• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PELAKSANAAN MAGANG TEKNOPRENEUR V

4) Setting segmental precast concrete I girder

Gambar 3.14 Crawler Crane

Pada saat stressing girder harus dapat bergerak dengan bebas sehingga pada titik pertemuan antar segmen diberi tumpuan yang dapat bergerak bebas berupa multiplek yang diberi grease terlebih dahulu. Dimana grease berfungsi sebagai pelumas yang memudahkan multiplek untuk dapat bergerak Ketika proses stressing berlangsung.

Gambar 3.15 Multiplek dan Grease

Gambar 3.16 Penyusunan Girder

5) Stressing Segemental Precast Concrete I Girder

Precast Concrete I yang telah disusun sesuai tempat yang direncanakan sesuai dengan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka selajutnya dilakukan pekerjaan stressing. Pada pekerjaan stressing ini dilakukan sesuai dengan perhitungan dan desain yang tertera pada proposal pekerjaan stressing. Metode pelaksanaan pekerjaan stressing PC-I girder adalah proses memberikan tegangan pada struktur PC-I girder dengan melakukan penarikan terhadap untaian kawat strand yang ada didalam tendon girder dan untuk menyatukan struktur PC-I girder yang masih berupa struktur segmental menjadi satu komponen PC-I girder yang utuh. Tujuan dari metode pelaksanaan pekerjaan stressing PC-I girder ini adalah untuk memberikan tegangan pada struktur PC-I girder supaya bisa memikul beban yang bekerja pada jembatan.

Penarikan strand

Instal Epoxy antar pertemuan segmen

Pemberian tegangan pada kabel tendon (stressing) dapat dilakukan dengan menggunakan dua sistem, yaitu pre-tensioning dan pos-tensioning. Sistem pre-tensioning adalah prinsip penegangan yang dilakukan sebelum tendon dicor atau sebelum beton mengeras diberi gaya prategang. Sedangkan pos-tensioning adalah prinsip penegangan yang dilakukan dengan kondisi beton terlebih dahulu dicor dan dibiarkan mengeras sebelum diberi gaya prategang. Pada proyek yang saya tinjau ini digunakan sistem stressing pos-tensioning. Dalam proses penarikan strand akan terjadi chamber pada balok girder. Hal ini disebabkan karena pada ujung strand diberi beban sehingga akan terjadi lendutan akibat dari adanya momen. Adapun proses pekerjaan Stressing dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.17 Proses Pekerjaan Stressing

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan stressing Precast Concrete I (PCI) Girder adalah sebagai berikut :

 Mutu beton umur 28 hari

Levelling masing – masing segmen girder instal Strand

Pemotongan Strand yang berlebih

Grouting

 Tekanan hydraulic dan elongasi yang terjadi

 Pergerakan segmen girder selama stressing berlangsung

Chamber dari girder

Gambar 3.18 Chamber Girder 1. Install Kabel Strand

Setelah Precast Concrete I Girder tersusun, selanjutnya adalah pemasangan kabel strand. Pada pekerjaan stressing PCI girder ini yang dipakai adalah strand ukuran 12,7 mm (KBjP- P7RB).

Kelas dan symbol PC Strand (KBjP-P7) adalah seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Kelas dan Simbol PC Strand

Kelas Simbol Relaksasi

A KBjP-P7NA

Relaksasi Normal

B KBjP-P7NB

A KBjP-P7RA

Relaksasi Rendah

B KBjP-P7RB

Keterangan :

KBjP-P7N : tujuh kawat baja tanpa lapisan dipilin untuk konstruksi beton pratekan relaksasi normal.

KBjP-P7R : tujuh kawat baja tanpa lapisan dipilin untuk konstruksi beton pratekan relaksasi rendah

Kelas A : kekuatan tarik batas minimum 1725 Mpa

Kelas B : kekuatan tarik batas minimum 1860 Mpa

Tabel 3.2 Dimensi dan Toleransi (SNI 1154: 2016)

Pada PCI Girder ini terdapat 5 lubang tendon yang nantinya akan diisi dengan strand. Adapun jumlah strand yang dipasang untuk tiap lubang tendonnya adalah sebagai berikut :

 Tendon 1 : 17 strand

 Tendon 2 : 19 strand

 Tendon 3 : 19 strand

 Tendon 4 : 19 strand

 Tendon 5 : 19 strand

Gambar 3.19 Jumlah Strand Tiap Tendon

1 2 3 4 5

Gambar 3.20 PC Strand

Gambar 3.21 Pemasangan Strand

2. Install Epoxy

Setelah strand terpasang semua selanjutnya adalah install epoxy pada setiap pertemuan segmen precast concrete I (PCI) Girder.

