BAB I PENDAHULUAN
A. Pembahasan Data Hasil Penelitian
1. Sistem Pengendalian Biaya Operasional
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
air, biaya telpon,fax & tellek, biaya pengiriman barang, biaya outsourching, beban perjalanan dinas, biaya cetak dan foto copy, uang lembur, alat komunikasi, biaya tamu, biaya pemeliharaan dan perbaikan perabot kantor, biaya pemeliharaan dan perbaikan gedung kantor.
Biaya-biaya operasional diatas, perlu ditekan untuk melakukan pengendalian sebagai tindakan antisipasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan laba. Namun tidak semua biaya operasional diatas dapat ditekan atau dikendalikan. Berikut akan disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 1.1
Biaya Operasional yang Dapat Dikendalikan Dan yang Tidak Dapat Dikendalikan No Biaya operasional yang
Dapat Dikendalikan
Biaya Operasional yang Tidak Dapat Dikendalikan
1 Biaya perabot dan
perlengkapan kantor
Biaya bagi hasil 2 Beban cetak dan Foto copy Biaya tenaga kerja 3 Beban telpon dan Fax Persediaan materai
4 Beban lembur Persediaan alat tulis kantor 5 Beban pengiriman barang Biaya promosi
6 Biaya perjalanan dinas Beban rapat 7 Beban transportasi (bahan
bakar)
Iuran asosiasi dan media massa
8 Beban listrik dan air
9 Biaya outsourching
10 Biaya pemeliharaan dan
perbaikan perabot kantor
12 Biaya pemeliharaan dan
perbaikan gedung kantor
Berikut beberapa hal yang dapat dijelaskan dari biaya operasional yang dapat ditekan (dikendalikan) yang terdapat pada tabel 1.1 :
1. Biaya perabot dan perlengkapan kantor
Perusahaan bekerja sama dengan vendor untuk pengadaan perlengkapan kantor, seperti : kertas HVS, sapu, pel, super pel, tisu, air, dan lain-lain yang tiap bulannya ada budget sehingga cabang harus memaintanance perlengkapan tersebut agar dapat memenuhi penggunaan dalam satu bulan. Untuk perabot kantor, seperti : komputer, meja, kursi, mesin foto kopi, dan lain-lain, disediakan oleh perusahaan itu sendiri. Jumlah komputer sebanyak 24 unit, meja sebanyak 33 buah, dan kursi sebanyak 62, terdiri dari 5 kursi panjang dan 57 kursi pendek.
Penulis melihat ada beberapa kursi dan meja yang tidak terpakai, setelah penulis tanyakan ternyata kursi dan meja tersebut disiapkan untuk digunakan oleh karyawan baru, berhubung bulan 1 mendatang akan di adakan rekrutmen karyawan. Namun, sebaiknya perusahaan mengurangi pengadaan kursi dan meja yang tidak terlalu dibutuhkan.
2. Beban lembur
Waktu jam kerja dituntut pada jam 08.00-17.00 semua pekerjaan sudah selesai. Dan karyawan yang pekerjaannya sudah selesai juga bisa membantu karyawan lain yang bidangnya sama, jadi mengurangi biaya
lembur. Kecuali memang ada pekerjaan yang harus diselesaikan.
Jumlah karyawan yang lembur tiap minggunya sekitar 5-12 orang saja.
Karyawan yang paling sering lembur ialah karyawan bagian pemasaran.
Pengendalian beban lembur sudah cukup baik. Namun, sebaiknya masing-masing bidang menyiapkan kartu kontrol agar pekerjaan lebih terarah dan pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh 5 orang bisa dilakukan oleh 2-3 orang saja.
3. Beban pengiriman barang
Misalnya pengiriman surat, dilakukan 2 kali dalam seminggu agar mengurangi biaya ongkos kirim. Semua pengiriman dilakukan dengan menggunakan jasa via J&T Express. Hal yang sifatnya urgent biasanya dilakukan melalui email.
Penulis beranggapan bahwa meskipun dilakukan 2x seminggu, hal ini tetap saja mengakibatkan pengeluaran yang besar. Karena semua pengiriman dilakukan dengan menggunakan via J&T. Sebaiknya surat yang tidak mendesak bisa dikirim melalui pos yang biayanya tidak telalu besar.
