• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Instrumen Penelitian dan Skala Pengukuran dalam Penelitian Kuantitatif

N/A
N/A
Nurul Aini

Academic year: 2025

Membagikan "Panduan Instrumen Penelitian dan Skala Pengukuran dalam Penelitian Kuantitatif"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Skala

Pengukura n &

Instrument Penelitian

By:Me

(2)

Course Outline

INSTRUMEN PENELITIAN dalam PENELITIAN KUANTITATIF

MACAM-MACAM INSTRUMEN PENELITIAN

SKALA PENGUKURAN

MACAM-MACAM SKALA DATA/UKUR & SKALA SIKAP

VALIDITAS & RELIABILITAS INSTRUMEN

(3)

INSTRUMEN PENELITIAN

(4)

INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian adalah aspek pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ilmiah.

 Hasi instrumen penelitian ini kemudian dikembangkan atau dianalisis sesuai dengan metode penelitian yang akan diambil.

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam metode pengambilan data oleh peneliti untuk menganalisis hasil penelitian yang dilakukan pada langkah penelitian selanjutnya.

 Pada penelitian kuantitatif, instrument penelitian adalah “alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif”.

 Sehingga diperlukan teknik pengembangan skala atau alat ukur untuk mengukur variable dalam pengumpulan data yang lebih sistematis.

(5)

Macam-Macam Bentuk Instrumen Penelitian

1. Kuesioner

2. Wawancara (angket) 3. Observasi

4. Dokumentasi 5. Tes

(6)

Bentuk-BentUK Instrumen Penelitian

1. True-False 2. Matching

3. Multiple Choice 4. Completion

(7)

SKALA PENGUKURAN

Penelitian Kuantitatif

(8)

Skala

Data/Ukur/Pengukuran

 Pengukuran merupakan suatu penetapan angka atau symbol untuk nilai atau karakteristik objek yang diukur sesuai dengan aturan yang telah ditentukan..

 Skala merupakan ukuran kuantifikasi yang diatur berdasarkan nilai atau besarannya, yang bertujuan untuk mewakili atau representasi dari barang, orang atau kontinuitas.

(9)

Skala Pengukuran

 Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

 Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan komunikatif.

(10)

Before Memilih Skala Pengukuran

 Dalam pemilihan skala pengukuran, peneliti perlu mempertimbangkan beberapa hal:

1. Karakteristik data yang diukur, 2. Tujuan penelitian, dan

3. Kemampuan alat ukur yang digunakan, serta 4. Jenis analisis statistic

(Wardhana, 2020) KENAPA PENTING?

Pemilihan skala pengukuran yang tepat dapat mempengaruhi interpretasi dan analisis data untuk memastikan pengukuran variabel yang akurat dan valid.

(Williams, Wiggins, et al, 2022; Colton, and Covert, 2021; Leedy, and Ormrod, 2021; Saha, and Onwuegbuzie, 2021; Wrench, Thomas-Maddox, et al, 2018).

(11)

4 Jenis Skala Pengukuran

1. SKALA NOMINAL

Penggunaan skala ini bertujuan untuk

mengidentifikasi dan menghitung peristiwa, obyek dan subyek untuk diklasifikasikan dalam individu, produk, merek, perusahaan, atau entitas lain

dalam suatu kategori, sehingga sering disebut skala kategori.

2. SKALA ORDINAL

Skala ordinal digunakan secara spesifik untuk pemeringkatan dalam sebagian studi penelitian.

Skala ordinal dipakai untuk menentukan tingkat persepsi konsumen, preferensi, kepuasan dan sebagainya.

3. SKALA INTERVAL

Penggunaan skala ini memungkinkan peneliti

mengetahui bagaimana objek-objek yang diteliti berbeda ketika dibandingkan.

4. SKALA RASIO

Skala rasio merupakan skala internal yang bersifat khusus karena memiliki titik nol yang bermakna.

Skala rasio banyak digunakan dalam perhitungan panjang, berat atau jarak.

Penggunaan skala ini memungkinkan nilai objek dapat dibandingkan dengan objek yang lain, seperti besar bola basket 10 kali dari besar bola kasti.