Adapun fungsi dari lapisan epoxy adalah untuk sebagai perekat untuk memastikan sambungan antar segmen balok kedap air sehingga material baja yang rentan terekspos seperti pin shear connector, tendon dan pc strand terlindungi dari karat, sebagai material pengisi celah yang ada pada permukaan segmen akibat ketidak sempurnaan saat proses produksi, dan perekatan epoxy yang mengeras secara structural akan menghasilkan penyatuan yang baik dan menambah durabilitas pada sistem sambungan segmen. Untuk material yang dipakai pada pekerjaan epoxy ini adalah perekat dengan merk sikadur 732.

Gambar 3.22 Material Epoxy Sikadur 732

3. Penarikan Kabel Strand

Setelah pertemuan antar segmen diberi sikadur 732, selanjutnya dilakukan penarikan kabel strand. Untuk tipe alat yang digunakan yaitu Pum Stressing dan Jack Stressing Qvm 3000KN. Adapun yang harus dilakukan sebelum melakukan penarikan kabel strand adalah sebagai berikut :

 Pemasangan Wedge Plate (Anchor Blok)

Anchor block merupakan piringan tempat masuk dan keluarnya kabel strand. Pada piringan ini terdapat beberapa lubang yang akan diisi kabel strand dan dikunci oleh wedge/baji. Posisi anchor block sendiri menempel pada casting girder. Anchor block dan wedge/baji nantinya akan menahan kabel strand Ketika dan setelah proses stressing. Wadge Plate (Anchor block) dipasang setelah instal strand selesai dan segera akan dilakukan stressing. Wedge plate (Anchor block) dikirim ke site dengan material pencegah karat, seperti dilumuri dengan sejenis minyak atau oli.

Persiapan pemasangan wadge plate adalah ; - Buka pelindung strand dibagian ujung

- Stressing length harus bersih dari serpihan beton yang akan menghalangi masuknya strand ke wedge plate

- Posisi strand tidak boleh saling bersilangan yang dapat mengakibatkan strand terjepit ketika stressing.

Gambar 3.23 Wedge Plate (Anchor Block)

Gambar 3.24 Pemasangan Wedge Plate (Anchor Block)

 Pemasangan Wedges/Baji

Wedges dipasang sesaat sebelum dilakukannya pelaksanaan pekerjaan stressing. Adapun prosedur yang dipakai untuk pemasangan wedges pada wedge plate adalah sebagai berikut : - Tekan wadge plate sampai menyentuh casting

- Tekan wedges dengan tangan kedalam lubang wedge plate - Kencangkan posisi wedges dengan memukul wedges dengan

menggunakan pipa besi.

- Setelah wedge plate dan wedges terpasang, periksa semua wedges apakah sudah terpasang dengan baik dan tidak ada yang kendur.

Gambar 3.25 Widges/Baji

Gambar 3.26 Pemasangan Widges

 Proses stressing

Struktur beton balok girder yang akan distressing harus mencapai minimum kuat tekan karakteristik yang diisyaratkan oleh konsultan perencana yaitu K-600.

Stressing dilakukan atas perintah penyedia jasa dan dengan persetujuan dari konsultan pengawas. Sebelum dilakukannya stressing sub-penyedia jasa pekerjaan prestressing harus mengajukan perhitungan elongasi dan juga jacking force untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas sebagai acuan untuk pelaksanaan. Selama proses stressing harus dihadiri oleh pemilik proyek atau perwakilan, penyedia jasa dan juga konsultan pengawas.

Stressing harus dilakukan oleh petugas yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang baik terhadap alat – alat yang digunakan. Adapun tahap – tahap pekerjaan stressing adalah sebagai berikut :

- Pasang Jack Force beserta Perlengkapannya

- Nyalakan jack force, hal ini menandakan dimulainya proses stressing.

- Proses pengukuran perpanjangan strand dimulai pada pressure 10,1 Mpa untuk tendon berisi 17 strand dan 11,3 Mpa untuk tendon berisi 19 strand.

