• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simpanan Investasi Nasabah

Dalam dokumen SULSELBAR SYARIAH CABANG MAKASSAR (Halaman 62-89)

BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN

F. Simpanan Investasi Nasabah

Giro Syariah adalah sarana penyimpanan dana dalam bentuk mata uang rupiah dengan pengelolaan berdasarkan prinsip titipan (Wadiah yad Dhamanah) dimana dana Nasabah akan dikelola secara amanah dan dijamin penarikannya. Giro Syariah dirancang khusus untuk memberikan jaminan keamanan dan kemudahan serta ketersediaan dana setiap saat guna membantu kelancaran transaksi usaha Nasabah, dengan penarikan melalui Cek/Bilyet Giro.

b. Tabungan Tandamata Syariah (Prinsip Wadiah)

Tabungan tandamata yaitu Simpanan Nasabah (perorangan) di Bank Sulsel Syariah dalam bentuk Tabungan dalam bentuk mata uang rupiah dengan pengelolaan berdasarkan prinsip Titipan (Wadiah Yad Dhamanah) dimana dana Nasabah akan dikelola secara amanah dan dijamin penarikannya. Penyetoran dan penarikan dapat diambil setiap saat dengan fasilitas ATM Bersama dan On Line di seluruh Kantor Bank Sulsel.

c. Tabungan Simpeda Syariah (Prinsip Mudharabah)

Tabungan Simpeda Syariah yaitu Inventasi Nasabah (perorangan) di Bank Sulsel Syariah dalam bentuk mata uang rupiah dengan pengelolaan berdasarkan prinsip Mudharabah (Bagi Hasil) dimana dana Nasabah akan dikelola dengan Amanah dan Profesional dalam usaha Bank Sulsel Syariah, Insya Allah akan memperoleh bagi hasil dari Pendapatan Bank sesuai dengan Nisbah (porsi) Bagi Hasil yang disepakati di awal pembukaan rekening.

Penyetoran dan penarikan dapat diambil setiap saat dengan fasilitas ATM Bersama di seluruh Kantor Bank Sulsel.

d. Deposito Syariah (Prinsip Mudharabah)

Deposito Syariah yaitu Inventasi Nasabah di Bank Sulsel Syariah dalam bentuk mata uang rupiah dengan pengelolaan berdasarkan prinsip Bagi Hasil (Mudharabah) dengan jangka waktu 1, 3, 6, 12 dan 24 bulan, dimana dana Nasabah akan dikelola sesuai dengan Amanah dan Profesional dalam usaha Bank Sulsel Syariah. Pendapatan Bank Syariah atas pengelolaan dana tersebut akan dibagi sesuai dengan Nisbah (porsi) Bagi Hasil yang disepakati di awal pembukaan rekening. Penyetoran dan penarikan sesuai jangka waktu yang disepakati dan dapat diperpanjang atau diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over). Bagi hasil dapat dipindahbukukan secara otomatis ke rekening lain milik Nasabah di Bank Sulsel Syariah.

G. Struktur Organisasi PT. Bank Sulselbar Kantor Cabang Syariah Makassar.

Bila kita berbicara tentang struktur organisasi berarti kita melihat organisasi itu berdasarkan susunannya mulai dari pimpinan yang paling atas sampai kepada pimpinan yang paling bawah.

