• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.Melalui adanya penelitian ini, maka perlu lebih lanjut dilakukan eksplorasi analisis cemaran mikroba seperti bakteri patogen yang terdapat dalam sediaan jamu gendong kunyit asam di pasar tradisional yang berada di Kabupaten “X” sehingga dapat diketahui koloni bakteri apa yang terdapat didalam sampel jamu tersebut.

2.Dilakukan pembinaan terhadap proses pembuatan jamu, sehingga mutu dari jamu dapat lebih baik dan bermanfaat bagi kesehatan. Dengan meningkatkan sanitasi dan higienitas lingkungan pengolahan serta lama penyimpanan bahan baku sebelum diolah, diharapkan nilai ALT dan AKK tidak melebihi batas dari peraturan BPOM.

DAFTAR PUSTAKA

A’yunin, N.A.Q, Santoso, U. & Harmayani, E. 2019. Kajian Kualitas Dan Aktivitas Antioksidan Berbagai Formula Minuman Jamu Kunyit Asam.

Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol. 23, No.1

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2014,keputusan kepala badan pengawas obat dan makanan republik Indonesia nomor 12 tahun 2014 tentang persyaratan mutu obat tradisional, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta, pp 3

Badan Standardisasi Nasional.Batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan.

SNI 7388:2009

Cappucino, James G and Natalie, S. 2014.Manual Laboratorium Biologi. Jakarta:

EGC.

Desniar., Rusmana, I., Suwanto, A., Mubarik, N.R., 2011. Penapisan Bakteriosin Dari Bakteri Asam Laktat Asal Bekasam. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Volume XIV Nomor 2

Dewi, M.N., 2016. Uji Kapang/Khamir (AKK) Dan Angka Lempeng Total (ALT) Pada Jamu Gendong Temulawak Di Pasar Tarumanegara Magelang.

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia.

Ferdiaz, Srikandi (2014) Mikrobiologi Pangan. In: Struktur Sel Mikroorganisme.

Universitas Terbuka, Jakarta.

Hadijah, Sitti. 2015. Deteksi Cemaran Bakteri Pada Jamu Tradisional Yang Dijajakan Di Kelurahan Banta-Bantaeng.Jurnal Biotek Vol. 3 No. 1 Juariah, S., Puspa Sari, W. 2018. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu Sebagai

Media Alternatif Pertumbuhan Bacillus sp. Jurnal Analis Kesehatan Klinikal Sains 6(1)

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. hal 182 Kurniati. Yusniati, E. 2017. Analisa Puncak Banjir Dengan Metode MAF (Studi

Kasus Sungai Krueng Keureuto).Jurnal Einstein 5(1).

Muchtar, H. Kamsina,. Anova, I.T. 2011. Pengaruh Kondisi Penyimpanan Terhadap Pertumbuhan Jamur Pada Gambir. Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 22 No. 1

Mulyani, S,. Bambang Admadi, H,. Budhiarta, A. A.G., Puspawati, G.A.K.D., 2015.Pengaruh Jenis Kemasan Dan Cara Penyimpanan Terhadap Mutu Minuman Kunyit Asam (Curcuma domestica Val. - Tamarindus indica L.).

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali.

Mursalim. 2018. Pemeriksaan Angka Lempeng Total Bakteri Pada Minuman Sari Kedelai Yang Diperjualbelikan Di Kecamatan Manggala Kota Makassar.

Jurnal Media Analis Kesehatan, Vol. 1

Nuringsih, Kartika. 2013. Pemberdayaan Usaha Mikro berbasis jamu sebagai bentuk ketahanan ekonomi masyarakat. Semnas Fekon: Optimisme Ekonomi Indonesia Antara Peluang dan Tantangan, Universitas Terbuka.

Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional, 2006, Uji Angka Kapang/Khamir dan Angka Lempeng Total dalam Obat Tradisional 96/MIK/00, Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional, Badan POM.

Radji, M. 2010.Buku Ajar Mikrobiologi. J. Manurung (ed.). Jakarta: EGC.

Rossita, A.S., Munandar, K., Komarayanti, S., 2017.Komparasi Media NA Pabrikan Dengan NA Modifikasi Untuk Media Pertumbuhan Bakteri.

Seminar Nasional Biologi, IPA dan Pembelajarannya I. Universitas Muhammadiyah Jember.

