• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saran

Dalam dokumen laporan pkpa samata leli (Halaman 54-94)

BAB V PENUTUP

B. Saran

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Republik Indonesia.Jakarta : Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2016 Tentang. Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Jakarta, Kementerian Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta, Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Departemen Kesehatan RI. 2024. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2024 Tentang Penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta, Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Dhananjaya, P. A. (2020). Tugas Pokok Dan Fungsi (Tupoksi) Apoteker Di Puskesmas Dalam Pelayanan Obat Menurut Peraturan Perundang- Undangan. 10(2).

LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 10. Menginput Laporan Pemakaian dan Permintaan obat

Gambar 11. Penerimaan Sediaan Obat dan BMHP dari Dinkes

Gambar 12. Penyimpanan Obat Tablet di Gudang Secara Alfabeti dan FIFO/FEFO

Gambar 13. Lemari Narkotika, Psikotropika

Gambar 14. Obat suhu (2-8⁰C)

Gambar 15. Obat High Alert

Gambar 16. BMHP (Bahan Medis Habis Pakai)

Gambar 17. Obat HIV (Human Immunodeficiency Virus)

Gambar 18. Obat TB (Tuberkulosis)

Gambar 19. Penyimpanan Obat di Apotek

Gambar 20. Melakukan Stock Opname

Gambar 21. Mengecek Stok obat dan Mencatat Kartu Stok

Gambar 22. Pelayanan Informasi obat

Gambar 23. Meracik dan Melakukan Penyiapan Obat

Gambar 24. Mencatat RPOH (Registrasi Pemakaian Obat Harian) dan Menginput Laporan di E-Puskesmas

Gambar 25. Pelayanan Infomasi Obat Tentang Tablet Tambah Darah Pada Remaja SMP

Gambar 26. Form Lembar LPLPO

Gambar 27. Buku RPOH

Gambar 28. Kartu Stok

Gambar 29. Resep Obat

Gambar 30. Berita Acara Serah Terima BMHP

Lampiran 2. Pengkajian Resep 1. Resep 1

a. Skrining administrative

Bagian Resep Kelengkapan Ada Tidak Ada

Inscriptio

Nama dokter -

SIP dokter -

No Telp -

Alamat tempat praktek dokter

Tanggal Penulisan Resep √

Invocatio R/ √

Prescriptio

Nama obat, bentuk sediaan obat dan jumlah obat

Signatura Aturan pakai √

Umur pasien √

Patient Information

Nama pasien √

Bobot badan pasien -

Jenis kelamin √

Alamat Pasien √

Nomor Telpon Pasien -

Subcription

Paraf atau Tanda Tangan Dokter

-

b. Skrining Farmasetik dan Pertimbangan Klinis 1) Amlodipin

Kriteria Keterangan

Nama Obat : Amlodipin

Farmakologi : Bekerja Menghambat pergerakan kalsium melintasi sel membrane

Indikasi : Hipertensi, angina

Kontraindikasi : Amlodipin dikontraindikasikan pada pasien dengan disfungsi sistolik

Efek Samping : Pusing, sakit kepala, hipotensi, edema perifer, takikardia, dan palpitasi. Mual dan gastrointestinal lainnya gangguan, peningkatan frekuensi berkemih, lesu, sakit mata, gangguan penglihatan, dan depresi mental juga terjadi.Peningkatan paradoks dalam nyeri dada iskemik dapat terjadi pada awal pengobatan dan pada beberapa pasien penurunan tekanan darah yang berlebihan telah menyebabkan iskemia serebral atau miokard atau sementara kebutaan

Interkasi Obat : Dapat meningkatkan efek antihipertensi dari obat antihipertensi lain seperti beta blocker meskipun kombinasi umumnya dapat ditoleransi dengan baik.

Peningkatan efek antihipertensi juga dapat dilihat jika digunakan dengan obat-obatan seperti aldesleukin dan antipsikotik yang menyebabkan hipotensi.

