• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum dan pengolahan data yang telah dilakukan, maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Kurva karakteristik merupakan grafik hubungan antara laju pengeringan terhadap kadar air suatu padatan.

2. Mekanisme pengeringan dapat dibagi menjadi 4 periode pengeringan yaitu penyesuaian awal, periode laju pengeringan konstan, periode laju pengeringan menurun yang pertama dan periode laju pengeringan menurun yang kedua yang tergantung pada jenis bahan dan kondisi pengeringan.

3. Kadar air kesetimbangan belum tercapai karena masih terdapat kandungan air pada tahu, sehingga masih dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk proses pengeringan.

4. Titik kritis pada percobaan yang telah dilaksanakan terjadi pada menit 100 dengan kadar air (x) 0,67279 kg air/kg tahu dan laju pengeringan 0,02015 kg air/m2 jam.

5. Laju pengeringan konstan didapatkan sekitar menit 50 hingga 80 yang berkisar antara 0,02297 hingga 0,02208 kg air/m2 jam.

6. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengeringan yakni luas permukaan, perbedaan suhu, kecepatan aliran udara, dan tekanan udara.

Penurunan Kadar Air Jagung. Makassar: Politeknik Ati Makassar.

Anton, I. 2011. Modul Laboratorium Pengeringan. Banten: UNITIRTA Press.

Asiah, N., dan Djaeni, M. (2021). Konsep Dasar Proses Pengeringan Pangan.

Malang: Ae Publishing.

Biksono, D. (2021). Teknik Pengeringan Dasar. Yogyakarta: Deepublish Publisher.

Brooker, D. B., Bakker, F. W., dan Hall, C. W. (1981). Drying Cereal Grain.

New York: The AVI Publishing Company, Inc.

Dwika, R. T., Ceningsih, T., Sasongko, S. B. (2012). Pengaruh Suhu dan Laju Alir Udara Pengering Pada Pengeringan Karaginan Menggunakan Teknologi Spray Dryer. Jurnal Teknik Kimia dan Industri. Vo. 1, N. 1.

Effendy, S., Syarif, A., Zulkarnanin., Setiady, R., dan Kholik, M. (2018). Kajian Prototype Rotary Dryer Berdasarkan Kecepatan Putaran Silinder Pengering dan Laju Alir Udara terhadap Efisiensi Thermal Pengeringan Biji Jagung. Jurnal Kinetika. Vol.9, No. 2.

Geankoplis, C. J. 1993. Transport Processes and Unit Operation 3rd ed. New Jersey: Prentice-Hall International.

Hariyadi, T. (2018). Pengaruh Suhu Operasi Terhadap Penentuan Karakteristik Pengeringan Busa Sari Buah Tomat Menggunakan Tray Drier. Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 12, No.2.

Manfaati, R., Baskoro, H. & Rifai, M. M., 2019. Pengaruh Waktu dan Suhu Terhadap Proses Pengeringan Bawang Merah Menggunakan Tray Dryer.

Jurnal Fluida. Vol, 2, No. 2.

Mujumdar dan Devahastin. (2011). Pengeringan Industrial. Bogor: Ipb Press.

Putinela, P. (2022). Uji Performa Alat Pengering Tepung Aci Singkong Tipe Tray Dryer Menggunakan Metode Taguchi. Skripsi. Bandar Lampung:

Universitas Lampung.

Rahayuningtyas, A., dan Kuala, S. (2016). Pengaruh Suhu Dan Kelembaban Udara Pada Proses Pengeringan Singkong. Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Vol. 4, No. 1.

Ridatullah, M. A. dan Hasibuan, R. 2019. Pengaruh Ketebalan Bahan dan Jumlah Desikan terhadap Laju Pengeringan Jahe (Zingiber officinale Roscoe) pada Pengering Kombinasi Surya dan Desikan. Jurnal Teknik Kimia USU.

Vol 8, No. 2.

