BAB V PENUTUP
B. Saran
Dari 8 Kelurahan yang ada di Kecamatan Wajo terdapat 3 buah Rumah Sakit, 2 buah Puskesmas, 18 buah Apotik dan 18 buah Toko Obat. Sementara untuk jumlah Tenaga Kesehatan, masing-masing dokter laki-laki pada tahun 2005 sebanyak 26 orang, dokter wanita 8 orang dan bidan sebanyak 7 orang. Dan setiap tahunnya tenaga kesehatan ini mengalami peningkatan dan penurunan.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.7 Sarana dan Prasarana Kesehatan di Wilayah Kecamatan Wajo Desa/ Kelurahan Rumah
Sakit
Puskes mas
Praktek Bidan
Apotik Toko Obat
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Pattunuang 02. Ende
03. Melayu Baru 04. Melayu 05. Butung 06. Mampu 07. Malimongan 08. Malimongan
Tua
2 - - - - - - 1
- - 1 - - 1 - -
- - - - - - - -
6 2 5 - - - - 5
2 9 4 3 - - - -
Kecamatan 3 2 - 18 18
Sumber : Pengolahan PODES Tahun 2005
c. Sarana dan Prasarana Ibadah
Penduduk di Kecamatan Wajo mayoritas beragama Islam yaitu 22.400 orang menyususl agama Budha 5.873 orang, agama Protestan 2.978 orang, agama Katolik 2.521 orang, agama Hindu 123 orang, agama Konghucu 131 orang, dan lainnya 111 orang. Jumlah tempat ibadah di Kecamatan Wajo cukup memadai,
terdapat 19 buah Masjid, 7 buah langgar/ Mushola, 4 buah Gereja, 5 buah Pura, dan 6 buah Wihara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.8 Banyaknya Fasilitas Ibadah Menurut Jenis dan Kondisinya di Kecamatan Wajo Tahun 2006
Desa/ Kelurahan
Masjid Langgar/ Surau Gereja Pura Wihara Lainnya Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01. Pattunuang 02. Ende
03. Melayu Baru 04. Melayu 05. Butung 06. Mampu 07. Malimongan 08. Malimongan Tua
1 2 2 3 2 2 3 4
2 2 - 2 - 1 - -
2 1 1 - - - - -
5 - - - - - - -
2 2 1 - - - - -
- - - - - - - -
12 6 4 5 2 3 3 5
Kecamatan 19 7 4 5 6 - 40
Sumber : Pengolahan PODES Tahun 2005
5. Perdagangan dan Industri/ Kerajinan Rakyat a. Perdagangan
Sarana perdagangan yang terdapat di Kecamatan Wajo antara lain Pasar sebanyak 6 buah yang terbagi atas pasar permanen sebanyak 4 buah dan pasar tidak permanen sebanyak 2 buah. Sementara itu pula terdapat 8 buah Supermaket, 18 buah restoran/rumah makan, 637 buah Toko/Warung/Kios, 8 buah kelompok pertokoan, 2 buah kantor Pegadaian, 1 buah lembaga keuangan mikro informal dan 31 buah hotel/penginapan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.9 Banyaknya Pasar Permanen, Pasar Tidak Permanen, Supermaket dan Restoran di Kelurahan yang Terdapat di Kecamatan Wajo
Desa/ Kelurahan Pasar Supermaket/
Pasar Swalayan
Restoran/
Rumah Makan Perma
nen
Tidak Permanen
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Pattunuang 02. Ende
03. Melayu Baru 04. Melayu 05. Butung 06. Mampu
1 1 - - 1 -
- - 1 - - -
3 3 1 - - -
7 1 3 1 - 4
07. Malimongan 08. Malimongan
Tua
- 1
- 1
- 1
1 1
Kecamatan 4 2 8 18
Sumber : Pengolahan PODES Tahun 2005
Tabel 4.9 Banyaknya Sarana Pemasaran Produksi dan Lembaga Keuangan Mikro yang terdapat di Kelurahan di Kecamatan Wajo
Desa/ Kelurahan Toko/
Warung / Kios
Kelompok Pertokoan
Kantor Pegadaian
Lembaga Keuangan
Mikro Infomal
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Pattunuang 02. Ende
03. Melayu Baru 04. Melayu 05. Butung 06. Mampu 07. Malimongan 08. Malimongan
Tua
107 51 45 28 270
24 102
10
1 1 1 1 1 1 1 1
