• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

2. Wawancara

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data melalui tatap muka secara langsung dengan pihak-pihak yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data yang mendukung penelitian ini.53

Wawancara ini dilakukan dengan menggunakan panduan wawancara yang berisi instruksi utama yang diuraikan dengan maksud untuk mendapatkan informasi terkait dengan tema penelitian yang direncanakan dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan wawancara terstruktur sebagai instrumen penelitian.54 Dalam penelitian ini dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang dipandang mampu memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan yaitu kepala sekolah, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 5 Pinrang.

Adapun informan yang diwawancarai yaitu sebagai berikut :

a. Kepala sekolah, terkait data wawancara meliputi kemampuan guru dan media pembelajaran di sekolah.

53 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. (Cet.

XIV, Bandung: Alfabeta, 2012), h. 132

54 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 220.

Pengolahan data data dalam penelitian ini melalui triagulasi. Triagulasi merupakan bentuk upaya menjaga validitas data yang digunakan pada penelitian kualitatif. Triangulasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Pertama, triagulasi sumber data adalah salah satu teknik yang digunakan untuk memeriksa keabsahan suatu data. Teknik yang digunakan adalah mengecek kembali

55 M.Iqbal Hasan, Pokok-pokok materi Metode Penelitian dan Aplikasinya ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 87.

40

data melalui beberapa informan (sumber data) yang relevan yaitu guru PAI SMAN 5 Pinrang

Kedua, triagulasi metode adalah melakukan perbandingan, pengecekan kebenaran, dan kesesuaian data penelitian. Sebagaimana penelitian kualitatif deskriptif yaitu metode wawancara, observasi dan dokumentasi, untuk memperoleh kebenaran mengenai informasi tertentu, peneliti menggunakan metode wawancara semi terstruktur

Ketiga, triagulasi teori adalah hasil penelitian kualitatif yang berupa rumusan informasi. Selanjutnya informasi tersebut dibandingkan dengan perspektif teori yang relevan, selain itu, triagulasi teori dapat menanamkan pemahaman peneliti asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoritik secara mendalam atas analisis data yang diperoleh.

G. Teknik Analisis Data

Dari data yang telah diperoleh dari lapangan, data tersebut dianalisis menggunakan kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan sejak pengumpulan data secara keseluruhan dan dicek kembali. Peneliti berulang kali mencocokkan data yang diperoleh, disistematiskan dan diinterpretasikan, secara logis demi keabsahan data. Miles dan Huberman membagi analisis data dalam penelitian kualitatif kedalam tiga tahap yaitu:

1. Reduksi data

Peneliti mengumpulkan seluruh data yang diperoleh, kemudian mereduksi dan mengambil yang penting dan data yang dibutuhkan saja.

2. Penyajian Data

Setelah mereduksi data, langkah selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data disini dibatasi sebagai penyajian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Semua data di lapangan yang berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi akan dianalisis sehingga memunculkan deskripsi tentang permasalahan yang diteliti.

3. Kesimpulan

Setelah penyajian data, langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan.

Dengan adanya kesimpulan dalam penelitian kualitatif, dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan dari awal akan tetapi mungkin juga tidak karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian di lapangan.56

56Novy Wijayanti, „Peranan Media Pembelajaran dalam Menanamkan Hasil Belajar Peserta didik pada Mata Pelajaran IPA Kelas III di SDN Trosono Lamongan‟, (Skripsi dipublikasikan: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang), h. 71.

42 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa aspek yang menjadi fokus penelitian merujuk pada rumusan permasalahan yang terdapat pada Bab sebelumnya, peneliti telah melakukan beberapa wawancara serta observasi kepada beberapa informan.

Informan utama pada penelitian ini adalah guru pendidikan agama islam aktif di SMA Negeri 5 Pinrang pada kelas XI IPS. Pembelajaran yang berbasis multimedia kemudian menjadi rujukan isu penelitian ini, pada beberapa hasil wawancara terkait dengan pembelajaran serta model pembelajaran berbasis multimedia dalam menanamkan motivasi belajar di tengah pandemi Covid-19 ini.