Risdianti, D., Murad., dan Putra, G. (2016). Kajian Pengeringan Jahe (Zingiber Officinale Rosc) Berdasarkan Perubahan Geometric dan Warna Menggunakan Metode Image Analysys. Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian Dan Biosistem, Vol. 4, No.2.

Rosyidi, M., dan Fahrudin, A. (2021). Desin and Construction of Cabinet Dryer with Variation of Blower Speed Using Charcoal Combution on Chilli Plants. Procedia of Engineering And Life Science, Vol.1, No.2.

Sari, D. K. dan Lestari, R. S. D. (2012). Pengaruh Laju Alir Udara Pengering Terhadap Pengeringan Kulit Manggis. Jurnal Teknika. Vol. 12, No. 1.

31

Supriyono, 2003. Mengukur Faktor-Faktor dalam Proses Pengeringan. Jakarta:

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.

Taufiq, M. (2004). Pengaruh Temperature terhadap Laju Pengeringan Jagung pada Pengering Konvensional dan Fluidized Bed. Skripsi. Surakarta:

Universitas Sebelas Maret.

32

B.1 Perhitungan Kadar Air Mula-Mula

Berat cawan + tahu basah = 0,03331 kg

Berat cawan = 0,02692 kg

Berat cawan +tahu kering = 0,02853 kg

Wb = 0,03331 – 0,02692 = 0,00639 kg

Wc = 0,02853 – 0,02692 = 0,00161 kg

% Kadar air mula-mula = Wb- Wc Wb

x 100%

= 0,00639-0,00161

0,00639 x 100%

= 74,80%

B.2 Perhitungan Laju Pengeringan Hasil Percobaan

1. Percobaan pertama dilakukan dengan mengatur tray dryer dengan skala laju udara pengering 9 dan temperatur 10.

Panjang tray = 0,275 m

Lebar tray = 0,185 m

Luas tray (A) = 0,050875 m2 Berat tray (WT) = 0,34143 kg Berat tray + tahu awal = 0,41905 kg Berat tahu (WM) = 0,07662 kg Ketebalan tahu (∆x) = 0,005 m

Perbedaan waktu (∆θ) = 10 menit = 0,1667 jam a. Berat tahu kering (LS)

LS = (100% - %kadar air mula-mula) x WM

LS = (100% - 74,80%) x 0,07762 LS = 0,019557 kg

b. Kadar air (x)

X = Berat tahu basah-Berat tahu kering Berat tahu basah

X1 = 0,07762-0,019557

0,07762 = 0,74804

33

∆x = X2 – X1

∆x = 0,73876 - 0,74804

∆x = -0,00929 d. Laju pengeringan (N)

N = - LS∆X A∆θ

N = - 0,019557 x -0,00929 0,050875 x 0,1667 N = 0,02143 kg air/m2 jam

Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menit berikutnya menggunakan rumus yang sama dan disajikan oada Tabel B.1.

Tabel B.1 Hasil Perhitungan Laju Pengeringan pada Variasi Temperatur Skala 10 dan Laju Udara Skala 9

Waktu (menit)

Berat Tahu

(kg) x ∆x N

(kg air/m2 jam)