Sari, Ratih Indah. 2015. Cemaran Aspergillus Sp Pada Jamu Serbuk Kemasan Yang Dijual Di Banjarbaru Selatan. Jurnal Media Analis Kesehatan.

Fakultas Analis Kesehatan Stikes Borneo Lestari.

Suardana, I.W., Septiara, H.K.A., Suarsana, I.N., 2017. Karakteristik Fisikokimia Bakteriosin Asal Bakteri Asam Laktat Enterococcus duransHasil Isolasi Kolon Sapi Bali.Buletin Veteriner Udayana Volume 9 No. 2

Sukini. 2018. Jamu Gendong Solusi Sehat Tanpa Obat. Hal 2. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Jakarta Timur.

Wasito, H., 2011,Obat Tradisional Kekayaan Indonesia, 5,14,17-19,26-27,51,72, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Widiastiti, I G.A.A., Mirah. Putra, I W.W.P., Duniaji, A.S. Darmayanti, L.P., 2019. Analisis Potensi Beberapa Larutan Pengencer Pada Uji Antibakteri Teh Temu Putih (Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe) Terhadap Escherichia coli. Media Ilmiah Teknologi Pangan.

Yunita, M., Hendrawan, M., Yulianingsih, R., 2015. Analisis Kuantitatif Mikrobiologi Pada Makanan Penerbangan (Aerofood ACS) Garuda

Indonesia Berdasarkan TPC (Total Plate Count) Dengan Metode Pour Plate. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 3 No. 3

LAMPIRAN

Lampiran 1. Sampel jamu gendong kunyit asam dalam wadah steril

Sampel jamu A

Sampel jamu B

Sampel jamu C

Lampiran 2. Hasil ALT sampel A Replikasi 1

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

E1 E2 F1 F2

Keterangan :

A1 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 1) A2 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 2) B1 : Sampel jamu A pengenceran 10-2(cawan 1) B2 : Sampel jamu A pengenceran 10-2(cawan 2) C1 : Sampel jamu A pengenceran 10-3(cawan 1) C2 : Sampel jamu A pengenceran 10-3(cawan 2) D1: Sampel jamu A pengenceran 10-4(cawan 1) D2: Sampel jamu A pengenceran 10-4(cawan 2) E1: Sampel jamu A pengenceran 10-5(cawan 1) E2: Sampel jamu A pengenceran 10-5(cawan 2) F1: Sampel jamu A pengenceran 10-6(cawan 1) F2: Sampel jamu A pengenceran 10-6(cawan 2)

Lampiran 3. Perhitungan ALT sampel A Replikasi 1

Pengenceran 10-1

⟶180 174

2 x101 = 1770 koloni/g

Pengenceran 10-2

⟶110 104

2 x102 = 10700 koloni/g

Pengenceran 10-3

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang darirange25-250

Pengenceran 10-4

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-5

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-6

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Jumlah ALT replikasi 1 =1770 107002 = 235 ~ ,2 x 103koloni/g

Lampiran 4. Hasil ALT sampel A Replikasi 2

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

E1 E2 F1 F2

Keterangan :

A1 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 1) A2 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 2) B1 : Sampel jamu A pengenceran 10-2(cawan 1) B2 : Sampel jamu A pengenceran 10-2(cawan 2) C1 : Sampel jamu A pengenceran 10-3(cawan 1) C2 : Sampel jamu A pengenceran 10-3(cawan 2) D1: Sampel jamu A pengenceran 10-4(cawan 1) D2: Sampel jamu A pengenceran 10-4(cawan 2) E1: Sampel jamu A pengenceran 10-5(cawan 1) E2: Sampel jamu A pengenceran 10-5(cawan 2) F1: Sampel jamu A pengenceran 10-6(cawan 1) F2: Sampel jamu A pengenceran 10-6(cawan 2)

Lampiran 5. Perhitungan ALT sampel A Replikasi 2

Pengenceran 10-1

⟶132 178

2 x101 = 1550 koloni/g

Pengenceran 10-2

⟶8 72

2 x102 = 7900 koloni/g

Pengenceran 10-3

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang darirange25-250

Pengenceran 10-4

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-5

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-6

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Jumlah ALT replikasi 2 =1550 79002 = 4725~ 4,7x 103koloni/g

Lampiran 6. Hasil ALT sampel A Replikasi 3

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

E1 E2 F1 F2

Keterangan :