Jika kemudian peneliti mengaitkan dengan kemauan peserta didik dalam belajar dan menguasai pelajaran pendidikan agama Islam dengan baik dan benar.

Dalam melaksanakan kegiatan belajar, maka diperlukan adanya landasan mental yang kuat, yang mampu mendorong peserta didik untuk giat belajar. Sehingga aktivitas belajar yang dilakukan peserta didik benar-benar dapat terfokus pada satu objek yang sedang dipelajari. Landasan mental untuk menumbuhkan kemauan dalam belajar itu adalah motivasi belajar yang kemudian menjadi alasan mengapa peneliti mengaitkan dengan pembelajaran berbasis multimedia yang dianggap dapat menanamkan serta menanamkan motivasi belajar peserta didik.

Pada dasarnya motivasi menjadi kekuatan pendorong yang menyebabkan peserta didik memberi perhatian kepada sesuatu, atau pada aktivitas-aktivitas tertentu jika berkaitan dengan aktivitas lainnya.

Pada penjelasan hasil penelitian ini, penulis membagi kedalam 2 sub pembahasan hasil penelitian merujuk pada rumusan permasalahan yang terkait dengan isu dan konsep penelitian ini, berikut dijabarkan beberapa hasil penelitian:

1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis multimedia di kelas XI IPS SMA Negeri 5 Pinrang

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam mengandung dua kegiatan yaitu belajar dan mengajar. Kegiatan yang berkaitan dengan upaya membelajarkan peserta didik agar berkembang potensi intelektual yang ada pada dirinya. Hal ini berarti bahwa pembelajaran menuntut terjadinya komunikasi antara dua arah atau dua pihak yaitu pihak yang mengajar yaitu guru sebagai pendidik dengan pihak yang belajar yaitu peserta didik sebagai peserta didik. Sebagaimana diketahui bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.

Berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tentang pengelolaan pembelajaran berbasis multimedia. Sehingga penulis mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis multimedia menjadi salah satu cara dalam mengelola situasi dan kondisi dalam proses pembelajaran memanfaatkan model multimedia. Kondisi belajar yang kondusif merupakan syarat mutlak bagi terselenggaranya proses pembelajaran.

Pada rumusan pertanyaan penelitian pertama dirumuskan terkait dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang berbasis multimedia. Peneliti

44

menemukan terkait dengan Pengelolaan pembelajaran yang diampu oleh Guru Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas XI IPA dengan malukan wawancara terkait aspek aspek pembelajaran yang diaplikasikan pada proses belajar mengajar.

Peneliti merujuk pada beberapa aspek pertanyaan yakni pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam memanfaatkan multimedia dan implikasinya terhadap motivasi peserta didik.

Penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru mata pelajaran pendidikan agama Islam terkait dengan model pembelajaran berbasis multimedia:

“Jauh sebelum saya menggunakan model multimedia itu pembelajaran proses belajar dilakukan hanya menggunakan satu media, maka rangsangan yang diperlukan untuk belajar sangat terbatas. Sebenarnya belajar seharusnya menggunakan multimedia gabungan seperti audio dan visual agar rangsangan yang diperlukan untuk belajar menjadi lengkap”57

Berdasarkan penjelasan di atas, maka menjadi sangat penting untuk melakukan suatu terobosan untuk memberikan stimulus pembelajaran yang positif serta efektif khususnya pembelajaran PAI, jika kemudian dikaitkan dengan beberapa model pengajaran yang masih tergolong klasik diimplementasikan oleh guru.

“Dari situ sebenarnya jika kita mau memberikan motivasi kepada peserta didik itu ada banyak cara yang bisa dilakukan, kalau saya pribadi pembelajaran PAI itu lebih menekankan pada model pendekatan pembelajaran yang long life education, semisal contoh sederhananya itu seperti memutarkan video kepada peserta didik itu juga salah satu cara saya untuk memotivasi peserta didik di kelas”58

Pembelajaran yang dilakukan oleh Guru pelajaran Pendidikan agama islam merancang pembelajaran yang mengedepankan keaktifan peserta didik dengan mempertimbangkan aspek minat dan motivasi belajar mereka, dengan mengacu pada

57 Darna, Guru PAI SMAN 5 Pinrang, wawancara 16 Desember 2021.

58 Darna, Guru PAI SMAN 5 Pinrang, wawancara 16 Desember 2021.

hakikat pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang merujuk pada pembelajaran Dunia akhirat dalam artian pembelajaran yang sangat penting untuk dilakukan.

