• Tidak ada hasil yang ditemukan

derasi beragama itu akan dilakukan? Apa Langkah-langkah yang akan ditempuh agar tujuannya untuk menciptakan ke- hidupan umat beragama yang harmonis, rukun, dan damai dapat tercapai secara sistematis dan terukur? Bagaimana pula rencana aksi penguatan moderasi beragama itu, baik dalam lingkup Kemenag maupun lingkup nasional, yang melibatkan Kementerian/Lembaga lain?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itulah Peta Ja- lan Penguatan Moderasi Beragama 2020-2024, selanjutkan disebut Peta Jalan, ini hadir di hadapan pembaca. Peta Jalan ini tidak diproyeksikan hanya untuk melakukan penguatan moderasi beragama di kalangan internal Kementerian Aga- ma saja, melainkan juga penguatan moderasi beragama di Kementerian/Lembaga (K/L) lain yang terkait.

Perlu dipahami Bersama bahwa kehidupan beraga- ma di Indonesia sendiri sangat dinamis dan membutuhkan respon “moderat” yang bentuk persisnya harus disesuaikan dengan konteks peristiwa dan zamannya. Karenanya, konsep dan strategi implementasi penguatan moderasi beragama ini menjadi dokumen yang bisa berubah dan berkembang (living document).

Secara konstitusional, penguatan moderasi beragama memiliki landasan hukum yang kuat karena Undang-un- dang Dasar 1945 telah menegaskan adanya kewajiban negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut aga- manya dan kepercayaannya itu. Perlindungan terhadap ke- bebasan beragama ini juga dinyatakan dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Kewajiban negara untuk melindungi kebebasan bera- gama itu memang secara khusus diemban oleh Kementerian Agama, yang memiliki tugas menyelenggarakan urusan pe- merintahan di bidang agama, untuk membantu Presiden da- lam menyelenggarakan pemerintahan negara, sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden (Prepres) Nomor 83 Tahun 2015 Tentang Kementerian Agama. Namun demikian, karena kebebasan beragama adalah bagian dari Hak Asasi Manusia, maka tugas ini juga menjadi tanggung jawab Kementerian/

Lembaga lainnya.

Gambar 1: Dasar Hukum Penguatan Moderasi Beragama

Pertanyaan besarnya, mengapa moderasi beragama pen- ting dalam ikut menentukan arah kebijakan negara?

Untuk menjawab pertanyaan ini, setiap orang harus benar-benar memahami bahwa Indonesia adalah negara yang masyarakatnya sangat majemuk dan memiliki kekhasan dalam hal beragama dan bernegara. Di satu sisi, masyarakat Indonesia sangat relijius, di mana kehidupan sehari-harinya sangat lekat dengan nilai-nilai agama. Nyaris tidak ada satu

Peta Jalan Moderasi Beragama

PMA 18 2020 tentang Renstra Kementerian Agama 2020-

2024 Perpres 18

Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-

2024 Perpres 83

Tahun 2015 tentang Kementerian

Agama UU 39 Tahun

1999 tentang Hak Asasi

Manusia UUD 1945

Negara menjamin kemerdekaan tiap- tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu

Pasal 29 ayat (2)

Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu

Pasal 22 ayat (2)

Kementerian Agama mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara Pasal 2

Program Prioritas memperkuat moderasi beragama, yang bertujuan untuk mengukuhkan toleransi, kerukunan dan harmoni sosial, menjadi tanggung jawab Kementerian Agama Lampiran III

Kementerian Agama yang profesional dan andal dalam membangun masyarakat yang saleh, moderat, cerdas dan unggul untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong Lampiran I

4

Dasar Hukum

3

Peta Jalan (Roadmap) Penguatan Moderasi Beragama Tahun 2020-2024

yang akan ditempuh agar tujuannya untuk menciptakan ke- hidupan umat beragama yang harmonis, rukun, dan damai dapat tercapai secara sistematis dan terukur? Bagaimana pula rencana aksi penguatan moderasi beragama itu, baik dalam lingkup Kemenag maupun lingkup nasional, yang melibatkan Kementerian/Lembaga lain?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itulah Peta Ja- lan Penguatan Moderasi Beragama 2020-2024, selanjutkan disebut Peta Jalan, ini hadir di hadapan pembaca. Peta Jalan ini tidak diproyeksikan hanya untuk melakukan penguatan moderasi beragama di kalangan internal Kementerian Aga- ma saja, melainkan juga penguatan moderasi beragama di Kementerian/Lembaga (K/L) lain yang terkait.