- Tiap kelipatan 10,1 Mpa untuk tendon berisi 17 strand dan 11,3 Mpa untuk tendon berisi 19 strand ukur perpanjangan strand

- Untuk lubang tendon 4 dan 5 tidak dapat langsung dilakukan penarikan sampai 100%, namun dilakukan bertahap. Untuk lubang tendon 4 dilakukan penarikan 25% terlebih dahulu, kemudian lubang tendon 5 dilakukan penarikan sebesar 50%.

Selanjutnya Kembali lagi dilakukan penarikan pada lubang

tendon 4 sebesar 75%. Dialnjutkan lubang tendon 5 sampai 100% baru kemudian lubang tendon 4 sampai 100%.

- Sampai keadaan 100% untuk tiap tendonnya.

- Catat seluruh pengukuran perpanjangan strand pada form stressing.

- Lanjutkan urutan seperti diatas pada lubang tendon lainnya.

Tabel 3.3 Nilai Pressure Jumlah

strand 25% 50% 75% 100%

17 10,1 Mpa 20,3 Mpa 30,4 Mpa 40,6 Mpa 19 11,3 Mpa 22,6 Mpa 34,0 Mpa 45,3 Mpa 4. Pemotongan Strand

Selanjutnya seluruh kabel strand yang telah dilakukan penarikan akan dilakukan pemotongan kelebihan kabel strand. Setelah kabel strand terpotong semua selanjutnya dilakukan penutupan dengan menggunakan adukan semen untuk persiapan grouting. Penutupan tendon dengan adukan semen dinamakan dengan Pitching.

- Potong kabel strand 2-3 cm dari muka widges dengan menggunakan gerinda listrik

- Pada lubang angkur dipasang pipa paralon untuk grouting.

- Kemudian dilakukan pemsangan bekisting pada muka tendon - Lakukan penutupan pada ujung balok dengan adukan beton.

Gambar 3.27 Pemotongan Strand

Gambar 3.28 Pekerjaan Pitching

5. Pekerjaan Grouting

Grouting adalah proses pengisian rongga udara antara strand dengan duct dan rongga pada bagian dalam casting dengan bahan grout. Tujuannya adalah untuk menjaga bahaya korosi juga untuk mengikat strand dengan beton disekelilingnya menjadi satu kesatuan. Untuk bahan groutingnya adalah campuran semen, air dan juga bahan aditif. Bahan aditif yang dipakai pada proses ini adalah merk Sika Interplast. Untuk alat grouting menggunakan grout pum dengan tekanan injeksi 1 Mpa. Adapu tahapan-tahapan pekerjaan grouting sebagai berikut :

- Izin pelaksanaan grouting

- Perisapan material grouting diantaranya semen PC, air bersih dan bahan aditif. Untuk perbandingan campuran bahan yang digunakan untuk melaksanakan grouting yaitu 1 sak semen PC : 21 liter air bersih : 1 kemasan bahan aditif.

- Persiapan lubang – lubang inlet dan juga outlet serta membersihkan jika ada sumbatan pada lubang tersebut.

- Air dimasukkan kedalam mixer, disusul dengan semen PC dan sika interplast, kemudian diaduk sampai campuran menjadi homogen

- Ambil sempel bahan grout yang akan digunakan sebagai bahan uji.

- Grout Pump dihubungkan dengan lubang inlet dengan menggunakan selang grouting.

- Kemudian campuran yang telah homogen di pompa kedalam tendon melalui lubang inlet sampai keluar di lubang outlet.

Kemudian lubang inlet dan outlet ditutup agar bahan grout tidak ada yang keluar.

Gambar 3.29 Proses Grouting PCI Girder

6) Erection Girder

Erection adalah proses pemasangan balok girder ke atas tumpuannya.

Titik tumpu yang biasanya dipakai pada konstruksi jembatan adalah rubber bearing atau yang lebih dikenal dengan sebutan elastomeric bearing pad. Proses erection girder merupakan pekerjaan yang beresiko tinggi sehingga penentuan metode erection memerlukan pertimbangan yang sangat penting seperti kondisi lapangan. Hal ini secara langsung akan berkaitan dengan efisiensi biaya dan waktu yang digunakan. Ada beberapa metode erection girder yang umum

digunakan dan masing – masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada proyek pembangunan jalan tol trans Sumatera Ruas Pekanbaru – Padang Seksi Bangkinang – Pangkalan ini menggunakan metode erection girder crawler crane. Erection girder ini menggunakan dua buah crane kapasitas 150 ton. Metode ini merupakan metode yang paling konvensional namun efektif. Harganya relative murah dibandingkan dengan metode lainnya dan pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat. Sebelum dilakukannya pekerjaan erection harus dilakukan load test terlebih dahulu yakni dengan mengangkat girder sesuai titik angkat dengan ketinggian 20-30 cm selama 5-10. Tujuan dari load test adalah untuk mengetahui daya dukung crane. Berikut ini adalah tahap – tahap pelaksanaan erection dengan metode crawler crane:

- Pemasangan sling ke girder - Pelepasan bracing girder - Pengangkatan girder

- Penggesera/perputaran (swing) girder - Penurunan/perletakan girder ke bearing pad - Bracing girder

- Pelepasan sling

- Crane kembali keposisi awal untuk melakukan erection pada girder yang selanjutnya.

Erection girder dilakukan secara berulang seperti tahapan sebelumnya dimulai dari balok girder terluar hingga seterusnya. Setelah semua girder di erection untuk span pertama lanjutkan dengan metode yang sama pada span ke dua. Untuk span ketiga menggunakan metode yang berbeda dengan span sebelumnya karena crane akan melewati jalan provinsi sehingga dilakukan sistem buka tutup untuk kendaraan bermuatan dengan lama waktu penutupan per 1 erection balok girder atau sekitar 45 menit. Setelah 1 balok girder tererection, kemudian lalu

lintas dibuka selama 20 menit, begitu seterusnya hingga 10 balok girder tererection. Sedangkan, untuk kendaraan pribadi diperbolehkan untuk melewati jalan emergency yang berada dibelakang abutment 2.

Gambar 3.30 Load Test

Gambar 3.31 Erection Girder 7) Pemasangan Pengaku PCI Girder

Setelah PCI girder sudah berada didudukannya (bearing pad/mortar pad) selanjutnya diberikan pengaman (bracing) agar balok girder

kokoh dan juga stabil. Pemesangan bracing pada balok girder pada proses pekerjaan ini menggunakan besi D25. Pemberian bracing ini berfungsi sebagai penopang dan penstabil PCI girder setelah duduk pada bearing pad. Pemasangan bracing tidak hanya dilakukan pada pier head saja namun dilakukan juga pemasangan brecing antar gelagar. Hal ini dimaksudkan agar gelagar tidak terguling setelah instalasi dan sebelum diafragma terpasang.

Gambar 3.32 Bressing Girder

B. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 1. Area Wajib APD

Setiap orang yang akan memasuki area suatu proyek harus wajib dibekali dengan safety induction terlebih dahulu. Hal ini harus diberikan sebelum mereka memulai pekerjaan atau kunjungan agar mereka dapat memahami dan

melakukan aktivitas sesuai dengan standart keselamatan yang berlaku di lokasi proyek tersebut. Selain itu hal terpenting Ketika anda memasuki area proyek adalah harus mengenakan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan rambu – rambu yang menyatakan area wajib APD. Adapun alat pelindung diri (APD) antara lain sebagai berikut :

Safety Helmet

Safety Helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda – benda yang dapat mengenai dan membahayakan kepala secara langsung.

Gambar 3.33 Safety Helmet

Safety shoes

Safety shoes berfungsi sebagai pencegah kecelakaan fatal yang dapat membahayakan kaki dikarenakan benda tajam atau berat, benda panas ataupun cairan kimia yang berbahaya dan lain sebagainya

Gambar 3.34 Safety Shoes

 Sarung Tangan

Sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja ditempat atau situasi yang dapat membahayakan tangan.

Gambar 3.35 Sarung Tangan

 Kacamata

Berfungsi sebagai pelindung mata Ketika bekerja, seperti pada pekerjaan pengelasan.

Gambar 3.36 Kacamata

Body Harness

Body Harness adalah alat pelindung diri yang wajib digunakan untuk pekerja yang berada di ketinggian. Tujuannya adalah melindungi diri dari kemungkinan terjatuh ataupun terpeleset.

Gambar 3.37 Body Harness

 Rompi

Rompi digunakan untuk melindungi diri terutama bagian badan. Selain itu, garis yang ada pada rompi merupakan tanda agar pekerja terlihat di tempat yang kondisinya minim pencahayaan.

Gambar 3.38 Rompi Safety

2. Safety Talk

Salah satu program kerja SHE yang telah disusun sebelumnya adalah safety talk. Safety talk adalah salah satu bentuk komunikasi kepada para pekerja untuk mengenalkan dan mengingatkan segala jenis aturan yang ada dilingkungan kerja agar aktivitas pekerjaan berjalan sesuai dengan sistem Kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku.

