• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Analisis Data

Dalam dokumen SKRIPSI - Repository IAIN Bengkulu (Halaman 65-74)

BAB III METODE PENELITIAN

F. Teknik Analisis Data

Pemeriksaan informasi adalah interaksi dengan sengaja mencari dan mengurutkan informasi yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara memilah-milah informasi ke dalam klasifikasi, menggambarkannya ke dalam unit-unit, menyusun, merangkai menjadi desain, memilih mana yang signifikan dan mana yang akan. . dipelajari, dan membuat kesimpulan dengan tujuan bahwa mereka dengan mudah dirasakan tanpa orang lain dan orang lain.

41Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Alfabeta, 2014), Hal. 164-171.

Pemeriksaan informasi subjektif bersifat induktif, lebih tepatnya penyelidikan yang bergantung pada informasi yang diperoleh, kemudian dibentuk menjadi suatu spekulasi. Mengingat spekulasi yang direncanakan bergantung pada informasi, maka informasi tersebut ditelaah berulang- ulang sehingga dapat ditutup apakah teori tersebut diakui atau ditolak tergantung pada informasi yang dikumpulkan. Setiap kali bergantung pada informasi yang dapat dikumpulkan berulang-ulang dengan metode triangulasi, kebetulan spekulasi itu diakui, pada saat itulah spekulasi itu membentuk hipotesis. Strategi investigasi informasi dapat diselesaikan dari efek samping dari persepsi, pertemuan dan dokumentasi yang diperoleh dari sekolah tempat analis mengarahkan pemeriksaan. Strategi yang diambil oleh analis adalah sebagai berikut:

1. Informasi Penurunan, adalah siklus penalaran halus yang membutuhkan pengetahuan dan ekspansif dan kedalaman pemahaman yang tinggi. Bagi para ilmuwan yang masih baru, dalam melengkapi penurunan informasi, mereka dapat meneliti dengan teman atau orang lain yang dipandang sebagai spesialis. Melalui percakapan, pemahaman ilmuwan akan tumbuh, sehingga dapat mengurangi informasi yang memiliki penemuan kritis dan harga perbaikan hipotesis.

2. Show of (Tampilan Informasi), yang menggambarkan sekumpulan data terorganisir yang memberikan peluang untuk membuat keputusan dan membuat langkah. dalam eksplorasi subjektif, tampilan informasi

harus dimungkinkan sebagai penggambaran singkat, grafik, hubungan antar klasifikasi, diagram alur dan sebagainya.

3. End Drawing/Check, langkah ketiga dalam penyelidikan informasi subjektif menurut Miles dan Huberman adalah membuat keputusan dan konfirmasi. Tujuan mendasar yang ditetapkan masih singkat, dan akan berubah jika tidak ada bukti kuat yang ditemukan untuk membantu fase pengumpulan informasi berikutnya. Namun, jika tujuan yang muncul pada fase awal didukung oleh bukti yang kuat dan kuat ketika ilmuwan kembali ke lapangan untuk mengumpulkan informasi, maka tujuan yang diajukan adalah tujuan yang valid.42

42 Sugiono, Metode Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2018), Hal 244-252

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Umum Penelitian

1. Sejarah singkat MIN 1 Mukomuko

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Mukomuko adalah lembaga pendidikan setingkat Sekolah Dasar (SD) di bawah binaan Dinas Agama Rezim Mukomuko, Kantor Wilayah Bengkulu. Madrasah Islam Negeri ini terletak di Jalan Pendidikan no. 1 Kota Sibak, Daerah Ipuh, Peraturan Mukomuko, Wilayah Bengkulu, pada ruang lingkup - 2.994805 dan BT 101.501472.

Madrasah ini sudah ada sebelum tahun 1961, yang diawali oleh seorang tokoh berpengetahuan sekitar saat itu bernama Muhammadin (alm) yang mendapat sambutan dan dukungan dari seluruh wilayah kota Sibak sekitar saat itu. Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Mukomuko berubah status dari MIS menjadi MIN pada tahun 1991. Perbaikan selanjutnya pada tahun 2011 MIN 1 Mukomuko mengalami keadaan dengan Akreditasi A.

