• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saran

Dalam dokumen KHILDA NUR LAILA-FST (Halaman 72-91)

BAB I PENDAHULUAN

5.2 Saran

Beberapa penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk pembuatan kompos dari sampah organik domestik, yaitu:

1. Uji kandungan unsur hara lainnya (unsur hara mikro) dari kompos yang dihasilkan.

59

2. Uji coba terhadap tanaman pada kompos untuk mengetahui pengaruh pemberiannya dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

3. Optimasi komposisi campuran sampah organik dengan EM4 dan bahan lain untuk meningkatkan kandungan kalsium, fosfor, serta mengurangi kadar serat kasar pada sampah.

60

DAFTAR PUSTAKA

Adiprakoso D. 2012. Pembuatan Pupuk Organik Cair dan Tepung Pakan Ayam dari Limbah Tempe Menggunakan Bioaktivator EM4. Konversi Vol. 3 No.

2 , 5-12.

Azwar A. 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Binarupa Aksara.

Badan Standarisasi Nasional. 2004. Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik. Jakarta: SNI 19-7030-2004.

Brata K & Nelistya A. 2012. Lubang Resapan Biopori. Bogor: Penebar Swadaya.

Buckman H & NC Brady. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta: Bhratara Karya Aksara.

Crawford J. 2003. Composting of Agricultural Waste. Biotechnology Applications and Research Vol. 2 No. 74 , 68-77.

Davis M & Cornwell D. 1991. Introduction Enviromental Engineering. New York:

Mc-Graw-Hill, Inc.

Dewi S, Magdalena, & A Nurmansyah. 2011. Thrips parvispinus Karny pada Tanaman Cabai Merah; Perbedaan Karakter Morfologi dari Tiga Ketinggian Tempat. Jurnal Entomologi Indonesia Vol. 8 No. 2 , 85-95.

Diver S. 2006. Aquaponic-integration hydroponic with aquaculture. Retrieved February 8, 2018, from National Sustaniable Agricultural Information Service: http://www.attra.ncat.org

Djuarnani N, Kristian, & BS Setiawan. 2008. Cara Cepat Membuat Kompos.

Yogyakarta: Agro Media.

Dwicaksono M, B Suharto, & L Susanawati. 2013. Pengaruh Penambahan Effective Microorganism pada Limbah Cair Industri Perikanan Terhadap Kualitas Pupuk Organik Cair. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan , 7-11.

Eviati & Sulaeman. 2009. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk.

Bogor: Balai Penelitian Tanah.

Fitria Y. 2008. Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah Cair Industri Perikanan Menggunakan EM4 (Effective Microorganism 4). Skripsi.

Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Formowitz B, E Fritz, O Shuichi, M Torsten, & B Andreas. 2007. The role of Effective Microorganisms in the Composting of Banana (Musa ssp.) Residues. Journal of Plant Nutrition and Soil Science , 649-656.

61

Gaur A. 1983. A Manual of Rural Composting. Rome: n Food and Agricultural Organization of The United Nation.

Griya. 2008. Mengenal dan Memanfaatkan Lubang Biopori. Jakarta: Aneka Karya.

Harada K. 1995. Chemical Analysis for Antibiotics Used in Agriculture. AOAC International , 333-406.

Haris A & Gunawan. 1992. Prinsip Dasar Spektrofotometri Atom. Semarang:

Badan Pengelola MIPA-UNDIP.

Higa T & J Parr. 1995. Beneficial and Effective Microorganisms for a Sustainable Agriculture and Environment. Maryland: Agricultural Research Service U.S.

Horwitz W. 2000. Official Methods of Analysis AOAC International 17th Ed Vol.2. Journal of AOAC International Chapter 10 , 11.

Hoston F. 2015. Laporan Kegiatan 2015: Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya dan Beracun. Retrieved Februari 8, 2018, from www.pslb3.menlhk.go.id

Indriani Y. 2009. Membuat Kompos Secara Kilat. Jakarta: Penebar Swadaya.

Ingle J & Crouch S. 1998. Spectrochemical Analysis. Prentice-Hall International, Inc , 513-515.

Ismael N. 2013. Peran Lubang Resapan Biopori dalam Sistem Penanganan Sampah Rumah Tangga. Bandung: Polban Press.