Gambar 3.39 SHE Morning Talk

Sebelum pekerjaan dimulai harus dilakukan tool box meeting. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak yang akan terlibat dalam pekerjaan dapat menyatukan visi dan misi sehingga target pekerjaan dapat tercapai, mutu terjaga, dan zero accident.

3. Pemasangan Safety Barrier

Sebelum pelaksanaan pekerja dilakukan terlebih dahulu harus dilakukannya pemasangan safety barrier pada area pekerjaan. Pihak – pihak yang tidak terlibat dan tidak memiliki kepentingan dalam pekerjaan harus berada diluar safety barrier. Pemasangan safety barrier tersebut juga bertujuan untuk menginformasikan area aman dari suatu pekerjaan yang sedang berlangsung.

Gambar 3.40 Safety Barrier

4. Pengamanan Scaffolding

Scaffolding digunakan untuk akses jalan menuju keatas pier head. Karena berada diketinggian sehingga harus dilakukan pengecekan terhadap kelayakan dari scaffolding yang akan digunakan. Pengecekan dilakukan oleh bagian K3, setelah dinyatakan layak untuk digunakan oleh bagian K3, selanjutnya perlu dipasang juga kelengkapan lain seperti jaring – jaring pengaman.

Gambar 3.41 Pemasangan Safety Net Scaffolding

5. Rambu – Rambu

Rambu – rambu harus dipasang di setiap area yang berada di proyek. Hal ini dimaksudkan untuk sebagai informasi bagi setiap orang yang akan memasuki dan berada di dalam area proyek.

Gambar 3.42 Rambu – Rambu Proyek

Gambar 3.43 Rambu – Rambu Proyek

C. Kendala Yang Dihadapi

Adapun kendala/permasalahan yang dihadapi Ketika pelaksanaan magang ini adalah :

1. Faktor Cuaca

Faktor alam yang dapat menyebabkan terhambatnya pekerjaan adalah hujan. Dalam pelaksanaan cukup sering terjadi hujan. Akibat dari hujan pekerjaan seperti pekerjaan stressing menjadi terhambat. Dikarena dapat membahayakan pekerja ketika hujan berlangsung jika pekerjaan stressing dilakukan. Selanjutnya genangan akibat dari air hujan pada area pemadatan menyebabkan pekerjaan pemadatan tidak dapat dilakukan dikarena tanah diarea pemadatan menjadi lembek.

2. Faktor K3

Pada pekerjaan di ketinggian ada juga pekerja yang kurang memperhatikan keselamatan dan keamanan kerja. Hal ini dapat dilihat dari beberapa

pekerja yang tidak digunakan Ketika tidak ada pihak K3. Seperti penggunaan body harness, ketika di ingatkan oleh bagian K3 untuk menggunakan body harness mereka menggunakannya namun Ketika bagian K3 tidak ada maka mereka tidak menggunakannya.

3. Ketidak Sesuaian antara gambar dengan dilapangan

Terdapat ketidak sesuaian jarak dan lebar dari besi diafragma girder bagian tepi dengan gambar Teknik. Pada gambar Teknik seharusnya lebar dari besi diafragma adalah 60 cm sedangkan dilapangan lebar dari besi diafragmanya adalah 80 cm. hal ini dapat menghambat pekerjaan karena pelaksana dilapangan harus menanyakan Kembali ke bagian Teknik mengenai ketidak sesuaian antara gambar dengan dilapangan.

4. Strand

Terdapatnya Sebagian strand yang mengalami karat dan tidak dibersihkan oleh pekerja. Karat imi dikarenakan terkena genangan air hujan,

D. Cara Mengatai Kendala

Setiap kendala/masalah pasti memiliki jalan keluarnya/solusinya . Adapun cara yang dapat diambil untuk mengatasi kendala – kendala tersebut adalah sebagai berikut:

1. Faktor Cuaca

keadaan cuaca memang tidak dapat kita tentukan, namun kita dapat melihat prediksi cuaca tahunan yang dikeluarkan oleh BMKG, sehingga solusi terbaiknya adalah sebaiknya untuk pekerjaan yang dapat terkendala oleh hujan dilakukan sebelum musim penghujan berlangsung. Solusi berikutnya adalah melakukan penambahan jam lembur pekerja Ketika keadaan cuaca sedang baik. Sehingga pekerjaan tidak terlalu molor dari target pengerjaan.

