BAB V PENUTUP
B. Saran
Masyarakat dapat mengupayakan pelestarian sastra lisan Pakkio Bunting dengan menggelar lomba menuturkan syair Pakkio Bunting pada peristiwa- peristiwa penting di daerah seperti peringatan hari jadi daerah, peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia, dan sebagainya. Masih banyak kemungkinan-kemungkinan nilai Budaya yang terdapat dalam Pakkio Bunting, namun dengan segala keterbatasan peneliti hanya memfokuskan 3 aspek nilai budaya. Untuk itu peneliti memberi kesempatan kepada siapa saja untuk melengkapi penelitian-penelitian selanjutnya.
Adapun penelitian yang telah dilakukan peneliti terhadap Pakkio Bunting, sebenarnya masih banyak kekurangan maka dari itu penulis sangat mengharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk memperbanyak referensi terkait dengan nilai budaya yang ada di daerah takalar terutama pada Pakkio Bunting.
67
DAFTAR PUSTAKA
Aini, N. (2014). Tuturan tayangan humor politik sentilan sentilun di metro tv:
sebuah analisis teori implikatur percakapan Grice. Skriptorium, 1(1), 154–
164.
Arya, N. A., Sabir, T. A., & Ilmi, D. N. (2022). Analisis Makna Simbolik Tradisi Pakkio’Bunting Pada Perkawinan Adat Suku Makassar. Connected: Jurnal Ilmu Komunikasi, 84–94.
Bachri, B. S. (2010). Meyakinkan validitas data melalui triangulasi pada penelitian kualitatif. Jurnal Teknologi Pendidikan, 10(1), 46–62.
Baisu, L. (2015). Praanggapan Tindak Tutur dalam Persidangan di Kantor Pengadilan Negeri Kota Palu. BAHASANTODEA, 3(2).
Bawamenewi, A. (2020). Analisis Tindak Tutur Bahasa Nias Sebuah Kajian Pragmatik. Jurnal Review Pendidikan Dan Pengajaran, 3(2), 200–208.
Bone, A. K. (n.d.). Analisis Intraksi Kelas Dalam Pembelajaran Membaca Puisi Anak di Kelas Rendah SD INPRES 3/77.
Chaer, A. (2004). Leonie.“. Sosiolinguistik Perkenalan Awal, 30.
Chaer, A. (2010). dan Leonie Agustin. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta:
PT RINEKA CIPTA.
Chaer, A., & Leonie, A. (2004). Early Introductory Sociolinguistics. Jakarta:
Rineka Cipta.
Chairunnisa, C. (2018). Bahasa Dan Kebudayaan. UNES Journal of Education Scienties, 2(1), 48–61.
Fadhilla, B. (2021). Nilai Didaktis Surah Al-Fātiḥah Naskah Tafsir Faiḍ Ar- Raḥman Karya Kiai Sholeh Darat As-Samarani (Suntingan Teks Dan Kajian Pragmatik). 39.
Faridah, S. (2017). Fungsi pragmatis tuturan humor Madihin Banjar. KREDO:
Jurnal Ilmiah Bahasa Dan Sastra, 1(1), 91–105.
Grice, H. P. (1990). Logic and conversation, 1975. The Philosophy of Language.
Hiariej, C. (2019). Strategi Implikatur Percakapan Anak Usia 3— 6 TAHUN.
ARBITRER: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(3), 179–
190.
Hikmah, N., & IBSIK, S. (2015). Problematika Uang Belanja Pada Masyarakat Di Desa Balangpesoang Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba. Jurnal Tomalebbi, 2(3), 61–69.
Husnatunnisa, Y., Ahmadi, F., & Martadinata, M. R. (2021). TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERKAWINAN KARENA DIPASIALA
(PERJODOHAN) DALAM MASYARAKAT BUGIS WAJO. Jurnal Wasatiyah: Jurnal Hukum Vol, 2(1), 35.
