• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis menyarankan dua hal sebagai berikut:

Dikarenakan penulis juga sebagai salah satu kakak layan dan juga pengurus yang melayani di PA GPIB Tamansari, maka penulis juga melihat hal-hal yang telah kakak layan lainnya katakan dengan segala pergumulan yang selama ini masih berlangsung. Oleh sebab itu, menurut penulis sangat dibutuhkan sosialisasi atau pembinaan mengenai era digital oleh sinode GPIB sebagai pembentuk kurikulum PA atau Sabda Bina Anak (SBA) agar apa yang akan disampaikan oleh sinode bisa tersampaikan dengan baik pula di gereja-gereja GPIB lainnya terkhusus GPIB Tamansari Salatiga. Pengadaan sosialisasi ini di dalamnya juga seharusnya terdapat evaluasi dari setiap gereja-gereja GPIB yang ada yang diwakilkan oleh ketua PA dari

33

setiap gereja GPIB. Evaluasi ini bisa bertujuan untuk melihat kurikulum yang ada dengan penerapannya dengan era digital apakah sesuai atau tidak. Hal ini juga bisa meminimalisir terjadinya “paksaan” dalam konteks era digital dengan tema atau bacaan yang ada di dalam SBA. Selain itu, di dalam sosialisasi ini juga bisa terdapat suatu cara atau langkah-langkah bagi kakak layan agar bisa menerapkan kurikulum yang relevan di era digital secara kreatif. Hal ini bertujuan, agar adik layan tidak bosan dengan aktivitas-aktivitas yang sudah mereka lakukan.

Selanjutnya, ketika sosialisasi dari sinode sudah terjadi maka dibutuhkan juga sosialisasi oleh gereja itu sendiri dalam hal ini GPIB Tamansari Salatiga. Siapa saja yang terlibat didalamnya yaitu terdapat pendeta, kakak layan, dan orangtua. Mengapa pendeta dibutuhkan? Dikarenakan merekalah yang menjadi kunci dari penerapan kurikulum yang ada di PA GPIB Tamansari karena jika mau mengadakan suatu aktivitas yang sesuai dengan era digital tentu sebelumnya membutuhkan persiapan dan di dalam persiapan itu terdapat pendeta yang bisa memberikan bantuan untuk mengadakan aktivitas yang seperti apa yang akan dibawakan. Kemudian, kakak layan tentu saja dibutuhkan sebagai pelaksana pengadaan kurikulum yang relevan di era digital. Selanjutnya, orangtua juga memiliki peran penting sebagai kelanjutan dari penerapan kurikulum yang telah dilakukan oleh kakak layan. Dikarenakan adik layan selama seminggu waktunya paling banyak berada dirumah dan disitulah peran orangtua sangat dibutuhkan agar bisa membuat adik layan tidak melenceng atau melakukan hal- hal negatif dalam penggunaan teknologi digital.

Kemudian, saran penulis untuk penelitian selanjutnya adalah dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan, seharusnya gereja bukan hanya sebagai sebuah informan saja tetapi juga sebagai peneliti. Hal ini bertujuan agar gereja bisa merasakan sendiri bahwa penelitian tersebut bukan hanya bermanfaat bagi seorang yang meneliti tetapi juga bermanfaat bagi gereja itu sendiri. Gereja harus berperan sebagai subject di dalam penelitian yang dilakukan, karena kebanyakan penelitian-penelitian yang dilakukan hanya menempatkan gereja sebagai sebuah object. Kemudian, gereja bisa melihat secara langsung permasalahan-permasalahan yang ada di dalam gereja itu

34

sendiri dan dapat membuat solusi agar setiap pelayanan yang dilakukan dapat berjalan dengan maksimal di dalam konteks saat ini.

35 Daftar Pustaka

Buku

Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Creswell, John W. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.

Groome, Thomas. Christian Religious Education: Sharing Our Story and Vision.

New York: Harper & Row, 1980.

Groome, Thomas. Sharing Faith: A Comprehensive Approach to Religious Education and Pastoral Ministry. San Francisco: Harper Collins, 1991.

Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.

Harris, Maria. Fashion Me A People: Curriculum In The Church. Louisville: Westminster Jhon Knox Press, 1989.

Hutagalung, Boydo Rajiv E. D dkk. Sabda Bina Anak (AT dan AK). Jakarta: Penerbitan GPIB, 2020.

Hutapea, Yessy Anggraini dkk. Sabda Bina Anak (AT dan AK). Jakarta: Penerbitan GPIB, 2021.

Lubis, Iman & Mohamad Safii. Smart Economy Kota Tangerang Selatan. Tangerang: PT Karya Abadi Mitra Indo, 2018.

