• Tidak ada hasil yang ditemukan

 Skala Thurstone meminta responden untuk memilih pertanyaan yang ia setujui dari beberapa pernyataan yang menyajikan pandangan yang berbeda-beda.

 Pada umumnya setiap item mempunyai asosiasi nilai antara 1 ampai dengan 10, tetapi nilai- nilainya tidak diketahui oleh responden. pemberian nilai ini berdasarkan jumlah tertentu penyataan yang dipilih oleh responden mengenai angket tersebut (Subana, 2000:34).

 Perbedaan antara skala Thurstone dan skala Likert ialah pada skala Thutstone interval yang

panjangnya sama memiliki intensitas kekuatan yang sama, sedangkan pada skala Likert tidak perlu sama.

Contoh Skala Thurstone

Merekrut Calon Dosen Sekolah Tinggi Raudhatul Ulum Arrahmaniyah. Tolong pilihlah 5 dari 10 pernyataan yang sesuai dengan persepsi saudara:

1. Saya memilih pekerjaan sebagai dosen karena pekerjaan yang mulia dan terhormat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

2. Bila saya seorang mahasiswa MPI, saya akan mengusulkau agar mahasiswa MPI memakai sirnbul-simbul tertentu yang dapat dibanggakan.

3. Saya merasa tersanjung bila saya lebih memiliki kemampuan dalam mengajarkan sesuatu dari pada menguasai bidang studi saja.

4. Apa yang bisa dibanggakan oleh seorang dosen; bila gaji hanya paspasan, berangkat mengajar jalan kaki, di kampus Sering berhadapan tugas kerjaan dengan masalah yang rumit dan mahasiwa yang bandel, dll.

5. Senangnya menjadi dosen apabila berhasil mendemonstrasikan pelajaran kepada mahasiswa yang menghadapi kesulitan di laboratorium.

6. Sebagai dosen, saya bangga karena dosenlah sebagai pewaris ilmuwan yang mengajarkan para mahasiswa untuk dipersiapkan menjadi manusia yang tangguh, berkualitas, kreatif dan profesional untuk mengisi pembangunan bangsa.

7. Semestinya gaji dosen lebih besar daripada gaji pegawai lain.

8. Apakah perlu dosen berbangga diri atas keberhasilan mahasiswa karena dosen sendiri sering tidak pemah merasa diawasi oleh dekannya.

9. Sebaiknya dosen membimbing saya dengan sepenuh hati memberikan keilmuannya, karena jika saya menjadi dosen pembimbing nanti akan mewarisi ilmunya dan bisa dikembangkan sesuai dengan tuntutan zaman.

10. Jika saya mahasiswa MPI, saya akan menyembunyikan identitas saya.

Kunci Jawaban dari

Peneliti

Tabel Jenis Skala Pengukuran Sikap

Skala Jenis Skala Utama Ciri Khas

Likert Ordinal Mengukur sikap dengan tingkat

persetujuan

Thurstone Interval (ideal) / Ordinal (praktis) Pernyataan berbobot dari para ahli

Guttman Ordinal (kumulatif) Jika setuju dengan item tinggi,

diasumsikan setuju dengan item lebih rendah

Diferensial Semantik Ordinal (mendekati interval) Mengukur persepsi dengan pasangan kata lawan

VALIDITAS & RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

Penelitian Kuantitatif

Validitas

 Konsep validitas berputar pada pertanyaan "apakah kita mengukur apa yang seharusnya kita ukur?

 Validitas mengacu pada sejauh mana skor yang dihasilkan dari suatu tes (atau instrumen) adalah ukuran yang akurat dari kemampuan, sikap, atau kepribadian individu. Ini menekankan ketepatan pengukuran (Creswell).

 Validitas adalah sejauh mana instrumen penelitian mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur oleh peneliti. Jika peneliti ingin mengukur kecerdasan, maka instrumennya harus benar-benar mengukur kecerdasan, bukan hal lain Kerlinger (1973).

validitas bukanlah karakteristik inheren dari instrumen itu sendiri, melainkan tentang

ketepatan, kebermaknaan, dan kegunaan interpretasi serta inferensi yang dibuat berdasarkan skor yang diperoleh dari instrumen tersebut untuk tujuan spesifik.

 Validitas selalu harus didukung oleh bukti empiris dan dasar teoritis.

Jenis – Jenis Validitas (Creswell)

1. Validitas Isi (Content Validity)

 Menyangkutt kegunaan dan ketepatan dari instrument/alat untuk menghasilkan data objek yang sesuai dengan yang harus diukur.

 Sejauh mana item-item dalam instrumen

merepresentasikan keseluruhan domain atau cakupan konsep yang diukur.

Contoh: Untuk instrumen "Pengetahuan

Matematika Siswa Kelas 5", soal-soal dalam tes harus mencakup semua materi matematika yang diajarkan di kelas 5. Penilaian biasanya dilakukan oleh ahli (misal: guru matematika, kurikulum).

2. Validitas Kontruk (Construct Validity)

Menyangkut derajat kesesuaian dari item-item penting yang terdapat dalam instrument / alat ukur itu dengan ontruksi-kontruksi teoritis atau konsep-konsep yang terkandung dalam hipotesi penelitiannya.

Sejauh mana instrumen mengukur konstruk teoritis atau konsep abstrak tertentu yang tidak dapat diobservasi secara langsung.

Contoh: Jika Anda mengembangkan skala

"Motivasi Belajar", validitas konstruk memastikan skala tersebut benar-benar mengukur motivasi, bukan kecerdasan atau tingkat stres. Uji statistik yang sering digunakan adalah Analisis Faktor (Factor Analysis) untuk melihat apakah item-item mengelompok sesuai konstruk yang diharapkan.