Jenie B & Rahayu. 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan. Yogyakarta:

Kanisius.

Kementerian Lingkungan Hidup. 2008. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008. Jakarta.

Khopkar S. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.

Kirchman D. 2000. Microbial Ecology of The Oceans. New York: Wiley-Lis.

Majelis Ulama Indonesia (MUI). 2014. Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 47 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah untuk Mencegah Kerusakan Lingkungan. Jakarta.

Menteri Negara Lingkungan Hidup MNLH. 2009. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pemanfaatan Air Hujan.

Jakarta.

Metcalf & Eddy. 1991. Wastewater Engineering: Treatment, Disposal, and.

SIngapore: Mc Graw Hill Book Co.

62

Mulja H & Suharman. 1995. Analisis Instrumental. Surabaya: Airlangga Press.

Mulyani S. 1994. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nengsih. 2002. Penggunaan EM4 dan GT 1000-WTA dalam Pembuatan Pupuk Organik Cair dan Padat dari Isi Rumen Limbah Rumah Potong Hewan.

Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Nisandi. 2007. Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Organik Menjadi Briket Arang dan Asap Cair. Seminar Nasional Teknologi , 82-89.

Notohadiprawiro T. 1999. Tanah dan Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Novien A. 2004. Pengaruh Beberapa Jenis Aktivator Terhadap Kecepatan Proses Pengomposan dan Mutu Kompos dari Sampah Pasar dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Caisim (Brassica juncea L) dan Jagung Semi (Zea mays L). Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Page AL, RH Miller, & DR Keeney. 1982. Methods of Soil Analysis: Chemical Methods. Wisconsin USA: Publisher Madison.

Purnomo EA, E Sutrisno, & S Sumiyati. 2017. Pengaruh Variasi C/N Rasio Terhadap Produksi Kompos dan Kandungan Kalium (K), Pospat (P) dari Batang Pisang dengan Kombinasi Kotoran Sapi dalam Sistem Vermicomposting. Jurnal Teknik Lingkungan Vol.6 No.2 , 11-25.

Purwendro S. 2006. Mengolah Sampah Untuk Pupuk Pestisida Organik. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Rukmana R. 2007. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius.

Saeni. 1989. Kimia Lingkungan. Bogor: IPB Press.

Saraswati. 2006. Organisme Perombak Bahan Organik. Bogor: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian.

Sejati K. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu dengan Sistem Node, Sub Point, Center Point. Yogyakarta: Kanisius.

Sigit. 2013. Pengaruh Bioaktivator Biosca dan EM4 Terhadap Kualitas Pupuk Organik Cair Rumput Laut Eucheuma cottonii. Seminar Nasional Ke-III:

Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan , 519-524.

Sularno. 2014. Optimisasi Pengomposan Campuran Kulit Kakao Dan Sekam Padi Dengan Penambahan Berbagai Kotoran Ternak. Lampung: Universitas Lampung.

Sumekto R. 2006. Pupuk Organik. Klaten: PT Intan Sejati.

63

Suriawiria U. 2003. Mikrobiologi Air dan Dasar-Dasar Pengolahan Buangan Secara Biologis. Bandung: PT Alumni.

Sutanto R. 2002. Penerapan Pertanian Organik Pemasyarakatan dan Pengembangannya. Yogyakarta: Kanisius.

Sutedjo M, Kartasapoetra, & S Sastroatmodjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta:

Rineka Cipta.

Suyono & Budiman. 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Tim IPB Biopori. 2009. Biopori Teknologi Tepat Guna Ramah Lingkungan.

Bogor: IPB Press.

Tim Penelitian Tanah. 1995. Proses Dekomposisi Anaerob dalam Tanah. Bogor:

Institut Pertanian Bogor.

Vandecasteele C & C Block. 1993. Modern Method for Trace Element Determination. London: Jhon Wiley & Sons Inc.

Welz B & Michael. 2005. Atomic Absorption Spectrometry (Ed. Ke-3). New York:

Wiley-Vch.

Widarti BN, KW Wardah, & Edhi S. 2015. Pengaruh Rasio C/N Bahan Baku pada Pembuatan Kompos dari Kubis dan Kulit Pisang. Jurnal Integrasi Proses Vol.5 No. 2 , 75-80.