A1 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 1) A2 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 2) B1 : Sampel jamu A pengenceran 10-2(cawan 1) B2 : Sampel jamu A pengenceran 10-2(cawan 2) C1 : Sampel jamu A pengenceran 10-3(cawan 1) C2 : Sampel jamu A pengenceran 10-3(cawan 2) D1: Sampel jamu A pengenceran 10-4(cawan 1) D2: Sampel jamu A pengenceran 10-4(cawan 2) E1: Sampel jamu A pengenceran 10-5(cawan 1) E2: Sampel jamu A pengenceran 10-5(cawan 2) F1: Sampel jamu A pengenceran 10-6(cawan 1) F2: Sampel jamu A pengenceran 10-6(cawan 2)

Lampiran 7. Perhitungan ALT sampel A Replikasi 3

Pengenceran 10-1

⟶144 144

2 x101 = 1440 koloni/g

Pengenceran 10-2

⟶71 51

2 x102 = 100 koloni/g

Pengenceran 10-3

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang darirange25-250

Pengenceran 10-4

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-5

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-6

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh Jumlah ALT replikasi 3 =1440 1002 = 3770 ~ 3,8x 103koloni/g

Rata − rata ALT Sampel A = 235 4725 3770

= 9820 ~ 9,8 x 103koloni/g3

Lampiran 8. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV) ALT Sampel A

Replikasi X X X -X (X -X)2

1 6235 4910 1325 1755625

2 4725 4910 -185 34225

3 3770 4910 -1140 1299600

(X − X)2 3089450

n=3

SD = (X −X)2

−1

= 3089450 2

= 1243

CV = X

= 12434910 x 100%

= 25%

Lampiran 9. Hasil ALT sampel B Replikasi 1

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

E1 E2 F1 F2

Keterangan :

A1 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 1) A2 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 2) B1 : Sampel jamu B pengenceran 10-2(cawan 1) B2 : Sampel jamu B pengenceran 10-2(cawan 2) C1 : Sampel jamu B pengenceran 10-3(cawan 1) C2 : Sampel jamu B pengenceran 10-3(cawan 2) D1: Sampel jamu B pengenceran 10-4(cawan 1) D2: Sampel jamu B pengenceran 10-4(cawan 2) E1: Sampel jamu B pengenceran 10-5(cawan 1) E2: Sampel jamu B pengenceran 10-5(cawan 2) F1: Sampel jamu B pengenceran 10-6(cawan 1) F2: Sampel jamu B pengenceran 10-6(cawan 2)

Lampiran 10. Perhitungan ALT sampel B Replikasi 1 Pengenceran 10-1

⟶220 224

2 x101 = 2220 koloni/g

Pengenceran 10-2

⟶182 188

2 x102 = 18500 koloni/g

Pengenceran 10-3

⟶80 8

2 x103 = 83000 koloni/g Pengenceran 10-4

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang darirange25-250

Pengenceran 10-5

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang darirange25-250

Pengenceran 10-6

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang darirange25-250

Jumlah ALT replikasi 1 =2220 18500 83000

3 = 34574 ~ 3,5 x 104koloni/g

Lampiran 11. Hasil ALT sampel B Replikasi 2

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

E1 E2 F1 F2

Keterangan :

A1 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 1) A2 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 2) B1 : Sampel jamu B pengenceran 10-2(cawan 1) B2 : Sampel jamu B pengenceran 10-2(cawan 2) C1 : Sampel jamu B pengenceran 10-3(cawan 1) C2 : Sampel jamu B pengenceran 10-3(cawan 2) D1: Sampel jamu B pengenceran 10-4(cawan 1) D2: Sampel jamu B pengenceran 10-4(cawan 2) E1: Sampel jamu B pengenceran 10-5(cawan 1) E2: Sampel jamu B pengenceran 10-5(cawan 2) F1: Sampel jamu B pengenceran 10-6(cawan 1) F2: Sampel jamu B pengenceran 10-6(cawan 2)

Lampiran 12. Perhitungan ALT sampel B Replikasi 2

Pengenceran 10-1

⟶248 224

2 x101 = 23 0 koloni/g

Pengenceran 10-2

⟶97 79

2 x102 = 8800 koloni/g

Pengenceran 10-3

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang darirange25-250

Pengenceran 10-4

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang darirange25-250

Pengenceran 10-5

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-6

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Jumlah ALT replikasi 2 =23 0 88002 = 5580 ~ 5, x 103koloni/g