Jenis – Jenis Validitas (Creswell)

3. Validitas Kriteria

Berarti sejauh mana skor instrument berkorelasi dengan kriteria Eksternal.

a. Validitas prediktif

Kemampuan isntrumen memprediksi perilaku masa depan.

Contoh: Skor Tes Potensi Akademik (TPA) yang tinggi seharusnya dapat memprediksi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa di semester pertama.

b. Validitas Konkuren

Kemampuan instrument berkorelasi dengan ukruan kriteria saat ini.

Contoh: Kuesioner depresi yang baru Anda kembangkan menunjukkan korelasi tinggi

dengan diagnosis depresi yang sudah diberikan oleh psikolog klinis pada saat yang sama.

Reliabilitas

 Sejauh mana instrument ini dapat memberikan hasil yang kosisten jika pengukuran diulang.

 Reliabilitas mengacu pada konsistensi skor yang diperoleh oleh individu yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama atau dengan bentuk ekuivalen dari tes, atau dalam kondisi pengujian yang berbeda. Mereka menekankan bahwa reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran bebas dari error of measurement (kesalahan pengukuran) (Urbina, 2004).

 Reliabilitas adalah sejauh mana instrumen secara konsisten mengukur apa pun yang diukurnya.

Jika sebuah tes atau instrumen diberikan berkali-kali pada individu yang sama di bawah kondisi yang sama, itu harus menghasilkan hasil yang kurang lebih sama (Gay, L. R. (1987) & Mills, G. E., 2019)

reliabilitas adalah tentang konsistensi atau stabilitas pengukuran.

 Sebuah instrumen dianggap reliabel jika, dalam kondisi yang sama, ia menghasilkan hasil yang serupa atau identik ketika pengukuran diulang. Ini berarti instrumen tersebut memiliki sedikit error acak dalam pengukurannya.

Jenis- Jenis Reliabilitas

1. Reliabilitas Tes-Retes (Test-Retest Reliability)

Merupakan konsistensi skor dari waktu ke waktu.

Contoh: Anda memberikan tes kepribadian kepada sekelompok orang hari ini, lalu

seminggu kemudian memberikan tes yang sama. Jika skor mereka tidak banyak berubah, tes tersebut memiliki reliabilitas tes-retes yang baik.

Uji koefisien korelasi.

2. Reliabilitas Bentuk Paralel (Parallel Forms Reliability):

Konsistensi skor antara dua bentuk instrumen yang setara.

Contoh: Sebuah lembaga pendidikan

mengembangkan dua versi tes masuk yang berbeda (Form A dan Form B) namun memiliki tingkat kesulitan dan cakupan materi yang

setara. Reliabilitas ini diukur dengan melihat korelasi antara skor kedua bentuk tes pada kelompok responden yang sama.

Rumus Spearman-Brown

Jenis- Jenis Reliabilitas

3. Konsistensi Internal (Internal Consistency Reliability):

Sejauh mana item-item dalam instrumen

mengukur konstruk yang sama secara konsisten.

a. Cronbach's Alpha (Alpha Cronbach): Koefisien yang paling umum digunakan. Nilai Alpha

mendekati 1 menunjukkan konsistensi internal yang tinggi. Umumnya, nilai > 0.70 dianggap baik, meskipun di beberapa bidang (> 0.60) juga diterima.

Contoh: Pada kuesioner "Kepuasan Kerja" dengan 10 item, Cronbach's Alpha akan menunjukkan

seberapa konsisten ke-10 item tersebut mengukur kepuasan kerja. Jika satu item mengukur hal yang sangat berbeda, Alpha akan menurun.

b. Split-Half Reliability (Reliabilitas Belah Dua):

Membagi instrumen menjadi dua bagian (misal:

item ganjil vs. genap) dan mengukur korelasi antara skor kedua bagian. Kemudian dikoreksi dengan rumus Spearman-Brown.

Langkah-Langkah Pengujian Validitas &

Reliabilitas

1. Sebelum Pengumpulan Data (Uji Coba/Pilot Study):

a. Penyusunan Instrumen: Berdasarkan teori dan indikator.

b. Uji Coba Lapangan (Pilot Study/Pilot Testing):

• Dilakukan pada sampel kecil (misal: 30-50 responden) yang memiliki karakteristik mirip dengan populasi penelitian.

• Untukl Mengidentifikasi masalah pada item (bahasa ambigu, sulit dipahami), serta mendapatkan data awal untuk analisis validitas dan reliabilitas.

3. Analisis Validitas:

 Korelasi Item-Total: Menghitung korelasi antara skor setiap item dengan skor total instrumen.

Item dengan korelasi rendah atau negatif perlu direvisi/dihilangkan. (Software: SPSS, R, Stata - umumnya menggunakan Pearson Product-Moment Correlation).

 Analisis Faktor Konfirmatori (CFA): Untuk validitas konstruk, terutama jika ada banyak item atau konstruk. (Software: AMOS, LISREL, R (dengan paket lavaan)).

4. Analisis Reliabilitas:

Menghitung Cronbach's Alpha untuk skala. Item dengan Alpha jika item dihapus (Alpha if Item

Deleted) yang lebih tinggi dari Alpha total perlu dipertimbangkan untuk direvisi. (Software: SPSS, R, Stata).

5. Revisi Instrumen: Berdasarkan hasil analisis, perbaiki atau hapus item yang bermasalah.

6. Pengumpulan Data Utama: Setelah instrumen dipastikan valid dan reliable, barulah dilakukan pengumpulan data pada sampel penelitian yang sesungguhnya.

Validitas & Relibialitas

 Kesimpulan

 Jika validitas bertanya "apakah kita mengukur hal yang benar?",

 maka reliabilitas bertanya "apakah kita mengukur hal itu secara konsisten?"

Dokumen terkait