Skala ini digunakan untuk mengukur variable factual dari obyek dan dikatakan sebagai tingkat pengukuran tertinggi.

Sifat dari skala ini memiliki skala interval dengan titik asal tetap atau titik 0, dan memungkinkan peneliti membandingkan tidak hanya nilai skor tetapi juga skala relative.

(12)

Macam-Macam Skala Pengukuran

(13)

Macam-Macam Skala Sikap

 Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan dan Sosial antara lain adalah:

1. Skala Likert 2. Skala Guttman

3. Skala Simantict Defferensial 4. Rating Scale

5. Skala Thurstone

(14)

SKALA LIKERT

Skala Likert pertama kali diperkenalkan oleh Rensis Likert, seorang ahli psikologi sosial yang mengembangkan metode ini pada tahun 1932

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena social yang ditetapkan oleh peneliti yang kemudian disebut VARIABEL.

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan lagi menjadi indikator-

indikator yang dapat diukur.

Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan atau

pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.

 Setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang

diungkapkan dengan kata-kata.

 Jawaban setiap item instrumen yang

menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif,

(15)

Pernyataan Positif & Negatif Skala

Likert

(16)

Analisis Kuantitatif

 Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya:

1) Sangat setuju/selalu/sangat positif/sangat baik diberi skor = 5

2) Setuju/sering/positif/baik diberi skor =4

3) Ragu-ragu/kadang-kadang/netral/cukup diberi skor =3 4) Tidak setuju/jarang/negative/tidak baik diberi skor =2 5) Sungat tidak setuju/tidak pemah/sangat negatif/sangat tidak baik diberi skor =1

 lnstrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.

(17)

Contoh Skala Likert

 Berilah jawaban pernyataan dengan tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat saudara.

Keterangan:

Sangat Setuju (SS) = 5 Setuju (S) = 4

Netral (N) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Disebarkan kepada 70 responden, kemudian direkapitulasi. Dari data 70 responden, misalnya:

Menjawab 5 = 2 orang Menjawab 4= 8 orang Menjawab 3= 15 orang Menjawab 2 = 25 orang

(18)

SKALA LIKERT

 Jumlah skor ideal untuk item No.1 (skor tertinggi) = 5 x 70 = 350 (SS)

 Jumlah skor rendah = 1 x 70 = 70 (STS)

 Berdasarkan data (item No.1) yang diperoleh dari 70 responden, maka sosialisasi pedoman

pembuatan struktur organisasi Dewan Sekolah

terletak pada daerah netral. Secara kontinum dapat dilihat seperti:

 Jadi, berdasarkan data (item No.1) yang diperoleh dari 70 responden, maka sosialisasi pedoman

pembuatan struktur organisasi Dewan Sekolah, yaitu: 157/350 x 100% = 44,86% tergolong cukup.

Persentase kelompok responden untuk. item No.1 dapat dilihat seperti pada gambar ke-2

(19)

Contoh Pertanyaan Pilihan Ganda Skala Likert

Berilah lingkaran pada huruf yang tersedia.

1) Pelibatan masyarakat bukan hanya memotivasi, tetapi aktif dalam menghimpun dana, tenaga, dan materi guna menunjang mutu pendidikan.

a. Sangat Setuju b. Setuju

c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

2) Masyarakat melakukan fungsi kontrol dalam pelaksanaan pendidikan a. Sangat Setuju

b. Setuju c. Netral

d. Tidak Setuju

e. Sangat Tidak Setuju

(20)

SKALA LIKERT

 Skala Likert dengan G-Form

(21)

G-Form

Langkah 1: Buat pertanyaan baru

 Klik ikon “+” untuk membuat formulir kosong baru

 Tambahkan judul dan deskripsi untuk memberikan konteks pada survei Anda

(22)

G-Form

Langkah 2: Tambahkan jenis Pertanyaan Skala Likert

Google Forms tidak memiliki tipe pertanyaan

“skala Likert” khusus, tetapi Anda dapat membuatnya menggunakan opsi Multiple Choice Grid atau Linear Scale:

 Klik ikon “+” untuk menambahkan pertanyaan baru

 Klik menu tarik-turun di kartu pertanyaan

 Pilih “Multiple choice grid” untuk beberapa pernyataan yang dinilai pada skala yang sama Langkah 3: Susun pernyataan Anda

Kualitas skala Likert Anda sangat bergantung pada bagaimana Anda merumuskan pernyataan atau pertanyaan Anda:

Langkah 4: Tetapkan opsi pemeringkatan

(23)

Skala Guttman

 Skala Guttman merupakan skala kumulatif.