Gambar 4. 3. Struktur Organisasi PT. Bank Sulselbar Syariah

PEMIMPIN CABANG HARTANI DJURNI

PEMIMPIN SEKSI PEMASARAN &

TREASURY

SAMURIA FIRMANSYAH

SUTRISNO PETUGAS GADAI

AHYANI JUNIOR ANALIS

MUH. KAFRAWI JUNIOR ANALIS

IRFAN HIDAYAT ASS. ADMINISTRASI

A.KURNIATI FUNDING

ANDI REZA ARISANDY DATA ENTRY

ANDI YASKUR DATA ENTRY

PEMIMPIN SEKSI AKUNTANSI &

PELAPORAN

A.YUDIARTI

REZKI GEMALA R TELLER

AGUS FITRAWAN PETUGAS KLIRING DAN ATM

ERVIN ASOKAWATY P CUSTUMER SERVICE

SHELYA SAFITRI ADM. KEUANGAN

RASYIDI TASRIF KOOR. KANTOR KAS

AYU KARTINI TELLER KAS PEMIMPIN SEKSI UMUM &

PERSONALIA

ZUHRA ABD. RASYID

KUSUMAWARDANI DATA ENTRY

GITAWAHYUNI OG

SUPARDI OB

MUH. IKHSAN OB

ALI WARDANA OB

MUSTAMIR KIFLI DRIVER

RAHMAT DRIVER

SYHARIR DRIVER

ARFAN SECURITY

ZAIN BATOLA SECURITY

SUARDI SECURITY

HERMAWAN SECURITY

H. Nilai- nilai Prioritas Prima A. Profesional

a. Nilai

Kami selalu meningkatkan kemampuan untuk menjadi ahli dibidangnya agar dapat memahami arah dan tujuan kerja, bertanggung jawab terhadap hasil yang dicapai dan menghasilkan kinerja yang cepat tepat dan akurat.

b. Perilaku Utama

I. Memahami tugas dan tanggung jawab secara utuh dan kaitannya dengan sasaran yang lebih besar.

II. Bertindak cermat dengan melakukan check & re-check pada setiap kesempatan

III. Bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan

IV. Memberikan hasil kerja dengan kualitas terbaik pada setiap kesempatan

V. Menggunakan waktu kerja dengan efektif dan efisien

VI. Aktif mengembangkan diri dari waktu ke waktu sesuai bidang pekerjaan

B. Inovasi a. Nilai

Kami mengembangkan ide baru untuk menghasilkan sistem, teknologi, produk dan layanan unggulan dan dapat memberikan nilai tambah kepada stakeholder dan siap untuk mengantisipasi perubahan.

b. Perilaku Utama

I. Berpikir di luar kerangka kelaziman untuk menemukan solusi terbaik

II. Mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang untuk menghasilkan pengembangan sistem, teknologi, produk dan layanan Unggulan.

III. Mengikuti perkembangan jaman dan kemajuan teknologi IV. Terbuka terhadap ide-ide baru yang membangun

V. Proaktif dalam mengantisipasi perubahan

VI. Belajar dari keberhasilan dan kegagalan untuk kemajuan perusahaan

C. Kerjasama a. Nilai

Kami meningkatkan sinergi antar individu, unit kerja dan institusi dengan membagi fungsi dan peran yang sesuai serta tetap memperhatikan hubungan baik antar individu dengan prinsip kesetaraan untuk mencapai sasaran perusahaan.

b. Perilaku Utama

1. Melakukan koordinasi anggota tim sesuai fungsi, peran dan tanggung jawab masing-masing untuk menyelesaikan pekerjaan

2. Berkomunikasi dengan efektif terhadap anggota tim maupun unitunit kerja terkait

3. Selalu siap membantu satu sama lain untuk mencapai kepentingan bersama

4. Saling menghargai perbedaan pendapat yang ada sebagai peluang untuk mendapatkan hasil terbaik sesuai dengan tujuan

5. Menerima dan memberikan kritik dengan baik

6. Saling menghormati dan mengapresiasi D. Integritas

a. Nilai

Kami berpegang teguh pada etika bisnis perusahaan, jujur, satunya kata dengan perbuatan dan mengutamakan kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi.

b. Perilaku Utama

1. Jujur

2. Satunya kata dengan perbuatan

3. Berani menindak atau melaporkan segala bentuk penyimpangan

4. Menjaga rahasia perusahaan

5. Mengemukakan data dan informasi secara akurat dan benar

6. Mengutamakan kepentingan perusahaan diatas kepentingan pribadi dan unit kerja.

E. Layanan Prima a. Nilai

Kami meningkatkan sinergi antar individu, unit kerja dan institusi dengan membagi fungsi dan peran yang sesuai serta tetap memperhatikan hubungan baik antar individu dengan prinsip kesetaraan untuk mencapai sasaran perusahaan.