Kawasan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Mukomuko mengalami relokasi dari tempatnya yang unik karena bencana banjir bandang yang melanda wilayah kota Sibak pada tahun 1986. Saat ini MIN 1 Mukomuko masih berada di atas lahan seluas kurang lebih 1 hektar yang awalnya merupakan hibah tanah dari daerah, namun sampai sekarang keadaan dengan daerah tersebut sudah ada.

53

Setelah melalui perjalanan panjang, maka kini MIN 1 Mukomuko hampir mencapai kesempurnaan. Saat ini MIN 1 Mukomuko dikemudikan oleh Ibu Masita Harahap S.Pd. Idealnya dengan pemerintahannya sekarang MIN 1 Mukomuko akan maju dan berubah menjadi Madrasah yang luar biasa dan megah state.

2. Visi dan Misi Min 1 Mukomuko Visi :

Terwujudnya siswa siswi MIN 1 Mukomuko yang islami, berakhlak mulia, cerdas dan kompetitif.

Misi :

a. Terwujudnya pengamalan ajaran islam dalam kehidupan sehari hari.

b. Mewujudkan siswa madrasah yang berakhlak mulia.

c. Meningkatkan mutu dan daya saing siswa madrasah.

d. Mewujudkan madrasah yang menjadi pilihan masyarakat.

e. Mewujudkan manajemen yang baik.

3. Tujuan berdirinya MIN 1 Mukomuko

a. Sebuah. Memberikan kemampuan dasar kepada mahasiswa tentang agama Islam untuk membina kehidupan yang tegas sehingga menjadi pribadi muslim yang menerima dan takut kepada Allah SWT.

b. Bertindak dalam aktivitas publik sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam.

c. Gunakan informasi dan kemampuan yang dimiliki untuk hidup secara lokal.

4. Struktur Organisasi MIN 1 Mukomuko

Asosiasi MIN 1 Mukomuko adalah jenis arahan untuk mengatur tugas pertunjukan yang berbeda dengan tujuan akhir untuk mencapai tujuan pembelajaran. Asosiasi yang dilakukan di MIN 1 Mukomuko adalah dengan melibatkan semua segmen di MIN 1 Mukomuko dengan memberikan penugasan dan tenaga ahli sesuai dengan kapasitas masing-masing. Desain hierarki MIN 1 Mukomuko adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Struktur Organisasi MIN 1 Mukomuko

No Nama Jabatan Pendidikan

Terakhir 1 Masita Harahap, S.Pd Kepala MIN 1

Mukomuko

S1 2 Elia Susanti, S.Pd Wakil kepala MIN 1

Mukomuko

S1 3 Edi Susanto, S.Sos.I Waka Kurikulum

MIN 1 Mukomuko

S1

4 Drs. Mizan Waka Kesiswaan MIN

1 Mukomuko

S1

5. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan MIN 1 Mukomuko

Pendidik merupakan komponen vital dalam meningkatkan sebuah pelatihan. Pengajar adalah alat untuk memindahkan informasi kepada siswa atau disinggung sebagai penyedia data. Tanpa tenaga pendidik, unit pembelajaran kita tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

Berikut data pendidik dan tenaga kependidikan MIN 1 Mukomuko.

Tabel 4.2

Data Dewan Guru MIN 1 Mukomuko

No Nama Guru Nip Jabatan

1 Masita Harahap, S.Pd 197104051998032001 Guru Pembina 2 Drs. Mizan 196605241997051001 Guru Pembina 3 H. Bahrun. T,M.Pd 196904122000031001 Guru Pembina 4 Irayanti, S.Pd 197212161996032001 Guru Pembina Elia Susanti, S.Pd 5 197603022000032002 Gr.Dewasa.Tk.I

6 Hermantoni,S.Pd 197408031999031002 Penata M.Harunsyah,S.Pd.I 7 196901052000031004 Penata 8 Maryani,S.Pd.I 197703092003122004 Penata Yenita Zuriani,S.Pd.I 9 198510102009012012 Gr.Pertama

10 Fidiawati,S.Pd.I 197810052005012006 Gr. Muda.Tk.I 11 Sismiati 197011182014112002 Pengatur Muda Edi Susanto, S.Sos.I 12 014078204 Guru Agama