Perlu dipahami Bersama bahwa kehidupan beraga- ma di Indonesia sendiri sangat dinamis dan membutuhkan respon “moderat” yang bentuk persisnya harus disesuaikan dengan konteks peristiwa dan zamannya. Karenanya, konsep dan strategi implementasi penguatan moderasi beragama ini menjadi dokumen yang bisa berubah dan berkembang (living document).

Secara konstitusional, penguatan moderasi beragama memiliki landasan hukum yang kuat karena Undang-un- dang Dasar 1945 telah menegaskan adanya kewajiban negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut aga- manya dan kepercayaannya itu. Perlindungan terhadap ke- bebasan beragama ini juga dinyatakan dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

704 Kementerian Agama RI 2020

gama itu memang secara khusus diemban oleh Kementerian Agama, yang memiliki tugas menyelenggarakan urusan pe- merintahan di bidang agama, untuk membantu Presiden da- lam menyelenggarakan pemerintahan negara, sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden (Prepres) Nomor 83 Tahun 2015 Tentang Kementerian Agama. Namun demikian, karena kebebasan beragama adalah bagian dari Hak Asasi Manusia, maka tugas ini juga menjadi tanggung jawab Kementerian/

Lembaga lainnya.

Gambar 1: Dasar Hukum Penguatan Moderasi Beragama

Pertanyaan besarnya, mengapa moderasi beragama pen- ting dalam ikut menentukan arah kebijakan negara?

Untuk menjawab pertanyaan ini, setiap orang harus benar-benar memahami bahwa Indonesia adalah negara yang masyarakatnya sangat majemuk dan memiliki kekhasan dalam hal beragama dan bernegara. Di satu sisi, masyarakat Indonesia sangat relijius, di mana kehidupan sehari-harinya sangat lekat dengan nilai-nilai agama. Nyaris tidak ada satu

Peta Jalan Moderasi Beragama

PMA 18 2020 tentang Renstra Kementerian Agama 2020-

2024 Perpres 18

Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-

2024 Perpres 83

Tahun 2015 tentang Kementerian

Agama UU 39 Tahun

1999 tentang Hak Asasi

Manusia UUD 1945

Negara menjamin kemerdekaan tiap- tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu

Pasal 29 ayat (2)

Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu

Pasal 22 ayat (2)

Kementerian Agama mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara Pasal 2

Program Prioritas memperkuat moderasi beragama, yang bertujuan untuk mengukuhkan toleransi, kerukunan dan harmoni sosial, menjadi tanggung jawab Kementerian Agama Lampiran III

Kementerian Agama yang profesional dan andal dalam membangun masyarakat yang saleh, moderat, cerdas dan unggul untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong Lampiran I

4

Dasar Hukum

71 nir penyusunan kerangka kerja moderasi beragama, yang

perumusannya harus disesuaikan dengan kebutuhan ma- sing-masing unit di mana penguatan moderasi beragama itu akan dilakukan.

Tugas lain unit kerja adalah melakukan konsolida- si gerakan penguatan moderasi beragama, baik dalam lingkup Kementerian Agama, maupun konsolidasi antar kementerian dan lembaga. Arah gerakan ini harus terus dikawal agar tidak keluar dari tujuan utama dicanangkan- nya, yakni untuk menciptakan kerukunan umat beragama dan harmoni sosial masyarakat Indonesia.

Penguatan moderasi beragama juga tidak akan efektif jika belum memiliki regulasi sebagai payung hukum yang mengikat, bukan hanya terhadap Kementerian Agama sebagai leading sector, tetapi juga mengikat terhadap ke- menterian, lembaga, dan Pemerintah Daerah. Karenanya, unit kerja memiliki tugas mengkonsolidasikan penyusun- an regulasi, untuk melengkapi regulasi yang sudah ada, sehingga dapat menjadi landasan disusunnya anggaran program-program terkait penguatan moderasi beragama di masing-masing unit terkait.

Persoalan anggaran ini termasuk hal krusial yang ha- rus diupayakan, karena penguatan moderasi beragama tentu tidak akan berjalan dengan baik tanpa ada fasilitasi sumber daya manusia (SDM), penganggaran, serta sarana dan prasarana yang memadai.

nguatan moderasi beragama pada dasarnya merupakan program lintas institusi dan lintas lembaga. Seperti telah dikemukakan, keberhasilan penguatan moderasi beraga- ma sangat tergantung pada sejauhmana masing-masing unit dan sektor terkait, secara sinergis, memainkan peran- nya masing-masing.