1 - - - 1 - - -
1 - - - - - - -
Kecamatan 637 8 2 1 Sumber : Pengolahan PODES Tahun 2005
b. Industri/ Kerajinan Rakyat
Kerajinan Rakyat yang terdapat di Kecamatan Wajo pada tahun 2005 antara lain 8 buah industry kerajinan dari kayu/bambu/rotan, 302 industri kerajinan logam/logam mulia, 6 industri kerajinan dari kain/tenun dan 27 buah industri kerajinan makanan dan lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.10 Banyaknya Industri Kecil/ Kerajinan Rakyat Menurut Jenisnya di Kecamatan Wajo Tahun 2005
Desa/ Kelurahan
Kerajinan dari Kulit Kerajinan Kayu/Bambu /Rotan Logam/ Logam Mullia Anyaman Gerabah/ Keramik Kerajinan dari Kain/Tenun Makanan Lainnya
(1)
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01. Pattunuang 02. Ende
03. Melayu Baru 04. Melayu 05. Butung
- - - - -
2 - 2 3 -
9 - 2 8 -
- - - - -
- - 6 - -
5 - 3 2 1
- - - - 1
06. Mampu 07. Malimongan 08. Malimongan Tua
- - -
1 - -
5 90 188
- - -
- - -
5 10
- - - -
Kecamatan - 8 302 - 6 26 1
Sumber : Pengolahan PODES Tahun 2005
c. Keuangan
Jumlah Bank yang ada di Kecamatan Wajo sebanyak 19 buah yang sebagian besar berada di Kelurahan Pattunuang sementara lainnya berada di Kelurahan Ende, Kelurahan Butung, dan Kelurahan Malimongan Baru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.11 Banyaknya Bank Umum, BPR, KUD, dan Koperasi Non KUD di Kecamatan Wajo Tahun 2005
Desa/ Kelurahan
Bank Umum Bank Pengkreditan Rakyat (BPR) KUD Koperasi Non KUD
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Pattunuang 02. Ende
15 1
- -
- -
- -
03. Melayu Baru 04. Melayu 05. Butung 06. Mampu 07. Malimongan 08. Malimongan Tua
- - 1 - - 2
- - - - - -
- - - - - -
- - - - 1 -
Kecamatan 19 - - 1
Sumber : Pengolahan PODES Tahun 2005
“salah satu faktor yang sering dijadikan sebagai alasan oleh para pelaku maupun korban dalam melakukan human trafficking ini dikarenakan oleh kebutuhan ekonomi dan ingin mencari keuntungan sendiri serta juga ada pengaruh dari teman dan juga lingkungan, atau dikarenakan si pelakunya ini juga awalnya korban dari human trafficking itu sendiri dan dikarenakan oleh hal itu si pelaku juga jadi ikut-ikutan mencari korban untuk diperdagangkan dan juga biasanya si pelaku mempelajari kinerja dari bosnya yang terdahulu” (wawancara hari senin tanggal 24 Agustus 2015)
Sementara itu, menurut ibu ROSDIANA, selaku informan dan beliau merupakan ibu dari korban kasus trafficking yang juga sebagai pelapor kasus tersebut mengungkapkan:
“Ya, salah satu hal yang menyebabkan sehingga anak saya bisa terkena masalah human trafficking ini dikarenakan pola pergaulan lingkungan teman-temannya sehingga anak saya sering berbohong mengaku kesekolah akan tetapi dia sering membolos karena mengikuti teman- temannya dan anak saya itu sering menginap dirumah temannya dengan menggunakan alasan untuk mngerjakan tugas”(wawancara hari kamis tanggal 26 Agustus 2015)
Faktor ini pun diperkuat dengan data kronologis yang peneliti dapatkan dari RESOR PELABUHAN KOTA MAKASSAR faktor yang melatarbelakanginya adalah dikarenakan korban membutuhkan uang untuk membeli peralatan tulis dan tidak mendapatkan uang dari orangtuanya sehingga korban melarikan diri dari rumah dan meminta bantuan temannya dan temannya pun mengenalkannya kepada si pelaku.