Lampiran 13. Hasil ALT sampel B Replikasi 3

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

E1 E2 F1 F2

Keterangan :

A1 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 1) A2 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 2) B1 : Sampel jamu B pengenceran 10-2(cawan 1) B2 : Sampel jamu B pengenceran 10-2(cawan 2) C1 : Sampel jamu B pengenceran 10-3(cawan 1) C2 : Sampel jamu B pengenceran 10-3(cawan 2) D1: Sampel jamu B pengenceran 10-4(cawan 1) D2: Sampel jamu B pengenceran 10-4(cawan 2) E1: Sampel jamu B pengenceran 10-5(cawan 1) E2: Sampel jamu B pengenceran 10-5(cawan 2) F1: Sampel jamu B pengenceran 10-6(cawan 1) F2: Sampel jamu B pengenceran 10-6(cawan 2)

Lampiran 14. Perhitungan ALT sampel B Replikasi 3 Pengenceran 10-1

⟶191 171

2 x101 = 1810 koloni/g

Pengenceran 10-2

⟶103 89

2 x102 = 9 00 koloni/g

Pengenceran 10-3

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang darirange25-250

Pengenceran 10-4

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang darirange25-250

Pengenceran 10-5

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-6

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Jumlah ALT replikasi 3 =1810 9 002 = 5705 ~ 5,7 x 103koloni/g

Rata − rata ALT Sampel B =34574 5580 5705

= 1528 ~ 1,5 x 104 koloni/g3

Lampiran 15. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV) ALT Sampel B

Replikasi X X X -X (X -X)2

1 34574 15285 19289 372078380

2 5580 15285 -9705 94180555

3 5700 15285 -9585 91865835

(X − X)2 558124771

n=3

SD = (X −X)2

−1

= 558124771 2

= 16705

CV = X

= 1 70515285 x 100%

= 109%

Lampiran 16. Hasil ALT sampel C Replikasi 1

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

E1 E2 F1 F2

Keterangan :

A1 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 1) A2 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 2) B1 : Sampel jamu C pengenceran 10-2(cawan 1) B2 : Sampel jamu C pengenceran 10-2(cawan 2) C1 : Sampel jamu C pengenceran 10-3(cawan 1) C2 : Sampel jamu C pengenceran 10-3(cawan 2) D1: Sampel jamu C pengenceran 10-4(cawan 1) D2: Sampel jamu C pengenceran 10-4(cawan 2) E1: Sampel jamu C pengenceran 10-5(cawan 1) E2: Sampel jamu C pengenceran 10-5(cawan 2) F1: Sampel jamu C pengenceran 10-6(cawan 1) F2: Sampel jamu C pengenceran 10-6(cawan 2)

Lampiran 17. Perhitungan ALT sampel C Replikasi 1

Pengenceran 10-1

⟶207 79

2 x101 = 1430 koloni/g

Pengenceran 10-2

⟶34 18

2 x102 = 2 00 koloni/g

Pengenceran 10-3

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang darirange25-250

Pengenceran 10-4

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-5

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-6

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Jumlah ALT replikasi 1 =1430 2 002 = 2015 ~ 2 x 103koloni/g

Lampiran 18. Hasil ALT sampel C Replikasi 2

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

E1 E2 F1 F2

Keterangan :

A1 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 1) A2 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 2) B1 : Sampel jamu C pengenceran 10-2(cawan 1) B2 : Sampel jamu C pengenceran 10-2(cawan 2) C1 : Sampel jamu C pengenceran 10-3(cawan 1) C2 : Sampel jamu C pengenceran 10-3(cawan 2) D1: Sampel jamu C pengenceran 10-4(cawan 1) D2: Sampel jamu C pengenceran 10-4(cawan 2) E1: Sampel jamu C pengenceran 10-5(cawan 1) E2: Sampel jamu C pengenceran 10-5(cawan 2) F1: Sampel jamu C pengenceran 10-6(cawan 1) F2: Sampel jamu C pengenceran 10-6(cawan 2)

Lampiran 19. Perhitungan ALT sampel C Replikasi 2

Pengenceran 10-1

⟶122 118

2 x101 = 1200 koloni/g

Pengenceran 10-2

⟶32 20

2 x102 = 2 00 koloni/g

Pengenceran 10-3

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang darirange25-250

Pengenceran 10-4

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang darirange25-250

Pengenceran 10-5

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-6

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Jumlah ALT replikasi 2 =1200 2 002 = 1900 ~ 1,9 x 103koloni/g