b. Perilaku Utama

1. Memberikan layanan dengan sepenuh hati

2. Menjiwai pekerjaan dengan berperilaku 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun) setiap saat

3. Memberikan nilai tambah kepada nasabah

4. Memberikan solusi layanan yang cepat dan akurat

5. Menjalankan standard layanan dengan konsisten

6. Memahami kebutuhan dan keinginan nasabah

BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Penyajian Data

1. Pengakuan Pendapatan Pada Sistem Akuntansi Syariah

Bangkitnya sistem akuntansi syariah di Indonesia dilatar belakangi banyaknya transaksi dengan dasar syariah, baik yang dilakukan lembaga bisnis syariah maupun non syariah. Hingga kini para anggota KAS (Komite Akuntansi Syariah) masih sering melakukan pembahasan masalah bagaimana mengaudit dengan sistem syariah, mengingat sistemnya belum dibangun secara permanen, dengan cakupan standar umumnya mencakup atas ruang lingkup penerapan, karekteristik transaksi, pengukuran dan penyajian transaksi secara syariah.

Masalah sistem accrual basis yang konvensional dan cash basis yang syariah menjadi perdebatan seru pihak KAS. Sistem akuntansi konvensional berbasis pada pembukuan mengakui adanya utang atau pemasukan yang sifatnya belum riil, accrual basis, ini lawan dari cash basis. Accrual basis tersebut sudah terbukti banyak kegagalan, terutama dalam mendorong para akuntan untuk lebih jujur dan adil, sehinggga dianggap melanggar syariah.

Sistem Akrual basis dianggap melanggar syariah islam karena mengakui adanya pendapatan yang terjadi di masa yang akan datang, karena syariah islam melarang untuk mengakui suatu pendapatan yang sifatnya belum pasti. Masa yang akan datang adalah kekuasaan dan wewenang allah sepenuhnya untuk mengetahuinya (Ada dalam qs al- baqarah:255), yang berbunyi :





















252. Itu adalah ayat-ayat dari Allah, kami bacakan kepadamu dengan hak (benar) dan Sesungguhnya kamu benar-benar salah seorang di antara nabi- nabi yang diutus.

Penerapan metode accrual basis dalam pengakuan pendapatan akan menyebabkan bank, asuransi atau usaha yang berbasiskan pada syari‟ah melanggar syariat islam. Bahkan, dapat disimpulkan penerapan metode accrual basis merupakan loop hole bagi terjadinya korupsi. Sistem tersebut tidak cocok dalam syariah, karena memberikan banyak pintu untuk memungkinkan terjadi penyimpangan loop hole yang mengarah terjadinya korupsi. Pada tahap awal dimulailah dalam bentuk pempublikasian neraca dan laba rugi akhir tahun yang bersifat window dressing. Kita mengetahui betapa banyaknya bank-bank yang menggelembungkan angka total pendapatan akhir tahun dengan maksud untuk menggelembungkan angka tingkat laba melalui perlipatgandaan

angka pendapatan, laba, dengan mengkredit pendapatan dengan mendebit pendapatan yang akan diterima (Interest Earned Not Collected/IENC).

Cara ini dilakukan dalam upaya meyakinkan masyarakat bahwa bank bersangkutan menguntungkan untuk menarik dana masyarakat lebih banyak Bahkan, metoda accrual basis juga dapat disalah terapkan untuk menyulap bank yang tadinya merugi menjadi bank yang untung.

Selanjutnya dapat mengarah pada korupsi pemalsuan angka dan neraca, serta laba rugi yang semakin melebar dan tidak masuk akal, hingga terjadi kebangkrutan. Kejadian menyimpang ini biasanya baru diketahui secara mendadak sementara public telah distraksi oleh laporan finansial yang semu tersebut.

Kenyataan saat ini, bank-bank syariah atau usaha yang berbasis syariah wajib memasukkan pendapatan yang akan ditagih menjadi pendapatan riil di dalam laporan pendapatan rugi labanya, sesuai dengan aturan yang ditetapkan pada Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia/ PAPSI tahun 2003.

2. Perbedaan Pencatatan Metode Cash Basis dan Accrual Basis

Perintah melakukan pencatatan untuk setiap transaksi (khususnya utang piutang) dinyatakan dalam QS. Al Baqarah 2:282 yang berbunyi:

         

“ Hai orang-orang yang beriman apabila kamu melakukan transaksi secara utang untuk masa yang akan datang maka catatkanlah (bukukanlah)

… “.