Pertanyaan berkaitan dengan model pembelajaran serta cara membawakan model pembelajaran berbasisi multimedia di dalam kelas mata pelajaran pendidikan agama islam:

“Kalau misalnya pengimplementasiannya itu ada banyak, jadi berbasisi multimedia yang saya lakukan itu lebih kepada menggunakan power point serta memutarkan video kepada peserta didik, semisalnya beberapa cerita kisah nabi yang dapat diambil manfaatnya, motivasi peserta didik itu sangat terbangun dengan adanya itu nonton video”59

Pemanfaatan power point sebagai salah satu media multimedia berupa gambar visual dan gerak tersebut dengan menggunakan animation and design yang menarik memberikan rangsangan yang baik kepada peserta didik dalam mempelajari materi ajar yang kemudian diberikan kepada peserta didik.

Beberapa aspek yang mendasar pada pengimplementasian multimedia ini adalah, bagaimana guru kemudian mengajarkan setiap aspek dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam itu ke dalam model powerpoint yang kemudian diberikan beberapa sentuhan effect and animation.

Multimedia sebagai salah satu media menarik untuk dipandang sebagai salah satu motivasi, jika kemudian peneliti dalam proses belajar mengajar bertujuan membantu pendidik dalam menjelaskan materi yang sulit. Pemanfaatan teknologi multimedia dapat membangkitkan motivasi belajar serta menjadikan pembelajaran lebih menarik dikarenakan teknologi multimedia sangat efisien dalam segi waktu bagi pendidik karena tanpa harus menyuruh peserta didik mencatat materi, cukup dengan mengcopy file materi yang telah disampaikan.

59 Darna, Guru PAI SMAN 5 Pinrang, wawancara 16 Desember 2021.

46

“Pembelajaran berbasis multimedia itu sudah saya gunakan selama pergantian kurikulum ke 2013 karena memang saya mengamati minat dan semangat peserta didik itu terbangun jika diajarkan menggunakan model teknologi seperti power point dan video ataukah ada beberapa aplikasi yang khusus, disisi lain juga karena kita sudah didukung dengan model pembelajaran berbasis multimedia oleh kepala sekolah memang”60

Berdasarkan penjelasan tersebut maka menjadi sebuah keuntungan atau manfaat kegiatan pembelajaran melalui multimedia, yaitu: a) menanamkan interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan pendidik. b) Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja. c) Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran. Dari pembelajaran berbasis multimedia juga peserta didik diharapkan bisa berfikir kritis yang mendorong peserta didik agar terbiasa mencari berbagai informasi dari berbagai sumber belajar yang benar.

Peneliti kemudian merujuk pada beberapa cara pengimplementasian pembelajaran berbasis multimedia pada kelas XI IPS SMAN 5 Pinrang dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel : 4.1 Pembelajaran Berbasis Multimedia Alokasi

Waktu Pembelajaran

Aktivitas Kelas Media

Kegiatan Pendahuluan

(15 Menit)

Penjelasan terkait Substansi materi ajar

Penjelasan Terkait model pembelajaran PPT Kegiatan

Pembelajaran (130 Menit)

Penjelasan Materi ajar

Pengimplementasian multimedia Evaluasi

PPT Vidio

Games Aplikasi Kegiatan

Penutup

Penekanan Materi

Penutup -

60 Darna, Guru PAI SMAN 5 Pinrang, wawancara 16 Desember 2021.

(15 Menit)

Sumber Data: Olahan Peneliti (2021)

Hasil observasi di atas merupakan penjabaran materi yang dapat disimpulkan oleh peneliti yang merujuk pada setiap proses pembelajaran berbasis multimedia, penjabaran diatas merupakan hasil akumulasi selama 3 pertemuan pada sub materi Sikap dan perilaku kejujuran.