0 0,07762 0,74804 -0,00928 0,02142

10 0,07486 0,73875 -0,00607 0,03075

20 0,07316 0,73268 -0,00957 0,04102

30 0,07063 0,72310 -0,00349 0,02659

40 0,06975 0,71961 -0,00696 0,02438

50 0,06806 0,71265 -0,00780 0,02297

60 0,06626 0,70484 -0,00665 0,02242

70 0,0648 0,69819 -0,00803 0,02208

80 0,06312 0,69016 -0,00862 0,02208

90 0,06141 0,68153 -0,00873 0,02169

100 0,05977 0,67279 -0,00940 0,02015

110 0,0581 0,66339 -0,00996 0,01989

120 0,05643 0,65343 -0,00972 0,01852

130 0,05489 0,64370 -0,01778 0,01800

140 0,05228 0,62592 -0,00412 0,01605

150 0,05171 0,62179 -0,01153 0,01533

160 0,05018 0,61026 -0,01333 0,00951

170 0,04852 0,59693 -0,01057 0,00805

180 0,04728 0,58636 0 0

2. Percobaan pertama dilakukan dengan mengatur tray dryer dengan skala laju udara pengering 7 dan temperatur 10.

Panjang tray = 0,275 m

34

Berat tray (WT) = 0,34979 kg Berat tray + tahu awal = 0,42403 kg Berat tahu (WM) = 0,07424 kg Ketebalan tahu (∆x) = 0,005 m

Perbedaan waktu (∆θ) = 10 menit = 0,1667 jam a. Berat tahu kering (LS)

LS = (100% - %kadar air mula-mula) x WM

LS = (100% - 74,80%) x 0,07424 LS = 0,01871 kg

b. Kadar air (x)

X = Berat tahu basah-Berat tahu kering Berat tahu basah

X1 = 0,07424-0,01871

0,07424 = 0,74804

X2 = 0,06724-0,01871

0,06724 = 0,72181

c. Beda kadar air (∆x)

∆x = X2 – X1

∆x = 0,72181 - 0,74804

∆x = -0,02623 d. Laju pengeringan (N)

N = - LS∆X A∆θ

N = - 0,01871 x -0,02623 0,050875 x 0,1667 N = 0,05786 kg air/m2 jam

Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menit berikutnya menggunakan rumus yang sama dan disajikan oada Tabel B.2.

Tabel B.2 Hasil Perhitungan Laju Pengeringan pada Variasi Temperatur Skala 10 dan Laju Udata Skala 7

Waktu (menit)

Berat Tahu

(kg) x ∆x N

(kg air/m2 jam)

0 0,07424 0,748044 -0,02623 0,057864

35

40 0,06161 0,696393 -0,01029 0,019007

50 0,05959 0,686101 -0,01079 0,01891

60 0,05761 0,675313 0 0

3. Percobaan pertama dilakukan dengan mengatur tray dryer dengan skala laju udara pengering 9 dan temperatur 8.

Panjang tray = 0,275 m

Lebar tray = 0,185 m

Luas tray (A) = 0,05087 m2

Berat tray (WT) = 0,34990 kg Berat tray + tahu awal = 0,43397 kg Berat tahu (WM) = 0,08407 kg Ketebalan tahu (∆x) = 0,005 m

Perbedaan waktu (∆θ) = 10 menit = 0,1667 jam a. Berat tahu kering (LS)

LS = (100% - %kadar air mula-mula) x WM

LS = (100% - 74,80%) x 0,08407 LS = 0,02118 kg

b. Kadar air (x)

X = Berat tahu basah-Berat tahu kering Berat tahu basah

X1 = 0,08407 - 0,02118

0,08407 = 0,74804 X2 = 0,07188 - 0,02118

0,07188 = 0,70532 c. Beda kadar air (∆x)

∆x = X2 – X1

∆x = 0,70532 - 0,74804

∆x = -0,04273 d. Laju pengeringan (N)

N = - LS∆X A∆θ

36

Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menit berikutnya menggunakan rumus yang sama dan disajikan oada Tabel B.3.