Wididana G. 1996. Teknologi Effective Microorganism. Jakarta: PT Songgolangit Persada.

Widyastuti S. 2013. Perbandingan Jenis Sampah Terhadap Lama Waktu Pengomposan Dalam Lubang Resapan Biopori. Jurnal Teknik Waktu Vol.

11 No.1 , 5-14.

Yenie E. 2016. Pengaruh Effective Microorganism 4 (EM4) sebagai Bioaktivator terhadap Kualitas Kompos Berbahan Dasar Limbah Padat Pabrik Minyak Kelapa Sawit. Seminar Nasional Teknik Kimia - Teknologi Oleo Petro Kimia Indonesia , 102-114.

Yuniwati M, F Iskarima, & A Padulemba. 2012. Optimasi Kondisi Proses Pembuatan Kompos Dari Sampah Organik Dengan Cara Fermentasi Menggunakan EM4. Jurnal Teknologi Vol.5 No.2 , 172-181.

Yuwono. 2005. Pupuk Organik. Jakarta: Penebar Swadaya.

64

LAMPIRAN

Lampiran 1. Standar kualitas kompos (SNI 19-7030-2004)

Parameter Satuan Minimum Maksimum

Kadar air % - 50

Temperatur oC suhu air tanah

Warna kehitaman

Bau berbau tanah

Ukuran partikel mm 0,55 25

Kemampuan ikat air % 58 -

pH 6,80 7,49

Bahan asing % * 1,5

Unsur makro Bahan organik Nitrogen Karbon Fosfor (P2O5) C/N-rasio Kalium (K2O)

%

%

%

%

%

27 0,40 9,80 0,10 10 0,20

58 - 32

- 20

* Unsur mikro

Arsen (As) Kadmium (Cd) Kobal (Co) Kromium (Cr) Tembaga (Cu) Merkuri (Hg) Nikel (Ni) Timbal (Pb) Selenium (Se) Seng (Zn)

mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

13 3 34 210 100 0,8 62 150

2 500 Unsur lain

Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) Besi (Fe)

Alumunium (Al) Mangan (Mn)

%

%

%

%

%

*

*

*

*

*

25,50 0,60 2,00 2,20 0,10 Keterangan: * Nilainya lebih besar dari minimum atau lebih kecil dari maksimum

65

Lampiran 2. Data Hasil Penelitian

1. Pengaruh konsentrasi EM4 terhadap suhu sampah domestik selama proses pengomposan Waktu

Pengomposan Parameter A (0 mL)

B1 (1 mL)

B2 (2 mL)

B3 (3 mL)

B4 (4 mL)

B5 (5 mL)

B6 (8 mL)