Peneliti menyebutkan beberapa hasil temuan di lapangan yang merujuk pada proses pengelolaan pembelajaran berbasis multimedia yang dilakukan oleh guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Agama islam yang dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pembelajaran berbasis multimedia yang dilakukan tergolong dapat pengaplikasian pembelajaran berbasis multimedia dengan mengedepankan prinsip prinsip pembelajaran partisipatif. Namun peneliti akan menjelaskan lebih jauh terkait dengan hasil temuannya pada bagian pembahasan.

“Setiap pertemuan itu saya siapkan materi power point karena memang menurut saya, power point menjadi kekuatan bagi saya itu jika materi yang diajarkan pakai power point karena memang minat belajarnya peserta didik semakin meningkat dibanding dengan LKS biasa saja”61

Jika merujuk pada penjelasan guru mata pelajaran pendidikan agama islam, pembelajaran berbasis multimedia menjadi salah satu indikasi sekolah bermutu.

Sekolah bermutu perlu adanya capaian tujuan berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan, tetapi terdapat berbagai metode dan informasi yang berbeda dalam mencapainya suatu hasil mutu pendidikan. Secara umum, multimedia berhubungan

61 Darna, Guru PAI SMAN 5 Pinrang, wawancara 16 Desember 2021.

48

dengan penggunaan berbagai macam media untuk menyajikan informasi. Misalnya, PPT yang digunakan oleh guru pelajaran pendidikan agama islam.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam berdasarkan hasil penelitian ini sangat bermanfaat dan sangat penting dibanding pelajaran lainnya. Pembelajaran yang menjadi induk materi pembelajaran dengan mengedepankan sikap dan akhlak pelajar.

Tentu menjadi sesuatu yang penting untuk ditekankan kepada setiap peserta didik yakni penekanan perilaku baik serta sopan santun dalam bertutur.

Proses pembelajaran yang efektif juga tentu berawal dari adanya perancangan atau perencanaan yang matang baik itu disusun secara sadar oleh Guru maupun secara kondisional terjadi dalam proses belajar mengajar.

“Rpp yang saya buat memang menggunakan pendekatan berbasis multimedia sebagai salah satu pegangan bagi sangat penting dalam mencapai pembelajaran yang efektif tentunya”.62

Proses pembelajaran yang diamati oleh peneliti menunjukkan bahwa reply peserta didik sangat baik serta aktif baik itu pada saat kegiatan awal hingga kegiatan akhir,

“Peserta didik memberikan respon yang sangat baik, terkadang peserta didik membawa perilaku keaktifannya itu diluar PBM juga”.63

Keaktifan peserta didik selama pembelajaran berbasis multimedia dalam pembelajaran tentu membutuhkan beberapa strategi baik itu dari sisi pengajaran maupun metode yang digunakan sebagaimana dikatakan pada penguasaan kelas

62 Darna, Guru PAI SMAN 5 Pinrang, wawancara 16 Desember 2021.

63 Darna, Guru PAI SMAN 5 Pinrang, wawancara 16 Desember 2021.

menjadi sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki seorang guru, strategi penguasaan kelas memberikan dampak yang baik terhadap reply peserta didik.

Jika merujuk pada setiap penjelasan diatas mempertimbangkan setiap hasil penelitian baik itu dari hasil observasi dan wawancara mendalam terkait dengan pembelajaran berbasis multimedia maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis multimedia yang diimplementasikan menggunakan Power point, video belajar dengan mengikuti rujukan RPP, setiap aspek materi ajar pada rencana pembelajaran dimasukkan kedalam model multimedia dengan memanfaatkan powerpoint dalam pengajaran Sikap dan perilaku kejujuran.

2. Pembelajaran PAI dalam menanamkan motivasi belajar peserta didik di kelas XI IPS SMA Negeri 5 Pinrang

Pada penjelasan kedua, peneliti merujuk pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam menanamkan motivasi belajar, jika peneliti menjelaskan secara detail terkait dengan pembelajaran berbasis multimedia, pada penjelasan ini kemudian mengkhusus pada penjelasan menanamkan motivasi belajar menggunakan model pembelajaran berbasis multimedia.