13 Teti Asmani,S.Ag 010067405 Guru Agama 14 Nurman Fajri 013038205 Guru Umum 15 Pina Destari, S.Pd 005128809 Guru Kelas Rahmatul Aini, S.Pd 16 023079110 Guru Kelas

17 Emi Febrianti,S.Pd 002028810 Guru Kelas 18 Yulia Elmita,S.Pd.I 018048610 Guru Kelas Atosri,S.Pd 19 026069113 Guru.Penjaskes

Herliati,A.P 20 012078714 Tata Usaha

21 Nika Ardila,S.Pd 003129216 Guru Umum Jumiati,A.P 22 028098916 Cleaning Sevice

23 Dina Mariana,S.Kom 008119317 Perpustakaan 24 Jeli Puspita Sari, S.E 002079719 Tata Usaha 25 Dewi Nilam Sori, S.Pd 003018919 Guru Kelas Wirdahlena, S.Pd.I 26 001019319 Guru Agama Dealuvita, S.Pd 27 025069519 Guru Kelas

28 Yohana Gloury Eta 024088820 Guru Umum

Manuel, S.Pd

Sasnedi 29 021117520 Penj.Madrasah

6. Keadaan Siswa MIN 1 Mukomuko a. Jumlah Siswa

Mahasiswa merupakan komponen utama dalam pelaksanaan diklat di MIN1 Mukomuko. Siswa adalah objek tujuan instruktif. Oleh karena itu kehadiran siswa tentunya sangat penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Berikut jumlah siswa MIN 1 Mukomuko.

Tabel 4.3

Jumlah Siswa MIN 1 Mukomuko

No Kelas Jumlah

Kelas yang ada

Jumlah Rombel

Jumlah Total Siswa

L P JML

1 1.A 1 1 9 13 22

2 1.B 1 12 10 22

3 1.C 1 11 10 21

4 II.A 1 1 15 17 32

5 II.B 1 19 14 33

6 III.A 1 1 13 17 30

7 III.B 1 19 11 30

8 IV 1 1 9 21 30

9 V.A 1 1 16 14 30

10 V.B 1 13 13 26

11 V.C 1 12 13 25

12 VI.A 1 1 14 15 29

13 VI.B 1 11 18 29

Total 6 13 173 186 359

b. Kegiatan Siswa

Siswa MIN 1 Mukomuko menyelenggarakan pendidikan disetiap harinya, dari hari senin sampai hari jum’at. Pada hari senin siswa melaksanakan upacara bendera setiap pagi tetapi pada masa pandemi ini siswa tidak lagi melaksanakan upacara bendera mereka langsung masuk ke kelas untuk belajar pada pukul 08.00 sampai dengan 11.00.

Pada hari selesa sampai dengan hari kamis jam pelajaran di mulai seperti hari senin, hanya saja berbeda pada hari jum’at jam pelajaran di mulai pada pukul 08.00 sampai dengan jam 10.00.

Sebelum pandemi terjadi MIN 1 Mukomuko banyak melaksanakan ekstrakurikuler untuk petunjang aktivitas siswa pada setiap harinya. Ekstrakurikuler yang dilakukan siswa seperti mengaji, membaca, keagamaan (ceramah), kesenian dan pramuka.

7. Data sarana dan prasarana MIN 1 Mukomuko

MIN 1 Mukomuko mempunyai gedung serta fasilitas lainnya yang memadai bagi berlangsungnya faktor penunjang lancarnya suatu proses belajar mengajar dan kegiatan lainnya. Data sarana dan prasarana MIN 1 Mukomuko sebagai berikut.

