulyadiveterinary.wordpress.com/2011/07/06/147/
Antari, A.L. 2017. Imunologi Dasar. Deepublish.
Arrington, L.R. (1972). Introductory Laboratory Animal Science, the breeding, Care and Management of Experimental Animal.The Interstate Printers and Publisher, Inc: Denville.
Baratawidjaja, K.G dan Rengganis, I. 2018. Imunologi Dasar Edisi ke-12. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman : 23,53,79,141,745,767.
Barid, I. (2015).Struktur Populasi Peronema canescens Jack (Sungkai) Di Kawasan Wisata Air Terjun Bajuin Desa Sungkai Bakar Kecamatan Bajuin Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan.Skripsi.Banjarmasin : Universitas Lambung Mangkurat.
Brooksُ GF,ُ Carrolُ KC,ُ Butelُ J,ُ Morseُ S,ُ Jawets,ُ Melnickُ andُ Adelberg’S.ُ
(2007). Medical MicrobiologyEd. 24 . McGraw Hill Companies : New York.
Chairul, C., Pratiwi, P., & Chairul, S. M. (2009). Phagocytosis effectivity test of phenylbutenoid compounds isolated from bangle (Zingiber cassumunar Roxb.) rhizome. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 10(1).
Darmawan, R., Primairyani, A., & Yennita, Y. (2014). Uji Aktivitas Antiplasmodium Ekstrak Daun Sungkai (Peronema Canescens) Terhadap Mencit Jantan (Mus Musculus) Serta Implementasinya Sebagai LKS Pada Materi Protista (Doctoral dissertation, Universitas Bengkulu).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta: Cetakan Pertama Indonesia. Halaman : 5, 9, 13, 30.
Desmawati.(2013). Sistem Hematologi dan Imunologi. Jakarta : Penerbit In Media.
Devagaran, T. (2012). Senyawa Immunomodulator Dari Tanaman. Students e- Journal, 1(1), 40.
49 Dexa Medica Group. 2014. Stimuno.Stimuno. Stimuno Forte. Diakses pada tanggal 16 Januari 2021 dari https://www.dexa- medica.com/OTC/STIMUNO-Forte.
Estany, S., Palacio, J.R., Barnadas, R., Sabes, M, Iborra A, Martinez P.
Antiioxidant activity of N-acetylcysteine,ُ flavonoidsُ andُ α-tocopherol on endometrial cells in culture. J Repro Immun. Elsevier.2007; 1-10.
Francis, G., Zohar K., Harinder, P.S.M., dan Klaus B. 2002. The biological action of saponins in animal sistems.British Journal of Nutrition. 88: 587–605.
Fransisca, D., Kahanjak, D. N., & Frethernety, A. (2020).Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sungkai (Peronema canescens Jack) terhadap pertumbuhan Escherichia coli dengan metode difusi cakram Kirby-Bauer. Jurnal Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan (Journal of Environmental Sustainability Management), 460-470.
Heyne, K. (1987). Tumbuhan berguna indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan, 2, 1188-1189.
Hidayat, R. (2008). Penentuan Mutu Bibit Sungkai (Peronema canescens) Di Pembibitan Masyarakat Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser Desa Halaban Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat. Skripsi. Medan: Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatra Utara.
Hill, LR. 1981. Taxonomy of the Staphylococc. The Staphylococci: Proceedings of the Alexander Ongston Centennial Conference.
Jawetz, E, J.L Melnick, E.A Adelberg, G.F Brooks, J.S Butel, dan L.N Omston.
(1995). Mikrobiologi Kedokteran. Edisi ke 20. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Farmakope Herbal Indonesia Edisi II. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.2017. Halaman : 526-528, 531.
Kusriani, R. H. (2015). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Dan Fraksi Kulit Batang Dan Daun Sungkai (Peronema Canescens Jack) Terhadap Staphylococcus Aureus Atcc 25923 Dan Escherichia Coli ATCC 25922. Jurnal Farmasi Galenika, 2(01).
Latief, M., Tarigan, I. L., Sari, P. M., & Aurora, F. E. (2021).Aktivitas Antihiperurisemia Ekstrak Etanol Daun Sungkai (Peronema canescens Jack) Pada Mencit Putih Jantan. Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia, 18(1), 23- 37.
Lowy, FD. 1998. Staphylococcus aureus Infection. The New England Journal of Medicine, 339(8):520-32.
Ningsih, A., & Subehan, M. N. D. (2013). Potensi Antimikroba dan Analisis
50 Spektroskopi Isolat Aktif Ekstrak N-Heksan Daun Sungkai (Peronema canescens. Jack) Terhadap Beberapa Mikroba Uji. Pascasarjana Program Studi Farmasi, Universitas Hasanudin. Makassar.
Nugroho, R.A. 2018. Mengenal Mencit Sebagai Hewan Laboratorium.
Mulawaman Univercity Press. Samarinda.