 Skala Guttman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel yang multidimensi.

 Skala Guttman disebut juga skala scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut dengan attribut universal.

 Skala Guttman merupakan skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten.

 Perbedaan dari skala Likert dengan skala Guttman ialah kalau skala Likert terdapat jarak (interval):

(3), (4), (5), (6), atau (7) yaitu dari Sangat Benar (SB) sampai dengan Sangat Tidak Benar (STB), sedangkan pada skala Guttman hanya dua interval yaitu: Benar (B) dan Salah (S).

(24)

Contoh Pertanyaan Skala Guttman

1) Bagaimana pendapat anda, bila orang itu menjabat Kepala Sekolah di sini?

a. Setuju

b. Tidak setuju

2) Pernahkah Pengawas Sekolah melakukan pemeriksaan di ruang kelas anda?

a. Tidak pernah b. Pemah

3) Yakin atau tidakkah anda, pergantian Menteri Kabinet Indonesia Kerja akan dapat mengatasi persoalan bangsa:

a. Yakin b. Tidak

4) Apakah pendapat saudara, jika Presiden Joko Wi turun dari kepresidenan?

a. Setuju

b. Tidak Setuju

5) Pernahkan pimpinan saudara mengajak rembuk bersama?

a. Pernah

b. Tidak Pemah

(25)

Contoh Pertanyaan Skala Guttman

Skala Guttman yang Analisisnya dilakukan seperti pada skala Likert.

Contoh:

1) Saudara punya orang tua?

a. Ya (1) b. Tidak (0)

2) Saudara sudah menikah?

a. Sudah (1) b. Belum (0)

3) Anda punya kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)?

a. Punya (1) b. Tidak (0)

(26)

SKALA DIFERENSIAL SEMANTIK

 Skala Diferensiai Semantik atau skala perbedaan semantik berisikan rangkaian karakteristik bipolar (dua kutub), seperti: panas-dingin; pular-tidak popular; baik-tidak baik dan sebagainya.

 Karakteristik polar tersebut mempunyai tiga dimensi dasar sikap seseorang terhadap objek, yaitu:

a. Potensi, yaitu kekuatan atau atraksi fisik suatu objek.

b. Evaluasi, yaitu hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan uatu objek.

c. Aktivitas, yaitu tingkatan gerakan suatu objek (Iskandar, 2000:154-155).

(27)

RATING SKALA

Rating scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.

 Contoh: Peneliti ingin mengetahui seberapa harmoniskah hubungan suami istri untuk

menciptakan keluarga sejahtera. Berilah tanda lingkaran (0) pada angka yang sudah disediakan.

(28)

Rekapitulasi Data

 Angket tersebut kemudian disebarkan kepada 25 responden, sebelum dianalisis, maka dapat ditabulasikan (rekapitulasi data) seperti berikut:

 Jumlah skor kriterium (apabila setiap item mendapat skor tertinggi) yaitu; = (skor tertinggi tiap item = 5) x (jumlah item = 14) x (jumlah responden = 25) adalah 1750.

 Rekapitulasi jawaban 25 responden tentang menciptakan keluarga sakinah

(29)

Sehingga,..

 Jika jumlah skor hasil pengumpulan data = 1400. Dengan demikian keharmonisan hubungan suarni istri untuk menciptakan keluarga sejahtera, menurut 25 responden yaitu:

 1400 : 1750x100%=80% dari kriterium yang ditetapkan.

 Apabila diinterpretasikan nilai 80% terletak pada daerah kuat.

 Sedangkan nilai 1400 termasuk dalam kategori interval baik. Secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut.

(30)

SKALA THURSTONE

 Skala Thurstone meminta responden untuk memilih pertanyaan yang ia setujui dari beberapa pernyataan yang menyajikan pandangan yang berbeda-beda.