Tabel B.3 Hasil Perhitungan Laju Pengeringan pada Variasi Temperatur Skala 8 dan Laju Udata Skala 9

Waktu (menit)

Berat Tahu

(kg) x ∆x N

(kg air/m2 jam)

0 0,08407 0,748044 -0,04273 0,106742

10 0,07188 0,705315 -0,00692 0,125973

20 0,07023 0,698392 -0,00726 0,093569

30 0,06858 0,691135 -0,01305 0,032599

40 0,0658 0,678086 -0,01108 0,029381

50 0,06361 0,667003 -0,01176 0,027687

60 0,06144 0,655242 0 0

B.3 Perhitungan Laju Pengeringan Teoritis

1. Perhitungan laju pengeringan secara teoritis pada laju udara skala 9 dan temperatur skala 10 (Pada 0 menit).

Temperatur udara (Tg) = 304,65 K Temperatur bola basah (TW) = 304,15 K Temperatur rata-rata (Tf) = 31,25 K Massa jenis udara (ρ) = 1,14013 kg/m3 Viskositas (μ) = 1,8766 x 10-5 kg/m.s2

Panas laten uap air (λw) = 2557,2 x 103 J/kg (App. A.2-9 Geankoplis) Bilangan Prandtl (NPr) = 0,70487 (App. A.3-7 Geankoplis)

Konduktivitas panas tahu (k) = 0,027 W/m.K

Tebal tahu (∆x) = 0,005 m

Panjang tray (L) = 0,275 m Luas tray (A) = 0,050875 m2 Luas penampang ujung (A1) = 0,0484 m2 Luas penampang tengah (A2) = 0,0784 m2 Laju udara dryer (v1) = 1,32 m/s a. Laju udara pada bagian ujung dryer (v2)

v2 = v1 x A1 A2

37

NRe = ρ x v x L μ

= 1,14013 x 0,07899 x 0,275 1,8766 x 10-5

= 1319,879 (NRe < 300000, aliran laminar) c. Bilangan Nusselt (NNu)

NNu = 0,664 (NRe)0,5(NPr)1/3

= 0,664 (1319,879)0,5(0,70487)1/3 = 21,46865 d. Koefisien perpindahan panas konvektif (h)

h = NNu x kt L

=

21,46865 x 0,027

0,275 = 2,107831W/m2.K e. Laju perpindahan panas konveksi (q1)

q1 = h x A x ∆T

= 2,107831 x 0,050875 x (304,65-304,15) = 0,053618 W f. Koefisien perpindahan panas overall (U)

U =

1 1 h + ∆x

kt

= 1 1

2,107831 +0,005 0,027

= 1,516056 W/m2.K g. Laju perpindahan panas konduksi (q2)

q2 = U x A x ∆T

= 1,516056 x 0,050875 x (304,65-304,15) = 0,03856 W h. Laju perpindahan panas total (q)

q = q1 + q2

= 0,053618 + 0,038565 = 0,092183 W i. Jumlah air yang diuapkan (m)

m = q

λw

38

NC = 3600 m A

NC = 3600 x 3,60483 x 10-8

0,05087 = 0,00255 kg air/ m2 jam

Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menit berikutnya menggunakan rumus yang sama dan disajikan pada Tabel B.4.

Tabel B.4 Hasil Perhitungan Laju Pengeringan Teoritis pada Variasi Temperatur Skala 10 dan Laju Udara Skala 9

Waktu (menit)

Tf

(K)

v1

(m/s)

v2

(m/s)

q (W)

m x 10-8 (kg/s)

NC

(kg air/m2 jam)

0 304,4 1,32 0,07989 0,09218 3,60483 0,002551

10 304,4 1,12 0,69143 0,23224 9,08186 0,006426

20 305,4 1 0,61735 0,22156 8,6643 0,006131

30 306,4 1,18 0,72847 0,23732 9,28067 0,006567

40 306,9 1,31 0,80872 0,24783 9,69174 0,006858

50 306,9 1,02 0,62969 0,22339 8,73589 0,006182

60 307,9 1,35 0,83342 0,25094 9,81332 0,006944

70 307,9 1,34 0,82724 0,25017 9,78313 0,006923

80 307,9 1,3 0,80255 0,24705 9,661 0,006836

90 308,4 1,25 0,77168 0,24306 9,50517 0,006726

100 308,9 1,31 0,80872 0,24783 9,69174 0,006858 110 308,9 1,27 0,78403 0,24467 9,56794 0,00677 120 308,9 1,24 0,76551 0,24225 9,47357 0,006704 130 309,4 1,32 0,81490 0,24861 9,72234 0,00688 140 309,4 1,27 0,78403 0,24467 9,56794 0,00677 150 309,4 1,32 0,81490 0,24861 9,72234 0,00688