Lampiran 20. Hasil ALT sampel C Replikasi 3

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

E1 E2 F1 F2

Keterangan :

A1 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 1) A2 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 2) B1 : Sampel jamu C pengenceran 10-2(cawan 1) B2 : Sampel jamu C pengenceran 10-2(cawan 2) C1 : Sampel jamu C pengenceran 10-3(cawan 1) C2 : Sampel jamu C pengenceran 10-3(cawan 2) D1: Sampel jamu C pengenceran 10-4(cawan 1) D2: Sampel jamu C pengenceran 10-4(cawan 2) E1: Sampel jamu C pengenceran 10-5(cawan 1) E2: Sampel jamu C pengenceran 10-5(cawan 2) F1: Sampel jamu C pengenceran 10-6(cawan 1) F2: Sampel jamu C pengenceran 10-6(cawan 2)

Lampiran 21. Perhitungan ALT sampel C Replikasi 3

Pengenceran 10-1

⟶104 54

2 x101 = 790 koloni/g Pengenceran 10-2

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang darirange25-250

Pengenceran 10-3

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang darirange25-250

Pengenceran 10-4

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni bakteri kurang darirange25-250

Pengenceran 10-5

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh

Pengenceran 10-6

⟶Tidak dapat dihitung karena tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh Jumlah ALT replikasi 3 = 790 ~ 7,9 x 102koloni/g

Rata − rata ALT Sampel C =2015 1900 790

= 15 8 ~ 1, x 103 koloni/g3

Lampiran 22. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV) ALT Sampel C

Replikasi X X X -X (X -X)2

1 2015 1568 447 199511

2 1900 1568 332 110003

3 790 1568 -778 605803

(X − X)2 915317

n=3

SD = (X −X)2

−1

= 915317 2

= 677

CV = X

= 15 877 x 100%

= 43%

Lampiran 23. Hasil AKK sampel A Replikasi 1

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

Keterangan :

A1 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 1) A2 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 2) B1 : Sampel jamu A pengenceran 10-2(cawan 1) B2 : Sampel jamu A pengenceran 10-2(cawan 2) C1 : Sampel jamu A pengenceran 10-3(cawan 1) C2 : Sampel jamu A pengenceran 10-3(cawan 2) D1: Sampel jamu A pengenceran 10-4(cawan 1) D2: Sampel jamu A pengenceran 10-4(cawan 2)

Lampiran 24. Perhitungan AKK sampel A Replikasi 1 Pengenceran 10-1

⟶12 124

2 x101 = 1250 koloni/g

Pengenceran 10-2

⟶49 53

2 x102 = 5100 koloni/g

Pengenceran 10-3

⟶2 18

2 x103 = 22000 koloni/g

Pengenceran 10-4

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang darirange10-150

Jumlah AKK replikasi 1 =1250 5100 22000

3 = 9450~ 9,5 x 103koloni/g

Lampiran 25. Hasil AKK sampel A Replikasi 2

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

Keterangan :

A1 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 1) A2 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 2) B1 : Sampel jamu A pengenceran 10-2(cawan 1) B2 : Sampel jamu A pengenceran 10-2(cawan 2) C1 : Sampel jamu A pengenceran 10-3(cawan 1) C2 : Sampel jamu A pengenceran 10-3(cawan 2) D1: Sampel jamu A pengenceran 10-4(cawan 1) D2: Sampel jamu A pengenceran 10-4(cawan 2)

Lampiran 26. Perhitungan AKK sampel A Replikasi 2 Pengenceran 10-1

⟶133 153

2 x101 = 1430 koloni/g

Pengenceran 10-2

⟶45 55

2 x102 = 5000 koloni/g

Pengenceran 10-3

⟶28 24

2 x103 = 2 000 koloni/g

Pengenceran 10-4

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang darirange10-150

Jumlah AKK replikasi 2 =1430 5000 2 000

3 = 10810 ~ 1,1 x 104koloni/g

Lampiran 27. Hasil AKK sampel A Replikasi 3

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

Keterangan :