Sesuai dengan amanah RPJMN 2020-2024, Kemen- terian Agama menjadi leading sector program penguatan moderasi beragama secara keseluruhan. Ada beberapa langkah strategis yang harus dilakukan oleh para pemang- ku kepentingan dan jajaran di Kementerian Agama, yaitu:

a. Melakukan kajian atas praktik keberagamaan umat beragama. Kajian ini dimaksudkan untuk dapat meng- identifikasi praktik keagamaan seperti apa yang ter- masuk kategori ekstrem sehingga perlu dimoderasi;

b. Melakukan kajian atas regulasi kehidupan keagamaan.

Kajian ini dimaksudkan untuk memetakan regulasi apa saja yang mendukung atau menghambat penguat- an moderasi beragama, sehingga perlu diperkuat, di- sempurnakan, atau sebaliknya perlu dihilangkan;

c. Melakukan kajian atas bahan ajar atau kurikulum yang terkait dengan moderasi beragama di lembaga pendi- dikan agama, pendidikan keagamaan, dan di institusi pendidikan tinggi keagamaan negeri. Dunia pendidik- an diyakini sebagai salah satu jalan paling efektif un- tuk melakukan sebuah transformasi sosial, karenanya,

derasi beragama itu akan dilakukan? Apa Langkah-langkah yang akan ditempuh agar tujuannya untuk menciptakan ke- hidupan umat beragama yang harmonis, rukun, dan damai dapat tercapai secara sistematis dan terukur? Bagaimana pula rencana aksi penguatan moderasi beragama itu, baik dalam lingkup Kemenag maupun lingkup nasional, yang melibatkan Kementerian/Lembaga lain?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itulah Peta Ja- lan Penguatan Moderasi Beragama 2020-2024, selanjutkan disebut Peta Jalan, ini hadir di hadapan pembaca. Peta Jalan ini tidak diproyeksikan hanya untuk melakukan penguatan moderasi beragama di kalangan internal Kementerian Aga- ma saja, melainkan juga penguatan moderasi beragama di Kementerian/Lembaga (K/L) lain yang terkait.

Perlu dipahami Bersama bahwa kehidupan beraga- ma di Indonesia sendiri sangat dinamis dan membutuhkan respon “moderat” yang bentuk persisnya harus disesuaikan dengan konteks peristiwa dan zamannya. Karenanya, konsep dan strategi implementasi penguatan moderasi beragama ini menjadi dokumen yang bisa berubah dan berkembang (living document).

Secara konstitusional, penguatan moderasi beragama memiliki landasan hukum yang kuat karena Undang-un- dang Dasar 1945 telah menegaskan adanya kewajiban negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut aga- manya dan kepercayaannya itu. Perlindungan terhadap ke- bebasan beragama ini juga dinyatakan dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Kewajiban negara untuk melindungi kebebasan bera- gama itu memang secara khusus diemban oleh Kementerian Agama, yang memiliki tugas menyelenggarakan urusan pe- merintahan di bidang agama, untuk membantu Presiden da- lam menyelenggarakan pemerintahan negara, sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden (Prepres) Nomor 83 Tahun 2015 Tentang Kementerian Agama. Namun demikian, karena kebebasan beragama adalah bagian dari Hak Asasi Manusia, maka tugas ini juga menjadi tanggung jawab Kementerian/

Lembaga lainnya.

Gambar 1: Dasar Hukum Penguatan Moderasi Beragama

Pertanyaan besarnya, mengapa moderasi beragama pen- ting dalam ikut menentukan arah kebijakan negara?