Plantamor.2008. Plantamor Situs Dunia Tumbuhan, Informasi Spesies- Sungkai.Diakses pada tanggal 23 Desember 2020dari http://plantamor.com/species/info/peronema/canescens.
Prasiwi, D., Sundaryono, A., & Handayani, D. (2018).Aktivitas Fraksi Etanol Dari Ekstrak Daun Peronema canescens Terhadap Tingkat Pertumbuhan Plasmodium berghei. Alotrop, 2(1).
Pro-Lab Diagnostics. 2012. Mc Farland Standart. Standart Operating Procedur.
Pro-Lab Diagnostics : USA.
Ramadenti, F., Sundaryono, A., Handayani, D. 2017.Uji Fraksi Etil Asetat Daun Peronema canescens Terhadap Plasmodium berghei Pada Mus musculus.Jurnal Pendidikan dan Ilmu Kimia, Universitas Bengkulu. 2017: l (2) : 89- 92.
Roit, I., Brostoff, J., dan Male, D. (1989). Imunology. Edisi Kedua. London:
Gower Medical Publishing. Halaman 1-10.
Suwandi, J. F. (2007). Aktivitas Antiplasmodium Ekstrak Daun Sungkai (Peronema canencens). Kajian Aktivitas Antiplasmodium In Vitro dan In Vivo, Aktivitas Penghambatan Polimerisasi Hem dan Aktivitas Sitotoksik Terhadap Sel Vero.
Thompson, E. . 1990. Bioscreening of Drug, Evaluation Technique &
Pharmacology. New York: Weinheim Bussel Cambridge.
Wagner, H. 1999. Immunomodulatory Agents from Plants. Berlin: Birkhauser Verlag. Hal. 15.
Winkel-Shirley, B. 2001. Flavonoid Biosynthesis: A Colorful Model for Genetics, Biochemistry, Cell Biology, and Biotechnology. Journal of Plant Physiology Vol. 126, 2, 485-493 (http://www.plantphysiol.org/content/126/ 2/485.full, diakses tanggal 26 Februari 2014).
Yani, A. P. (2013). Kearifan Lokal Penggunaan Tumbuhan Obat Oleh Suku Lembak Delapan Di Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu. Prosiding SEMIRATA 2013, 1(1).
Yusrin, H. (2008). Studi Etnobotani Pemanfaatan Jenis-Jenis Tumbuhan di Pekarangan Sebagai Obat Tradisional oleh Suku Serawai di Desa Kembang Seri Kecamatan Talo Kabupaten Seluma. FKIP UNIB. Bengkulu, 36(2), 37.
51 LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar Penelitian
Gambar 3. Surat hasil identifikasi tumbuhan sungkai
52 Lampiran 1. (lanjutan)
Gambar 4. Surat keterangan lolos kaji etik
53 Lampiran 1. (lanjutan)
Gambar 5. Surat hasil identifikasi bakteri Staphylococcus aureus
54 Lampiran 1. (lanjutan)
Gambar 6. Daun tumbuhan sungkai (Peronema canescens Jack)
Gambar 7. Simplisia daun sungkai (Peronema canescens Jack)
Gambar 8. Serbuk simplisia daun sungkai (Peronema canescens Jack)
Gambar 9. Ekstrak etanol daun sungkai (Peronema canescens Jack)
55 Lampiran 1. (lanjutan)
(a) (b)
(c) (d) (e)
Keterangan : (a). Eusinofil
(b). Neutrofil Batang (c). Neutrofil Segmen (d). Limfosit
(e). Monosit
Gambar 10. Jenis-jenis sel leukosit pada perbesaran 1000x
56 Lampiran 1. (lanjutan)
Keterangan :
(a). Sel makrofag aktif (b). Sel makrofag tidak aktif
Gambar 11. Fagositosis sel makrofag peritoneum pada perbesaran 1000x
Gambar 12. Limfa mencit (b) (a)
57 Lampiran 2. Skema Prosedur Kerja
Skema 1. Prosedur kerja ekstraksi dan evaluasi ekstrak etanol daun sungkai (Peronema canescens Jack)
Daun Sungkai Segar
Simplisia daun 1475g
Maserat I Sisa Penyaringan I
Maserat II Sisa Penyaringan II
Maserat III Ampas
Ekstrak Kental
Evaluasi
Karakteristik Skrining Fitokimia
Dibersihkan, dicuci, lalu ditimbang dan dikering anginkan ditempat terlindung cahaya matahari langsung
Dimaserasi dengan etanol 70% selama 24 jam
Diaduk secara kontinu pada 6 jam pertama
Disaring
Dimaserasi kembali
Disaring
Dimaserasi kembali
Disaring
Maserat dikumpulkan
Dipekatkan dengan Rotary evaporator