Dosis dan aturan Pakai

: Pada hipertensi dosis awal yang biasa adalah 5 mg sekali sehari, bila perlu ditingkatkan menjadi 10 mg sekali sehari

2) Natrium Diklofenak

Kriteria Keterangan

Nama Obat : Natrium Diklofenak

Farmakologi : Diclofenac sodium merupakan golongan non steroid dengan aktivitas antiinflamasi, analgesik, dan antipiuretik. Aktivitas diclofenac sodium dengan menghambat enzim siklooksigenase sehingga pembentukkan prostaglandin terhambat

Indikasi : Pengobatan akut dan kronis, gejala-gejala rheumatoid arthritis, osteoarthritis

Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenac sodium atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi pada pemberian aspirin atau NSAID lain, penderita tukak lambung

Efek Samping : Efek samping yang umum terjadi seperti nyeri/keram perut, sakit kepala, retensi cairan, diare, konstipasi, tukak lambung, pusing, ruam.

Interkasi Obat : Pengunaan bersama aspirin akan menurunkan konsentrasi plasma dan AUC diclofenac sodium, menurunkan aktivitas obat-obat diuretic

Dosis dan aturan Pakai : Dosis dewasa 50 mg 2-3x/hari, 75-150 mg/hari dalam 2- 3 dosis terbagi, 75 mg 1-2x/hari atau 100 mg/hari

3) Antasida DOEN

Kriteria Keterangan

Nama Obat : Antasida DOEN

Farmakologi : Bekerja dengan cara menetralkan asam lambung, yang membantu meredakan gejala seperti mulas, nyeri lambung, dan gangguan pencernaan

Interaksi :  Menurunkan absorpsi tetracycline, fluoroquinolone, ketokonazol, itraconazole, Fe, propranolol, indonetasin, phenytoin, ranitidine, COZ, mengingkatkan absorpsi aspirin.

 Penggunaann anntasida yang bersamaan dengan suplemen zat besi dapat mengurangi penyerqpan zat besi

Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap aluminium dan magnesium

Efek Samping : Gangguan saluran cerna, gangguan absorpsi fosfat.

Hipermagsemia (bila dikonsumsi oleh pasien ginjal) Interkasi Obat : Dapat meningkatkan efek antihipertensi dari obat

antihipertensi lain seperti beta blocker meskipun kombinasi umumnya dapat ditoleransi dengan baik.

Peningkatan efek antihipertensi juga dapat dilihat jika digunakan dengan obat-obatan seperti aldesleukin dan antipsikotik yang menyebabkan hipotensi.

Dosis dan aturan Pakai

: Dosis tablet 1-2 tab sebelum makan (kunyah dahulu) maks 4x/sehari

Stabilitas : Suhu ruang 20-25 ℃

Kompatibilitas : Kommbinasi antasida dengan obat lain, seperti M- antikolinergik atau proton pump inhibitor, dapat meningkatkan efektivitasnya

2. Resep 2

a. Skrining Administratif

Bagian Resep Kelengkapan Ada Tidak Ada

Inscriptio

Nama dokter -

SIP dokter -

No Telp -

Alamat tempat praktek dokter

Tanggal Penulisan Resep √

Invocatio R/ √

Prescriptio

Nama obat, bentuk sediaan obat dan jumlah obat

Signatura Aturan pakai √

Umur pasien √

Patient Information

Nama pasien √

Bobot badan pasien -

Jenis kelamin √

Alamat Pasien √

Nomor Telpon Pasien -

Subcription Paraf atau Tanda Tangan Dokter

-

b. Skrining Farmasetik dan Pertimbangan Klinis 1) Ranitidin

Kriteria Keterangan

Nama Obat : Ranitidin

Farmakologi : Bekerja menghambat produksi asam lambung di lambung

Indikasi : Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif, tukak lambung aktif, mengurangi gejala refluks esophagitis - Terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak usu 12 jari, tukak lambung Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitivitas terhadap ranitidine Efek Samping : Sakit kepala, konstipasi, diare, mual muntah, nyeri

perut

Interkasi Obat : Ranitidine tidak menghambat kerja dari sitokrom P 450 dalam hati. Pemberian Bersama warfarin dapat meningkatkan atau menurunkan waktu prothrombin.