Untuk menjawab pertanyaan ini, setiap orang harus benar-benar memahami bahwa Indonesia adalah negara yang masyarakatnya sangat majemuk dan memiliki kekhasan dalam hal beragama dan bernegara. Di satu sisi, masyarakat Indonesia sangat relijius, di mana kehidupan sehari-harinya sangat lekat dengan nilai-nilai agama. Nyaris tidak ada satu

Peta Jalan Moderasi Beragama

PMA 18 2020 tentang Renstra Kementerian Agama 2020-

2024 Perpres 18

Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-

2024 Perpres 83

Tahun 2015 tentang Kementerian

Agama UU 39 Tahun

1999 tentang Hak Asasi

Manusia UUD 1945

Negara menjamin kemerdekaan tiap- tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu

Pasal 29 ayat (2)

Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu

Pasal 22 ayat (2)

Kementerian Agama mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara Pasal 2

Program Prioritas memperkuat moderasi beragama, yang bertujuan untuk mengukuhkan toleransi, kerukunan dan harmoni sosial, menjadi tanggung jawab Kementerian Agama Lampiran III

Kementerian Agama yang profesional dan andal dalam membangun masyarakat yang saleh, moderat, cerdas dan unggul untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong Lampiran I

4

Dasar Hukum

penguatan moderasi beragama dalam kurikulum pen- didikan harus mendapatkan perhatian utama.

d. Sosialisasi dan penyelarasan konsep dan kerangka kerja moderasi beragama. Meski substansinya sudah dikenal lama, namun sebagai sebuah program dan ge- rakan, penguatan moderasi beragama boleh dibilang baru, karenanya perlu sosialisasi, penyelarasan, dan penyamaan persepsi terkait konsep dan kerangka ker- ja moderasi beragama, agar penguatan di semua sek- tor dapat terintegrasi;

e. Koordinasi program dan kegiatan terkait moderasi beragama di tingkat unit eselon I. Moderasi beragama adalah sebuah perspektif, yang bentuk turunan pro- gram dan kegiatannya bisa berbeda-beda di setiap unit eselon I, meski substansi dan nilai-nilainya harus sama. Koordinasi antarunit menjadi sangat krusial da- lam penguatan moderasi beragama di Kementerian Agama;

f. Melakukan penguatan moderasi beragama pada Apa- ratur Sipil negara (ASN) Kemenag berdasar pada tugas dan fungsinya, serta mendorong inovasi intervensi pe- nguatan moderasi beragama dalam layanan dan pro- gram;

g. Mengupayakan adanya jabatan fungsional pranata moderasi beragama, agar tugas dan fungsi penguatan moderasi beragama dapat dikelola secara terukur, te- rencana, dan berkelanjutan; dan

h. Meningkatkan kapasitas pusdiklat Kemenag untuk pe- nguatan moderasi beragama. Kapasitas yang dimaksud mencakup, antara lain: transformasi digital, penguat- an kapasitas widiaswara, fasilitator, serta pengayaan muatan modul dan kurikulum pendidikan pelatihan (diklat) yang berperspektif moderasi beragama.

Penguatan moderasi beragama juga sangat krusial dilakukan dengan melibatkan para penyelenggara nega- ra di Kementerian/Lembaga, terutama terkait sosialisasi kerangka konseptual dan kerangka kerjanya di setiap unit instansi yang berbeda-beda. Penyelenggara negara dalam hal ini mencakup semua pejabat negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, atau yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penye- lenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan pe- rundang-undangan yang berlaku.

Secara konseptual, moderasi beragama telah diru- muskan melalui proses diskusi panjang dengan seluruh stakeholder yang terkait. Rumusan konsep dan kerangka kerja moderasi beragama ini harus terus disosialisasikan dan dikoordinasikan lintas Kementerian/Lembaga, dan bahkan hingga ke Pemerintah Daerah.

Peran para penyelenggara negara sangat menentu- kan dalam mengkomunikasikan dan mempromosikan ni- lai-nilai moderasi beragama kepada publik, sesuai dengan tugas, fungsi, dan kapasitasnya masing-masing. Mereka adalah stakeholder kunci (key stakeholders) penguatan mo-

3

Peta Jalan (Roadmap) Penguatan Moderasi Beragama Tahun 2020-2024

yang akan ditempuh agar tujuannya untuk menciptakan ke- hidupan umat beragama yang harmonis, rukun, dan damai dapat tercapai secara sistematis dan terukur? Bagaimana pula rencana aksi penguatan moderasi beragama itu, baik dalam lingkup Kemenag maupun lingkup nasional, yang melibatkan Kementerian/Lembaga lain?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itulah Peta Ja- lan Penguatan Moderasi Beragama 2020-2024, selanjutkan disebut Peta Jalan, ini hadir di hadapan pembaca. Peta Jalan ini tidak diproyeksikan hanya untuk melakukan penguatan moderasi beragama di kalangan internal Kementerian Aga- ma saja, melainkan juga penguatan moderasi beragama di Kementerian/Lembaga (K/L) lain yang terkait.