Hari ke-0 Suhu (oC) 28 27.6 27.6 27.5 28.4 28.5 28.4

Warna

Hijau daun Hijau daun Hijau daun Hijau daun Hijau daun Hijau daun Hijau daun

Hari ke-3 Suhu (oC) 31.1 31.5 31.5 31.5 32.3 32 32.8

Warna Hijau daun Hijau kekuningan

Hijau kekuningan

Hijau kekuningan

Hijau kekuningan

Hijau kekuningan

Hijau kekuningan

Hari ke-6 Suhu (oC) 32.5 32.1 32.4 32.6 34.9 34.7 35.4

Warna Hijau daun Hijau kekuningan,

bau menyengat

Hijau kekuningan,

bau menyengat

Hijau kekuningan,

bau menyengat

Hijau kekuningan,

bau menyengat

Hijau kekuningan,

bau menyengat

Hijau kekuningan,

bau menyengat

Hari ke-9 Suhu (oC) 32.5 33.1 33.3 33.5 32.6 32.6 33.5

Warna Hijau

kehitaman

Hijau kekuningan,

bau menyengat

Hijau kekuningan,

bau menyengat

Hijau kekuningan,

bau menyengat

Hijau kekuningan,

bau menyengat

Hijau kekuningan,

bau menyengat

Hijau kekuningan,

bau menyengat

66 Waktu

Pengomposan Parameter A B1 B2 B3 B4 B5 B6

Hari ke-12 Suhu (oC) 32.7 32.7 33 33.1 32.1 32 32.2

Warna Hijau

kehitaman

Hijau kehitaman,

bau menyengat

berkurang

Hijau kehitaman,

bau menyengat

berkurang

Hijau kehitaman,

bau menyengat

berkurang

Hijau kehitaman,

bau menyengat

berkurang

Hijau kehitaman,

bau menyengat

berkurang

Hijau kehitaman,

bau menyengat

berkurang

Hari ke-15 Suhu (oC) 33 27.3 27.3 27.5 28.2 28.5 28.4

Warna

Massa

kompos (g) 879.46 776.62 762.88 723.18 698.33 664.37 672.21

67

2. Perbandingan Kualitas Kompos dengan SNI Kompos

Parameter

Sampel pH C-organik

(%) N total (%) C/N P total (%) K total (%)

A 7.68 14.32 0.5529 25.90 0.3376 1,32

B1 7.09 11.73 0.4895 23.96 0.2057 3,45

B2 7.08 11.38 0.4748 23.97 0.2735 2,4718

B3 6.93 10.43 0.4745 21.98 0.3127 2,1808

B4 6.82 9.25 0.4418 20.94 0.3293 1,2560

B5 6.81 9.21 0.4546 20.26 0.3403 4,7942

B6 6.80 9.86 0.5059 19.49 0.3534 2,3352

SNI 19-7030-

2004 6.80-7.49 9.8-32 > 0.40 10-20 > 0,10 > 0,20

68

3. Kandungan N total

Sampel Kompos

N-org+N-NH4 N-NH4 N-NO3

Blanko (mL)

sampel (mL)

massa sampel

(mg)

Blanko sampel (mL)

massa sampel

(mg)

Blanko sampel (mL)

massa sampel

(mg)

A` 0.21 3.03 500 0.29 4.18 1000 0.23 2.11 1000

B1` 0.04 2.49 500 0.16 2.67 1000 0.21 1.59 1000

B2` 0.05 2.43 500 0.13 2.54 1000 0.19 1.42 1000

B3` 0.06 2.32 500 0.13 2.39 1000 0.14 1.37 1000

B4` 0.08 2.17 500 0.12 2.3 1000 0.13 1.22 1000

B5` 0.12 2.28 500 0.08 2.28 1000 0.17 1.29 1000

B6` 0.09 2.19 500 0.06 2.19 1000 0.12 1.23 1000

4. Nilai absorbansi P sampel kompos

Sampel Absorbansi

A 0.682

0.649

B1 0.355

0.366

B2 0.499

0.471

B3 0.527

0.560

B4 0.561

0.560

B5 0.570

0.587

B6 0.587

0.597 Sampel

Kompos

N-org+N-NH4 N-NH4 N-NO3

Blanko (mL)

sampel (mL)

massa sampel

(mg)

Blanko sampel (mL)

massa sampel

(mg)

Blanko sampel (mL)

massa sampel

(mg)

A 0.22 2.21 500 0.24 2.08 1000 0.23 2.21 1000

B1 0.04 2.26 500 0.13 2.67 1000 0.23 1.62 1000

B2 0.04 2.26 500 0.13 2.53 1000 0.17 1.45 1000

B3 0.06 2.32 500 0.12 2.4 1000 0.14 1.34 1000

B4 0.09 2.16 500 0.12 2.32 1000 0.13 1.27 1000

B5 0.09 2.15 500 0.06 2.28 1000 0.12 1.29 1000

B6 0.07 2.27 500 0.07 2.16 1000 0.12 1.93 1000

69

5. Kadar K total

70

71

72

Lampiran 3. Contoh Perhitungan 1. Konsentrasi EM4

Uraian A B1 B2 B3 B4 B5 B6

Vt (mL) 0 1 2 3 4 5 8

Vp (mL) 500 500 500 500 500 500 500

Konsentrasi

(%) 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,6

Perhitungan:

73

2. Kadar Air

Uraian Ulangan A B1 B2 B3 B4 B5 B6

W0 (g) 1 41.2718 41.8507 40.8587 41.1406 41.5989 41.1429 41.5974 2 41.8507 41.2718 41.6027 40.987 42.0407 41.899 42.0326 W1, (g) 1 46.2718 46.8507 45.8587 46.1406 46.5989 46.1429 46.5974 2 46.8507 46.2718 46.6027 45.987 47.0407 46.899 47.0326 W2 (g) 1 45.5508 46.1562 45.1452 45.3541 45.7564 45.2759 45.6519 2 46.1077 45.6233 45.9842 45.2345 46.2422 46.028 46.1151 Kadar