Ikhwan, W. K. (2021). Pendekatan Pragmatik Dalam Novel Negari Para Bedebah Karya Tere Liye. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Metalingua, 6(1), 1–6. https://doi.org/10.21107/metalingua.v6i1.10546 INDONESIA, P. P. B. D. A. N. S. (n.d.). MAKNA SYAIR PAKKIOK BUNTING
SEBAGAI SUATU KEARIFAN LOKAL SUKU MAKASSAR.
Levinson, S. C., Levinson, S. C., & Levinson, S. (1983). Pragmatics. Cambridge university press.
NAJIB, M. (2019). Jurnal Pendidikan Islam Dalam Pelaksanaan Pernikahan Adat Bugis. Istiqra: Jurnal Pendidikan Dan Pemikiran Islam, 6(2).
Nurgiyantoro, B. (1995). Implikatur Percakapan (sebuah tinjauan psikolinguistik).
Jurnal Cakrawala Pendidikan, 1(1).
Pande, N. K. N. N., & Artana, N. (2020). Kajian pragmatik mengenai tindak tutur bahasa indonesia dalam unggahan media sosial instagram@ halostiki.
ALFABETA: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pembelajarannya, 3(1), 32–38.
Posner, R. (1987). Charles Morris and the behavioral foundations of semiotics. In Classics of semiotics (pp. 23–57). Springer.
Putri, L. N. A. (2021). Perubahan Perilaku Budaya Appasilli Pada Suku Makassar Untuk Mengurangi Permasalahan Stunting.
Rahardi, K. (2019). Pragmatik: Konteks intralinguistik dan konteks ekstralinguistik.
Rahardi, R. K. (2005). Pragmatik: kesantunan imperatif bahasa Indonesia.
Erlangga.
Rahayu, I. K., & Rustono, R. (2017). Fungsi Pragmatis Implikatur Percakapan Wacana Humor Berbahasa Jawa pada Rubrik Thengil di Majalah Ancas.
Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 6(2), 130–138.
Rahmaniar, S. R. (2018). Penggunaan Tindak Tutur Ekspresif Dalam Interaksi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X SMA Negeri 8 Mandai Kabupaten Maros. UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR.
Raihanny, S., & Yusuf, Y. (2017). Deiksis dalam Antologi Cerpen Pembunuh Ketujuh Karya Herman RN. JIM Pendididikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 2(4), 378–392.
Rizi, M. A. (2021). PEKAN JUMAT DESA SECANGGANG KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT : KAJIAN SOSIOPRAGMATIK Oleh :
Sari, C. N. (n.d.). Dinamika Atas Hubungan Budaya dan Kebudayaan Hukum.
Sari, T. K. (2021). Kajian Pendekatan Pragmatik Sastra Terhadap Nilai-Nilai Moral Dalam Novel Surat Kecil Untuk Tuhan Karya Agnes Davonar.
Sekarsany, A., Darmayanti, N., & Suparman, T. (2020). Tindak tutur ilokusi pada proses kelahiran dengan teknik hipnosis (Hypnobirthing). Metahumaniora, 10(1), 14–26.
Suhartono. (2020). Pragmatik Konteks Indonesia.
Sulistyo, E. T. (2013). Pragmatik suatu kajian awal.
Suparno, D. (2015). “Deiksis” dalam Kumpulan Cerpen Al-Kabuus Tinjauan Sosiopragmatik. Buletin Al-Turas, 21(2), 343–364.
Wahidmurni, W. (2017). Pemaparan metode penelitian kualitatif.
Widiasri, D. A., & Fitri, N. (n.d.). TINDAK TUTUR ASERTIF GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA I TAMPAKSIRING BALI.
Wijana, I. D. P. (1996). Dasar-dasar pragmatik. Andi Offset.
Wijaya, I. N. S. W., Santika, P. P., Iswara, I. B. A. I., & Arsana, I. N. A. (2021).