58 Lampiran 2. (lanjutan)
Skema 2. Prosedur kerja pembuatan suspensi bakteri Staphylococcus aureus Biakan bakteri Staphylococcus aureus (SA)pada nutrient agar (NA)
Diambil satu ose
Diinokulasikan pada nutrient agar (NA) miring
Inkubasi pada suhu 37 ُ̊ C,
Disentrifugasi pada 5000 rpm, selama 15 menit
Pellet
Diambil satu ose
Masukkan kedalam tabung reaksi tambahkan larutan NaCl fisiologis 0,9%
Suspensi bakteri Staphylococcus aureus (SA)
Bandinngkan kekeruhan suspensi dengan larutan Mc.Farland 0,5
59 Lampiran 2. (lanjutan)
Skema 3. Prosedur kerja penentuan jumlah total sel leukosit dengan Haemacytometer
Mencit percobaan
Diaklimatisasi selama 7 hari
Diberi suspensi selama 7 hari secara per oral
Kelompok Kontrol Na.CMC
0,5%
Kelompok Pembanding
Stimuno forte 0.065%
Kelompok 1 Ekstrak etanol
daun sungkai dosis 75mg/KgBB
Kelompok 2 Ekstrak etanol daun sungkai dosis 150mg/KgBB
Kelompok 3 Ekstrak etanol
daun sungkai dosis 300mg/KgBB
Hari ke 8 ekor dibasahi dengan etanol
Dilakukan pengambilan darah melalui vena ekor
Darah segar dalam tabung EDTA
Dihisap dengan pipet leukosit angka 0,5
Hisap larutan Turk sampai angka 11
Dikocok 3 menit ad homogen
Tetesan 1 - 2 dibuang
Diteteskan 1 tetes pada kamar hitung Haemacytometer
Dibiarkan 2 menit
Amati dibawah mikroskop cahaya pada perbesaran 40x
Hitung jumlah total leukosit
60 Lampiran 2. (lanjutan)
Skema 4. Prosedur kerja penentuan jumlah jenis sel leukosit dengan metode hapusan darah
Mencit percobaan
Diaklimatisasi selama 7 hari
Diberi suspensi selama 7 hari secara peroral
Kelompok Kontrol Na.CMC
0,5%
Kelompok Pembanding
Stimuno forte 0.065%
Kelompok 1 Ekstrak etanol
daun sungkai dosis 75mg/KgBB
Kelompok 2 Ekstrak etanol daun sungkai dosis 150mg/KgBB
Kelompok 3 Ekstrak etanol
daun sungkai dosis 300mg/KgBB
Hari ke 8 ekor dibasahi dengan etanol
Dilakukan pengambilan darah melalui vena ekor
Darah segar dalam tabung EDTA
Dibuat hapusan darah, keringkan
Tetesi dengan metanol, keringkan
Teteskan pewarna giemsa, keringkan
Cuci dengan air mengalir, keringkan
Oleskan minyak emersi
Amati dibawah mikroskop cahaya pada perbesaran 1000x Hitung jumlah sel eosinofil, neutrofil batang, neutrofil segmen, limfosit dan
monosit
61 Lampiran 2. (lanjutan)
Skema 5. Prosedur kerja penentuan persentasi aktivitas dan kapasitas fagositosis sel makrofag peritoneum
Mencit percobaan
Diaklimatisasi selama 7 hari
Diberi suspensi selama 7 hari secara peroral
Kelompok Kontrol Na.CMC
0,5%
Kelompok Pembanding Stimuno forte
0.065%
Kelompok 1 Ekstrak etanol daun sungkai dosis
75mg/KgBB
Kelompok 2 Ekstrak etanol daun sungkai dosis 150mg/KgBB
Kelompok 3 Ekstrak etanol daun sungkai dosis 300mg/KgBB
Hari ke 8 disuntikkan bakteri staphylococcus aureus secara intraperitoneal, dibiarkan selama 1 jam
Mencit dianastesi dengan eter, dikorbankan
Tambahkan Na2EDTA pada cairan peritoneal
Kemudian cairan peritoneal diambil menggunakan pipet mikro
Preparat hapus
Dibuat hapusan darah, keringkan
Tetesi dengan metanol, keringkan
Teteskan pewarna giemsa, keringkan
Cuci dengan air mengalir, keringkan
Oleskan minyak emersi, amati dibawah mikroskop cahaya pada perbesaran 1000x
Hitung persentasi aktivitas dan kapasitas fagositosis sel makrofag
62 Lampiran 2. (lanjutan)
Skema 6. Prosedur kerja penentuan persentasi bobot limfa relatif Mencit percobaan
Diaklimatisasi selama 7 hari
Diberi suspensi selama 7 hari secara per oral
Kelompok Kontrol Na.CMC
0,5%
Kelompok Pembanding Stimuno forte
0.065%
