• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Badan pengelolaan pajak dan retribusi daerah (BPPRD) kota Medan dalam meningkatkan penerimaan Pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan (PBBP2) adalah sebagai berikut :

a) Mengadakan sosialisasi kepada masyrakat melalui media cetak dan elektronik, yaitu dengan menyebarkan berita dan poster yang menarik untuk dibaca bisa berupa himbauan dan ajakan kepada masyrakat mengenai kewajiban perpajakannya.

b) Mengadakan PBB fair, yaitu melakukan sebuah acara perpajakan yang

didalamnya para pegawai pajak berperan aktif untuk menjelaskan dan mengajak masyrakat untuk bayar pajak bumi dan bangunan tanda denda pajak meskipun sudah lewat jatuh tempo.

c) Mengadakan pekan panutan disetiap kecamatan, yaitu salah satu strategi BPPRD kota medan sub bidang PBB dengan mengadakan acara setiap minggu disetiap kecamatan yang ada dikota medan untuk menjelaskan tentang pajak bumi dan bangunan.

d) Mengadakan pertemuan dengan wajib pajak potensial yaitu pertemuan dengan wajib pajak yang sudah berpotensi membayar pajak agar wajip pajak mengerti tentang pajak bumi dan bangunan dan melakukan kewajiban perpajakannya.

e) Mengadakan penagihan secara langsung kepada wajib pajak yaitu upaya yang dilakukan petugas pajak untuk datang dan menangih langsung kepada wajib pajak yang tidak taat pajak.

f) Membuat himbauan dan panggilan yang ditanda tangani kepala dinas yaitu upaya yang dilakukan BPPRD kota medan sub bidang PBB kepada wajib pajak agar tidak lupa melakukan kewajiban sebagai wajib pajak.

4.1 Strategi Terobosan Inovasi

Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) kota Medan harus meningkatkan jumlah penerimaan pajaknya, maka untuk meningkatkan jumlah penerimaan pajak Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) kota Medan memiliki strategi-strategi yang akan dilakukan guna terus meningkatkan jumlah penerimaan pajak diantara lain, peningkatan penggunaaan teknologi (system online) dan semakin meningkatkan sosialisasi terhadap wajib pajak tentang prosedur pelaporan pajak restoran, hotel, parker dan hiburan baik manual prosedur ataupun system online. Mempergunakan alat rekam yang diberi nama

Tapping Box (alat monitoring transaksi usaha secara online). Alat ini untuk mendukung transparasi pembayaran pajak oleh wajib pajak (WP) Fungsionalitas.

Tapping box ini memiliki beberapa kemampuan seperti melakukan pemantauan dan mengirimkan data transaksi yang terjadi di wajib pajak, baik yang dilakukan melalui komputer ataupun mesin cash register ke server aplikasi di Pemerintah Daerah, serta mampu menangkap data transaksi yang cukup besar dan mengirimkannya ke server Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) dan mampu menyesuaikan keadaan di hotel, restoran, hiburan, parkir, dimana aplikasi hotel/restoran/hiburan/parkir kadang menggunakan numeric/text driver printer dan juga terkadang menggunakan Advanced printer driver dari produsen printer. Apabila terjadi gangguan dalam proses pengiriman data, maka alat pemantau data akan menyimpan data transaksi pada local storage dan mentransmit ulang ketika sinyal sudah pulih. Jika kondisi alat pemantau data tidak berfungsi karena mati atau rusak, kinerja mesin kasir harus tidak terganggu.

Pengoperasian alat pemantau data tidak memerlukan pekerjaan tambahan bagi operator mesin kasir wajib pajak. Adapun strategi lain yaitu meningkatkan sosialisasi terhadap pegawai Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) kota Medan untuk meningkatkan kualitas kerja pegawai serta pemberian Reward bagi Wajib Pajak yang patuh dan taat dalam melaporkan pajaknya. Itulah strategi-strategi yang akan diupayakan oleh Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) kota Medan.

4.2 Peta Sumber Daya dan Pemanfaatan Sumber Daya

Jumlah pegawai pada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Medan sebanyak 347 orang yang terdiri dari beberapa golongan, terdiri dari Golongan I/a sampai I/d yang berjumlah 1 orang. Golongan ini adalah golongan yang biasanya disebut dengan JURU dalam jenjang kepangkatan PNS yang terdiri dari Juru Muda, Juru Muda Tingkat I, Juru, dan

Juru Tingkat I. Dapat dikatakan bahwa Juru merupakan pelaksana pembantu (pemberi asistensi) dalam bagian kegiatan yang menjadi tanggung jawab jenjang kepangkatan di atasnya (pengatur). Selanjutnya golongan yang kedua yaitu II/a - II/c yang berjumlah 36 orang. Golongan ini adalah golongan yang biasanya disebut dengan PENGATUR. Yang terdiri dari Pengatur Muda, Pengatur Muda Tingkat I, Pengatur, dan Pengatur Tingkat I. Pengatur adalah orang yang melaksanakan langkah-langkah realisasi suatu kegiatan yang merupakan operasionalisasi dari program instansinya.Golongan yang ketiga yaitu III/a –III/d yang berjumlah 9 orang. Golongan ini adalah golongan yang biasanya disebut dengan PENATA, yang terdiri dari Penata Muda, Penata Muda Tingkat I, Penata, dan Penata tingkat I. Pekerjaan-pekerjaan di tingkat Penata sudah mulai menuntut suatu keahlian bidang ilmu tertentu dengan lingkup pemahaman yang lebih mendalam. Penata bukan lagi sekedar pelaksana, melainkan sudah memiliki tanggung jawab menjamin mutu proses dan keluaran kerja tingkatan pengatur.