Analisis dan Evaluasi Pengalaman Pengguna PaTik Bali dengan Metode User Experience Questionnaire (UEQ). Jurnal Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer, 8(2), 217. https://doi.org/10.25126/jtiik.2020762763
Wulandari, A. (2016). Penggunaan Jargon Oleh Komunitas Chatting Whatsapp Grup. Transformatika: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 12(2), 60–72.
Yule, C. U. (2014). The statistical study of literary vocabulary. Cambridge University Press.
Yule, G. (2020). The study of language. Cambridge university press.
Yuliarti, Y., Rustono, R., & Nuryatin, A. (2015). Tindak tutur direktif dalam wacana novel trilogi karya Agustinus Wibowo. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 4(2).
Yuniarti, N. (2016). Implikatur percakapan dalam percakapan humor. Jurnal Pendidikan Bahasa, 3(2), 225–240.
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA A. Identitas Informasi
Nama : Riswandi
J. Kelamin /usia : Lai-laki/17
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Maccini Baji
Sedangkan hasil wawancara dengan salah satu pemuda menyatakan bahwa tentang kebahagiaan yang tidak hanya dirasakan oleh calon pengantin, namun juga dirasakan oleh pihak keluarga dari kedua calon mempelai pengantin.
Nama : Daeng Mattangnga
J. Kelamin /usia : Laki-laki/29
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Seni
Alamat : Pa’bentengang
Pakkiok Bunting adalah sejenis puisi dalam sastra Makassar yang khusus dipakai untuk memanggil pengantin. Puisi ini tidak dinyanyikan, tetapi hanya diucapkan dengan perasaan dan irama serta mimik yang menarik.
Dalam penelitian ini, peneliti telah menganalisis makna yang terkandung dalam syair Pakkiok Bunting.
Nama : Nurul Wahyuna
J. Kelamin /usia : Perempuan/22
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat : Pattalassang
“manna le’leng, manna kodi-kodi caddi simbolengnu, titti’ matangku kala’busang paccini’ku”
Nama : Puang Icca J. Kelamin /usia : Laki-laki/33
Pendidikan :Strata 1
Pekerjaan : Seni
Alamat : Palleko
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu tokokh masyarakat yang mengatakan terdapat kata Tamparang (lautan) dalam makna sebenarnya berarti laut yang luas. Namun kata lautan tidak bermakna laut yang luas melainkan dimaknai sebagai pandangan atau pola berpikir yang luas dari sang pengantin dan memiliki makna nasehat kepada pengantin agar selalu berfikir positif dalam menjalani kehidupan setelah menikah seperti saling menerima kekurangan dan kelebihan pasangannya sama seperti laut yang selalu menerima apa yang telah diberikan tanpa pernah menolak.
Nama : Farid Makkulau
J. Kelamin /usia : Laki-laki/21
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Pa’bentengang
Pada hasil wawancara peneliti dengan tokoh masyarakat yang menyatakan berisikan tentang perasaan bahagia dari calon pengantin pria yang datang untuk menikahi pujaan hatinya dan disambut dengan baik oleh keluarga dari calon istrinya.
Nama : Arya Saputra
J. Kelamin /usia : Laki-laki/20
Pendidikan :SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Sanrobone
Pada hasil wawancara salah satu tokoh masyarakat yang menyatakan bahwa ku minasaiko sunggu daeng bunting nilai tindak harapan dari anrong bunting kepada calon pengantin agar bersungguh-sungguh dalam menjalani
kehidupannya setelah menikah. Selain itu terdapat pula pendapat lain dari tokoh pemuda yang mengungkapkan Ni lema lema pole ri bija pammanakanna yang berarti pengantin yang datang dengan beserta iringiringannya.
