BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Analisis Laporan Keuangan Konsolidasi
penting dan informasi penjelasan lain
6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
Sedangkan penyajian laporan keuangan konsolidasi pada PT.
Alva Karya Perkasa meliputi:
1. Laporan posisi keuangan konsolidasi
2. Laporan laba rugi komprehensif konsolidasi 3. Laporan perubahan ekuitas konsolidasi 4. Laporan arus kas konsolidasi
5. Catatan atas laporan keuangan konsolidasi, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain.
Laporan keuangan konsolidasi merupakan laporan keuangan yang menggabungkan laporan keuangan kantor pusat dan kantor cabang.
Jadi jurnal eliminasi yang dibuat tidak akan mempengaruhi laporan keuangan individual, baik kantor pusat maupun kantor cabang. Jurnal Eliminasi hanya diposting pada kertas kerja yang dibuat dalam rangka penyusunan laporan konsolidasi. Berikut uraian jurnal eliminasi :
1. Mengeliminasi rekening Dividen dari kantor pusat ke kantor cabang.
Jurnal Kantor Pusat Jurnal Kantor Cabang KC 5,372,582,735 Dividen 5,372,582,735
Dividen 5,372,582,735 KP 5,372,582,735
2. Mengeliminasi rekening laba ditahan dari kantor cabang ke kantor pusat.
Jurnal Kantor Pusat Jurnal Kantor Cabang KC 12,022,780,825 Laba ditahan 12,022,780,825
Laba ditahan 12,022,780,825 KP 12,022,780,825
Berdasarkan uraian dari rekening jurnal eliminasi pada rekening resiprokal, maka jurnal eliminasi pada kertas kerja konsolidasi yaitu sebagai berikut :
Jurnal eliminasi R/K Pusat
17,395,363,560 R/K Cabang
17,395,363,560
Adapun kertas kerja penyusunan laporan keuangan kosolidasi disajikan pada uraian berikut : Tabel 5. 5. Kertas Kerja Neraca Konsolidasi PT. Alva Karya Perkasa Rekening
Kantor Pusat Kantor Cabang Eliminasi Neraca Konsolidasi
Debet Kredit Debet Kredit
Cash 3,762,509,340 1,519,347,890
5,281,857,230 Bank Mandiri
17,237,410,980
2,083,486,588
19,320,897,568 Piutang usaha
14,402,157,650
8,255,012,297
22,657,169,947 Piutang PPH 23
378,420,601
293,457,277
671,877,878 PPN Agency
Receiveable
2,135,027,803
835,685,390
2,970,713,193 Prepaid Insurance
1,508,457,769
732,465,582
2,240,923,351 Prepaid Rent Office
4,539,705,749
1,510,275,920
6,049,981,669 R/K Cabang
17,395,363,560
17,395,363,560
Piutang Pemengang Saham
453,669,792
453,669,792 Land
925,705,929
73,825,145
999,531,074 Building
2,248,397,187
1,182,736,591
3,431,133,778
Vehicle
1,735,627,592
1,148,327,695
2,883,955,287 Office Equipment
274,636,934
130,283,865
404,920,799
Jumlah Asset
66,997,090,886
17,764,904,240
PT. Telkomsel
108,346,730
108,346,730 Building Payable
6,305,265,381
6,305,265,381 Hutang Usaha
10,737,842,601
192,418,750
10,930,261,351 PPH 21
410,198,895
37,925,873
448,124,768 Hutang Pemegang
Saham
346,582,529
346,582,529 Jamsostek Payable
1,788,786,359
13,268,562
1,802,054,921 Hutang Usaha Mega
Daya Motor
535,627,592
125,927,495
661,555,087
R/K Pusat
17,395,363,560
17,395,363,560
Modal
3,462,577,521
3,462,577,521
Dividen
18,368,295,113 18,368,295,113 Laba ditahan
24,933,568,165
24,933,568,165
Jumlah Passiva
66,997,090,886
17,764,904,240
Jumlah 66,997,090,886 17,764,904,240 17,395,363,560 17,395,363,560 67,366,631,566 67,366,631,566
Tabel 5. 6. Kertas Kerja Laba Rugi Konsolidasi PT. Alva Karya Perkasa Rekening Kantor Pusat Kantor
Cabang
Eliminasi Laba Rugi Konsolidasi Debet Kredit
Agency Receiveable 7,754,072,158 4,228,418,654 11,982,490,812
PPH 23 843,610,956 328,916,501 1,172,527,457
PPN 1,863,561,785 910,847,619 2,774,409,404
Salary 375,844,319 135,149,670 510,993,989
Internet, Tlp, Listrik & Air 35,764,649 23,920,768 59,685,417
Pemeliharaan Kendaraan 3,425,780 1,351,680 4,777,460
Representative Expense 5,377,634 2,359,815 7,737,449
Media & Recruitment Expense
7,348,984 3,197,350 10,546,334
Training & Education Expense
5,472,721 2,581,916 8,054,637
Perjalanan Dinas 95,513,467 5,186,352 100,699,819
Administrasi Bank 2,586,700 754,690 3,341,390
3,238,506,995 1,414,266,361 4,652,773,356
Jumlah 4,515,565,163 2,814,152,293 - - 7,329,717,456
Tabel 5. 7. Lap Keuangan Neraca Konsolidasi PT. Alva Karya Perkasa KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG
PT. ALVA KARYA PERKASA Asset
Aktiva Lancar
Cash 5,281,857,230 Bank Mandiri 19,320,897,568 Piutang usaha 22,657,169,947 Piutang PPH 23 671,877,878 PPN Agency Receiveable 2,970,713,193 Prepaid Insurance 2,240,923,351 Prepaid Rent Office 6,049,981,669 Piutang Pemengang Saham 453,669,792 Aktiva Tetap
Land 999,531,074 Building 3,431,133,778 Vehicle 2,883,955,287 Office Equipment 404,920,799 7,719,540,938 Total 67,366,631,566 Liabilities
Hutang Lancar
PT. Telkomsel 108,346,730 Building Payable 6,305,265,381 Hutang Usaha 10,930,261,351 PPH 21 448,124,768 Hutang Pemegang Saham 346,582,529 Jamsostek Payable 1,802,054,921 19,940,635,680 Hutang Jangka Panjang