Dalam menanamkan motivasi belajar peserta didik di XI IPS SMA Negeri 5 Pinrang, guru menggunakan beberapa upaya yang terkhusus dalam pembelajaran yang masih menjadi dampak dari pembelajaran pasca covid-19. Dalam hal ini guru berfungsi sebagai sarana dalam meningkat motivasi belajar peserta didik.

Pembelajaran multimedia pada dasarnya telah berhasil dalam menanamkan motivasi belajar peserta didik dalam pada pembelajaran pendidikan agama islam.

Upaya yang digunakan dalam menanamkan motivasi belajar peserta didik harus menggunakan berbagai macam metode dan pendekatan yang telah

50

diimplementasikan oleh guru. Dimana guru harus memiliki kemampuan mengembangkan metode metode pembelajaran dalam menanamkan motivasi belajar peserta didik.

“Bagi saya, pembelajar berbasis multimedia ini sudah betul betul menjadi salah satu solusi untuk menanamkan motivasi peserta didik, jika berbicara fakta dikelas”64

Didalam kegiatan belajar mengajar, peranan serta motivasi yang diberi tentu menjadi suatu hal yang sangat penting. Berikut sebagai hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru Pendidikan Agama Islam, mengenai upaya yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam mencapai proses pembelajaran untuk menanamkan motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis multimedia:

“Dalam pembelajaran berbasis multimedia, beberapa hal yang tentunya menjadi keunggulannya, salah satunya itu karena daya minat dan motivasi yang akan terbangun kepada peserta didik ”65

Dari uraian tersebut, pembelajaran pendidikan agama Islam yang memberikan pengajaran tentang life education yang harus dapat menciptakan proses kegiatan belajar mengajar yang kreatif agar peserta didik yang mengikuti pelajarannya tidak merasa bosan. maka dari itu dalam proses pembelajarannya media multimedia yang dimana pembelajaran dengan penggunaan yang kondisional.

64 Darna, Guru PAI SMAN 5 Pinrang, wawancara 16 Desember 2021.

65 Darna, Guru PAI SMAN 5 Pinrang, wawancara 16 Desember 2021.

Peneliti menyadari bahwa seorang guru harus mampu menciptakan dan menstimulasi kondisi belajar peserta didik dengan baik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.

“Saya biasanya menggunakan media multimedia seperti Power point. Kalau untuk media lainnya itu seperti video kartun maupun video video yang saya dapat dari youtube juga” 66

Berdasarkan penjelasan tersebut sehingga peneliti dapat memberikan penjelasan bahwa penyampaian materi dengan menggunakan multimedia betul betul dapat menanamkan minat belajar dan motivasi mereka.

Untuk menjadi seorang guru haruslah mampu melihat dari seluruh aspek pada pembelajaran, hal yang perlu dilakukan selain menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik juga harus mengajarkan sikap dan kepribadian yang baik atau akhlakul karimah peserta didik, seperti pembiasaan keagamaan, keteladanan

seorang guru. Peranan guru Pendidikan Agama Islam sebagai aktor utama dalam menanamkan motivasi belajar peserta didik sangatlah besar. Karena seorang guru merupakan orang tua kedua bagi peserta didik. Maka dari itu tingkah laku yang baik dapat memberikan contoh yang baik pula kepada peserta didik. Karena guru merupakan suri tauladan bagi peserta didik.

Hal ini berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru, guru PAI mengatakan:

“Peran saya sebagai guru Pendidikan Agama Islam pada setiap pembelajaran itu sangat penting, kalau berbicara soal pendidikan agama, tentunya sangat erat kaitannya dengan model pembelajaran yang betul betul sangat bersentuhan dengan setiap aspek dalam kehidupan, kalau bicara soal

66 Darna, Guru PAI SMAN 5 Pinrang, wawancara 16 Desember 2021.

52

pendidikan agama itu memang sudah menjadi amanah kami untuk memberikan pendidikan secara langsung berimplikasi pada kehidupan peserta didik”67

Melihat dari hasil wawancara yang peneliti lakukan peran guru sebagai motivator dan dapat juga menjadi suri tauladan yang baik bagi peserta didiknya.