160 309,9 1,28 0,79020 0,24546 9,5991 0,006792

170 309,9 1,35 0,83342 0,25094 9,81332 0,006944 180 309,9 1,37 0,84577 0,25248 9,87332 0,006987 2. Perhitungan laju pengeringan secara teoritis pada laju udara skala 7 dan

temperatur skala 10 (Pada 0 menit).

Temperatur udara (Tg) = 310,15 K Temperatur bola basah (TW) = 309,65 K Temperatur rata-rata (Tf) = 309,9 K Massa jenis udara (ρ) = 1,14013 kg/m3 Viskositas (μ) = 1,8766 x 10-5 kg/m.s2

Panas laten uap air (λw) = 2557,2 x 103 J/kg (App. A.2-9 Geankoplis)

39

Tebal tahu (∆x) = 0,005 m Panjang tray (L) = 0,275 m Luas tray (A) = 0,050875 m2 Luas penampang ujung (A1) = 0,0484 m2 Luas penampang tengah (A2) = 0,0784 m2 Laju udara dryer (v1) = 1,32 m/s a. Laju udara pada bagian ujung dryer (v2)

v2 = v1 x A1 A2

= 1,06 x 0,0484

0,0784

=

1,00843 m/s b. Bilangan Reynold (Nre)

NRe = ρ x v x L μ

= 1,14013 x 1,00843 x 0,275 1,8766 x 10-5

= 16848,5 (NRe < 300000, aliran laminar) c. Bilangan Nusselt (NNu)

NNu = 0,664 (NRe)0,5(NPr)1/3

= 0,664 (16848,5)0,5(0,70487)1/3 = 76,70415 d. Koefisien perpindahan panas konvektif (h)

h = NNu x kt L

=

76,70415 x 0,027

0,275 = 7,53095 W/m2.K e. Laju perpindahan panas konveksi (q1)

q1 = h x A x ∆T

= 7,53095 x 0,050875 x (310,15-309,65) = 0,19156 W f. Koefisien perpindahan panas overall (U)

U =

1 1 h + ∆x

kt

40

g. Laju perpindahan panas konduksi (q2) q2 = U x A x ∆T

= 3,14495 x 0,050875 x (310,15-309,65) = 0,07999 W h. Laju perpindahan panas total (q)

q = q1 + q2

= 0,19156 + 0,07999 = 0,27157 W i. Jumlah air yang diuapkan (m)

m = q

λw

= 0,027157

2557,2 x 103 = 1,06197 x 10-7 kg/s j. Laju pengeringan teoritis (Nc)

NC = 3600 m A

NC = 3600 x 1,06197 x 10-7

0,05087 = 0,00751 kg air/ m2 jam

Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menit berikutnya menggunakan rumus yang sama dan disajikan pada Tabel B.5.

Tabel B.5 Hasil Perhitungan Laju Pengeringan Teoritis pada Variasi Temperatur Skala 10 dan Laju Udara Skala 7

Waktu (menit)

Tf

(K) v1

(m/s )

v2

(m/s)

q (W)

m x 10-7 (kg/s)

NC

(kg air/m2 jam)