Kelompok 1 Ekstrak etanol daun sungkai dosis
75mg/KgBB
Kelompok 2 Ekstrak etanol daun sungkai dosis 150mg/KgBB
Kelompok 3 Ekstrak etanol daun sungkai dosis
3mg/KgBB
Hari ke 8, setelah dilakukan perhitungan total sel leukosit, jumlah jenis sel leukosit dan persentasi aktivitas dan kapasitas fagositosis sel makrofag
Ambil limfa, timbang bobot limfa satu per satu
Hitung persentasi bobot limfa relatif
63 Lampiran 3.Evaluasi Ekstrak Etanol Daun Sungkai (Peronema canescens
Jack)
Tabel 1. Hasil penetapan rendemen Berat sampel
segar
Berat simplisia Berat ekstrak kental
Rendemen (%)
Basah Kering
5000g 1475g 179,41g 3,58% 12,16%
Perhitungan rendemen :
% Rendemen Basah =Beratُekstrakُkental
Beratُsampelُsegarx 100%
=
179,41g5000g x 100%
=
3,58%% Rendemen Kering =Beratُekstrakُkental
Beratُsimplisia x 100%
=
179,41g1475g x 100%
=
12,16%Tabel 2. Hasil pemeriksaan karakteristik
No Pemeriksaan karakteristik Hasil pengamatan
1. Organoleptis
Bentuk
Warna
Bau
Rasa
Cairan kental
Hijau kehitaman
Khas sungkai
Pahit 2. Kelarutan
Dalam air
Dalam etanol 96%
Agak sukar larut(1: 31)
Larut (1 : 12)
3. Ph 4,77
64 Lampiran 3. (lanjutan)
Tabel 3.Hasil penetapan susut pengeringan
A B C Susut
pengeringan (%)
Standar Umun
36,5615g 37,5816g 37,4892g 9,05% 15%
Perhitungan susut pengeringan :
% Susut pengeringan = (B−A)−(C−A)
(B−A) x 100%
= (37,5816g - 36,5615g)- (37,4892g - 36,5615g)
(37,5816g - 36,5615g) x 100%
= 1,0201-0,9277
1,0201 x 100%
= 0,0924
1,0201 x 100%
= 9,05%
Tabel 4. Hasil penetapan kadar abu
A B C Kadar Abu (%) Standar
Umum
36,5615g 38,5665g 36,6415g 3,99% 10%
Perhitungan kadar abu ekstrak :
% Kadar abu = (C−A)
(B−A) x 100%
= (36,6415g - 36,5615g)
(38,5665g - 36,5615g) x 100%
= 0,08
2,005 x 100%
= 3,99%
65 Lampiran 3. (lanjutan)
Tabel 5. Hasil skrining fitokimia
No Senyawa kimia Pereaksi Hasil pengamatan Kesimpulan
1. Alkaloid Lapisan kloroform + kloroform amoniak + H2SO4 2N + Mayer
Kabut putih (+)
2. Flavonoid Lapisan air + serbuk Mg + HCl (P)
Larutan merah (+)
3. Fenolik Lapisan air + FeCl3 Larutan biru (+)
4. Saponin Lapisan air dikocok Tidak terbentuk busa (-) 5. Steroid/Terpenoid Lapisan kloroform +
norit + asam asetat anhidrat + H2SO4 (p)
Larutan biru kemudian menjadi
merah
(+/+)
66 Lampiran 4. Perhitungan Konsentasi Dosis
Tabel 6. Konversi perhitungan dosis (Laurance& Bacharach,1964) Mencit
20 gr
Tikus 200 gr
Marmot 400 gr
Kelinci 1,5 kg
Kucing 2 kg
Kera 4 kg
Anjing 12 kg
Manusia 70 kg Mencit
20 gr
1.0 7.0 12.25 27.8 29.7 64.1 124.2 387.9
Tikus 200 gr
0.14 1.0 1.74 3.9 4.2 9.2 17.8 56.0
Marmot 400 gr
0.08 0.57 1.0 2.25 2.4 5.2 10.2 31.5
Kelinci 1,5 kg
0.04 0.25 0.44 1.0 1.08 2.4 4.5 14.2
Kucing 2 kg
0.03 0.23 0.41 0.92 1.0 2.2 4.1 13.0
Kera 4 kg
0.016 0.11 0.19 0.42 0.45 1.0 1.9 6.1
Anjing 12 kg
0.008 0.06 0.1 0.22 0.24 0.52 1.0 3.1
Manusia 70 kg
0.0026 0.018 0.031 0.07 0.076 0.16 0.32 1.0
67 Lampiran 4. (lanjutan)
Perhitungan konsentrasi dosis : Berat badan mencit normal = 20g
Volume adminitrasi obat (VAO) = 1% x Berat Badan (BB) = 1
100 x 20g = 0,2mL
Kelompok kontrol
% Konsentrasi =
50 mg 1000g x 20g
0,2mL
=5mg mL
= 500mg
100mL
= 0,5g 100mL
= 0,5%
Kelompok pembanding Dosis manusia = 50mg
Konversi untuk mencit 20g = 50mg x 0,0026 = 0,13mg/20g
% Konsentrasi = Dosis VAO
= 0,13mg
0,2mL
% Konsentrasi = Dosisُ(mg/KgBB)ُxُBeratُBadanُ(g) VAO
68 Lampiran 4. (lanjutan)
=0,065mg mL x 100
100
= 65mg
100mL
= 0,065g 100mL = 0,065%
Kelompok 1
% Konsentrasi =
75 mg 1000g x 20g
0,2mL
= 7,5mg mL
= 750mg 100mL
= 0,75g
100mL