Dosis dan aturan Pakai

: Tukak usus 12 jari : 150 mg 2 x sehari ( pagi dan malam) - Tukak lambung : 150 mg 2 kali sehari ( pagi dan malam ) selama 2 minggu - Refluks gastroesofagitis : dewasa: 150 mg 2x sehari

2) Ibuprofen

Kriteria Keterangan

Nama Obat : Ibuprofen

Farmakologi : Bekerja sebagai antiinflamasi, analgesik, dan antipiretik melalui inhibisi produksi hormon prostaglandin. Ibuprofen dimetabolisme di dalam hati secara cepat dan didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh.

Indikasi : Karena efek anakgesik dan anti-inflamasi :ibu profen digunakan untuk meringankan gejala kondisi rematik tulang, sendi dan non sendi. Hal ini juga di gunakan untuk meringankan gejala akibat kondisi traumatis otot dan tulang/sendi (cederamuskuloskeletal). - Karena efek analgesiknya, ibuprofen digunakan untuk meredakan untuk meredakan nyeri ringan hingga sedang seperti: nyeri haid, sakit gigi, atau sakit saat pencabutan gigi, pasca nyeri oprasi, dan sakit kepala.

Kontraindikasi : Pasien dengan ulkus peptikum yang parah dan aktif (gastric dan duodenal ulceration) - Hipersensitivitas terhadap ibuprofen dan obat NSAID lain - Pasien dengan polip di hidung, angioedema, dan pasien yang mengalami gejala asma,rhinitis atau urikaria saat mengonsumsi acetylsalicylic acid atau obat NSAID lainnya - Kehamilan

Efek Samping : Efek samping yang umum terjadi seperti gangguan gastrointestinal, nyeri ulu hati, dan mual.

Interkasi Obat : Antihipertensi: NSAID dapat mengurangi efek anti hipertensi, seperti ACE Inhibitor - Diuretic : NSAID dapat mengurangi diuretic diuretic juga dapaat meningkatkan resiko nefrotoksisitas NSAID - Acetylsalicylic acid, Anti koagulan

Dosis dan aturan Pakai

: Dewasa Untuk penggunaan analgesic dan anti inflamasi (kondisi rematik tulang, sendi dan non sendi, cedera otot dan tulang/sendi - Dosis yang di anjurkan adalah 3 sampai 4 kali 400 mg sehari - Dosis awal dianjurkan untuk menggunakan minimal 400 mg 3x sehari Untuk penggunaan analgesic - Dosis yang dianjurkan adalah 200 mg sampai 400 mg, 3 sampai 4 kali sehari

3) Dexammteson 0,5 mg

Kriteria Keterangan

Nama Obat : Dexametason

Farmakologi : Dexametason adalah glukokortikoid sintetik yang bekerja dengan cara mengikat dengan kuat pada reseptor glukokortikoid dalam sel-sel tubuh.

Proses ini mengkativasi transkripsi gen dan menghasilkan efek antiinflamatory dan immunosuppressive

Indikasi : Infalamsi dan alergi, syok, diagnosis sidroma cushing, hiperplassiia adrenal, kongenital, edema serebral

Kontraindikasi : Kontraindikasi absolut: tidak ada

Kontraindikasi relatif: diabetes melitus, tukak peptik/duodenum, infeksi akut berat, hipertensi, atau gangguan system kardiovaskular lainnya Efek Samping : Penghentian obat secara tiba-tiba setelah

penggunaan yang lama dapat menyebabkan insufisiensi adrenal akut dengan gejala demam, myalgia, atralgia, dan malaise. Komplikasi yang timbul akibat penggunaan lama adalah gangguan

cairan dan elektrolit, hiperglikemia, pasien tukak peptik mungkin dapat mengalami pendarahan, osteoporosis, miopati, dan psikosis

Interkasi Obat : Penggunaann dexametason bersamaan dengan rifampicin, phenobarbital, atau phenytoin dapat menyebabkan penurunan kadar dexametason dalam plasma karena induksi aktivitas enzim CYP3A4.