 Pada umumnya setiap item mempunyai asosiasi nilai antara 1 ampai dengan 10, tetapi nilai- nilainya tidak diketahui oleh responden. pemberian nilai ini berdasarkan jumlah tertentu penyataan yang dipilih oleh responden mengenai angket tersebut (Subana, 2000:34).

 Perbedaan antara skala Thurstone dan skala Likert ialah pada skala Thutstone interval yang

panjangnya sama memiliki intensitas kekuatan yang sama, sedangkan pada skala Likert tidak perlu sama.

(31)

Contoh Skala Thurstone

Merekrut Calon Dosen Sekolah Tinggi Raudhatul Ulum Arrahmaniyah. Tolong pilihlah 5 dari 10 pernyataan yang sesuai dengan persepsi saudara:

1. Saya memilih pekerjaan sebagai dosen karena pekerjaan yang mulia dan terhormat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

2. Bila saya seorang mahasiswa MPI, saya akan mengusulkau agar mahasiswa MPI memakai sirnbul-simbul tertentu yang dapat dibanggakan.

3. Saya merasa tersanjung bila saya lebih memiliki kemampuan dalam mengajarkan sesuatu dari pada menguasai bidang studi saja.

4. Apa yang bisa dibanggakan oleh seorang dosen; bila gaji hanya paspasan, berangkat mengajar jalan kaki, di kampus Sering berhadapan tugas kerjaan dengan masalah yang rumit dan mahasiwa yang bandel, dll.

5. Senangnya menjadi dosen apabila berhasil mendemonstrasikan pelajaran kepada mahasiswa yang menghadapi kesulitan di laboratorium.

6. Sebagai dosen, saya bangga karena dosenlah sebagai pewaris ilmuwan yang mengajarkan para mahasiswa untuk dipersiapkan menjadi manusia yang tangguh, berkualitas, kreatif dan profesional untuk mengisi pembangunan bangsa.

7. Semestinya gaji dosen lebih besar daripada gaji pegawai lain.

8. Apakah perlu dosen berbangga diri atas keberhasilan mahasiswa karena dosen sendiri sering tidak pemah merasa diawasi oleh dekannya.

9. Sebaiknya dosen membimbing saya dengan sepenuh hati memberikan keilmuannya, karena jika saya menjadi dosen pembimbing nanti akan mewarisi ilmunya dan bisa dikembangkan sesuai dengan tuntutan zaman.

10. Jika saya mahasiswa MPI, saya akan menyembunyikan identitas saya.

(32)

Kunci Jawaban dari

Peneliti

(33)

Tabel Jenis Skala Pengukuran Sikap

Skala Jenis Skala Utama Ciri Khas

Likert Ordinal Mengukur sikap dengan tingkat

persetujuan

Thurstone Interval (ideal) / Ordinal (praktis) Pernyataan berbobot dari para ahli

Guttman Ordinal (kumulatif) Jika setuju dengan item tinggi,

diasumsikan setuju dengan item lebih rendah

Diferensial Semantik Ordinal (mendekati interval) Mengukur persepsi dengan pasangan kata lawan

(34)

VALIDITAS & RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN

Penelitian Kuantitatif

(35)

Validitas

 Konsep validitas berputar pada pertanyaan "apakah kita mengukur apa yang seharusnya kita ukur?

 Validitas mengacu pada sejauh mana skor yang dihasilkan dari suatu tes (atau instrumen) adalah ukuran yang akurat dari kemampuan, sikap, atau kepribadian individu. Ini menekankan ketepatan pengukuran (Creswell).

 Validitas adalah sejauh mana instrumen penelitian mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur oleh peneliti. Jika peneliti ingin mengukur kecerdasan, maka instrumennya harus benar-benar mengukur kecerdasan, bukan hal lain Kerlinger (1973).

validitas bukanlah karakteristik inheren dari instrumen itu sendiri, melainkan tentang

ketepatan, kebermaknaan, dan kegunaan interpretasi serta inferensi yang dibuat berdasarkan skor yang diperoleh dari instrumen tersebut untuk tujuan spesifik.