= 0,75%
Kelompok 2
% Konsentrasi =
150 mg 1000g x 20g
0,2mL
= 15mg mL
= 1500mg
100mL
= 1,5g
100mL
= 1,5%
69 Lampiran 4. (lanjutan)
Kelompok 3
% Konsentrasi =
300 mg 1000g x 20g
0,2mL
= 30mg mL
= 3000mg
100mL
= 3g
100mL
= 3%
70 Lampiran 5. Hasil Uji Efek Imunostimulan Ekstrak Etanol Daun Sungkai
(Peronema canescens Jack) Tabel 7. Hasil perhitungan total sel leukosit
Kelompok Perlakuan No Jumlah total (µL)
Kelompok Kontrol
1. 6050
2. 7100
3. 7700
4. 6000
5. 6600
X± SD 6690±721,456
Kelompok Pembanding
1. 7500
2. 7600
3. 6250
4. 6250
5. 6200
X± SD 6760±722,322
Kelompok 1
1. 7850
2. 7900
3. 8000
4. 7000
5. 7300
X± SD 7610±436,463
Kelompok 2
1. 8350
2. 8700
3. 8750
4. 8350
5. 8600
X± SD 8550±190,394
Kelompok 3
1. 9800
2. 9750
3. 9950
4. 10900
5. 10100
X ± SD 10100±467,707
71 Lampiran 5. (lanjutan)
Diagram 1. Diagram batang rata-rata total sel leukosit dengan Haemcytometer
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000
Kelompok kontrol
Kelompok pembanding
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
(µL)
Kelompok Perlakuan Total Sel Leukosit
72 Lampiran 5. (lanjutan)
Tabel 8. Hasil uji ANOVA satu arah dan uji lanjut Duncan dari total sel leukosit
Descriptives Total Sel Leukosit
Kelompok Perlakuan
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower
Bound Upper Bound
Kelompok kontrol 5 6.6900 721.45686 3.22645 5794.1930 7585.8070 6000.00 7700.00 Kelompok pembanding 5 6.7600 722.32264 3.23033 5863.1180 7656.8820 6200.00 7600.00 Kelompok 1 5 7.6100 436.46306 1.95192 7068.0595 8151.9405 7000.00 8000.00 Kelompok 2 5 8.5500 190.39433 85.14693 8313.5942 8786.4058 8350.00 8750.00 Kelompok 3 5 10.100 467.70717 2.09165 9519.2648 10680.7352 9750.00 10900.00 Total 25 7.9420 1391.31832 2.78264 7367.6920 8516.3080 6000.00 10900.00
ANOVA Total Sel Leukosit
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 4.051 4 1.013s 34.034 .000
Within Groups 5951000.000 20 297550.000
Total 4.646 24
Total Sel Leukosit Duncan
Kelompok Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
Kelompok kontrol 5 6.6900
Kelompok pembanding 5 6.7600
Kelompok 1 5 7.6100
Kelompok 2 5 8.5500
Kelompok 3 5 10.100
Sig. .841 1.000 1.000 1.000
73 Lampiran 5.(lanjutan)
Tabel 9. Hasil perhitungan jumlah jenis sel leukosit
Kelompok
Perlakuan No
Jenis Sel Leukosit Eusinofil Neutrofil
Batang
Neutrofil
Segmen Limfosit Monosit
Kelompok kontrol
1. 0,00 1,00 37,00 27,00 25,00
2. 0,00 0,00 47,00 22,00 18,00
3. 0,00 5,00 75,00 20,00 14,00
4. 1,00 1,00 26,00 28,00 12,00
5. 0,00 0,00 36,00 25,00 10,00
X ± SD 0,20±0,447 1,40±2,073 44,20±18,753 24,40±3,361 15,80±5,932
Kelompok pembanding
1. 2,00 2,00 49,00 34,00 14
2. 1,00 2,00 33,00 26,00 12
3. 1,00 3,00 57,00 22,00 15
4. 0,00 1,00 31,00 21,00 12
5. 2,00 1,00 65,00 25,00 10
X ± SD 1,20±0,836 1,80±0,836 47,00±14,832 25,60±5,128 12,60±1,949
Kelompok 1
1. 1,00 9,00 56,00 35,00 4,00
2. 1,00 5,00 62,00 31,00 12,00
3. 4,00 5,00 65,00 18,000 8,00
4. 2,00 3,00 56,00 60,00 12,00
5. 0,00 2,00 65,00 54,00 10,00
X ± SD 1,60±1,516 4,80±2,683 60,80±4,549 39,60±17,213 9,20±3,346
Kelompok 2
1. 0,00 3,00 66,00 44,00 4,00
2. 3,00 4,00 67,00 55,00 6,00
3. 3,00 7,00 72,00 30,00 7,00
4. 2,00 8,00 55,00 55,00 3,00
5. 1,00 7,00 54,00 25,00 8,00
X ± SD 1,80±1,303 5,80±2,167 62,80±7,918 41,80±13,917 5,60±2,073
Kelompok 3
1. 2,00 9,00 54,00 39,00 5,00
2. 2,00 8,00 66,00 42,00 6,00
3. 2,00 6,00 70,00 37,00 2,00
4. 1,00 6,00 71,00 44,00 5,00
5. 3,00 9,00 54,00 48,00 8,00