Penggunaan dexametason dosis tinggi bersamaan loop diuretik seperti furosemide dan bumetanide dapat meningkatkan risiko hipoglikemia dan gangguan elektroilit lainnya karena efek mineralokortikoid yang ditimbulkannya.

Dosis dan aturan Pakai : Dosis umum ppada dewasa:

Oral: 0,5-10 mg/hari (dalam dosis terbagi). Injeksi:

0,5-24 mg/hari dalam dosis terbagi. Dosis disesuaikan dengan berta penyakit.

Dosis anak: antiinflamasi: Oral, IM, IV: 0,008-0,3 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi setiap 6-12 jam Stablitas : Suhu ideal untuk penyimpanan tablet atau injeksi

dexametason adalah antara 20-25oC

Kompatibilitas : Inhibitor CYP3A4 (seperti klaritromisin dan ketoconazole) dapat meningkatkan kadar dexametason, memerlukan penyesuaian dosis

3. Resep 3

a. Skrining Administratif

Bagian Resep Kelengkapan Ada Tidak Ada

Inscriptio

Nama dokter -

SIP dokter -

No Telp -

Alamat tempat praktek dokter

Tanggal penulisan resep √

Invocatio R/ √

Prescriptio

Nama obat, bentuk sediaan obat dan jumlah obat

Signatura Aturan pakai √

Patient Information

Umur pasien √

Nama pasien √

Bobot badan pasien -

Jenis kelamin √

Alamat Pasien √

Nomor Telpon Pasien -

Subcription Paraf atau Tanda Tangan Dokter

-

b. Skrining Farmasetik dan Pertimbangan Klinis 1) Paracetamol

Kriteria Keterangan

Nama Obat : Paracetamol

Farmakologi : Paracetamol bekerja pada pusat pengatur suhu di hipotalamus untuk menurunkan suhu tubuh (antipiretik). Bekerja dengan cara menghambat sintesis prostaglandin sehingga dapat mengurangi nyeri ringan-sedang

Indikasi : Terapi jangka pendek untuk demam dan yeri ringan sampai sedang

Kontraindikasi : Penderita gangguan fungsi hati yang berat dan penderita hipersensitivitas terhadap paracetamol Efek Samping : Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat

menyebabkan kerusakan pada organ hati dan rekasi hipersensitifitas, rekasi alergi, dan ruam kulit.

Interkasi Obat : Kolesteramin dapat menurunkan absorpsi paracetamol. Metoclopramide dan domperidone dapat meningkatkan efek dari paracetamol dan dapat meningkatkan efek dari warfarin

Dosis dan aturan Pakai : Dosis orwal dewasa: 1 tablet 3-4 kali sehari. Dosis oral anak-anak 6-12 tahun: ½-1 tablet 3-4 kali sehari.

Stabilitas : Sediaan harus disimpan pada suhu 15-30oC

Betuk dan kekuatan sediaan

: Tablet, kaplet; 500 mg

2) Dexammteson 0,5 mg

Kriteria Keterangan

Nama Obat : Dexametason

Farmakologi : Dexametason adalah glukokortikoid sintetik yang bekerja dengan cara mengikat dengan kuat pada reseptor glukokortikoid dalam sel-sel tubuh.

Proses ini mengkativasi transkripsi gen dan menghasilkan efek antiinflamatory dan immunosuppressive

Indikasi : Infalamsi dan alergi, syok, diagnosis sidroma cushing, hiperplassiia adrenal, kongenital, edema serebral

Kontraindikasi : Kontraindikasi absolut: tidak ada

Kontraindikasi relatif: diabetes melitus, tukak peptik/duodenum, infeksi akut berat, hipertensi, atau gangguan system kardiovaskular lainnya Efek Samping : Penghentian obat secara tiba-tiba setelah

penggunaan yang lama dapat menyebabkan insufisiensi adrenal akut dengan gejala demam, myalgia, atralgia, dan malaise. Komplikasi yang timbul akibat penggunaan lama adalah gangguan cairan dan elektrolit, hiperglikemia, pasien tukak peptik mungkin dapat mengalami pendarahan, osteoporosis, miopati, dan psikosis

Interkasi Obat : Penggunaann dexametason bersamaan dengan rifampicin, phenobarbital, atau phenytoin dapat menyebabkan penurunan kadar dexametason

dalam plasma karena induksi aktivitas enzim CYP3A4.