Sepintas ayat ini memberikan panduan mencatat suatu transaksi secara accrual basis, terlebih lafaz “ faaaktubuuh “ diartikan dengan :

“bukukanlah”. Dalam bahasa akuntansi “membukukan” adalah “mengakui sebagai pendapatan.” Metode accrual basis ini pun diperkuat dengan riwayat masa Utsman ibn Affan, di mana piutang (yang belum diterima kreditur) dapat diperhitungkan sebagai objek zakat. Sebagian fuqaha`

menyetujui cara Ustman ini sebagai langkah ihtiyaath (berhati-hati) dan tazkiyyah (penyucian harta). Prinsip accrual ini semakin mendapat argumen, ketika kita mengamati bahwa pihak yang diperintah (mukhatab) oleh QS 2 :282 ini adalah pihak kreditur dan debitur. Dari perspektif akuntansi hal ini dapat berarti, pendapatan dan biaya dapat diakui secara accrual.

Tetapi apabila kita menggunakan metode taqyid al ayat (keterkaitan antar ayat Al Qur‟an), antara QS 2 : 282 dengan QS. Luqman 31: 50, kita melihat indikasi accrual basis (khususnya untuk pendapatan) tidak diperkenankan. “ Dan tidaklah seorangpun tahu apa yang akan diusahakannya besok”. Untuk memperkuat ini sebagian ulama menyatakan bahwa perintah pada QS 2 : 280 hanya sebatas “mencatat” transaksi bukan

“mengakui” perolehannya. Pengakuan atas perolehan baru dilakukan pada saat diterimanya dana (cash). Ketegasan larangan meng-accru pos

pendapatan, sepertinya tidak berlaku pada sisi biaya sebagaimana kita ikuti riwayat masa Ustman tadi. Namun tidak berarti metode ini lebih baik daripada metode cash basis, terlebih bila unsur transparansi, keadilan dan kejujuran lebih dirasakan. Patut kita ingat, argumentasi syariah yang memperbolehkan pencatatan dengan accrual berlaku untuk para pihak yang terlibat langsung dalam transaksi individu, di mana risk & returnnya ditanggung secara individual langsung.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

a. Metode Pengakuan Pendapatan pada PT. Bank Sulselbar Syariah Kantor Cabang Makasssar.

Mengamati norma-norma akuntansi syariah, serta karakter bank syariah yang beroperasi atas prinsip bagi hasil (pada sisi funding), serta produk jual beli, sewa dan administrasi yang menggunakan prinsip selain bagi hasil (pada sisi lending), maka dari pihak PT. Bank Sulselbar Syariah kerangka dasar penyajian laporan bank syariah akan berbeda dengan bank konvensional.

Penghitungan pendapatan untuk tujuan bagi hasil sangat tepat dengan menggunakan dasar kas (cash basis). Tidak hanya untuk pendapatan bagi hasil tetapi juga pendapatan jual beli dan sewa.

Sedangkan untuk kewajiban dapat saja digunakan dasar accrual namun dengan melihat periode kewajiban itu.

Namun, pada PT. Bank Sulselbar Syariah masih menggunakan sistem pencatatan Cash Basis. Cash Basis itu adalah suatu sistem dimana pendapatan belum dapat diakui sebelum pendapatan tersebut belum diterima. Pendapatan yang diterima setiap bulannya dari pihak Bank Sulselbar Syariah ini lah yang akan di bagikan kepada pihak nasabah, sehingga bagi hasil setiap bulannya untuk nasabah tidak lah menentu atau berubah-ubah seiring berubahnya jumlah pendapatan yang diperoleh dari pihak Bank Sulselbar Syariah setiap bulannya.

Untuk PT. Bank Sulselbar Syariah hanya dapat di peroleh jurnal transaksi yaitu transaksi Murubahah dan transaksi Mudarabah, di karenakan hanya itu yang di gunakan pada PT. Bank Sulselbar Syariah.

Pada perjanjian murabahah, pihak penjual membiayai pembelian barang yang dibutuhkan oleh pembeli. Sebagai contoh, transaksi murabahah yang dilakukan di Bank Syariah, Bank akan membelikan barang yang dibutuhkan nasabah dari pemasok (supplier) dan kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang ditambah keuntungan atau mark-up.