X ± SD 2,00±0,707 7,60±1,516 63,00±8,426 42,00±4,301 5,20±2,167
74 Lampiran 5.(lanjutan)
Diagram 2. Diagram batang rata-rata jumlah jenis sel leukosit dengan metode hapusan darah
0 10 20 30 40 50 60 70
Kelompok kontrol
Kelompok pembanding
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
(µL)
Kelompok Perlakuan Jumlah Jenis Sel Leukosit
Eusinofil Neutrofil Batang Neutrofil Segmen Limfosit
Monosit
75 Lampiran 5.(lanjutan)
Tabel 10. Hasil uji ANOVA satu arah dan uji lanjut Duncan dari jumlah eusinofil
ANOVA Eusinofil
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 10.160 4 2.540 2.352 .089
Within Groups 21.600 20 1.080
Total 31.760 24
Eusinofil Duncan
Kelompok Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2
Kelompok kontrol 5 .2000
Kelompok pembanding 5 1.2000 1.2000
Kelompok 1 5 1.6000 1.6000
Kelompok 2 5 1.8000
Kelompok 3 5 2.0000
Sig. .056 .278
Descriptives
Eusinofil
Kelompok Perlakuan
N Mean
Std.
Deviatio n
Std.
Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower
Bound
Upper Bound
Kelompok kontrol 5 .2000 .44721 .20000 -.3553 .7553 .00 1.00 Kelompok pembanding 5 1.2000 .83666 .37417 .1611 2.2389 .00 2.00 Kelompok 1 5 1.6000 1.51658 .67823 -.2831 3.4831 .00 4.00 Kelompok 2 5 1.8000 1.30384 .58310 .1811 3.4189 .00 3.00 Kelompok 3 5 2.0000 .70711 .31623 1.1220 2.8780 1.00 3.00 Total 25 1.3600 1.15036 .23007 .8852 1.8348 .00 4.00
76 Lampiran 5.(lanjutan)
Tabel 11. Hasil uji ANOVA satu arah dan uji lanjut Duncan dari jumlah neutrofil batang
Descriptives Neutrofil Batang
Kelompok Perlakuan
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower
Bound
Upper Bound
Kelompok kontrol 5 1.4000 2.07364 .92736 -1.1748 3.9748 .00 5.00 Kelompok pembanding 5 1.8000 .83666 .37417 .7611 2.8389 1.00 3.00 Kelompok 1 5 4.8000 2.68328 1.20000 1.4683 8.1317 2.00 9.00 Kelompok 2 5 5.8000 2.16795 .96954 3.1081 8.4919 3.00 8.00 Kelompok 3 5 7.6000 1.51658 .67823 5.7169 9.4831 6.00 9.00 Total 25 4.2800 3.00721 .60144 3.0387 5.5213 .00 9.00
ANOVA Neutrofil Batang
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 140.240 4 35.060 9.130 .000
Within Groups 76.800 20 3.840
Total 217.040 24
Neutrofil Batang Duncan
Kelompok Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Kelompok kontrol 5 1.4000
Kelompok pembanding 5 1.8000
Kelompok 1 5 4.8000
Kelompok 2 5 5.8000 5.8000
Kelompok 3 5 7.6000
Sig. .750 .429 .162
77 Lampiran 5.(lanjutan)
Tabel 12. Hasil uji ANOVA satu arah dan uji lanjut Duncan dari jumlah neutrofil segmen
Descriptives Neutrofil Segmen
Kelompok Perlakuan
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower
Bound
Upper Bound
Kelompok kontrol 5 44.2000 18.75367 8.38689 20.9142 67.4858 26.00 75.00 Kelompokpembanding 5 47.0000 14.83240 6.63325 28.5831 65.4169 31.00 65.00 Kelompok 1 5 60.8000 4.54973 2.03470 55.1508 66.4492 56.00 65.00 Kelompok 2 5 62.8000 7.91833 3.54119 52.9681 72.6319 54.00 72.00 Kelompok 3 5 63.0000 8.42615 3.76829 52.5376 73.4624 54.00 71.00 Total 25 55.5600 13.83257 2.76651 49.8502 61.2698 26.00 75.00
ANOVA Neutrofil Segmen
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 1687.760 4 421.940 2.906 .048
Within Groups 2904.400 20 145.220
Total 4592.160 24
Neutrofil Segmen Duncan
Kelompok Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2
Kelompok kontrol 5 44.2000
Kelompok pembanding 5 47.0000 47.0000
Kelompok 1 5 60.8000 60.8000
Kelompok 2 5 62.8000
Kelompok 3 5 63.0000
Sig. .051 .067
78 Lampiran 5.(lanjutan)
Tabel 13. Hasil uji ANOVA satu arahdan uji lanjut Duncan dari jumlah limfosit