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diberikan kesimpulan bahwa faktor yang melatarbelakangi terjadinyanya human trafficking di Kota Makassar
adalah dikarenakan oleh desakan atau kebutuhan ekonomi karena kemiskinan dan juga pengaruh lingkungan pergaulan teman-temannya/lingkungan sosialnya.
2. Bentuk Dari Human Trafficking Yang Ada Di Kota Makassar
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari RESOR PELABUHAN KOTA MAKASSAR bentuk dari human trafficking yang sering ada salah satunya adalah korbannya dieksplotasikan dengan dijadikan sebagai wanita penghibur atau PSK yang harus bersedia melayani para pelanggan laki-laki dengan menerima upah dari pelanggan tersebut. Dan uang dari hasil melayani para pelanggan sepenuhnya akan diambil oleh pelaku dan tidak memberikan korban sedikit pun dari upah tersebut.
Korban akan dipaksa oleh pelaku apabila korban bersikeras untuk menolak melayani pelanggannya.
Sementara hal yang serupa juga disampaikan oleh salah satu informan yaitu pak YUSRAN selaku penyidik yang telah menyidik kasus human trafficking mengatakan:
“bentuk dari human trafficking yang terjadi pada korban adalah dengan menjadikan korban sebagai wanita penghibur atau PSK dengan tarif yang telah ditentukan oleh pelaku, pernah sekali saya menemukan di pelabuhan sekelompok anak kecil dan perempuan yang berasal dari Sinjai dan akan disebrangkan ke Ambon dan kita pun segera mencegahnya, anak-anak dan para perempuan itu akan diperjualkan kepada orang yang berada di Ambon untuk dijadikan sebagai wanita penghibur dan anak-anaknya akan dipekerjakan menjadi pekerja anak dengan menjadikan anak-anak tersebut pengemis, pengamen, pemulung dan buruh kasar” (wawancara pada hari senin 24 Agustus 201
Hal yang serupa juga disampaikan oleh bapak AKP WAHYU BASUKI SK, selaku informan dan beliau merupakan KASAT RESKRIM RESOR PELABUHAN MAKASSAR mengatakan:
“ada banyak bentuk-bentuk dari human trafficking yang pada umumnya terjadi, misalnya korban perempuan dijadikan pembantu, anak-anaknya dijadikan sebagai buruh kasar atau dijadikan sebagai pengemis dan pengamen. Dan adapun bentuk dari human trafficking yang terjadi dari kasus yang sudah kami tangani adalah korbannya itu dijadikan sebagai wanita penghibur atau PSK padahal anak tersebut masih dibawah umur, hal ini tentu saja merusak masa depan dan juga mimpi dari anak tersebut, dan keseringan memang dari beberapa kasus yang ditangani para korbannya akan dijadikan sebagai wanita penghibur atau PSK dengan bayaran yang telah disepakati dan biasanya bayarannya akan diterima oleh pelaku itu sendiri tanpa memberikan sedikit pun bayaran pada korban”(hari Selasa tanggal 18 Agustus 2015)
Dan hal yang sama juga diungkapkan oleh ibu ROSDIANA,selaku informan dan beliau merupakan ibu dari korban kasus trafficking yang juga sebagai pelapor kasus tersebut mengungkapkan:
“setelah saya melaporkan perihal anak saya yang hilang dan sudah tidak balik kerumah selama satu minggu lebih, baru saya mengetahui bahwa ternyata anak saya disekap oleh pelaku dan dipaksa untuk pergi melayani laki-laki hidung belang dan hasil melayani laki-lakinya itu diambil oleh pelaku itu sendiri dan tidak memberikan sepeser pun kepada anak saya dan itu terjadi selama berhari-hari berturut-turut dan saya menjadi sangat perihatin dan sedih melihat keadaan anak saya, anak saya menjadi banyak diam dan banyak merenung serta melamun”(wawancara hari kamis tanggal 26 Agustus 2015)
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diberikan kesimpulan bahwa bentuk dari human trafficking yang ada di Kota Makassar adalah para korbannya akan dijadikan/dieksploitasikan menjadi PSK wanitanya dan apabila anak-anak akan
dipekerjakan menjadi pekerja anak seperti mempekerjakan anak tersebut menjadi pengemis, pemulung, pengamen maupun buruh kasar dengan mengambil keuntungan untuk para pelaku itu sendiri.