0 309,9 1,06 1,00843 0,27156 1,06197 0,00751

10 309,9 0,98 0,93232 0,26288 1,02801 0,00727

20 310,4 0,98 0,93232 0,26288 1,02801 0,00727

30 310,4 0,98 0,93232 0,26288 1,02801 0,00727

40 310,9 1,05 0,99891 0,27050 1,05781 0,00748

50 310,9 0,99 0,94183 0,26399 1,03234 0,00730

60 310,9 0,98 0,93232 0,26288 1,02801 0,00727

3. Perhitungan laju pengeringan secara teoritis pada laju udara skala 9 dan temperatur skala 8 (Pada 0 menit).

Temperatur udara (Tg) = 310,65 K Temperatur bola basah (TW) = 310,15 K

41

Viskositas (μ) = 1,8766 x 10 kg/m.s

Panas laten uap air (λw) = 2557,2 x 103 J/kg (App. A.2-9 Geankoplis) Bilangan Prandtl (NPr) = 0,70487 (App. A.3-7 Geankoplis)

Konduktivitas panas tahu (k) = 0,027 W/m.K

Tebal tahu (∆x) = 0,005 m

Panjang tray (L) = 0,275 m Luas tray (A) = 0,050875 m2 Luas penampang ujung (A1) = 0,0484 m2 Luas penampang tengah (A2) = 0,0784 m2 Laju udara dryer (v1) = 1,32 m/s k. Laju udara pada bagian ujung dryer (v2)

v2 = v1 x A1 A2

= 0,6 x 0,0484

0,0784

=

0,37041 m/s l. Bilangan Reynold (Nre)

NRe = ρ x v x L μ

= 1,14013 x 0,37041 x 0,275 1,8766 x 10-5

= 6188,65 (NRe < 300000, aliran laminar) m. Bilangan Nusselt (NNu)

NNu = 0,664 (NRe)0,5(NPr)1/3

= 0,664 (6188,65)0,5(0,70487)1/3 = 46,48744 n. Koefisien perpindahan panas konvektif (h)

h = NNu x kt L

=

46,48744 x 0,027

0,275 = 4,56422 W/m2.K o. Laju perpindahan panas konveksi (q1)

q1 = h x A x ∆T

= 4,56422 x 0,050875 x (310,65-310,15) = 0,11610 W 42

h + kt

= 1 1

4,56422 +0,005 0,027

= 2,47353 W/m2.K q. Laju perpindahan panas konduksi (q2)

q2 = U x A x ∆T

= 2,47353 x 0,050875 x (310,65-310,15) = 0,06292 W r. Laju perpindahan panas total (q)

q = q1 + q2

= 0,11610 + 0,06292 = 0,17902 W s. Jumlah air yang diuapkan (m)

m = q

λw

= 0,17902

2557,2 x 103 = 7,00074 x 10-7 kg/s t. Laju pengeringan teoritis (Nc)

NC = 3600 m A

NC = 3600 x 7,00074 x 10-8

0,05087 = 0,00495 kg air/ m2 jam

Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menit berikutnya menggunakan rumus yang sama dan disajikan pada Tabel B.6.

Tabel B.6Hasil Perhitungan Laju Pengeringan Teoritis pada Variasi Temperatur Skala 8 dan Laju Udara Skala 9

Waktu (menit)

Tf

(K)

v1

(m/s)

v2

(m/s)

q (W)

m x 10-7 (kg/s)

NC

(kg air/m2 jam)

0 310,4 0,6 0,37041 0,17902 7,00074 0,00495

10 310,9 1,42 0,87663 0,25625 1,00211 0,00709

20 310,9 1,33 0,82107 0,24939 9,7528 0,00690

30 310,9 1,25 0,77168 0,24306 9,50517 0,00672

40 310,9 1,36 0,83959 0,25171 9,84339 0,00696

50 311,4 1,27 0,78403 0,24467 9,56794 0,00677

60 311,4 1,2 0,74082 0,23898 9,3456 0,00661

43

Gambar D.1 Penimbangan Tray

Berisi Sampel Tahu Gambar D.2 Proses Pengovenan Sampel Tahu

Gambar D.3 Proses Pengeringan Sampel Tahu

Gambar D.4 Pengukuran Dry dan Wet Temperature dengan Psychrometer

45

Dokumen terkait