Selain menjadi motivator dalam belajar, pendidik juga dapat menjadi suri tauladan bagi peserta didiknya serta menciptakan perilaku yang baik kepada peserta didik sehingga peserta didik yang memiliki jiwa, tingkah laku, kepribadian yang baik dapat mendorong hasil yang positif dalam kegiatan belajarnya.

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan juga mendapat respon sebagai berikut:

“Kalau pembelajaran materi pendidikan agama yang dimasukkan ke dalam pembelajaran berbasis multimedia itu hanya sebagai media saja, materi ajar yang diberikan itu sama saja dengan pembelajaran menggunakan media lainnya. Jadi yang menjadi objek fokus pada pembelajaran berbasis multimedia itu hanya sebagai media saja”68

Peneliti menyadari secara penuh terkait dengan peranan pendidikan agama sebagai bentuk tanggung jawab terkait dengan kehidupan real peserta didik, sehingga komunikasi dengan wali murid yang memperhatikan perilaku anaknya sehingga lebih mudah untuk mengontrol perilaku peserta didik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran, upaya yang dilakukan oleh guru dalam menanamkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran dan menanamkan motivasi belajar peserta didik dalam

67 Darna, Guru PAI SMAN 5 Pinrang, wawancara 16 Desember 2021.

68 Darna, Guru PAI SMAN 5 Pinrang, wawancara 16 Desember 2021.

pembelajaran berbasis multimedia telah sesuai dengan harapan setiap elemen pendidikan.

Selain itu, guru juga telah berusaha dalam memberikan yang terbaik untuk mencapai proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Dengan merancang sedemikian rupa upaya yang dilakukan dalam menanamkan motivasi belajar peserta didik selama pembelajaran multimedia, serta melakukan upaya-upaya lain agar peserta didik memiliki motivasi belajar yang tinggi.

3. Faktor Penghambat Penggunaan Multimedia dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka faktor penghambat penggunaan multimedia dalam menanamkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Pinrang dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. infokus yang tersedia terbatas, sehingga akan terkendala jika digunakan oleh guru yang lain.

b. Akses internet yang biasa lamban.

Sebagai upaya mengatasi adanya kendala dalam proses pembelajaran menggunakan infokus, maka guru PAI akan menggunakan media yang lain yang dapat membangkitkan motivasi dan semangat belajar siswa dikelas, selain itu, guru akan memberikan penguatan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran seperti pujian maupun hadiah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI tersebut, dapat dipahami bahwa apabila ada kendala Ketika proses pembelajaran dilakukan dengan infokus, maka guru harus memiliki kemampuan dalam pengelolaan kelas yang baik dan kemampuan

54

memberikan penguatan kepada peserta didik. Guru dituntut mampu memahami karakter peserta didik, sehingga tujuan pembelajaran mudah dicapai.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis multimedia di kelas XI IPS SMA Negeri 5 Pinrang

Berdasarkan hasil penelitian bahwa sangat penting untuk melakukan suatu terobosan untuk memberikan stimulus pembelajaran yang positif serta efektif khususnya pembelajaran PAI, jika kemudian dikaitkan dengan beberapa model pengajaran yang masih tergolong klasik diimplementasikan oleh guru.

Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian peserta didik/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Belajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran yang komprehensif. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berfikir tentang materi pelajaran. Juga terdapat teknik-teknik memimpin belajar bagi seluruh kelas, bagi kelompok kecil, merangsang diskusi dan debat, mempraktekkan keterampilan-keterampilan, mendorong adanya pertanyaan- pertanyaan, bahkan membuat peserta didik dapat saling mengajar satu sama lain.

Pembelajaran aktif adalah proses belajar dimana peserta didik mendapat kesempatan untuk lebih banyak melakukana aktivitas belajar, berupa hubungan

Dokumen terkait