A1 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 1) A2 : Sampel jamu A pengenceran 10-1(cawan 2) B1 : Sampel jamu A pengenceran 10-2(cawan 1) B2 : Sampel jamu A pengenceran 10-2(cawan 2) C1 : Sampel jamu A pengenceran 10-3(cawan 1) C2 : Sampel jamu A pengenceran 10-3(cawan 2) D1: Sampel jamu A pengenceran 10-4(cawan 1) D2: Sampel jamu A pengenceran 10-4(cawan 2)

Lampiran 28. Perhitungan AKK sampel A Replikasi 3 Pengenceran 10-1

⟶15 142

2 x101 = 1490 koloni/g

Pengenceran 10-2

⟶44 48

2 x102 = 4 00 koloni/g

Pengenceran 10-3

⟶1 1

2 x103 = 1 000 koloni/g

Pengenceran 10-4

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang darirange10-150

Jumlah AKK replikasi 3 =1490 4 00 1 000

3 = 73 3 ~ 7,4 x 103koloni/g

Rata − rata AKK Sampel A = 9450 10810 73 3

= 9208 ~ 9,2 x 103 koloni/g3

Lampiran 29. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV) AKK Sampel A

Replikasi X X X -X (X -X)2

1 9450 9208 242 58725

2 10810 9208 1602 2567472

3 7363 9208 -1845 3402795

(X − X)2 6028993

n=3

SD = (X −X)2

−1

= 0289903 2

=1736

CV = X

=173

9208 x 100%

= 19%

Lampiran 30. Hasil AKK sampel B Replikasi 1

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

Keterangan :

A1 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 1) A2 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 2) B1 : Sampel jamu B pengenceran 10-2(cawan 1) B2 : Sampel jamu B pengenceran 10-2(cawan 2) C1 : Sampel jamu B pengenceran 10-3(cawan 1) C2 : Sampel jamu B pengenceran 10-3(cawan 2) D1: Sampel jamu B pengenceran 10-4(cawan 1) D2: Sampel jamu B pengenceran 10-4(cawan 2)

Lampiran 31. Perhitungan AKK sampel B Replikasi 1 Pengenceran 10-1

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir melebihirange10-150

Pengenceran 10-2

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir melebihirange10-150

Pengenceran 10-3

⟶51 53

2 x103 = 52000 koloni/g

Pengenceran 10-4

⟶1 18

2 x104 = 170000 koloni/g Jumlah AKK replikasi 1 =5200 170000

2 = 111000 ~ 1,1 x 105koloni/g

Lampiran 32. Hasil AKK sampel B Replikasi 2

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

Keterangan :

A1 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 1) A2 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 2) B1 : Sampel jamu B pengenceran 10-2(cawan 1) B2 : Sampel jamu B pengenceran 10-2(cawan 2) C1 : Sampel jamu B pengenceran 10-3(cawan 1) C2 : Sampel jamu B pengenceran 10-3(cawan 2) D1: Sampel jamu B pengenceran 10-4(cawan 1) D2: Sampel jamu B pengenceran 10-4(cawan 2)

Lampiran 33. Perhitungan AKK sampel B Replikasi 2 Pengenceran 10-1

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir melebihirange10-150

Pengenceran 10-2

⟶55 51

2 x102 = 5300 koloni/g

Pengenceran 10-3

⟶20 24

2 x103 = 22000 koloni/g

Pengenceran 10-4

⟶11 11

2 x104 = 110000 koloni/g Jumlah AKK replikasi 2 =5300 22000 110000

3 = 457 ~ 4, x 104koloni/g

Lampiran 34. Hasil AKK sampel B Replikasi 3

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

Keterangan :

A1 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 1) A2 : Sampel jamu B pengenceran 10-1(cawan 2) B1 : Sampel jamu B pengenceran 10-2(cawan 1) B2 : Sampel jamu B pengenceran 10-2(cawan 2) C1 : Sampel jamu B pengenceran 10-3(cawan 1) C2 : Sampel jamu B pengenceran 10-3(cawan 2) D1: Sampel jamu B pengenceran 10-4(cawan 1) D2: Sampel jamu B pengenceran 10-4(cawan 2)