Tabel 4.4

Sarana dan Prasarana MIN 1 Mukomuko

No Sarana/Prasarana Kondisi Sarana/Prasarana Jumlah Baik Rusak

Ringan

Rusak Berat

1 Kantor 1 - - 1

2 Perpus 1 - - 1

3 Mushola 1 - - 1

4 Ruang kelas 13 - - 13

5 Meja 180 - - 180

6 Kursi 359 - - 359

7 Papan tulis 13 - - 13

8 Sapu 30 - - 30

9 Pel 25 - - 25

10 Towe air 2 - - 2

11 Tong sampah 7 - - 7

12 Kantin 6 - - 6

13 Pengeras suara 4 - - 4

14 Wc siswa 3 - - 3

15 Wc guru 1 - - 1

B. Temuan Khusus Penelitian 1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini pendidik membangkitkan pendapatan siswa, memberikan sentimen yang baik tentang pertemuan pembelajaran di masa depan dan menempatkan mereka dalam situasi yang ideal untuk belajar.. Dalam tahap persiapan ini guru melakukan apersepsi, motivasi, penyampaian tujuan pembelajaran dan pembagian kelompok.

Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi yang penulis lakukan

dengan kepala sekolah, guru mata pelajaran fiqih dan siswa kelas IV MIN 1 Mukomuko berkenaan dengan bagaimana implementasi model pembelajaran SAVI pada mata pelajaran Fiqh terhadap kemampuan menghafal arti bacaan sholat kelas IV di MIN 1 Mukomuko.

“Sebenarnya setiap guru yang akan memulai sebuah pembelajaran akan mempersilahkan siswa untuk berdoa terlebih dahulu, mengecek kehadiran siswa, bernyanyi bersama-sama agar proses belajar menjadi semangat dan yang paling penting setiap guru akan memberikan motivasi kepada siswa sebelum memulai pelajaran karena motivasi itu sangat penting untuk kemajuan siswa. Selanjutnya itu sudah pasti guru akan menanyakan kembali materi yang sudah dijelaskan minggu kemaren agar siswa tidak mudah lupa. Dan selanjutnya guru akan menyempaikan tujuan materi pembelajaran yang akan di pelajari pada hari ini. Apabila di dalam sebuah pembelajaran membutuh kelompok belajar maka guru akan membagikannya di awal pembelajaran”43

Pernyataan yang hampir sama juga peneliti dapatkan melalui informan kedua yang merupakan guru mata pelajaran Fiqih di MIN 1 Mukomuko, yaitu sebagai berikut:

“Setiap saya akan memulai sebuah pembelajaran di kelas pasti saya tidak lupa memberikan motiva kepada siswa, apersepsi pada setiap pembelajaran dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan di pelajari. Kemungkinan setiap guru akan melakukan hal yang sama karena itu tidak bisa di tinggalkan dalam memulai sebuah pembelajaran”44

Hal senada juga diungkapkan oleh Graselea Cindi yang merupakan siswa kelas IV MIN 1 Mukomuko:

“Setiap pagi ketua kelas akan memimpin doa setiap akan memulai pembelajaran dan selanjutnya guru akan memberikan

43 Wawancara dengan ibu Masita Harahap S.Pd, selaku kepala sekolah MIN 1 Mukomuko, pada 08 Februari 2021

44Wawancara dengan Bapak Drs. Mizan S.Pd, selaku guru mata pelajaran Fiqih di MIN 1 Mukomuko, pada tanggal 08 Februari 2021

motivasi-motivasi yang berkaitan dengan materi yang akan di pelajari, terkadang kami juga dibagikan kelompok di awal pelajaran”45

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa memang setiap akan memulai sebuah pembelajaran setiap guru akan memberikan motivasi, apersepsi, dan menjelaskan tujuan pembelajaran karena itu sudah menjadi tradisi dan tidak bisa di tinggalkan dan membuat siswa juga bersemangat sebelum memulai pembelajaran.

2. Tahap Penyampaian

Pada tahap ini pendidik harus membantu siswa menemukan topik baru dengan memasukkan fakultas dan masuk akal untuk semua gaya belajar. Pada tahap penyampaian materi ini, pendidik dapat mengungkapkan materi yang akan dikonsentrasikan kepada siswa dengan penjelasan yang masuk akal. Jika penjelasan instruktur tidak jelas, siswa dapat mengajukan pertanyaan untuk melihat lebih baik..