Nasution,Sari W.R dkk. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management, 2022.

Sadulloh, Uyoh, dkk. Pedagogik: Ilmu Mendidik. Bandung: Alfabeta, 2018.

Shin, Yee-Jin. Mendidik Anak di Era Digital. Jakarta: Noura Books, 2014.

Sukamdinata, Nana S. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.

Bandung: PT Refika Aditama, 2010.

Suleemen, Clement. Pendidikan Agama Kristen dan Pembinaan Warga Gereja dalam Ajarlah Mereka Melakukan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003.

Ulfah, Maulidya. Digital Parenting: Bagaimana Orantua Melingdungi Anak-Anak dari Bahaya Digital? Tasikmalaya: Edu Publisher, 2020.

Jurnal

Diaz, Israel. “Considering the Efficacy of Digital Technology as a Means of Evangelization in Christian Religious Education.” Religious Education Association Journal 116, Issue 1 (2021): 3-15 Fujiati, Fuji Siti. “Pemahaman Konsep Kurikulum dan Pembelajaran dengan Peta Konsep bagi

Mahasiswa Pendidikan Seni”. Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni, Vol. 1. No. 1 (2016):

19. Diakses Januari 29, 2023.

36

Hijriyani, Yuli Salis & Ria Astuti.Penggunaan Gadget Oleh Anak Usia Dini Pada Era Revolusi Industri 4.0.” Jurnal ThufulA, Vol. 8. No. 1 (Januari-Juni 2020): 16–28.

Diakses Oktober 4, 2022.

Joseph, Priscillia Diane Joy & Fredik Melkias Boiliu. “Peran Pendidikan Agama Kristen dalam Penggunaan Teknologi pada Anak.” Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 3. No. 4 (2021): 1. Diakses Oktober 4, 2022.

Karnawati & Ayin Claudia. “Model Desain Kurikulum Pewartaan Injil untuk Anak Usia Dini di Sekolah Minggu Rumah”. Integritas: Jurnal Teologi, Vol. 3. No. 1 (Juni 2021): 1.

Diakses Oktober 5, 2022.

Nahriyah, Syafa’atun. “Tumbuh Kembang Anak Di Era Digital”. Jurnal Pendidikan dan Studi Islam, Vol. 4, No. 1 (2018): 71. Diakses Februari 17, 2023.

Picanussa, Branckly E. “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Kristiani”. Voice Of Wesley:

Jurnal Ilmiah Musik dan Agama, Vol. 3. No. 1 (2019): 5. Diakses Oktober 5, 2022.

Rahayu, Puji. “Pengaruh Era Digital terhadap Perkembangan Bahasa Anak”. Al-Fathin, Vol.

2. (Januari-Juni 2019): 1. Diakses Oktober 4, 2022.

Rifa’I, Moh. “Kajian Masyarakat Beragama Perspektif Pendekatan Sosiologis”. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 2, No. 1 (2018): 26. Diakses November 3.

Shanty, Wiwiet Arie dkk. “Kurikulum Pendidikan Agama Kristen Yang Kontekstual Bagi Anak Sekolah Minggu Kelas Madya”. Haranti: Jurnal Pendidikan Kristen, Vol. 1.No.

2 (Oktober 2021): 1. Diakses Oktober 5.

Suhada. “Sosiologi Pendidikan Dalam Pembentukan Karakter”. Jurnal Kajian Ilmu dan Budaya Islam, Vol. 3, No. 1 (2020): 115. Diakses Februari 15, 2023.

Syarifah. “Active Learning Teach Like Finland”. Jurnal Qiro’ah, Vol. 9. No. 1 (2019): 86.

Diakses Januari 29, 2023.

Syatriadin. “Landasan Sosiologi Dalam Pendidikan”. Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan, Vol.

1, No. 2 (2017): 101. Diakses Februari 15, 2023.

Syifa, Layyinatus dkk. “Dampak Penggunaan Gadget terhadap Perkembangan Psikologi pada Anak Sekolah Dasar”. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, Vol. 3. No. 4 (November 2019):

527–533. Diakses Oktober 5, 2022.

Wonmaly, Windy. “Analisis Struktur Genetic dan Aspek Pedagogis dalam Novel Athirah Karya Alberthiene Endah”. Jurnal Literasi, Vol. 3, No, 1 (2019): 53. Diakses Februari 17, 2023.

Tugas Akhir

Lahamendu, Natalia Olivia Kusuma Dewi. Tugas Akhir: Kajian Terhadap Penerapan Kurikulum Sekolah Minggu Di Gereja Masehi Injili Di Minahasa. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana, 2016.

Wawancara

Dokumen terkait