Penggunaan dexametason dosis tinggi bersamaan loop diuretik seperti furosemide dan bumetanide dapat meningkatkan risiko hipoglikemia dan gangguan elektroilit lainnya karena efek mineralokortikoid yang ditimbulkannya.

Dosis dan aturan Pakai : Dosis umum ppada dewasa:

Oral: 0,5-10 mg/hari (dalam dosis terbagi). Injeksi:

0,5-24 mg/hari dalam dosis terbagi. Dosis disesuaikan dengan berta penyakit.

Dosis anak: antiinflamasi: Oral, IM, IV: 0,008-0,3 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi setiap 6-12 jam Stablitas : Suhu ideal untuk penyimpanan tablet atau injeksi

dexametason adalah antara 20-25oC

Kompatibilitas : Inhibitor CYP3A4 (seperti klaritromisin dan ketoconazole) dapat meningkatkan kadar dexametason, memerlukan penyesuaian dosis

3) Chlorpheniramin Maleat

Kriteria Keterangan

Nama Obat : Chlorpheniramin Maleat

Farmakologi : CTM merupakan antihistamin H1, bekerja secara antagonis kompetitif terhadap efek histamin pada reseptor H1. Konsentrasi puncak plasma terjadi setelah 2-3 jam pemberian oral

Indikasi : Antihistamin dan antialergi, klorfeniramin, turunan alkilamin, adalah antihistamin penenang yang secara kompetitif dan reversibel menghambat reseptor histamin H1 di saluran pencernaan dan saluran pernapasan serta pembuluh darah. Ini mencegah pelepasan histamiin, prostaglandin dan leukotriene dan juga mencegah migrasi mediator inflamasi.

Kontraindikasi : Glukoma sudut sempit, hipertrofi prostst simtomatik, serangan asma akut, ulkus peptikum stenosis, leher kandung kemih atau ostruksi pyloroduodenal. Bersamaan atau dalam 14 hari penggunaan MAOI.

Perhatian: pasien dengan penyakit karodivaskuler (misalnya penyakit janutng iskemik, hipertensi), peningkatan tekanan introkular, disfungsi tiroid, asma atau gangguan pernapasan kronis lainnya (misalnya bronchitis), epilepsi, hyperplasia prostat, obstruksi genitourinary. Gangguan hati atau ginjal. Anak-anak dan orang tua, kehamilan dan menyusui

Efek Samping : Gangguan mata: penglihatan kabur.

Gangguan gastrointestinal: mulut kering, mual, muntah, diare, nyeri epigastrium. Gangguan umum dan kondisi tempat pemberian: kelelahan, kelesuan. Gangguan metabolism dan nutrisi:

anoreksia, nafsu makan menigkat

Interkasi Obat : Peningkatan efek sedative dengan depresan SSP lainnya (misalnya barbiturate, hipnotik, analgesik opioid, obat penenang, antippsikotik.

Menghambat metabolism fenitoin yang dapat menyebabkan toksisitas fenitoin. Berpotensi fatal:

peningkatan efek antikolinergik dengan MAOI.

Dosis dan aturan Pakai : Sebagai tablet konvensional: 4 mg setiap 4-6 jam.

Maksimal: 24 mg setiap hari. Sebagai tablet lepas lambat (diperpanjang): 12 mg 12 jam. Maksimmal 24 mg setiap hari. Anak: 1-<2 tahun 1 mg bid: 2- 5 tahun 1 mg 4-6 jam. Maksimal: 6 mg setiap hari;6-12 tahun 2 mg 4-6 jam. Maksimal: 12 mg setiap hari; 12 tahun, sama seperti dosis dewasa.