 Validitas selalu harus didukung oleh bukti empiris dan dasar teoritis.

(36)

Jenis – Jenis Validitas (Creswell)

1. Validitas Isi (Content Validity)

 Menyangkutt kegunaan dan ketepatan dari instrument/alat untuk menghasilkan data objek yang sesuai dengan yang harus diukur.

 Sejauh mana item-item dalam instrumen

merepresentasikan keseluruhan domain atau cakupan konsep yang diukur.

Contoh: Untuk instrumen "Pengetahuan

Matematika Siswa Kelas 5", soal-soal dalam tes harus mencakup semua materi matematika yang diajarkan di kelas 5. Penilaian biasanya dilakukan oleh ahli (misal: guru matematika, kurikulum).

2. Validitas Kontruk (Construct Validity)

Menyangkut derajat kesesuaian dari item-item penting yang terdapat dalam instrument / alat ukur itu dengan ontruksi-kontruksi teoritis atau konsep-konsep yang terkandung dalam hipotesi penelitiannya.

Sejauh mana instrumen mengukur konstruk teoritis atau konsep abstrak tertentu yang tidak dapat diobservasi secara langsung.

Contoh: Jika Anda mengembangkan skala

"Motivasi Belajar", validitas konstruk memastikan skala tersebut benar-benar mengukur motivasi, bukan kecerdasan atau tingkat stres. Uji statistik yang sering digunakan adalah Analisis Faktor (Factor Analysis) untuk melihat apakah item-item mengelompok sesuai konstruk yang diharapkan.

(37)

Jenis – Jenis Validitas (Creswell)

3. Validitas Kriteria

Berarti sejauh mana skor instrument berkorelasi dengan kriteria Eksternal.

a. Validitas prediktif

Kemampuan isntrumen memprediksi perilaku masa depan.

Contoh: Skor Tes Potensi Akademik (TPA) yang tinggi seharusnya dapat memprediksi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa di semester pertama.

b. Validitas Konkuren

Kemampuan instrument berkorelasi dengan ukruan kriteria saat ini.

Contoh: Kuesioner depresi yang baru Anda kembangkan menunjukkan korelasi tinggi

dengan diagnosis depresi yang sudah diberikan oleh psikolog klinis pada saat yang sama.

(38)

Reliabilitas

 Sejauh mana instrument ini dapat memberikan hasil yang kosisten jika pengukuran diulang.

 Reliabilitas mengacu pada konsistensi skor yang diperoleh oleh individu yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama atau dengan bentuk ekuivalen dari tes, atau dalam kondisi pengujian yang berbeda. Mereka menekankan bahwa reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran bebas dari error of measurement (kesalahan pengukuran) (Urbina, 2004).

 Reliabilitas adalah sejauh mana instrumen secara konsisten mengukur apa pun yang diukurnya.

Jika sebuah tes atau instrumen diberikan berkali-kali pada individu yang sama di bawah kondisi yang sama, itu harus menghasilkan hasil yang kurang lebih sama (Gay, L. R. (1987) & Mills, G. E., 2019)

reliabilitas adalah tentang konsistensi atau stabilitas pengukuran.

 Sebuah instrumen dianggap reliabel jika, dalam kondisi yang sama, ia menghasilkan hasil yang serupa atau identik ketika pengukuran diulang. Ini berarti instrumen tersebut memiliki sedikit error acak dalam pengukurannya.

(39)

Jenis- Jenis Reliabilitas

1. Reliabilitas Tes-Retes (Test-Retest Reliability)

Merupakan konsistensi skor dari waktu ke waktu.

Contoh: Anda memberikan tes kepribadian kepada sekelompok orang hari ini, lalu

seminggu kemudian memberikan tes yang sama. Jika skor mereka tidak banyak berubah, tes tersebut memiliki reliabilitas tes-retes yang baik.

Uji koefisien korelasi.

2. Reliabilitas Bentuk Paralel (Parallel Forms Reliability):

Konsistensi skor antara dua bentuk instrumen yang setara.