Perlu dipahami Bersama bahwa kehidupan beraga- ma di Indonesia sendiri sangat dinamis dan membutuhkan respon “moderat” yang bentuk persisnya harus disesuaikan dengan konteks peristiwa dan zamannya. Karenanya, konsep dan strategi implementasi penguatan moderasi beragama ini menjadi dokumen yang bisa berubah dan berkembang (living document).

Secara konstitusional, penguatan moderasi beragama memiliki landasan hukum yang kuat karena Undang-un- dang Dasar 1945 telah menegaskan adanya kewajiban negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut aga- manya dan kepercayaannya itu. Perlindungan terhadap ke- bebasan beragama ini juga dinyatakan dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

744 Kementerian Agama RI 2020

gama itu memang secara khusus diemban oleh Kementerian Agama, yang memiliki tugas menyelenggarakan urusan pe- merintahan di bidang agama, untuk membantu Presiden da- lam menyelenggarakan pemerintahan negara, sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden (Prepres) Nomor 83 Tahun 2015 Tentang Kementerian Agama. Namun demikian, karena kebebasan beragama adalah bagian dari Hak Asasi Manusia, maka tugas ini juga menjadi tanggung jawab Kementerian/

Lembaga lainnya.

Gambar 1: Dasar Hukum Penguatan Moderasi Beragama

Pertanyaan besarnya, mengapa moderasi beragama pen- ting dalam ikut menentukan arah kebijakan negara?

Untuk menjawab pertanyaan ini, setiap orang harus benar-benar memahami bahwa Indonesia adalah negara yang masyarakatnya sangat majemuk dan memiliki kekhasan dalam hal beragama dan bernegara. Di satu sisi, masyarakat Indonesia sangat relijius, di mana kehidupan sehari-harinya sangat lekat dengan nilai-nilai agama. Nyaris tidak ada satu

Peta Jalan Moderasi Beragama

PMA 18 2020 tentang Renstra Kementerian Agama 2020-

2024 Perpres 18

Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-

2024 Perpres 83

Tahun 2015 tentang Kementerian

Agama UU 39 Tahun

1999 tentang Hak Asasi

Manusia UUD 1945

Negara menjamin kemerdekaan tiap- tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu

Pasal 29 ayat (2)

Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu

Pasal 22 ayat (2)

Kementerian Agama mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara Pasal 2

Program Prioritas memperkuat moderasi beragama, yang bertujuan untuk mengukuhkan toleransi, kerukunan dan harmoni sosial, menjadi tanggung jawab Kementerian Agama Lampiran III

Kementerian Agama yang profesional dan andal dalam membangun masyarakat yang saleh, moderat, cerdas dan unggul untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong Lampiran I

4

Dasar Hukum

75 otoritas langsung terhadap sistem ketatanegaraan dan ke-

masyarakatan. Penguatan oleh penyelenggara negara da- pat mempercepat upaya menjadikan moderasi beragama sebagai gerakan nasional yang terintegrasi antara para pe- nyelenggara negara dan masyarakat. Di instansi Kemente- rian/Lembaga sendiri, penguatan moderasi beragama ha- rus dijadikan sebagai bagian dari penilaian kinerja dalam reformasi birokrasi.

Kerjasama dan integrasi para penyelenggara negara dalam penguatan moderasi beragama dapat mencakup, tapi tidak terbatas pada, upaya penyediaan referensi dan peningkatan literasi moderasi beragama di kalangan ma- syarakat; serta upaya memfasilitasi ruang dialog dan ruang publik untuk sosialisasi nilai-nilai moderasi beragama.

Lembaga dan Majelis Keagamaan juga memiliki pe- ran yang sangat penting dalam penguatan moderasi ber- agama. Meski tidak memiliki wewenang, legitimasi, dan otoritas atas pembentukan sistem dan regulasi, namun Lembaga dan Majelis Keagamaan adalah penerima lang- sung dampak dari dinamika dan sistem yang berlaku, baik dampak positif maupun negatif.

Dalam konteks penguatan moderasi beragama, Lem- baga dan Majelis Keagamaan harus secara aktif melibatkan tokoh agama, ormas keagamaan, dan organisasi berbasis komunitas lainnya secara inklusif dalam berbagai kegiat- an keagamaan dan kemasyarakatan yang diselenggarakan.