B. Teks Wawancara:
1. Bagaimana sejarah tradisi pakkio bunting?
2. Bagaimana pendapat anda mengenai pakkio bunting?
3. Bagaimana pelaksanaan pakkio bunting?
4. Apa yang menjadikan alasan pakkio bunting sangat popular di Takalar?
5. Menurut anda pemahaman apa yang melekat masyarakat tentang pakkio bunting sebelum akad nikah?
6. Bagaimana syarat pelaksanaan pakkio bunting sebelum akad nikah?
7. Apa faktor pendukung pelaksanaan pakkio bunting sebelum akad nikah?
8. Apa faktor penghambat pelaksanaan pakkio bunting sebelum akad nikah?
9. Menurut anda apakah pakkio bunting mendapatkan kendala ketika tidak melaksanakan ketika upacara pernikahan suku makassar?
Bentuk nilai pragmatik yang tedapat pada pakkio bunting pada acara pernikahan di Kabupaten Takalar, sebagai berikut:
No. Wujud pragmatik Nilai Pragmatik
Bentuk penyampaian
Kutipan Data
Langsung Tidak langsung 1.
2.
3.
4.
5.
Makassar, 22 Juni 2022
(...)
Tabel. 3.1 Korpus
No. Kutipan Tindak
Tutur
Jenis Tutur
Fungsi Tutur 1. Iya dende-iya
dende Nia tojeng mi antu mae Bunting salloa ni tayang
Tindak lokusi
Stilistika Komisif
2. Ni lema lema pole ri bija pammanakanna Pammanakang lanri anrong bija battu ri manggena
Tindak ilokusi
Deklaratif Ekspresif
3. Pa’mai baji nu battu baji todong nu battue
Tindak perlokusi
Komosif Asertif
4. Iya minne salloa ni minasai Ku minasaiko sunggu daeng bunting
Tindak ilokusi
Deklaratif Komisif
5. Manna tangke na pucu’nu pole mate’ne
ngaseng
Tindak perlokusi
Stilistika Ekspresif
6. La’bu bannang ri Jawa La’bu angngang umuru’nu.
Tindak ilokusi
Komosif Komisif
7. La’bu bannang ri Jawa La’bu angngang umuru’nu
Tindak lokusi
Komosif Ekspresif
8. Tinggi
Bawakaraeng, tinggi angngang matuannu
Tindak perlokusi
Deklaratif Asertif
9. Ku alleangko anne baji bunga bunga tamalate tama late
Tindak lokusi
Komosif Komisif
cinikanna 10. Kuassengki
lania naku lamung unti te’ne ri tuka’ku anggoro’ ri paladangku, dalima rigantiroku
Tindak ilokusi
Stilistika Ekspresif
11. Ikau tompa sallang daeng bunting angkattiliki bunganna.
Tindak perlokusi
Deklaratif Komisif
12. Nampa’ lampa ri ballakku naku joli
pakke’bukku naku gulung tapperekku katantuanna lammantang puli ri balla’na bunting bainea.
Tindak lokusi
Komosif Ekspresif
13. Iaji daeng ku sallo lolo kurunrung balu baine
Tamammonea punna teai ero’na
tunganakkangku
Tindak perlokusi
Deklaratif Asertif
14. Apa ki cini ri nakke daeng, nakke le’leng Nakke kodi- kodi, nakke caddi
simbolengku
Tindak lokusi
Stilistika Komisif
15. Nakana daeng bunting bura’nea manna le’leng, manna kodi- kodi caddi
Tindak perlokusi
Komosif Ekspresif
simbolengnu titti’ matangku kala’busang paccini’ku 16. Nakana daeng
bainea punna kamma antu kananta sikatutui maki tope ki sisassa mole-mole ka tenamo poteranna maloloa
Tindak ilokusi
Stilistika Asertif
17. Bunting ta bunting naik ngaseng mako mae
Tindak perlokusi
Komosif Komisif
Sumber: Hasil Data Korpus.
Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
Tradisi Pakkio Bunting
Tadisi Pakkio Bunting
Tadisi Pakkio Bunting
Wawancara dengan Informan
Wawancara dengan Informan
Data Pemetaan.