Lampiran 35. Perhitungan AKK sampel B Replikasi 3 Pengenceran 10-1

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir melebihirange10-150

Pengenceran 10-2

⟶48 4

2 x102 = 4700 koloni/g

Pengenceran 10-3

⟶20 20

2 x103 = 20000 koloni/g Pengenceran 10-4

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang darirange10-150

Jumlah AKK replikasi 3 =4700 200002 = 12350 ~ 1,2 x 104koloni/g

Rata − rata AKK Sampel B =111000 457 12350 3

= 457 7 ~ 4, x 104 koloni/g

Lampiran 36. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV) AKK Sampel B

Replikasi X X X -X (X -X)2

1 111000 56372 54628 2984218384 2 45766 56372 -10606 112487236 3 12350 56372 -44022 1937936484

(X − X)2 5034642104 n=3

SD = (X −X)2

−1

= 5034 42104 2

= 50173

CV = X

= 501735 372 x 100%

= 89%

Lampiran 37. Hasil AKK sampel C Replikasi 1

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

Keterangan :

A1 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 1) A2 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 2) B1 : Sampel jamu C pengenceran 10-2(cawan 1) B2 : Sampel jamu C pengenceran 10-2(cawan 2) C1 : Sampel jamu C pengenceran 10-3(cawan 1) C2 : Sampel jamu C pengenceran 10-3(cawan 2) D1: Sampel jamu C pengenceran 10-4(cawan 1) D2: Sampel jamu C pengenceran 10-4(cawan 2)

Lampiran 38. Perhitungan AKK sampel C Replikasi 1 Pengenceran 10-1

⟶117 121

2 x101 = 1190 koloni/g

Pengenceran 10-2

⟶4 42

2 x102 = 4400 koloni/g

Pengenceran 10-3

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang darirange10-150

Pengenceran 10-4

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang darirange10-150

Jumlah AKK replikasi 1 =1190 44002 = 2795 ~ 2,8 x 103koloni/g

Lampiran 39. Hasil AKK sampel C Replikasi 2

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

Keterangan :

A1 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 1) A2 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 2) B1 : Sampel jamu C pengenceran 10-2(cawan 1) B2 : Sampel jamu C pengenceran 10-2(cawan 2) C1 : Sampel jamu C pengenceran 10-3(cawan 1) C2 : Sampel jamu C pengenceran 10-3(cawan 2) D1: Sampel jamu C pengenceran 10-4(cawan 1) D2: Sampel jamu C pengenceran 10-4(cawan 2)

Lampiran 40. Perhitungan AKK sampel C Replikasi 2 Pengenceran 10-1

⟶115 119

2 x101 = 1170 koloni/g

Pengenceran 10-2

⟶27 29

2 x102 = 2800 koloni/g Pengenceran 10-3

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang darirange10-150

Pengenceran 10-4

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang darirange10-150

Jumlah AKK replikasi 2 =1170 28002 = 1985 ~ 2 x 104koloni/g

Lampiran 41. Hasil AKK sampel C Replikasi 3

A1 A2 B1 B2

C1 C2 D1 D2

Keterangan :

A1 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 1) A2 : Sampel jamu C pengenceran 10-1(cawan 2) B1 : Sampel jamu C pengenceran 10-2(cawan 1) B2 : Sampel jamu C pengenceran 10-2(cawan 2) C1 : Sampel jamu C pengenceran 10-3(cawan 1) C2 : Sampel jamu C pengenceran 10-3(cawan 2) D1: Sampel jamu C pengenceran 10-4(cawan 1) D2: Sampel jamu C pengenceran 10-4(cawan 2)

Lampiran 42. Perhitungan AKK sampel C Replikasi 3 Pengenceran 10-1

⟶120 124

2 x101 = 1220 koloni/g

Pengenceran 10-2

⟶24 40

2 x102 = 3200 koloni/g

Pengenceran 10-3

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang darirange10-150

Pengenceran 10-4

⟶Tidak dapat dihitung karena koloni kapang/khamir kurang darirange10-150

Jumlah AKK replikasi 3 =1220 32002 = 2210 ~ 2,2 x 103koloni/g

Rata − rata AKK Sampel C =2795 1985 2210

= 2330 ~ 2,3 x 103 koloni/g3

Lampiran 43. Perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variasi (CV) AKK Sampel C

Replikasi X X X -X (X -X)2

1 2795 2330 465 216225

2 1985 2330 -345 119025

3 2210 2330 -120 14400

(X − X)2 349650

n=3

SD = (X −X)2

−1

= 349 50 2

= 418

CV = X

= 2330418 x 100%

= 18%

Dokumen terkait