Contoh: Sebuah lembaga pendidikan

mengembangkan dua versi tes masuk yang berbeda (Form A dan Form B) namun memiliki tingkat kesulitan dan cakupan materi yang

setara. Reliabilitas ini diukur dengan melihat korelasi antara skor kedua bentuk tes pada kelompok responden yang sama.

Rumus Spearman-Brown

(40)

Jenis- Jenis Reliabilitas

3. Konsistensi Internal (Internal Consistency Reliability):

Sejauh mana item-item dalam instrumen

mengukur konstruk yang sama secara konsisten.

a. Cronbach's Alpha (Alpha Cronbach): Koefisien yang paling umum digunakan. Nilai Alpha

mendekati 1 menunjukkan konsistensi internal yang tinggi. Umumnya, nilai > 0.70 dianggap baik, meskipun di beberapa bidang (> 0.60) juga diterima.

Contoh: Pada kuesioner "Kepuasan Kerja" dengan 10 item, Cronbach's Alpha akan menunjukkan

seberapa konsisten ke-10 item tersebut mengukur kepuasan kerja. Jika satu item mengukur hal yang sangat berbeda, Alpha akan menurun.

b. Split-Half Reliability (Reliabilitas Belah Dua):

Membagi instrumen menjadi dua bagian (misal:

item ganjil vs. genap) dan mengukur korelasi antara skor kedua bagian. Kemudian dikoreksi dengan rumus Spearman-Brown.

(41)

Langkah-Langkah Pengujian Validitas &

Reliabilitas

1. Sebelum Pengumpulan Data (Uji Coba/Pilot Study):

a. Penyusunan Instrumen: Berdasarkan teori dan indikator.

b. Uji Coba Lapangan (Pilot Study/Pilot Testing):

• Dilakukan pada sampel kecil (misal: 30-50 responden) yang memiliki karakteristik mirip dengan populasi penelitian.

• Untukl Mengidentifikasi masalah pada item (bahasa ambigu, sulit dipahami), serta mendapatkan data awal untuk analisis validitas dan reliabilitas.

(42)

3. Analisis Validitas:

 Korelasi Item-Total: Menghitung korelasi antara skor setiap item dengan skor total instrumen.

Item dengan korelasi rendah atau negatif perlu direvisi/dihilangkan. (Software: SPSS, R, Stata - umumnya menggunakan Pearson Product-Moment Correlation).

 Analisis Faktor Konfirmatori (CFA): Untuk validitas konstruk, terutama jika ada banyak item atau konstruk. (Software: AMOS, LISREL, R (dengan paket lavaan)).

(43)

4. Analisis Reliabilitas:

Menghitung Cronbach's Alpha untuk skala. Item dengan Alpha jika item dihapus (Alpha if Item

Deleted) yang lebih tinggi dari Alpha total perlu dipertimbangkan untuk direvisi. (Software: SPSS, R, Stata).

5. Revisi Instrumen: Berdasarkan hasil analisis, perbaiki atau hapus item yang bermasalah.

6. Pengumpulan Data Utama: Setelah instrumen dipastikan valid dan reliable, barulah dilakukan pengumpulan data pada sampel penelitian yang sesungguhnya.

(44)

Validitas & Relibialitas

 Kesimpulan

 Jika validitas bertanya "apakah kita mengukur hal yang benar?",

 maka reliabilitas bertanya "apakah kita mengukur hal itu secara konsisten?"

(45)

Thank

you!

question Please

Gambar

Tabel Jenis Skala Pengukuran  Sikap

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Selain data dari instrumen MOTIWALI dan data suhu manual, pada pengukuran ini diperoleh data acuan jarak sebesar 173 cm yang diukur menggunakan meteran dengan skala 1 mm

Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala

Metode kuantitatif menurut Sugiyono adalah penelitian pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif dan menggunakan skala Likert Pada penelitian ini, skala Likert digunakan untuk

Panduan melakukan penelitian kuantitatif dan

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama Dengan menggunakan instrumen yang valid dan

Buku ini membahas tentang metodologi penelitian kuantitatif yang menggunakan data angka dan analisis statistik untuk pengukuran hasil yang

Panduan lengkap tentang metode penelitian kualitatif, analisis data, dan pengembangan penelitian akademik dalam bahasa