Adapun transaksi yang terjadi pada Bank Sulselbar Syariah dalam transaksi Murabahah adalah sebagai berikut:

Terjadi transaksi pada tanggal 15 Januari 2014 - 02 Mei 2014 atas nama Nasabah KPRI UNM yang beralamat Jl. Raya Pedidikan Blok B4 Blok Makassar Kodya Makassar kode pos 9022. Melakukan transaksi Piutang Murabahah yang mempunyai saldo awal 1.945.608.118.00. dengan nilai Plafond sebesar 3.335.328.201.

Jurnal yang muncul yaitu :

a. Pada saat perolehan barang Murabahah

(dr) persediaan/aktiva Murabahah 3.335.328.201

(cr) kas 3.335.328.201

b. Pada saat pembayaran dilakukan secara tunai

(dr) Kas 5.280.936.319

(cr) Pendapatan margin Murabahah 1.945.608.118 (cr) Persediaan/ Aktiva Murabahah 3.335.328.201 c. Pada saat pembayaran dilakukan secara angsuran

(dr) Piutang Murabahah 1.389.720.083

(dr) Margin Murabahah Tangguhan 34.743.002

(cr) Persediaan/Aktiva Murabahah 1.424.463.085

d. Pada saat penerimaan angsuran dari pembeli

(dr) Kas 3.300.585.199

(dr) Margin Murabahah Tangguhan 34.743.002

(cr) Piutang Murabahah 3.335.328.201

(cr) Pendapatan Margin Murabahah 3.335.328.201 Gambaran transaksinya dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 5.1 Transaksi Murabahah bulan Januari-Mei 2014 pada PT. Bank Sulselbar Syariah

Valuta : IDR Plafond : 3,335,328,201

Nama : KPRI UNM Saldo Awal : 1,945,608,118

Alamat : jl. Raya Pendidikan Blok B4 Blok Makassar Kodya Makassar kode pos 9022

Saldo Akhir : 1,771,893,107

Tanggal No.

Transaksi

No.

Dokumen

Transaksi Saldo Akhir

Transaksi Valuta D K

15/01/2014 15/01/2014 50116 DD273 34,743,002 1,910,865,116 D 14/02/2014 14/02/2014 50073 DD273 34,743,002 1,876,122,114 D 17/03/2014 17/03/2014 50152 DD273 34,743,002 1,841,379,111 D 11/04/2014 11/04/2014 50183 DD273 34,743,002 1,806,636,109 D 02/05/2014 02/05/2014 50195 DD273 34,743,002 1,771,893,107 D

Sumber : PT. Bank Suselbar Syariah Kantor Cabang Makassar

Serta yang kedua yang di gunakan pada PT. Bank Sulselbar Syariah adalah transaksi Mudarabah. Secara tekhnik akad mudarabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimaan pihak pertama (shahibul mal) menyediakan seluruh modal, dan pihak lainnya (mudharib) sebagai pengelola. Mekanisme transaksi Mudarabah yang dilakukan oleh Bank Syariah bila di asumsikan sebagai shahibl mal dan nasabah sebagai Mudharib.

Adapun transaksi Mudharabah yang terjadi pada PT. Bank Sulselbar Syariah adalah sebagai berikut :

Terjadi transaksi pada bulan Februari 2014 PT. BPRS NIAGA MADANI selaku nasabah dari Bank Sulselbar Syariah melakukan transaksi Mudarabah dimana pihak Bank selaku shahibul mal dengan pembiayaan yang diberikan sebesar Rp. 10.000.000.000,00 kepada PT. BPRS NIAGA MADANI selaku Nasabah dimana untuk menjalankan usaha operasi perusahaannya. Dari hasil usaha nantinya dibagi sesuai kesepakatan akad dengan waktu yang telah di sepakati. Pendapatannya sebesar 174,819,382,00 dan pokok yang di bayar adalah sebesar 145,629,667,00 dan. Nisbah untuk pihak BPRS NIAGA MADANI sebesar 66,00% atau senilai 19.265.212, sedangkan untuk pihak Bank Sulselbar Syariah sebesar 34,00% atau senilai 9.924.503.