3. Peran Pemerintah Dalam Menghadapi Masalah Human Trafficking yang Terjadi di Kota Makassar
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan bapak HARUN RANI selaku informan dan beliau merupakan salah satu pihak pemerintah yaitu Sekcam dari Kecamatan Wajo mengungkapkan:
“sebagai salah satu Kecamatan yang paling banyak tempat hiburannya adalah Kecamatan Wajo ini, sebenarnya tempat-tempat hiburan tersebut tidak dianggap negatif hanya saja ada beberapa tempat hiburan yang menngunakan jasa hiburan plus-plus apalagi itu adalah tempat hiburan yang berdekatan dengan jalur Pelabuhan dan tempat Rekreasi masyarakat Kota Makassar, jadi masalah human trafficking itu pasti ada dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah sampai saat ini adalah dengan melakukan sosialisasi ketempat-tempat hiburan yang berada disekitar pelabuhan dan juga hotel-hotel yang berada disekitarnya dengan melakukan kerjasama dengan pihak dari kepolisian maupun dari LSM-LSM, selain itu kami juga biasanya melakukan razia di tempat hiburan-hiburan tersebut dengan bekerjasama dengan Polisi Pamong Praja” (wawancara pada hari senin tanggal 24 Agustus 2015)
Sementara itu menurut bapak YUSRAN selaku informan dan beliau merupakan salah satu penyidik di bagian kasus-kasus kriminal mengungkapkan:
”biasanya pemerintah memang selalu bekerja sama dengan kami para polisi ataupun penyidik dalam langkah untuk menyampaikan bahaya dari human trafficking kepada masyarakat dengan melakukan seinar-seminar ke kantor- kantor Camat dalam wilayah kami dan mengundang para masyarakatnya
juga, ataupun melakukan seminar ke hotel-hotel terdekat”(wawancara pada hari Senin tanggal 24 Agustus 2015)
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diberikan kesimpulan bahwa peran pemerintah dalam menanggulangi masalah human trafficking yang ada di Kota Makassar khususnya di Kecamatan Wajo yang menjadi daerah operasi dari Resor Pelabuhan Makassar adalah dengan melakukan sosialisasi berupa seminar-seminar yang di lakukan di tempat-tempat hiburan maupun di hotel-hotel yang berada di sekitar wilayah Kecamatan Wajo, sosialisasi tersebut dilakukan dengan bekerja sama dengan pihak-pihak dari kepolisian ataupun dari LSM-LSM, dan juga Dinas Sosial. Selain itu juga dilakukan razia-razia ke tempat-tempat hiburan tersebut dengan bekerja sama dengan Polisi Pamong Praja untuk menghindari adanya kegiatan- kegiatan di tempat hiburan tersebut yang melanggar aturan dari Pemerintah atau untuk menghindari hal-hal yang mencurigakan.
aturan atau bahkan hukuman diberlakukan bagi para pelaku. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan buruknya perilaku-perilaku menyimpang, atau mungkin kurangnya sosialisasi tentang penyimpangan sosial.