Lembaga dan Majelis Keagamaan sudah seharusnya mem-

mengisi ruang-ruang publik melalui penyiaran nilai-nilai agama yang moderat, baik secara luring (offline) maupun daring (online). Perayaan-perayaan hari besar agama ha- rus dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai sarana menyebarkan pesan-pesan damai kepada masyarakat.

Peran yang sama perlu dilakukan oleh Forum Keru- kunan Umat Beragama (FKUB). Forum ini perlu terus diberdayakan dalam upaya penguatan moderasi beraga- ma, karena ia merupakan representasi dari keterlibatan masyarakat, yang difasilitasi oleh negara, dalam merawat kerukunan umat beragama. FKUB bisa lebih fleksibel dan menyeluruh dalam penanganan isu-isu keagamaan di sua- tu daerah karena keanggotaannya terdiri atas pemuka-pe- muka agama setempat yaitu tokoh komunitas umat ber- agama, baik yang memimpin ormas keagamaan maupun yang tidak memimpin ormas keagamaan, yang kehadiran- nya dihormati oleh masyarakat setempat sebagai panutan.

Para anggota FKUB juga memiliki peran penting un- tuk melakukan sosialisasi peraturan perundang-undang- an dan kebijakan di bidang keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan masyarakat. Sosialisasi ini penting dilakukan karena se- bagian masyarakat masih belum memahami dengan baik berbagai regulasi di bidang keagamaan, khususnya yang terkait dengan pendirian rumah ibadah. Kesalahpahaman ini yang seringkali mengakibatkkan adanya gesekan dan konflik antarumat beragama.

derasi beragama itu akan dilakukan? Apa Langkah-langkah yang akan ditempuh agar tujuannya untuk menciptakan ke- hidupan umat beragama yang harmonis, rukun, dan damai dapat tercapai secara sistematis dan terukur? Bagaimana pula rencana aksi penguatan moderasi beragama itu, baik dalam lingkup Kemenag maupun lingkup nasional, yang melibatkan Kementerian/Lembaga lain?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itulah Peta Ja- lan Penguatan Moderasi Beragama 2020-2024, selanjutkan disebut Peta Jalan, ini hadir di hadapan pembaca. Peta Jalan ini tidak diproyeksikan hanya untuk melakukan penguatan moderasi beragama di kalangan internal Kementerian Aga- ma saja, melainkan juga penguatan moderasi beragama di Kementerian/Lembaga (K/L) lain yang terkait.

Perlu dipahami Bersama bahwa kehidupan beraga- ma di Indonesia sendiri sangat dinamis dan membutuhkan respon “moderat” yang bentuk persisnya harus disesuaikan dengan konteks peristiwa dan zamannya. Karenanya, konsep dan strategi implementasi penguatan moderasi beragama ini menjadi dokumen yang bisa berubah dan berkembang (living document).

Secara konstitusional, penguatan moderasi beragama memiliki landasan hukum yang kuat karena Undang-un- dang Dasar 1945 telah menegaskan adanya kewajiban negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut aga- manya dan kepercayaannya itu. Perlindungan terhadap ke- bebasan beragama ini juga dinyatakan dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Kewajiban negara untuk melindungi kebebasan bera- gama itu memang secara khusus diemban oleh Kementerian Agama, yang memiliki tugas menyelenggarakan urusan pe- merintahan di bidang agama, untuk membantu Presiden da- lam menyelenggarakan pemerintahan negara, sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden (Prepres) Nomor 83 Tahun 2015 Tentang Kementerian Agama. Namun demikian, karena kebebasan beragama adalah bagian dari Hak Asasi Manusia, maka tugas ini juga menjadi tanggung jawab Kementerian/

Lembaga lainnya.

Gambar 1: Dasar Hukum Penguatan Moderasi Beragama

Pertanyaan besarnya, mengapa moderasi beragama pen- ting dalam ikut menentukan arah kebijakan negara?