“Dalam menjelaskan materi saya menggunakan model pembelajaran SAVI dimana di dalam model ini Siswa belajar pembelajaran berbasis tindakan berarti belajar bagaimana bergerak secara efektif dengan menggunakan kemampuan sebanyak yang diharapkan. Selanjutnya, libatkan seluruh tubuh dan jiwa dengan siklus belajar. Misalnya saya menjelaskan materi berkaitan dengan sholat entah bacaan, gerakan ataupun arti bacaan saya akan terlebih dahulu melihat cara siswa memahami dengan cepat. Ada siswa yang lebih banyak menyerap informasi melalui gerakan fisik, maka saya akan memperbanyak praktek lapangan apalagi materinya tentang gerakan sholat maka hal tersebut bisa saya gunakan. Bagi peserta didik yang lebih mudah menyerap informasi melalui pendengaran makan saya akan menggunkan audio dalam pembelajaran seperti musik dan radio. Dalam materi bacaan

45 Wawancara dengan Graselea Cindi, selaku siswa kelas IV MIN 1 Mukomuko, pada

tanggal 10 Februari 2021

sholat dan arti bacaan sholat itu sangat bisa digunakan.

Sedangkan bagi siswa yang dalam pembelajaran sangat mengandalkan penglihatannya maka saya memggunakan video atau power poin. Semua itu saya lakukan agar siswa mudah dalam memahami materi yang dipelajari.”46

Hal yang sana juga dikatakan oleh beberapa siswa kelas IV MIN 1 Mukomuko:

“Setiap belajar mata pelajaran Fiqih caea guru menjelaskan materi pembelajaran berbeda setiap pertemuannya sesuai dengan materi yang di ajarkan, sehingga di setiap pertemuannya siswa tidak bosa dalam belajar. Terkadang praktek sholat tidak hanya membahas materinya saja,memakai audio sehingga fokus pembelajaran hanya satu ataupun mengggunakan power poin di setiap materinya”47

“Saya sanagat senang belajar pembelajaran Fiqih karena cara guru mengajar tidak membuat saya bosan dan membuat kami bersemangat Wawancara dengan Bapak Drs. Mizan S.Pd, selaku guru mata pelajaran Fiqih di MIN 1 Mukomuko, pada tanggal 08 Februari 2021di dalam setiap pembelajaran”48

Dapat disimpulkan bahwa pada setiap materi yang akan di sampaikan guru selalu menggunakan hal yang berbeda sehingga membuat siswa nyaman di dalam pembelajaran dan siswa mudah dalam memahami materinya.

3. Tahap Pelatihan

Pada tahap ini pendidik harus membantu siswa dengan memasukkan dan mencerna informasi dan kemampuan baru secara berbeda. Secara khusus, apa yang dilakukan instruktur adalah memberi

46 Wawancara dengan Bapak Drs. Mizan S.Pd, selaku guru mata pelajaran Fiqih di MIN 1

Mukomuko, pada tanggal 08 Februari 2021

47 Wawancara dengan Muhammad Rojul Ihsan, selaku siswa kelas IV MIN 1 Mukomuko,

pada tanggal 10 Februari 2021

48 Wawancara dengan Humairah Gunn Jannah Azzahra, selaku siswa kelas IV MIN 1 Mukomuko, pada tanggal 10 Februari 2021

masukan, meniru kenyataan saat ini, main-main dalam belajar.

Berdasarkan pernyataan diatas peneliti mendapat data observasi dan wawancara sebagai berikut:

“Pada saat pembelajaran Fiqih berlangsung saya akan bertanya kepada siswa apakah mereka sudah paham dengan materi yang saya jelaskan, saya akan bertanya secara lisan apa bacaan ruku’

dan arti dari bacaan ruku’, apabila sebagian dari mereka bisa menjawab maka saya akan melanjutkan penjelasan dari materi apabila siswa belum bisa menjawab maka saya akan mengulang samapai mereka paham, mengapa seperti itu karena sholat itu sangatlah penting di dalam kehidupan maka pembelajaran harus di lakukan dengan tuntas. Kalau saya mengajar tentang gerakan sholat maka saya akan membagikan kelompok untuk praktek sholat dari mulai bacaan, gerakan, dan arti bacaan sholat akan saya nilai, semua itu saya gabung menjadi satu karena syarat dari kelulusan dari MIN 1 Mukomuko ini tuntas bacaan sholatnya. Terkadang kami juga belajar sambil bermain, bernyanyi dan hal-hal yang menyenangtkan lainnya”49