Ironisnya justru banyak masyarakat yang merasa bangga ketika melakukan penyimpangan salah satunya adalah perilaku human trafficking yang sudah masuk dalam kategori kejahatan manusia dikarenakan maraknya dan ironisnya perdagangan manusia itu.
Trafficking dalam pengertian sederhana merupakan sebuah bentuk perdagangan modern. Tidak hanya merampas hak asasi manusia sebagai korban, tetapi juga membuat mereka rentan terhadap penganiayaan atau siksaan fisik dan kerja paksa. Hal tersebut dapat menyebabkan trauma psikis, bahkan cacat dan kematian. Isu trafficking sudah menjadi perhatian berbagai pihak dari kancah internasional maupun domestik. Modus kejahatan ini merupakakan tindak kejahatan yang menjadikan manusia sebagai komuditas perdagangan dan merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Para pelaku kejahatan perdagangan manusia ini telah membentuk jaringan yang saling terhubung di seluruh dunia sehingga sulit untuk memberantasnya secara tuntas.
Di Indonesia perdagangan manusia selalu muncul dan ada dengan beragam bentuknya sesuai dengan situasi dan kondisinya.Dalam kasus perdagangan manusia korban yang paling rentan adalah perempuan dan anak-anak. Perempuan diperjualbelikan untuk tujuan seksual dengan dijadikan pekerja seks komersial dan
tenaga kerja di sektor lain. Sedangkan anak-anak diperjualbelikan untuk dijadikan tenaga kerja dengan upah murah ataupun dijadikan pengemis.Adapun balita biasanya diadopsi oleh sepasang suami-isteri yang tidak mempunyai anak.
1. Kronologis Kejadian Kasus Human Trafficking yang Terjadi di Kota Makassar di Resor Pelabuhan Kota Makassar
Dengan Surat Perintah Penangkapan Nomor: SP. Kap/76/X/2012/Reskrim, tanggal 15 Oktober 2012 telah dilakukan Penangkapan terhadap tersangka Saudari AI BINTI Dr. GM dan telah dibuatkan Berita Acara Penangkapan tanggal 15 Oktober 2012.
Dengan surat Perintah Penahanan Nomor: SP. Han/59/X/2012/Reskrim, tanggal 16 Oktober 2012 telah dilakukan Penahanan terhadap Saudari AI BINTI Dr.
GM terhitung mulai tanggal 16 Oktober 2012 sampai dengan tanggal 04 November 2012 dan telah dibuatkan Berita Acara Penahanan tanggal 16 Oktober 2012.
Berdasarkan keterangan dari Saudari AI selaku pelaku atau tersangka bahwa tersangka telah mengenal Saudari N selaku korban satu bulan sebelumnya namun tidak ada hubungan keluarga. Saudari AI menerangkan bahwa dia telah memperdagangkan Saudari N dengan cara menjadi PSK dengan berhubungan badan kepada lelaki hidung belang yang terjadi pada bulan September 2012 sekitar pukul 12.30 wita di Hotel Grand Place Kota Makassar.
Saudari AI menerangkan bahwa awalnya pada bulan September tahun 2012 saudari E menelfon saudari AI bahwa ada teman sekolahnya yang mau mencari uang
untuk membeli peralatan tulis. Dan saudari E dan N berangkat ke rumah saudari AI untuk memperkenalkan saudari N ke saudari AI. Kemudian selanjutnya saudari AI membawa saudari N ke MP untuk dibelikan baju-baju yang seksi dan membeli peralatan make up. Setelah kembali dari MP malamnya saudari AI mendandani saudari N dengan pakaian seksi dan mempercantik wajahnyanya untuk menarik perhatian para pelanggannya nantinya kemudian membawa saudari N ke jalan Sungai Saddang tempat yang biasa digunakan oleh saudari AI untuk menjajakan diri.