Descriptives Limfosit
Kelompok Perlakuan
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower
Bound
Upper Bound
Kelompok kontrol 5 24.4000 3.36155 1.50333 20.2261 28.5739 20.00 28.00 Kelompok pembanding 5 25.6000 5.12835 2.29347 19.2323 31.9677 21.00 34.00 Kelompok 1 5 39.6000 17.21337 7.69805 18.2268 60.9732 18.00 60.00 Kelompok 2 5 41.8000 13.91761 6.22415 24.5190 59.0810 25.00 55.00 Kelompok 3 5 42.0000 4.30116 1.92354 36.6594 47.3406 37.00 48.00 Total 25 34.6800 12.52903 2.50581 29.5083 39.8517 18.00 60.00
ANOVA Limfosit
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 1583.040 4 395.760 3.624 .022
Within Groups 2184.400 20 109.220
Total 3767.440 24
Limfosit Duncan
Kelompok Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2
Kelompok kontrol 5 24.4000 Kelompokpembanding 5 25.6000
Kelompok 1 5 39.6000
Kelompok 2 5 41.8000
Kelompok 3 5 42.0000
Sig. .858 .736
79 Lampiran 5.(lanjutan)
Tabel 14. Hasil uji ANOVA satu arah dan uji lanjut Duncan dari jumlah monosit
ANOVA Monosit
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 414.640 4 103.660 8.755 .000
Within Groups 236.800 20 11.840
Total 651.440 24
Monosit Duncan
Kelompok_Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
Kelompok 3 5 5.2000
Kelompok 2 5 5.6000
Kelompok 1 5 9.2000 9.2000
Kelompokpembanding 5 12.6000 12.6000
Kelompok kontrol 5 15.8000
Sig. .096 .134 .157
Descriptives Monosit
Kelompok Perlakuan
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower
Bound
Upper Bound
Kelompok kontrol 5 15.8000 5.93296 2.65330 8.4333 23.1667 10.00 25.00 Kelompok pembanding 5 12.6000 1.94936 .87178 10.1796 15.0204 10.00 15.00 Kelompok 1 5 9.2000 3.34664 1.49666 5.0446 13.3554 4.00 12.00 Kelompok 2 5 5.6000 2.07364 .92736 3.0252 8.1748 3.00 8.00 Kelompok 3 5 5.2000 2.16795 .96954 2.5081 7.8919 2.00 8.00 Total 25 9.6800 5.20993 1.04199 7.5294 11.8306 2.00 25.00
80 Lampiran 5.(lanjutan)
Tabel 15. Hasil perhitungan persentasi aktivitas fagositosis sel makrofag peritoneum
Kelompok Perlakuan No Aktivitas (%)
Kelompok kontrol
1. 10
2. 13
3. 19
4. 16
5. 12
X± SD 14±3.535
Kelompok pembanding
1. 22
2. 23
3. 24
4. 33
5. 31
X± SD 24,6±5,029
Kelompok 1
1. 35
2. 27
3. 26
4. 37
5. 30
X± SD 31±4,847
Kelompok 2
1. 42
2. 46
3. 39
4. 48
5. 20
X± SD 39±11,180
Kelompok 3
1. 47
2. 45
3. 43
4. 38
5. 32
X ± SD 41±6,041
81 Lampiran 5. (lanjutan)
Diagram 3. Diagram batang persentasi aktivitas sel makrofag peritoneum
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Kelompok kontrol
Kelompok pembanding
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
Persentasi (%)
Kelompok Perlakuan Aktivitas Fagositosis
82 Lampiran 5. (lanjutan)
Tabel 16. Hasil uji ANOVA satu arah dan uji lanjut Duncan dari persentasi aktivitas fagositosis sel makrofag peritoneum
Descriptives Aktivitas Fagositosis Sel Leukosit
Kelompok Perlakuan
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower
Bound
Upper Bound
Kelompok kontrol 5 14.0000 3.53553 1.58114 9.6101 18.3899 10.00 19.00 Kelompok pembanding 5 26.6000 5.02991 2.24944 20.3545 32.8455 22.00 33.00 Kelompok 1 5 31.0000 4.84768 2.16795 24.9808 37.0192 26.00 37.00 Kelompok 2 5 39.0000 11.18034 5.00000 25.1178 52.8822 20.00 48.00 Kelompok 3 5 41.0000 6.04152 2.70185 33.4985 48.5015 32.00 47.00 Total 25 30.3200 11.62153 2.32431 25.5229 35.1171 10.00 48.00
ANOVA Aktivitas Fagositosis Sel Leukosit
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2350.240 4 587.560 13.186 .000