Jurnal yang muncul yaitu

a. Jumlah yang dibuat oleh Bank Sulselbar Syariah pada saat menerima bagi hasil tersebut adalah sebagai berikut :

(dr) Kas/ Rekening PT. BPRS NIAGA MANDIRI 9.924.503 (cr) Pendapatan Bagi Hasil Mudharabah 9.924.503 b. Pada saat bank membayar uang tunai kepada mudharib

(dr) Pembiayaan Mudarabah 10,000,000,000,00

(cr) Kas 10,000,000,000,00

c. Pada saat pelunasan pembiyaan mudharabah sebelum atau saat akad jatuh tempo

(dr) Kas 18.666.500.400

(Cr) Pembiayaan Mudharabah 10.000.000.000 (cr) Pendapatan Bagi Hasil mudharabah 8.666.500.400

Dari kedua kegiatan transaksi di atas yang di gunakan pada PT.

Bank Sulselbar Syariah yaitu transaksi Murabahah dan transaksi Mudarabah, dapat mempengaruhi tingkat pendapatan pada Laporan Laba/Rugi pada sisi margin Murabahah dan Bagi hasil Mudarabah sehingga dapat di diperoleh jumlah pendapatan Operasional nya.

b. Gambaran Laporan Keuangan PT. Bank Sulselbar Syariah

Penyajian laporan akuntansi bank syariah telah diatur dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI). Oleh karena itu laporan keuangan harus mampu memfasilitasi semua pihak yang terikat dengan bank syariah.

Laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut:

1. Neraca

2. Laporan laba rugi 3. Laporan Arus Kas

4. Laporan Perubahan Ekuitas

5. Laporan Perubahan Dana Infestasi Terikat

6. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat Infaq dan Shadaqah 7. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul Hasan, dan 8. Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan keuangan Bank Sulselbar Syariah harus disusun berdasarkan kerangka dasar penyususunan dan penyajiannya. Sebab laporan keuangan bank syariah tentunya memiliki perbedaan, meskipun ada beberapa aspek yang mungkin sama dengan bentuk laporan keuangan pada umumnya.

Seperti halnya dengan perusahaan lainnya, Bank Sulselbar Syariah secara umum dalam melakukan penyusunan laporan keuangan melalui beberapa tahapan antara lain:

1. Bukti transaksi 2. Jurnal

3. Buku Besar 4. Neraca Saldo 5. Jurnal Penyesuain 6. Laporan Keuangan

Namun data laporan keuangan yang dapat diperoleh dari Bank Sulselbar Syariah hanya berupa laporan keuangan Neraca dan laporan Laba Rugi dimana periode akuntansinya periode 31 Desember 2013.

Dapat dilihat dalam tabel Neraca periode 31 Desember 2013 sebagai berikut :

Tabel 5.2. Neraca PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar Neraca

PT. Bank Sulsel Cabang Syariah Makassar Periode 31 Desember 2013

(Dalam Jutaan Rupiah)

Aktiva Passiva

Kas 1,210 Penempatan pada Bank Indonesia 18,606

a. Giro Bank Indonesia 18,606 Pendapatan pada Bank lain 193,050 a. Rupiah 195,000 PPA-Penempatan pada Bank lain (1,950) Piutang murabahah 169,951 a. Rupiah 172,243 PPA-Piutang Murabahah (2,292) b. Valuta asing - Piutang Qardh Gadai/Rahn 4,602

a. Rupiah 4,648 PPA –Piutang Gadai (46) Pembiayaan Mudharabah

dan Musyarakah 7,838 a. Pihak terkait dengan Bank - b. Pihak lain 7,917 PPA-Pembiayaan Mudharabah

dan Musyarakah (79) Biaya Di bayar dimuka 292 Aktiva tetap 1,082 Akum. Penyusutan aktiva tetap (669) Aktiva lain-lain 161,774

Dana simpanan Wadiah 8,187 a. Rupiah 8,187 Kewajiban segera lainnya 5,420 Kewajiban kepada bank lain - Surat berharga

yang diterbitkan 100,000 sukuk mudharabah amortisasi (411) dana investasi tidak terikat 210,611 a. Tabungan mudharabah 23,352 b. Deposito mudharabah 187,259

Ekuitas 233,929 Modal dasar 100,000 Antar kantor passive 117,754 Passive lain-lain 404 Saldo laba tahun lalu (rugi) - Saldo laba tahun berjalan 15,771

Total Aktiva 557,736 Total passiva 557,736

Sumber: PT. Bank Sulselbar Syariah Kantor Cabang Makassar

Dari tabel 1. di atas dapat di jelaskan bahwa Laporan Neraca PT. Bank Sulselbar Syariah periode 31 Desember 2013 dari sisi Aktiva dan Passiva berjumlah Rp 557.736.000.