Kemuadian salah satu laki-laki langganan saudari AI menelfon dan menyuruh saudari AI untuk pergi ke Hotel Grand Place Makassar dan saudari AI berangkat dengan membawa serta saudari N, sesampainya di Hotel Grand Place saudari AI memperkenalkan saudari N ke pelanggannya dan mereka berdua pun berbincang dan pelanggan kemudian memberikan uang sebesar 500.000 rupiah kepada saudari AI sebagai upah atau sebagai tanda jadi untuk berhubungan badan dengan saudari N, lalu saudari N dan pelanggan tersebut menuju kesalah satu kamar dan saudari AI pun pergi dan meninggalkan saudari N. Dan setengah jam kemudian saudari N menelfon saudari AI untuk datang menjemputnya dan saudari AI pun datang menjemput saudari N kemudian keduanya pulang ke kos saudari AI. Keesokan harinya saudari AI menerima telefon dari salah satu perantara (calo pencari tamu) untuk mencari perempuan yang putih dan kecil dan saudari AI pun mengatakan ada temannya lalu saudari AI membawa saudari N kesalah satu hotel di jalan Latimojong dan sesampainya disana tersangka ditelefon oleh perantara dan ditunjukkan kamar hotel dari tamu yang meminta dan saudari AI pun bertemu dengan tamu yang bersangkutan
dan tamu tersebut memberikan uang sebesar 600.000 rupiah kepada saudari AI sebagai upah atau tanda jadi berhubungan badan dengan saudari N. Kemudian saudari AI meninggalkan saudari N dengan sang tamu di kamar tesebut, dan saudari AI pergi menemui sang perantara untuk memberikan bagian dari perantara tersebut sebanyak 300.000 rupiah, selang setengah jam kemudian saudari N bertemu kembali dengan saudari AI yang telah menunggunya dan pulang ke kos. Hari berikutnya saudari N meminta untuk pulang akan tetapi tidak diizinkan oleh saudari AI dan saudari AI menyekap saudari N dikamarnya dan mengacam saudari N apabila mau pulang atau tidak menuruti perkataan dari saudari AI, malamnya saudari AI membawa saudari N nongkrong di Jalan Sungai Saddang untuk mencari pelanggan yang sebelumnya saudari N telah didandan dan disuruh mengenakan pakaian seksi untuk mencari perhatian pelanggan nantinya, dan ketika sampai di Jalan Sungai Saddang mereka pun nongkrong menunggu pelanggan dan tidak lama menunggu seorang pelanggan datang dan mengajak saudari N untuk melakukan hubungan badan di salah satu hotel di Jalan Mongonsidi selain itu saudari N juga melayani para lelaki dikost-kost yang ada di sekitar Jalan Veteran Utara. Dalam satu malam sekali nongkrong biasanya saudari N melayani pelanggan sampai 3 orang.
Ada dalam beberapa hari saudari N tidak melayani laki-laki dikarenakan saudari N sedang datang bulan, akan tetapi terdapat satu hari yang walaupun datang bulan saudari AI tetap memaksa saudari N untuk melayani laki-laki apabila saudari N menolak maka saudari AI akan mengancamnya. Dan ketika saudari N bertemu dengan pelanggan laki-laki saudari N menolak untuk melakukan hubungan badan
dikarenakan dalam keadaan masih datang bulan akan tetapi pelanggan tersebut tetap memaksa saudari N untuk melayaninya dan saudari N pun dengan berlinangan air mata melayani laki-laki tersebut, kemudian saudari AI pun datang menjemput saudari N pulang kekosnya saudari AI.
