• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIG SEBAGAI MANAGER DATA

Dalam dokumen SISTEM INFORMASI GEOGRAFIK (Halaman 43-49)

efisien untuk meminimumkan waktu dan dana. Departemen komersial Amerika telah membuat observasi atau pengamatan tentang variabel- variabel data berikut ini:

#Variabel yang tidak relevan - tidak sama data yang tersedia perlu untuk pemahaman fenomena.

#Saling ketergantungan - sebagai pembeda dari variabel-variabel yang saling berhubungan, sebaiknya dipikirkan sebagai suatu komponen, dan hanya salah satu dari variabel- variabel tersebut dari komponen ini sebaiknya digunakan, kalau tidak akan terjadi korelasi yang tumpang tindih akibat dari redundancy data (data yang tak barguna).

#Variabel-variabel yang saling berhubungan - semua komponen- komponen lingkungan saling dihubungkan ke tingkatan- tingkatan, oleh karena itu harus dipastikan bahwa variabel- variabel memberikan informasi bebas yang cukup untuk mengukur hubungan dengan data lain. Variabel-variabel

“invarian” hendaknya tidak dianggap sebagai penyebab homogenitas hasil klasifikasi.

Pertimbangan utama berkaitan dengan pengambilan data yang berdasarkan satuan-satuan kecil / tunggal:

(A) Ketersediaan data yang Relevan

Pada saat awal pengembangan database SIG, perlu dibuat spesifikasi pengambilan data. Apabila hal tersebut sudah jelas, pengambilan data dapat dimulai. Pengambilan data meliputi penempatan bagian-bagian berikut:

- Peta-peta - Laporan-laporan - Foto-foto

- Citra satelit

- Ground control

- Data dari survey-survey khusus

Pengambilan data juga meliputi produksi data asli. Hal ini mungkin dalam bentuk data sumber titik seperti kontrol survey, data transek seperti untuk pengukuran kelebatan tanaman bakau atau data berbasis grid. Pengambilan data asli harus sesuai dengan petunjuk- petunjuk yang mempertimbangkan sifat-sifat analisis dan tes statistik yang diterapkan pada data.

(B) Skala besar dan luas pemetaan yang kecil

Penyediaan peta-peta dasar pada skala dasar yang tepat merupakan syarat pembuatan database digital. Perlu mempertimbangkan dua tingkat pemetaan dan analisis. Tingkat pertama merupakan skala terbesar dari pengambilan data atau tingkat yang paling akurat dari pengambilan data. Secara geografi, data ini perlu dimasukkan ke dalam sistem koordinat yang konsisten, yang berdasarkan datum yang dikenal, seperti grid peta Indonesia. Hal ini merupakan tingkat kedua yang memungkinkan semua data terintegrasi dengan standar akurasi yang konsisten.

Makin kecil luasan yang akan diatur sepertinya makin kurang luasan yang datanya ada dalam bentuk peta-peta dan data lapangan akan ada untuk seluruh luasan lahan. Skala terbesar pemetaan topografi yang tersedia umumnya 1 : 25000 karena keterbatasan grafik dari skala peta ini, detailnya tidak diperlihatkan dan yang dimunculkan sangat umum.

(C) Akurasi/ ketepatan data

Akurasi data yang tinggi sangat dibutuhkan dalam SIG dan datasetnya harus konsistensi agar dapat dipakai dalam analisis. Ingat “ Rubbish in is rubbish out “ yaitu masukannya sampah keluarannyapun akan juga sampah. Sering terjadi data dari sumber-sumber yang berbeda dengan bermacam-macam akurasi digabung menjadi suatu SIG. Analisis dan kesimpulannya akan didasarkan pada hubungan yang

Sebelum pengambilan data, kebutuhan akurasi harus ditentukan dan hanya data yang terkumpul pada tingkat akurasi atau lebih tinggi yang digunakan. Data sebaiknya jangan diolah pada skala yang lebih kecil dari pada peta-peta yang dihasilkan.

(D) Produksi peta-peta yang dapat dimengerti dan relevan.

Data dasar digital untuk SIG mungkin dihasilkan dari foto udara. Foto-foto udara memotret informasi yang obyektif sehingga memungkinkan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan membuatnya pada suatu skala yang lebih besar dari pada foto aslinya.

Misal foto udara skala 1 : 25000 yang tersedia untuk seluruh propinsi dapat digunakan untuk menghasilkan data digital pada akurasi peta 1 : 5000.