4. Biaya perjalanan dinas
Training/meeting, untuk meminimalisir biaya perjalanan, pemateri atau mentor yang di di datangkan langsung, bukan karyawan yang dikirim untuk melakukan training/meeting. Jenis transportasi yang digunakan
adalah transportasi darat (mobil), dan transfortasi udara (pesawat), tergantung dari lokasi/tempat training dilakukan. Untuk jenis pesawat biasanya menggunakan Lion Air atau Garuda Indonesia yang sudah dibookingkan oleh sekretaris. Dan untuk hotel yang disiapkan oleh perusahaan ialah yang mudah dijangkau dengan lokasi tempat training, tarif/kamar yang ditetapkan paling tinggi berkisar Rp 400.000- 500.000/orang. Training biasanya dilakukan setelah perekrutan karyawan baru, dan perekrutan karyawan baru dilakukan 2x setahun.
Jumlah karyawan yang dibutuhkan tiap tahun tergantung dari kebutuhan perusahaan ± 5-10 orang.
Meskipun perjalanan dinas terbilang jarang, namun untuk lebih mengoptimalkan biaya, perusahaan sebaiknya menggunakan penerbangan Wings Air karena harga tiketnya lebih murah dari Lion dan garuda. Begitupun dengan jenis kamar yang disiapkan oleh perusahaan, agar biaya lebih kecil sebaiknya menyediakan kamar yang jauh lebih murah atau menyediakan kamar yang didalamnya terdapat dua tempat tidur tetapi tidak melebihi harga yang ditetapakan.
5. Beban cetak dan foto copy
Untuk foto copy perusahaan menggunakan mesin foto copy sendiri, sehingga biaya foto copy tidak terlau besar. Jumlah mesin foto copy sebanyak 4 buah. Kertas yang digunakan ialah kertas sisa atau kertas yang sudah tidak terpakai/ kertas bekas.
Jumlah mesin Foto Copy sebanyak 4 buah dan sebaiknya perusahaan mengurangi karena hampir disetiap meja menggunakan komputer dan printer yang juga bisa digunakan untuk memfoto copy berkas-berkas.
Selain itu penggunaan foto copy juga tidak terlalu sering.
Sedangkan untuk biaya cetak perusahaan menggunakan jasa percetakan, seperi slip penyetoran dan slip penarikan.
6. Beban telpon & Fax
Karena beban telpon sangat besar tiap bulannya, komunikasi dilakukan melalui e-mail, dan sesuatu yang sifatnya mendesak digunakan via telpon atau fax.
Karena beban telpon sangat besar sebaiknya penggunaan telpon dibatasi waktunya, misalnya waktu berbicara paling lama 3 menit dan berbicara dengan seefisien mungkin.
7. Biaya Transportasi (Bahan Bakar)
Biaya ini dikeluarkan untuk kebutuhan transportasi unit usaha Bank SulselBar syariah. Kenaikan yang terjadi pada item ini sangat dipengaruhi salah satunya adalah harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Kendaraan yang biasanya dipakai tiap hari sebanyak 4 unit sekarang hanya 3 unit saja.
Penulis beranggapan bahwa sebaiknya mobil yang digunakan dikurangi menjadi 2 unit mobil saja, juga bisa menggunakan motor untuk lebih menghemat biaya bahan bakar.
Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa tidak semua biaya bisa ditekan (dikendalikan).
Selanjutnya akan dibahas bentuk pengendalian biaya operasional.
Untuk melakukan analisis ini digunakan data-data yaitu data proyeksi (target) biaya operasional dan pendapatan operasional serta data realisasi biaya operasional dan pendapatan operasional untuk periode 2013-2015.