Within Groups 891.200 20 44.560
Total 3241.440 24
Aktivitas Fagositosis Sel Leukosit Duncan
Kelompok Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
Kelompok kontrol 5 14.0000
Kelompok pembanding 5 26.6000
Kelompok 1 5 31.0000 31.0000
Kelompok 2 5 39.0000 39.0000
Kelompok 3 5 41.0000
Sig. 1.000 .310 .073 .641
83 Lampiran 5. (lanjutan)
Tabel 17. Hasil perhitungan kapasitas fagositosis sel makrofag peritoneum
Kelompok Perlakuan No Kapasitas
Kelompok kontrol
1. 10,00
2. 15,00
3. 13,00
4. 16,00
5. 11,00
X± SD 13,00±2,549
Kelompok pembanding
1. 24,00
2. 27,00
3. 23,00
4. 20,00
5. 23,00
X± SD 23,40±2,509
Kelompok 1
1. 29,00
2. 25,00
3. 31,00
4. 33,00
5. 32,00
X± SD 30,00±3,162
Kelompok 2
1. 47,00
2. 45,00
3. 41,00
4. 40,00
5. 62,00
X± SD 47,00±8,860
Kelompok 3
1. 57,00
2. 59,00
3. 63,00
4. 56,00
5. 70,00
X ± SD 61,00±5,700
84 Lampiran 5. (lanjutan)
Diagram 4. Diagram batang kapasitas fagositosis sel makrofag peritoneum
0 10 20 30 40 50 60 70
Kelompok kontrol
Kelompok pembanding
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
Nilai
Kelompok Perlakuan
Kapasitas Fagositosis Sel Makrofag
85 Lampiran 5. (lanjutan)
Tabel 18. Hasil uji ANOVA satu arah dan uji lanjut Duncan dari kapasitas fagositosi sel makrofag
Descriptives Kapasitas Fagositosis Sel Makrofag
Kelompok Perlakuan
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower
Bound
Upper Bound
Kelompok kontrol 5 13.0000 2.54951 1.14018 9.8344 16.1656 10.00 16.00 Kelompok pembanding 5 23.4000 2.50998 1.12250 20.2834 26.5166 20.00 27.00 Kelompok 1 5 30.0000 3.16228 1.41421 26.0735 33.9265 25.00 33.00 Kelompok 2 5 47.0000 8.86002 3.96232 35.9988 58.0012 40.00 62.00 Kelompok 3 5 61.0000 5.70088 2.54951 53.9214 68.0786 56.00 70.00 Total 25 34.8800 18.08849 3.61770 27.4134 42.3466 10.00 70.00
ANOVA Kapasitas Fagositosis Sel Makrofag
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 7317.440 4 1829.360 68.362 .000
Within Groups 535.200 20 26.760
Total 7852.640 24
Kapasitas Fagositosis Sel Makrofag Duncan
Kelompok Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3 4
Kelompok kontrol 5 13.0000
Kelompok pembanding 5 23.4000
Kelompok 1 5 30.0000
Kelompok 2 5 47.0000
Kelompok 3 5 61.0000
Sig. 1.000 .057 1.000 1.000
86 Lampiran 5. (lanjutan)
Tabel 19. Hasil perhitungan persentasi bobot limfa relatif Kelompok
Perlakuan No Berat Badan
(g)
Berat Limfa (g)
Bobot Limfa Relatif (%)
Kelompok Kontrol
1. 25,58 0,0950 0,3713
2. 23,11 0,0914 0,3954
3. 26,92 0,1016 0,3774
4. 24,48 0,0939 0,3835
5. 28,02 0,1124 0,4011
X± SD 25,62 0,0988 0,3857±0,012
Kelompok Pembanding
1. 26,88 0,1085 0,4036
2. 27,07 0,1171 0,4325
3. 26,84 0,1054 0,3926
4. 28,07 0,1179 0,4200
5. 24,31 0,1047 0,4306
X ± SD 26,63 0,1107 0,4158±0,017
Kelompok 1
1. 24,55 0,1104 0,4496
2. 26,07 0,1111 0,4261
3. 26,71 0,1199 0,4488
4. 26,26 0,1158 0,4409
5. 24,12 0,1026 0,4253
X ± SD 25,54 0,1119 0,4381±0,010
Kelompok 2
1. 25,31 0,1344 0,5310
2. 27,10 0,2178 0,8036
3. 27,69 0,1931 0,6973
4. 29,91 0,2003 0,6696
5. 30,54 0,1755 0,5746
X ± SD 28,11 0,1842 0,6552±0,107
Kelompok 3
1. 26,93 0,1717 0,6375
2. 25,49 0,2319 0,9097
3. 30,32 0,2006 0,6616
4. 24,92 0,2105 0,8447
5. 26,65 0,1840 0,6904
X ± SD 26,86 0,1997 0,7487±0,120
87 Lampiran 5. (lanjutan)
Diagram 5. Diagram batang persentasi bobot limfa relatif
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
Kelompok kontrol
Kelompok pembanding
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
Persentase (%)
Kelompok Perlakuan Bobot Limfa Relatif