Data yang dapat diperoleh dari foto udara meliputi:

- Jalan - Gedung

- Garis-garis dhainose - Daerah perkotaan - Pagar-pagar - Empang

- Tumbuhan

3.4. Beberapa Hal tentang Penggunaan Data Sekunder Dalam penggunaan data sekunder, perlu diperhitungkan antara lain: biaya, dokumentasi, kualitas data, konversi data, penggabungan, keabsahan, akurasi. Hal ini dibahas berikut ini.

Biaya

Biasanya data sekunder lebih murah dari pada data primer (survey lapangan). Kebutuhan yang besar pada pengumpulan data merupakan subsidi tak langsung ke pengguna-pengguna, yang sering menghabiskan biaya kurang dari biaya yang sebenarnya.

Dokumentasi

Dokumentasi yang mendukung kualitas informasi (contoh peta-peta) biasanya tinggi untuk data yang dikumpulkan pemerintah.

Kualitas Data

Kesulitan utama adalah hitungan kurang - sensus dan survey sosial cenderung kehilangan kelompok-kelompok tertentu yang mengakibatkan hasilnya menyimpang.

Konversi Data

Langkah-langkah konversi memungkinkan data lebih berguna di dalam SIG. Contoh: format, tipe data kemungkinan tidak kompatibel.

Penggabungan (Aggregation)

Apakah data tersedia dengan tingkat penggabungan spasial dan temporal yang cocok ?. Contoh lokasi pom bensin akan membutuhkan data tingkat blok kota, untuk pertokoan (mall) regional resolusinya lebih rendah.

Keabsahan (Currency / up to date)

Data sosial berubah dengan cepat, dapat kedaluarsa dengan cepat karena kelahiran, kematian, pindah, perubahan ekonomi.

Ujungnya persaingan dalam penjualan data tergantung pada keabsahan data saat ini (current data). Yang sering terjadi kita harus mengestimasi pola saat ini atau mendatang berdasarkan data kuno (out of date).

Akurasi lokasi

Sensus menempatkan orang-orang dengan tempat tinggal, yang disebut sensus “Night Time/Malam Hari”. Data “Day Time/

Siang Hari” akan memperlihatkan lokasi-lokasi selama siang hari (tempat kerja, sekolahan, dll.) tetapi umumnya tidak tersedia dari sumber-sumber yang standar.

Catatan-catatan medis sering menunjukkan penempatan individu- individu oleh tempat perlakuan ( rumah sakit ) bukan tempat tinggal atau tempat kerja. Contoh: pikirkan implikasi untuk mendeteksi hal- hal penyebab kanker.

3.5 Tema-tema Data Contoh:

Data lokasi ( Survey pertahanan ) Perkotaan

Karakteristik sumber-sumber daya umum Tata guna lahan

Tipe-tipe hutan utama Kedekatan terhadap jalan tol Kedekatan terhadap air Sepadan air utama Data tanah

Satuan -satuan lahan tidur Daerah-daerah geomorfo tanah Data kepemilikan umum Topografi

Elevasi/kemiringan Slope

Aspek

Batasan daerah politik

Geologi

Geologi bedrock Hidrogeologi bedrock Kedalaman bedrock Deskripsi bentuk lahan Posisi landscape

Slope yang digeneralisasi Data dari model

Erosi air Erosi angin Sedimentasi

Produktivitas untuk lahan panen

Potensi produktivitas lahan panen

4.1 Pendahuluan

SIG adalah sistem komputer untuk penyimpanan, pembacaan, manipulasi dan analisa data geografi. Data geografi mempunyai dua bentuk dasar, yaitu grafik dan teks. Oleh karena itu SIG terdiri dari database teks, dan peralatan software/ pemrograman untuk mencapai penyimpanan, pembacaan, manipulasi, dan analisis data dalam dua database.

Operasi pada database grafik dijalankan oleh modul manajemen database grafik di dalam sistem. Operasi pada database teks dijalankan oleh modul manajemen database teks di dalam sistem. Agar SIG berfungsi secara benar, elemen-elemen yang terkait dalam dua database harus dihubungkan bersama. Sekali hubungan telah terbentuk, operasi- operasi tertentu pada satu database memungkinkan merusak integritas dari semua sistem. Oleh karena itu peran sistem “GIS tools” ( peralatan SIG ) menjalankan opersi-operasi tersebut dan memastikan bahwa apapun perubahan terhadap suatu elemen database menghasilkan dalam satu perubahan terhadap elemen-elemen yang dihubungkan dalam database kedua.

Peralatan SIG memberi instruksi modul grafik dan modul teks, dimana masing-masing membuat perubahan-perubahan yang sesuai terhadap database-databasenya untuk mencapai operasi utama dan

SISTEM MANAJEMEN DATABASE

Dalam dokumen SISTEM INFORMASI GEOGRAFIK (Halaman 43-49)

Dokumen terkait