Tabel 1.2
Proyeksi dan Realisasi Biaya Operasional PT. Bank SulselBar Syariah Cabang Makassar
Periode 2013-2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun Biaya Operasional Persentase
Proyeksi Realisasi
2013 16.161 16.556 102%
2014 35.383 11.272 32%
2015 37.025 37.928 102%
Sumber : Data highligt PT. Sulselbar Syariah Cabang Makassar
Tabel 1.3
Proyeksi dan Realisasi Pendapatan Operasional PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar
Periode 2013-2015
(Jutaan Rupiah)
Tahun Pendapatan Operasional Prosentase
Proyeksi Realisasi
2013 20.329 32.439 160%
2014 55.081 44.506 81%
2015 51.505 43.009 84%
Sumber : Data highligt PT. Sulselbar Syariah Cabang Makassar
Dari data diatas dapat diketahui besarnya jumlah pendapatan (laba) maupun biaya operasional kegiatan usaha PT. Bank SulselBar Syariah Makassar pada periode 2013-2015. Berikut akan dibahas secara persial mengenai laba (pendapatan) dan biaya yang merupakan obyek dari penelitian ini.
a. Data Pendapatan
Tabel 1.4
Proyeksi dan Realisasi Pendapatan Operasional PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar
Periode 2013-2015
(Jutaan Rupiah) Tahun Pendapatan Operasional Persentase
Proyeksi Realisasi
2013 20.329 32.439 160%
2014 55.081 44.506 81%
2015 51.505 43.009 84%
Sumber : Data highligt PT. Sulselbar Syariah Cabang Makassar
Berdasarkan laporan yang ada, beberapa hal yang mempengaruhi perolehan laba pada tiga periode tersebut adalah:
1. Pada table 1.4 diatas dapat dilihat bahwa proyeksi pendapatan operasional yang telah ditentukan pada tahun 2013 sebesar Rp.
20.329.00.000 sedangkan realisasinya sebesar Rp. 32.439.000.000, anggaran lebih besar dari proyeksi (target). Jumlah selisih yang terjadi sebesar Rp. 12.10.000.000 Perolehan pendapatan operasional sudah memenuhi target bahkan telah melewati target tersebut.
Pendapatan ini sangat menguntungkan (favourable) bagi PT. Bank SulselBar Syariah Cabang Makassar.
2. Selanjutnya pada tahun 2014, seperti yang terlihat pada tabel 1.4 pendapatan operasional sebesar Rp. 44.506.000.000 sedangkan untuk proyeksinya (target) sebesar Rp. 55.081.000.000 Realisasi lebih kecil dari proyeksi. Jadi selisih yang terjadi pada tahun 2014 sebesar Rp.
10.575.000.000. Rendahnya pendapatan operasional yang terjadi pada tahun 2014 ini disebabkan oleh kurangnya nasabah. Namun hal ini tidak merugikan bagi perusahaan karena jumlah biaya operasinal jauh lebih sedikit dari jumlah pendapatan.
3. Pada tahun 2015 seperti yang terlihat pada tabel diatas yaitu pada tabel 1.4, jumlah pendapatan operasional PT. Bank Sulselbar Syariah Makassar terealiasi sebesar Rp. 43.010.000.000 dan proyeksi (target) pada tahun 2015 sebesar Rp. 51.505.000.000, tidak memenuhi proyeksi yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya jumlah nasabah, sama halnya yang terjadi pada tahun 2014.
Pendapatan (laba) tahun 2015 ini tidak merugikan bagi PT. Bank Sulselbar Syariah Makassar, hanya saja laba yang dihasilkan sangat tipis.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa perolehan laba dari tiap tahunnya tidak signifikan atau mengalami pendapatan yang naik turun.
Perolehan pendapatan (laba) tahun 2014 dan 2015 lebih kecil dari
proyeksi atau tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa pihak manajemen PT. Bank Sulselbar Syariah Cabang Makassar masih perlu meningkatkan tindakan pengendalian sebagai tindakan antisipasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan laba belum efektif..
b. Biaya Operasional
Tabel 1.5
Realisasi Biaya operasional
PT. Bank SulselBar Syariah Cabang Makassar Periode 2013-2015
Sumber : Data Highlight PT. Bank SulselBar Syariah Cabang Makassar Berikut beberapa hal yang dapat dijelaskan dari realisasi biaya operasional yang terdapat pada tabel 1.5 :
a. Biaya Bagi Hasil
Biaya bagi hasil adalah membagi keuntungan bersih dari usaha atau investasi yang sudah dijalankan. Sebagaimana yang kita ketahui, perbankan syariah tidak menerapkan sistem bunga dalam