Bentuk dan kekuatan sediaan

: Tablet; 4 mg

Kompatibilitas : Obat sistomatik lainnya untuk mengatasi gejala influenza, common cold, atau reaksi alergi

1) Ambroxol

Kriteria Keterangan

Nama Obat : Ambroxol 30mg

Farmakologi : Ambroxol merangsang sintesis dan pelepasan surfaktan oleh pneumosit tipe II.

Surfaktan bertindak sebagai faktor anti perlengketan yang mengurangi adhesi

mukus ke dinding bronkus, sehingga meningkatkan transportasi mukus dan memberikan perlindungan terhadap infeksi dan agen iritasi

Indikasi : Mukolitik

Kontraindikasi :

Hipersensitivitas

Efek Samping : Mual, muntah, rasa perut tidak nyaman, dan mulut kering

Interaksi Obat : Ambroxol dapat meningkatkan kadar antibiotik, seperti cefuroxime, doxycycline, amoxicillin, atau erythromycin, di paru-paru. Namun, interaksi ini tidak dianggap berbahaya.

Dosis dan aturan Pakai :  Dewasa dan anak usia ≥12 -tahun:

Sediaan sirup atau tablet, dosis anjuran 30 mg 2–3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 60 mg 2 kali sehari jika diperlukan. Dosis maksimal 120 mg per hari.

 Anak usia 6–11 tahun: Sediaan sirup atau tablet, dosis anjuran 15 mg 2–3 kali sehari.

 Anak usia 2–5 tahun: Sediaan sirup atau drops, dosisnya 7,5 mg 3 kali sehari.

 Anak usia <2 tahun: Sediaan sirop atau drops, dosisnya 7,5 mg 2 kali sehari.

4. Resep 4

a. Skrining Administratif

Bagian Resep Kelengkapan Ada Tidak Ada

Inscriptio

Nama dokter -

SIP dokter -

No Telp -

Alamat tempat praktek dokter

Tanggal penulisan resep √

Invocatio R/ √

Prescriptio

Nama obat, bentuk sediaan obat dan jumlah obat

Signatura Aturan pakai √

Patient Information

Umur pasien √

Nama pasien √

Bobot badan pasien -

Jenis kelamin √

Alamat Pasien √

Nomor Telpon Pasien -

Subcription Paraf atau Tanda Tangan Dokter

-

b. Skrining Farmasetik dan Pertimbangan Klinis 1) Amoxicillin

Kriteria Keterangan

Nama Obat : Amoxicillin

Farmakologi : Amoxicillin adalah turunan penisilin semi sintetik dan stabil dalamm suasana asam lambung.

Amoxicillin diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran pencernaan makanan tidak tergantung adanya makanan. Amoxicillin terutama diekskresikan dalam bentuk tidak berubah didalam urin. Amoxicillin aktif terhadap organisme gram positif dan negatif.

Indikasi : Untuk infeksi yang disebabkan oleh strai-strain bakteri yang peka. Infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran genitorinari, gonorrhea.

Kontraindikasi : Penderita hipersensitif aatau mempunyai Riwayat hippersensitif terhadap antibiotik betalaktam (penisilin, cephalosporin)

Efek Samping : Reaksi kepekaan yang serius dan fatal adalah anafilaksis terutama terjadi pada penderita yang hipersensitif terhadap penisilin. Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare. Rekasi hematologi (biasanya bersifat reversibel)

Interkasi Obat : Probenesid dapat mmeningkatkan dan memperpanjang level darah dari amoxicillin.