Untuk menjawab pertanyaan ini, setiap orang harus benar-benar memahami bahwa Indonesia adalah negara yang masyarakatnya sangat majemuk dan memiliki kekhasan dalam hal beragama dan bernegara. Di satu sisi, masyarakat Indonesia sangat relijius, di mana kehidupan sehari-harinya sangat lekat dengan nilai-nilai agama. Nyaris tidak ada satu

Peta Jalan Moderasi Beragama

PMA 18 2020 tentang Renstra Kementerian Agama 2020-

2024 Perpres 18

Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-

2024 Perpres 83

Tahun 2015 tentang Kementerian

Agama UU 39 Tahun

1999 tentang Hak Asasi

Manusia UUD 1945

Negara menjamin kemerdekaan tiap- tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu

Pasal 29 ayat (2)

Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu

Pasal 22 ayat (2)

Kementerian Agama mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara Pasal 2

Program Prioritas memperkuat moderasi beragama, yang bertujuan untuk mengukuhkan toleransi, kerukunan dan harmoni sosial, menjadi tanggung jawab Kementerian Agama Lampiran III

Kementerian Agama yang profesional dan andal dalam membangun masyarakat yang saleh, moderat, cerdas dan unggul untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berdasarkan gotong royong Lampiran I

4

Dasar Hukum

Pada akhirnya, penguatan moderasi beragama harus selalu berorientasi pada upaya pelindungan hak beragama serta hak beribadah masyarakat sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Penguatan moderasi beragama juga berarti pemberian fasilitasi pendidikan kepada masyara- kat secara adil dan inklusif, fasilitasi inovasi program ke- rukunan umat beragama, peningkatan literasi media dan beragama di media sosial, serta pengembangan referensi keagamaan yang mendakwahkan nilai-nilai moderat, adil, berimbang, cinta tanah air, toleran, nir kekerasan, dan ra- mah tradisi (Gambar 20).

Area Strategis Program Penguatan Moderasi Beraga ma di Kementerian dan Lembaga

Penguatan moderasi beragama adalah sebuah pro- ses menyeluruh yang harus diejawantahkan melalui ber- bagai program dan kegiatan yang terintegrasi dan saling menguatkan di masing-masing Kementerian/Lembaga.

Seperti telah dijelaskan, Kementerian/Lembaga adalah sa- lah satu unit di mana para penyelenggara negara memiliki peran penting sebagai stakeholder kunci bagi penguatan moderasi beragama.

Ada 3 (tiga) area strategis program penguatan mo- derasi beragama yang dapat menjadi panduan bagi imple- mentasinya di Kementerian/Lembaga. Substansi area stra- tegis ini mengadopsi 8 (delapan) area perubahan refor- masi birokrasi, dengan beberapa penyesuaian. Ketiga area strategis tersebut adalah:

Gambar 20: Strategi implementasi penguatan moderasi beragama di tingkat nasional Peta Jalan ModerasiBeragama

Str ategi Implemen tasi

PenguatanModerasiBeragamadi Tingkat Nasional

Kajian praktik keberagamaan, regulasi, bahan ajar terkait MBSosialisasi dan penyelarasan konsep dan kerangka kerja MBKoordinasi tingkat unit eselon IKerangka kerja implementasi per unit eselon I: penguatan MB berdasar tusi bagi ASNKemenaginovasi intervensi penguatan MB dalamlayanan dan programPengusulan jabatan fungsional pranatamoderasi beragamaPeningkatan kapasitas pusdiklat Kemenag RI untuk Penguatan Moderasi Beragama Sosialisasi Kerangka Konseptual dan Kerangka Kerja MBKoordinasi lintas KL/PemdaStrategi komunikasi publik untuk promosi nilai-nilai MBPPMB sebagai bagian dari penilaian kinerja dalam Reformasi Birokrasi dan Revolusi Mental Penyediaan referensi dan peningkatan literasi Moderasi BeragamaFasilitasi ruang dialog dan ruangpublik MB Pelibatan lembaga agama, tokoh agama,OrganisasiBerbasisKomunitasPenguatan FKUBRegulasi pengelolaan rumahibadahPenyiaran agama offline dan onlinePerayaan hari besar keagamaan PelindungaPendidFasilitaskerukunaPeningModerPenge POKJA MODERASI BERAGAMA*) MB = Moderasi Beragama Penguatan struktur Pokja sebagai Central Transformation Office (CTO) dan Center of Excellent (COE)Moderasi Beragama tingkat NasionalPengembangan konsep dan kerangka kerja Moderasi BeragamaPeningkatan fungsi pengendali konsolidasi Gerakan Moderasi BeragamaRegulasi yang mengikat seluruh kementerian/lembaga/pemdaFasilitasi Sumber Daya (SDM, penganggaran dan sarana prasarana)

KEMENTERIAN AGAMAPENYELENGGARA NEGARALEMBAGA KEAGAMAANMA

Dalam dokumen PENGUATAN MODERASI BERAGAMA Tahun 2020-2024 (Halaman 40-48)

Dokumen terkait