Adapun laporan laba rugi PT. Bank Sulselbar Syariah cabang Makassar sebagai berikut:

Tabel 5.3. Lapora Laba Rugi PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar Laporan Laba Rugi

PT. Bank Sulsel Cabang Syariah Makassar Periode 31 Desember 2013

PENDAPATAN DA BEBAN OPERASIONAL A. Pendapatan Operasional

1. Margin Murabahah 22,807

2. Bagi hasil mudhrabahah 1,159

- Pendapatan Qardh Gadai/rahn 522

- Bagi hasil Mudharabah penempatan pada bank lain

6,559

3. Bonus -

- Pendapatan operasional lainnya 1,392

Jumlah pendapatan perasional 32,439

B. Bagi Hasil untuk Investor dana investasi tidak terikat

-

1. Bank -

2. Bukan Bank 24,900

3. Bank Indonesia -

Jumlah distribusi Bagi Hasil 24,900

C. Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terikat

7,539

D. Beban Operasional 7,363

1. Bonus Wadiah -

2. Penyishan penghapusan aktiva produktif

2,040

3. Beban Administrasi dan Umum 681

4. Beban Personalia 2,630

5. Beban Lainnya 2,012

Jumlah Beban Operasional 7,363

E. Pendapatan (beban)/laba rugi Operasional Bersih

176

F. Pendapatan non Operasional 15,759

G. Beban non Operasional 164

H. Laba (Rugi) non Operasional Beersih -

I. LABA/RUGI TAUN BERJALAN 15,771

Sumber: PT. Bank Sulselbar Syariah Kantor Cabang Makassar

Dari tabel 2 di atas di jelaskan bahwa Laporan Laba/Rugi PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar periode 31 Desember jumlah Pendapatan Operasional nya berjumlah Rp. 32,439,000. Jumlah Distribusi Bagi Hasil nya berjumlah Rp. 24,900,000. Dan jumlah Beban Operasional nya berjumlah Rp.

7,363,000. Sehingga Laba/Rugi Tahun Berjalan Rp. 15,771,000.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dengan berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori yang ada, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tujuan mulia syari‟ah menciptakan kemaslahatan adalah rujukan utama dalam perumusan prinsip-prinsip akuntansi syari‟ah, dan buah dari akuntansi syari‟ah adalah laporan keuangannya. Bila kemudian laporan ini dijadikan dasar dalam transaksi bisnis akan sangat terjaga akuntabilitasnya.

Apabila prinsip-prinsip akuntansi syari‟ah dapat diadopsi dalam menyajikan laporan keuangan, tentu saja harapannya adalah menjaga eksistensi laporan keuangan agar tetap dapat dijadikan rujukan utama dalam pengambilan keputusan bisnis.

2. Gambaran kinerja suatu bank baik umum maupun syariah biasanya tercermin dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak – pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

3. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pada PT.Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar dalam proses pencatatannya menggunkan metode Cash Basis, dimana pendapatan di akui pada saat pendapatan itu di terima.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis menggharapkan beberapa hal, di antaranhya :

1. Penelitian ini masih membutuhkan beberapa perbaikan untuk dilakukan pada penelitian selanjutnya terkait dengan objek kajian yang sejenis dengan penelitian ini di masa yang akan datang.

2. Peneliti selanjutnya sebaiknya menambah pokok permasalahan yang dapat digunakan untuk menganalisis pengakuan pendapatan yang sekarang dan yang akan datang di gunakan oleh pihak Bank Syariah sehubungan dengan berjalannya konsep akuntansi syariah yang telah diterapkan.

3. Peneliti selanjutnya di harapkan untuk lebih mencermati lagi konsep akuntansi syariah yang di terapkan oleh pihak Bank Syariah sehubungan dengan apakah ada perubahan metode pencatatan di masa sekarang dan masa yang akan datang.

Dalam dokumen SULSELBAR SYARIAH CABANG MAKASSAR (Halaman 62-89)

Dokumen terkait