Penggunaan bersamaan dengan allopurinol dapat menyebabkan peningkatan terjadinya reaksi kulit Dosis dan aturan Pakai : Dewasa dan anak-anak dengan berat badan lebih

20 kg: 250-500 mg tiap 8 jam. Anak-anak dengan berat badan kurang 20 kkg: 20-40 mg/kgBB sehari dalam dosis bagi tiap 8 jam

Stabilitas : Mudah terurai pada suhu 30-35oC Bentuk dan kekuatan

sediaan

: Kaplet; 500 mg

2) Paracetamol

Kriteria Keterangan

Nama Obat : Paracetamol

Farmakologi : Paracetamol bekerja pada pusat pengatur suhu di hipotalamus untuk menurunkan suhu tubuh (antipiretik). Bekerja dengan cara menghambat sintesis prostaglandin sehingga dapat mengurangi nyeri ringan-sedang

Indikasi : Terapi jangka pendek untuk demam dan yeri ringan sampai sedang

Kontraindikasi : Penderita gangguan fungsi hati yang berat dan penderita hipersensitivitas terhadap paracetamol Efek Samping : Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat

menyebabkan kerusakan pada organ hati dan rekasi hipersensitifitas, rekasi alergi, dan ruam kulit.

Interkasi Obat : Kolesteramin dapat menurunkan absorpsi paracetamol. Metoclopramide dan domperidone dapat meningkatkan efek dari paracetamol dan dapat meningkatkan efek dari warfarin

Dosis dan aturan Pakai : Dosis orwal dewasa: 1 tablet 3-4 kali sehari. Dosis oral anak-anak 6-12 tahun: ½-1 tablet 3-4 kali sehari.

Stabilitas : Sediaan harus disimpan pada suhu 15-30oC Betuk dan kekuatan

sediaan

: Tablet, kaplet; 500 mg

3) Dexametason 0,5 mg

Kriteria Keterangan

Nama Obat : Dexametason

Farmakologi : Dexametason adalah glukokortikoid sintetik yang bekerja dengan cara mengikat dengan kuat pada reseptor glukokortikoid dalam sel-sel tubuh.

Proses ini mengkativasi transkripsi gen dan menghasilkan efek antiinflamatory dan immunosuppressive

Indikasi : Infalamsi dan alergi, syok, diagnosis sidroma cushing, hiperplassiia adrenal, kongenital, edema serebral

Kontraindikasi : Kontraindikasi absolut: tidak ada

Kontraindikasi relatif: diabetes melitus, tukak peptik/duodenum, infeksi akut berat, hipertensi, atau gangguan system kardiovaskular lainnya Efek Samping : Penghentian obat secara tiba-tiba setelah

penggunaan yang lama dapat menyebabkan insufisiensi adrenal akut dengan gejala demam, myalgia, atralgia, dan malaise. Komplikasi yang timbul akibat penggunaan lama adalah gangguan cairan dan elektrolit, hiperglikemia, pasien tukak

peptik mungkin dapat mengalami pendarahan, osteoporosis, miopati, dan psikosis

Interkasi Obat : Penggunaann dexametason bersamaan dengan rifampicin, phenobarbital, atau phenytoin dapat menyebabkan penurunan kadar dexametason dalam plasma karena induksi aktivitas enzim CYP3A4.

Penggunaan dexametason dosis tinggi bersamaan loop diuretik seperti furosemide dan bumetanide dapat meningkatkan risiko hipoglikemia dan gangguan elektroilit lainnya karena efek mineralokortikoid yang ditimbulkannya.

Dosis dan aturan Pakai : Dosis umum ppada dewasa:

Oral: 0,5-10 mg/hari (dalam dosis terbagi). Injeksi:

0,5-24 mg/hari dalam dosis terbagi. Dosis disesuaikan dengan berta penyakit.

Dosis anak: antiinflamasi: Oral, IM, IV: 0,008-0,3 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi setiap 6-12 jam Stablitas : Suhu ideal untuk penyimpanan tablet atau injeksi

dexametason adalah antara 20-25oC

Kompatibilitas : Inhibitor CYP3A4 (seperti klaritromisin dan ketoconazole) dapat meningkatkan kadar dexametason, memerlukan penyesuaian dosis

Lampiran 3. SOAP 1. Resep

Diagnosa: Arthritis

Subjective Objective Assesment (masalah terkait) Plan (rekomendasi) Keluhan

utama:

Nyeri otot/sendi

TD: 129/78 mmHg Nafas:

20/menit Detak

Nadi:78/menit Suhu: 36oC Terapi:

1. Allopurinol, 10 tab, 1x1 sesudah makan 2. Natrium

diklofenak, 10 tab, 2x1 sesudah makan 3. Vitamin B1,

10 tab, 3x1 sesudah makan

1. Hiperurisemia/arthritis (penggunaan

Allopurinol)

2. NSAID/Antiinflamasi (penggunaan Natrium diklofenak)

3. Vitamin

1. Allopurinol 100 mg 10 tablet, 1x1 sesudah makan untuk mengontrol kadar asam urat

 Pemantauan kadar asam urat secara berkala

 Hindari makanan tinggi

purin(misalnya jeroan dan daging merah)

2. Natrium

diklofenak 25 mg, 2x1 sesudah makan untuk mengatasi

peradangan atau nyeri inflamasi.

3. Vitamin B1, 3x1 sesudah makan untuk medukung kesehatan fungsi

otot dan sistem saraf.

 Hindari penggunaan dalam jangka Panjang karena memiliki efek samping pada lambung dan ginjal.

 Penggunaan setelah makan untuk

mengurangi risiko nyeri pada lambung

Edukasi gaya hidup:

1. Anjurkan pola makan yang sehat dan rendah lemak.

2. Monitoring kadar asam urat secara berkala

Drug Related Problem Tandai

cek list (√) DRP

kode v.9.1 Penanganan DRP

P1

Adakah masakah (potensial) dengan kurangnya efek dari farmakoterapi

Diagnosa penyakit pasien adalah arthritis yang artinya terapi yang dberikan sudah tepat yaitu pemberian Allopurinol dengan aturan pakai 1x sehari sesudah makan untuk mengatasi hiperurisemia, natrium diklofenac 2x sehari sesudah makan untuk mengatasi nyeri pasien dan untuk vitamin B1 3x sehari sesudah makan.

C2

Penyebab DRP terkait dengan pemilihan bentuk sediaan obat

Bentuk sediaan obat yang diberikan sudah sesuai dengan resep yang tertulis.

C3.1

Dosis obat terlalu rendah

Intruksi dosis tidak jelas, obat Allopurinol dan natrium diklofenac tidak tertera dosis yang akan diberikan, menurut dipiro 2023 Allopurinol

diberikan dengan dosis mulai dari 100-300 mg 1x sehari sedangkan natrium diklofenak 50-100mg 1- 2x sehari.

C3.5 Instruksi

pengaturan waktu, dosis yang salah atau tidak jelas

Allopurinol 100 mg 10 tablet, 1x1 sesudah makan untuk mengontrol kadar asam urat

Natrium diklofenak 25 mg, 2x1 sesudah makan untuk mengatasi peradangan atau nyeri inflamasi.

Vitamin B1, 3x1 sesudah makan

01.1

Masalah yang tidak diketahui

Allopurinol 100 mg 10 tablet, 1x1 sesudah makan untuk mengontrol kadar asam urat

 Pemantauan kadar asam urat secara berkala

 Hindari makanan tinggi purin(misalnya jeroan dan daging merah)

Natrium diklofenak 25 mg, 2x1 sesudah makan untuk mengatasi peradangan atau nyeri inflamasi.

Vitamin B1, 3x1 sesudah makan untuk medukung kesehatan fungsi otot dan sistem saraf.

 Hindari penggunaan dalam jangka Panjang karena memiliki efek samping pada lambung dan ginjal.

 Penggunaan setelah makan untuk mengurangi risiko nyeri pada lambung

Bila pasien memiliki riwayat nyeri lambung, maka pemberian obatnya perlu ditambahkan antasida, ranitidine, atau obat golongan PPI (omeprazole,lansoprazole) tujuannya untuk meminimalisir terjadinya efek samping dari natrium diklofenak yaitu nyeri lambung.

Edukasi gaya hidup:

1. Anjurkan pola makan yang sehat dan rendah lemak.

2. Monitoring kadar asam urat secara berkala

Dalam dokumen laporan pkpa samata leli (Halaman 54-94)

Dokumen terkait