Saudari AI memperdagangkan saudari N kepada laki-laki hidung belang berlangsung mulai dari tanggal 04 Oktober 2012 sampai dengan tanggal 14 Oktober 2012, selama saudari N disuruh melayani para lelaki hidung belang oleh saudari AI saudari N merasa sangat sakit hati dan malu serta keberatan dengan perlakuan dari saudari AI yang selalu mengacamnya apabila saudari N melawan.
Kasus ini pun didapat oleh polisi ketika ibu dari saudari N melaporkan kepada polisi perihal hilangnya anaknya dan sudah seminggu lebih tidak ada kabarnya, dan juga ibunda dari saudari N meminta bantuan dari temannya untuk menemukan keberadaan dari saudari N dan temannya yang sebelumnya telah mengenalkan saudari N kepada saudari AI pun ikut bekerjasama untuk mencari saudari N, teman saudari N tersebut dengan nama E pun pergi ke rumah dari saudari AI karena sebelumnya E membawanya dan mengenalkannya dengan saudari AI dan ternyata memang benar saudari N berada di rumah saudari AI dan ketika E mengajak saudari N untuk pulang saudari N merasa takut dan malu kepada kedua orangtuanya sehingga saudari N pergi menyembunyikan diri dan saudari E pun pulang dengan tangan kosong. Dan polisi dengan bekerjasama dengan orangtua dan temannya pun akhirnya berhasil menangkap saudari AI dan membawa saudari N.
Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh saudari N bahwasannya selama ia melayani para laki-laki perna saudari N diminta untuk melayani seorang pelanggan yang berasal dari luar negeri dan bertemu di salah satu hotel di sekitar Tanjung Bunga, dan ketika bertemu dengan pelanggan tersebut saudari N diminta untuk pulang oleh pelanggan tersebut dikarenakan ia tidak meminta untuk dilayani oleh seorang perempuan yang masih berada dibawah umur, pelanggan tersebut tetap membayar saudari N dengan kesepakatan sebelumnya. Serta saudari N juga bercerita bahwa dalam semalam dia bisa melayani 3-4 orang pelanggan dan para pelanggan tersebut ada yang sudah bapak-bapak dan ada juga yang masih muda. Selama ia disekap oleh saudari AI ia tidak pernah mendapatkan perlakuan yang menyiksa fisiknya hanya saja ia diacam dan diikat oleh saudari AI apabila ia membantah.
Ketika peneliti mewawancarai ibunda dari saudari N, ibundanya terlihat sedih dikarenakan semenjak kejadian itu anaknya menjadi putus sekolah dan jarang terlihat dirumah dikarenakan sering pergi dengan teman-temannya dan juga anaknya sekarang sudah tidak lagi berhubungan dengan dia dikarenakan anaknya kawin lari dengan salah satu lelaki dan semenjak itu anaknya sudah jarang datang menemui ibundanya ataupun menelfon ibundanya.
2. Faktor yang Melatarbelakangi Terjadinya Human Trafficking di Kota Makassar
Faktor yang melatarbelakangi terjadinya human trafficking berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti adalah dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu faktor ekonomi dan faktor lingkungan social dan teman-teman.
a. Faktor Ekonomi
Kemiskinan adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
(Soerjono Soekanto, 2013:320). Kemiskinan dari kedua orangtuanya telah mendorong anak-anak untuk mencari uang dengan jalan mereka sendiri sehingga kadang kalanya meyebabkan anak-anak tersebut putus sekolahnya atau tidak bersekolah sehingga kesempatan untuk mendapatkan keterampilan kejuruan serta kesempatan kerja menyusut. Kemiskinan sangat berkaitan erat dengan Sumber Daya Manusia, dimana kemiskinan itu muncul karena Sumber Daya Manusia yang tidak berkualitas, peningkatan SDM mengandung upaya menghapuskan kemiskinan oleh karena itu, di dalam pengembangan SDM salah satu program yang harus dilakukan adalah mengurangi kemiskinan indikatornya adalah pendidikan, keterampilan dan pekerjaan.