Air (%)

1 14.42 13.89 14.27 15.73 16.85 17.34 18.91

2 14.86 12.97 12.37 15.05 15.97 17.42 18.35

Rerata 14.64 13.43 13.42 15.39 16.41 17.38 18.63

Perhitungan:

… pers.(1)

74

3. Kandungan N total

Sampel Kompos

N-org+N-NH4 N-NH4 N-NO3

Blanko (A)

sampel (A1

massa sampel

(mg)

Blanko (B)

sampel (B1)

massa sampel

(mg)

Blanko (C)

sampel (C1)

massa sampel

(mg)

A 0.21 3.03 500 0.29 4.18 1000 0.23 2.11 1000

B1` 0.04 2.49 500 0.16 2.67 1000 0.21 1.59 1000

B2` 0.05 2.43 500 0.13 2.54 1000 0.19 1.42 1000

B3` 0.06 2.32 500 0.13 2.39 1000 0.14 1.37 1000

B4` 0.08 2.17 500 0.12 2.3 1000 0.13 1.22 1000

B5` 0.12 2.28 500 0.08 2.28 1000 0.17 1.29 1000

B6` 0.09 2.19 500 0.06 2.19 1000 0.12 1.23 1000

Perhitungan:

Kadar N total A

( ) ( ) ( ) ( )

(

)

( ) ( ) ( )

(

)

Sampel Kompos

N-org+N-NH4 N-NH4 N-NO3

Blanko (A)

sampel (A1)

massa sampel

(mg)

Blanko (B)

sampel (B1)

massa sampel

(mg)

Blanko (C)

sampel (C1)

massa sampel

(mg)

A 0.22 2.21 500 0.24 2.08 1000 0.23 2.21 1000

B1 0.04 2.26 500 0.13 2.67 1000 0.23 1.62 1000

B2 0.04 2.26 500 0.13 2.53 1000 0.17 1.45 1000

B3 0.06 2.32 500 0.12 2.4 1000 0.14 1.34 1000

B4 0.09 2.16 500 0.12 2.32 1000 0.13 1.27 1000

B5 0.09 2.15 500 0.06 2.28 1000 0.12 1.29 1000

B6 0.07 2.07 500 0.07 2.16 1000 0.12 1.03 1000

75

( ) ( ) ( )

(

)

Kadar N-organik (%) = (kadar N-organik dan N-NH4) – kadar N-NH4

Kadar N-total (%) = kadar N-organik + kadar N-NH4 + kadar N-NO3 ( )

76

4. Kandungan P Total

Uraian Ulangan A B1 B2 B3 B4 B5 B6

Nilai x 1 10.116 5.377 7.464 7.869 8.362 8.493 8.739 2 9.638 5.536 7.058 8.348 8.507 8.739 8.884 V ekstrak A

(ml)

1 50 50 50 50 50 50 50

2 50 50 50 50 50 50 50

W sampel (mg)

1 500 500 500 500 500 500 500

2 500 500 500 500 500 500 500

Kadar Air (%)

1 14.42 13.89 14.27 15.73 16.85 17.34 18.91 2 14.86 12.97 12.37 15.05 15.97 17.42 18.35 Kadar P

total (%)

1 0.3857 0.2038 0.2841 0.3047 0.3282 0.3353 0.3517 2 0.3694 0.2076 0.2628 0.3207 0.3304 0.3453 0.3551 Rerata 0.3776 0.2057 0.2735 0.3127 0.3293 0.3403 0.3534

Perhitungan:

( )

77

Lampiran 4. Kurva Pengukuran Larutan Standar P

Konsentrasi Absorbansi

0 0

2 0.107

4 0.254

6 0.399

8 0.541

10 0.680

y = 0.0692x - 0.016 R² = 0.9983

0 0.2 0.4 0.6 0.8

0 2 4 6 8 10 12

Absorbansi

Konsentrasi (ppm)

Dalam dokumen KHILDA NUR LAILA-FST (Halaman 72-91)

Dokumen terkait