Golongan yang terakhir yaitu IV/a –IV/e yang berjumlah 9 orang. Golongan ini adalah golongan yang biasanya disebut dengan PEMBINA. Yang terdiri dari Pembina, Pembina Tingkat I, Pembina Utama Muda, Pembina Utama Madya dan Pembina Utama. Pekerjaan pada kelompok kepangkatan pembina semestinya bukan saja menuntut suatu keahlian bidang ilmu tertentu yang mendalam, namun juga menuntut suatu kematangan dan kearifan kerja yang sudah diperoleh sepanjang masa kerjanya. Dengan demikian, pembina adalah model peran bagi jenjang-jenjang di bawahnya guna keperluan membina dan mengembangkan kekuatan sumber daya untuk jangkauan pandang ke depan. Selanjutnya tentang pegawai berdasarkan Eselon yaitu Eselon tertinggi sampai dengan eselon terendah dan jenjang pangkat untuk setiap eselon sebagaimana tersebut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002. Eselon I merupakan jabatanyang tertinggi, Jenjang pangkat bagi Eselon I adalah terendah Golongan IV/c dan tertinggi Golongan IV/e. Secara kepangkatan, personelnya sudah berpangkat pembina. Dalam hal ini Eselon 1 pada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi

Daerah (BPPRD) 1 orang dengan jenis kelamin laki-laki.Selanjutnya adalah Eselon III. Eselon III merupakan hirarki jabatan struktural lapis ketiga, terdiri dari 2 jenjang yaitu Eselon III A dan Eeselon III B. Jenjang pangkat bagi Eselon III adalah terendah Golongan III/d dan tertinggi Golongan IV/d. Ini berarti secara kepangkatan, personelnya juga berpangkat PEMBINA atau PENATA yang sudah mumpuni (Penata Tingkat I) sehingga tanggung jawabnya adalah membina dan mengembangkan di tingkat provinsi, Eselon III dapat dianggap sebagai Manajer Madya Satuan Kerja (Intansi). Eselon III di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) berjumlah 5 0rang, ditahun 2017-2018 dengan formasi yang sama yaitu 4 orang Laki-laki dan 1 orang perempuan. Eselon IV merupakan hirarki jabatan struktural lapis keempat, terdiri dari 2 jenjang yaitu Eselon IVA dan Eselon IVB. Jenjang pangkat bagi Eselon IV adalah terendah Golongan III/b dan tertinggi Golongan III/d. Ini berarti secara kepangkatan, personelnya berpangkat PENATA yang sudah cukup berpengalaman. Makna kepangkatannya adalah menjamin mutu. Oleh karenanya di tingkat provinsi, Eselon IV dapat dianggap sebagai Manajer Lini Satuan Kerja (Instansi) yang berfungsi sebagai penanggungjawab kegiatan yang dioperasionalisasikan dari program yang disusun ditingkatan Eselon III.Di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Pegawai Eselon IV berjumlah 27 orang pada tahun 2017, dengan 20 orang Laki-laki dan 7 orang Perempuan. Pada tahun 2018 berjumlah 26 orang dengan 19 Laki-laki dan 7 orang Perempuan.Jabatan fungsional di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) kota Medan tidak ada, sedangkan staff berjumlah 312 pada tahun 2017 dengan 178 Laki-lakidan 151 perempuan. Dan ditahun 2018 berjumlah 315 dengan 171 Laki-laki dan 144 perempuan.Selanjutnya penulis akan menjelaskan gambaran pegawai di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) berdasarkan pendidikannya.Berdasarkan tabel (terlampir) penulis dapat simpulkan bahwa tingkat pendidikan dominan di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) kota Medan adalah Strarata-I (S1) yang berjumlah 938 orang.

Selanjutnya adalah pendidikan tingkat SMA/SMK/STM dengan jumlah 126 orang, disusul dengan Strata-II (S2) yang berjumlah 29 orang. Selanjutnya adalah tingkat Diploma I-III (D1 –DIII) dengan jumlah 13 orang, dan yang terakhir adalah tingkat SLTP/MTs yang berjumlah 1 orang. Itulah gambaran pegawai di Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Medan yang terdiri dari berbagai golongan, berbagai Eselon, dan berbagai latar belakang pendidikan.

Sudah dilakukan pelatihan pemeriksaa pajak dan juga penilai pajak sudah ada pada BPPRD kota Medan

Dokumen terkait