Hal ini juga dikatakan oleh kepala sekolah MIN 1 Mukomuko Masita Harahap S.Pd:

“Memang pada mata pelajaran Fiqih siswa di tuntut untuk tuntas karena syarat lulus dari MIN 1 Mukomuko. Guru mata pelajaran Fiqih akan melaksanakan praktek sholat untuk melihat kemampuan siswa. Kalau latihan mengerjakan soal- soal itu sudah pasti ada karena itu juga untuk mengasah kemampuan siswa dalam memahami materi”50

Hal senada juga diungkapkan oleh siswa kelas IV:

“Setiap selesai satu materi di mata pelajaran Fiqih kami akan di bagikan kelompok untuk membuat tugas ataupun praktek, misalnya saja materi kami hari ini tentang sholat pasti akan ada

49 Wawancara dengan Bapak Drs. Mizan S.Pd, selaku guru mata pelajaran Fiqih di MIN

1 Mukomuko, pada tanggal 08 Februari 2021

50 Wawancara dengan ibu Masita Harahap S.Pd, selaku kepala sekolah MIN 1 Mukomuko, pada 08 Februari 2021

di akhir semester pengambilan nilai parktek sholat karena itu sudah di laksankan dari dahulu”51

Dari pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa di tahap pelatihan ini guru memberikan soal-soal yang di isi oleh siswa untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa dalam belajar, melaksanakan praktek sholat di akhir semester karena itu sudah menjadi ketentuan sekolah dan menjadi nilai ketuntasan untuk lulus.

Hal tersebut sangat bagus karena sholat ilmu yang paling penting dan juga menjadi tiang agama, dan semoga bisa membuat siswa rajin melaksanakan sholat setiap lima waktu setiap harinya.

4. Tahap Penutup

Pada tahap ini harus membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka di tempat kerja sehingga hasil yang diperoleh akan tetap dan presentasi hasil akan terus meningkat. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi yang penulis lakukan dengan kepala sekolah, guru mata pelajaran Fiqih dan siswa kelas IV di MIN 1 Mukomuko:

“Pada saat selesai pembelajaran saya akan memberikan soal latihan yang akan di jadikan pekerjaan rumah untuk minggu depannya atau pertemuan selanjutnya agar setelah belajar di sekolah maka materi yang disampaikan tadi tidak mudah lupa karena akan dibacakan ulang di rumah. Saya rasa setiap guru akan memberikan tugas tambahan juga pada setiap selesai mengajar bukan saja pada mata pelajaran Fiqih”52

51 Wawancara dengan Nalla Rahmatul Aza, selaku siswa kelas IV MIN 1 Mukomuko, pada tanggal 10 Februari 2021

52 Wawancara dengan Bapak Drs. Mizan S.Pd, selaku guru mata pelajaran Fiqih di

MIN 1 Mukomuko, pada tanggal 08 Februari 2021

Hal yang sama juga diungkapkan oleh kepala sekolah:

“Setiap selesai pembelajaran siswa akan di berikan pekerjaan rumah agar mereka bisa mengulang kembali materi yang sudah diajarkan di sekolah tadi”53

Hal senada juga diungkapkan oleh siswa kelas IV MIN 1 Mukomuko:

“Setiap selesai pembelajaran pasti kami akan diberikan tugas tambahan untuk dikerjakan di rumah agar materi yang diajarkan di sekolah tadi tidak akan mudah lupa tapi terkadang ada juga guru yang tidak memberikan tugas tambahan karena tugas sudah diberikan di sekolah tadi”54

Kesimpulan yang dapat diambil dari pernyataan di atas bahwa setiap selesai pembelajaran setiap siswa akan diberikan tugas tambahan karena untuk menambah pemahaman materi yang diajarkan di sekolah.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Mengingat pengenalan hasil eksplorasi yang telah digambarkan di atas, percakapan dalam penyelidikan ini tergantung pada rencana masalah saat ini. Dengan demikian, percakapan dalam penyelidikan digambarkan sebagai berikut.