2. Faktor K3

Untuk membantu pekerja sadar akan pentingnya K3 dalam pelaksanaan pekerjaan, perlu dilakukannya pelibatan pekerja secara aktif maksudnya adalah kita perlu membuang jauh – jauh pemikiran bahwa keselamatan lingkungan kerja bergantung pada departemen atau ahli yang menangani K3.

Budaya K3 akan lebih efektif apabila melibatkan setiap lapisan pekerja secara aktif dalam penerapan K3. Selanjutnya membangun komunikasi yang baik. Tersedianya komunikasi dua arah yang baik dapat menjadi bagian penting dalam terwujudnya kesadaran akan keselamatan kerja. Seperti melakukan diskusi rutin agar pekerja dapat memberikan pendapatnya.

3. Ketidak sesuaian antara gambar dengan dilapangan

Perlu ditingkatkannya komunikasi antara kontraktor dengan sub kontraktor sehigga hal seperti ini tidak dapat terjadi. Selalu dilakukannya pengecekan oleh bagian terkait ketika proses pembuatan girder sedang berlangsung agar barang yang datang ke lokasi proyek sesuai dengan rencana yang telah disiapkan yang dituangkan dalam shop drawing.

4. Strand

Adapun solusi untuk permasalahan strand yang berkarat ini adalah perlu dilakukannya pengawasan terhadap pekerjaan yang sedang berlangsung dan disediakannya tempat penyimpanan yang dapat terhindar dari air.

A. Kesimpulan

BAB IV KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan proyek pembangunan jembatan Silam Jalan Tol Pekanbaru-Padang seksi Bangkinang-Pangkalan terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil:

1. Tugas administrasi lapangan yaitu mengurus izin kerja, membuat laporan harian,mingguan dan bulanan, membackup dokumentasi, penghubung antara kantor dengan lapangan, hubungan eksternal dan mengarsipakn berita acara.

2. Pelaksanaan metode erection girder di jembatan silam menggunakan metode crawler crane. Tahapan pelaksanaan erection girder antara lain tahapan persiapan (persiapan jalan kerja, stockyard dan area stressing), mobilisasi PCI girder, setting PCI girder, stressing segmental PCI girder, grouting dan erection PCI girder.

3. Metode pelaksanaan pekerjaan stressing PC-I girder adalah proses memberikan tegangan pada struktur PC-I girder dengan melakukan penarikan terhadap untaian kawat strand yang ada didalam tendon girder dan untuk menyatukan struktur PC-I girder yang masih berupa struktur segmental menjadi satu komponen PC-I girder yang utuh.

4. Sebelum dimulainya pekerjaan erection, terlebih dahulu harus dilakukan load test, yakni mengangkat girder sesuai titik angkat setinggi 20-30 cm selama 5-10 menit.

B. Saran

1. Sebaiknya dalam melaksanakan magang serius dan konsentrasi agar ilmu yang diperoleh dapat dipahami dan mengerti.

2. Sebaiknya pengawasan pada saat pekerjaan berlangsung lebih ditingkatkan

DAFTAR PUSTAKA

Bandan Standardisasi Indonesia.(2016). SNI 1154:2016 Tujuh Kawat Baja Tanpa Lapisan dipilin untuk Konstruksi Beton Pratekan (PC Strand/KBjP-P7)

Haryanto,Y.(2019), Tinjauan Pekerjaan Erection Precast Concrete “I” (PC-I) Girder Proyek Pembangunan Jembatan Ogan Tol Kayu Agung Palembang Betung Pratama.ARD.(2019), Pelaksanaan Metode Erection Girder Menggunakan

Crawler Crane Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Pasuruan – Probolinggo Setyadi.RF.(2016), Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo Tahap II Ruas Bawen-Polosari Paket 3.1:Bawen-Polosari

Universitas Pasir Pengaraian.(2021), Panduan Magang Teknopreneur V

LAMPIRAN

55

Lampiran 1. Surat Permohonan Magang

Lampiran 2. Surat Pernyataan Selesai Magang

Lampiran 3. Struktur Organisasi

59

Lampiran 4. Absensi Magang

Lampiran 5. Logbook Magang

66

67

68

Lampiran 6. Dokumentasi Magang

78

79

80

Lampiran 7. Shop Drawing

85

Dokumen terkait