Belajar pada dasarnya adalah siklus kolaborasi dengan semua keadaan yang ada di sekitar siswa tunggal, pembelajaran dapat dilihat sebagai interaksi yang dikoordinasikan untuk pencapaian tujuan dan cara bertindak melalui berbagai pertemuan yang dilakukan oleh pendidik.

53 Wawancara dengan ibu Masita Harahap S.Pd, selaku kepala sekolah MIN 1 Mukomuko, pada 08 Februari 2021

54 Wawancara dengan Zaira Nazila, selaku siswa kelas IV MIN 1 Mukomuko, pada

tanggal 10 Februari 2021

Belajar merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi dan berperan penting dalam perkembangan dekat rumah dan perilaku individu.

Ukuran pendidikan dan pembelajaran merupakan bagian dari iklim sekolah yang terkoordinasi. Iklim ini dikelola dan dikelola sehingga latihan pembelajaran dikoordinasikan menuju tujuan instruktif.

Pengawasan yang dilakukan pada iklim ini juga menentukan sejauh mana iklim tersebut berubah menjadi iklim belajar yang baik, lebih tepatnya, iklim belajar yang menguji dan menjiwai siswa untuk belajar, memberikan kesan bahwa semuanya baik-baik saja dan memuaskan serta berhasil.

tujuan normal. Kualitas dan jumlah siswa belajar dalam ukuran pengajaran dan pembelajaran bergantung pada banyak variabel, mengingat siswa untuk kelas, materi pembelajaran, perlengkapan pembelajaran, kondisi umum dan suasana dalam ukuran pendidikan dan pembelajaran.

Eksekusi turun ke gerakan, aktivitas, dan aktivitas, atau kehadiran mekanis dari suatu kerangka kerja. Eksekusi bukan hanya sebuah gerakan, melainkan sebuah tindakan yang tersusun dan untuk mencapai tujuan dari tindakan tersebut. Eksekusi adalah perpanjangan dari latihan yang biasanya mengubah siklus kolaborasi antara tujuan dan kegiatan untuk mencapainya dan membutuhkan organisasi pelaksana.

Model SAVI dalam pembelajaran memunculkan ide pembelajaran yang disebut Action Based Learning (BBA), yaitu pembelajaran dengan bergerak secara efektif dengan menggunakan fakultas sebanyak yang diharapkan, dan membuat seluruh tubuh dan jiwa terlibat dalam interaksi

pembelajaran. Mempelajari model ini jauh lebih layak daripada yang bergantung pada prestasi, materi, dan media, karena perkembangan aktual meningkatkan siklus mental. Bagian pikiran yang akan diasosiasikan dengan perkembangan aktual adalah pengaturan mesin, di mana kapasitas bagian otak ini adalah untuk berpikir dan menangani masalah. Sepanjang garis ini, siklus belajar harus mengkonsolidasikan perkembangan aktual dan setiap pengertian saat ini.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Efektivitas model SAVI (Somatic, Auditory, Visualization, Intellectualy) dalam pembelajaran Fiqih dapat meningkatkan kemampuan siswa mengingat pentingnya membaca petisi. Gerakan mahasiswa dalam ukuran pembelajaran Fiqih dengan penggunaan model SAVI telah berkembang dengan sangat baik. Sekitar saat itu respon siswa dalam pembelajaran Fiqih dengan menggunakan Model SAVI mendapat respon yang positif. Siswa menyatakan bahwa pembelajaran terapan membuat siswa mengalami lingkungan belajar yang menarik sehingga siswa lebih bersemangat dalam belajar dan lebih memahami materi tanpa masalah.

B. Saran

Mengingat hasil pemeriksaan yang telah diperoleh, analis dapat memberikan ide-ide berikut:

1. Administrator diandalkan untuk membantu dan bekerja sama dengan pengajar Fiqih dengan model SAVI dalam mewujudkannya sehingga dapat tercipta dalam iklim sekolah.

2. Diwajibkan bagi pengajar untuk mencoba menerapkan model pembelajaran SAVI sebagai pilihan dalam interaksi pembelajaran, khususnya dalam memperluas latihan dan hasil belajar.

68

Dalam dokumen SKRIPSI - Repository IAIN Bengkulu (Halaman 65-74)

Dokumen terkait