Hutang Usaha Mega Daya
Motor 661,555,087 661,555,087 EQUITY
Modal 3,462,577,521 Dividen 18,368,295,113 Laba ditahan 24,933,568,165 46,764,440,799 67,366,631,566 Sumber: Laporan Keuangan Neraca Konsolidasi pada PT. Alva Karya
Perkasa
Tabel 5. 8. Laporan Keuangan Laba Rugi Konsolidasi pada PT. Alva Karya Perkasa
KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG PT. ALVA KARYA PERKASA
LABA RUGI KONSOLIDASI PER 31 DESEMBER 2015
Agency Receiveable 11,982,490,812
PPH 23 1,172,527,457
PPN 2,774,409,404
Expense
Salary 510,993,989
Internet, Tlp, Listrik & Air 59,685,417 Pemeliharaan Kendaraan 4,777,460 Representative Expense 7,737,449 Media & Recruitment Expense 10,546,334 Training & Education Expense 8,054,637 Perjalanan Dinas 100,699,819 Administrasi Bank 3,341,390 Total Expense 705,836,495 Laba Bersih 7,329,717,456 Berdasarkan kedua penyajian susunan laporan keuangan maka diperoleh informasi bahwa ada sedikit perbedaan antara PSAK dengan penerapannya oleh PT. Alva Karya Perkasa, yaitu tidak adanya Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif. Hal ini disebabkan karena PT. Alva Karya Perkasa tidak menerapkan suatu kebijakan yang retrospektif atau reklasifikasi sehingga tidak perlu dibuat Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif. Namun hal ini masih tergolong wajar karena sebagian besar laporan keuangan perusahaan yang saya amati tidak mencantumkan laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif ini. Pembahasan lebih rinci
dapat dilihat sebagai berikut :
1. Pembahasan penyajian Laporan Posisi Keuangan
Laporan Posisi Keuangan (neraca) perusahaan ini disampaikan dengan pemisahan penyusunan aset lancar dan aset tidak lancar, liabilitas jangka panjang dan jangka pendek sebagaimana yang diatur dalam PSAK 01 paragraf 57. Perusahaan ini menyusun aset maupun liabilitas berdasarkan likuiditasnya, dan mengklasifikasikannya dengan baik sesuai dengan aturan dalam PSAK 01 paragraf 63-73. PSAK 01 paragraf 75 mengatur mengenai rincian subklasifikasi menyatakan bahwa :
a. Pos-pos aset tetap dipisahkan sesuai PSAK 16. Hal ini sudah dipatuhi oleh perusahaan. Rinciannya memang tidak dituliskan secara langsung di neraca, namun dilampirkan dalam catatan atas laporan keuangan.
b. Pemisahan piutang, Aturan ini juga telah dilaksanakan oleh perusahaan dengan memisahkan piutang menjadi jumlah piutang dagang, piutang dari pihak – pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
c. Pemisahan persediaan sesuai PSAK 14, sama seperti pemisahan aset tetap, perusahaan sudah melakukan pemisahan walaupun tiddak secara langsung ditulis di laporan keuangan, tapi dilampirkan dalam catatan atas laporan keuangan.
d. Pemisahan provisi juga sudah dilaksanakan perusahaan dengan
baik.
e. Pemisahan ekuitas juga telah dilaksanakan oleh perusahaan dengan baik. Hanya saja ada beberapa aturan yang belum dipenuhi. Antara lain: perusahaan tidak mencantumkan rekonsiliasi jumlah saham yang beredar pada awal dan akhir periode, perusahaan juga tidak mengungkapkan hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham.
Selain perbedaan yang ada di atas, menurut aturan secara umum penyajian Neraca seharusnya berurutan dari Aset – Ekuitas – Liabilitas sedangkan perusahaan ini menyajikannya dengan urutan Aset – Liabilitas – Ekuitas sebagaiman aturan dalam PSAK.
2. Pembahasan penyajian Laporan Laba Rugi
Telah disebutkan di atas bahwa dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi, adalah dasar akrual. Jadi metode pengakuan pendapatan yang digunakan adalah accrual basis sesuai dengan PSAK 1 paragraf 24, bahwa pengakuan semua komponen laporan keuangan termasuk pendapatan dan beban hendaknya menggunakan metode accrual basis. Pendapatan dari penjualan barang diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi:
a. Perusahaan dan anak perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang
kepada pembeli.
b. Perusahaan dan anak perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual
c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.
Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada Perusahaan dan anak perusahaan tersebut.
d. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal. Selanjutnya mengenai pengakuan beban, perusahaan ini sudah melaksanakan sesuai aturan yaitu menggunakan metode accrual basis.
e. Perusahaan menyusun beban berdasarkan fungsinya sesuai aturan pada PSAK.
Menurut aturan PSAK, interest expense sudah tidak lagi masuk ke dalam kelompok beban dan pendapatan lain-lain, tetapi dikelompokan ke dalam financing cost, karena merupakan biaya/
beban yang dikeluarkan untuk urusan pendanaan. Namun pada laporan keuangan ini, interest expense masih dikelompokkan dalam beban dan pendapatan lain-lain yang dirinci dalam catatan atas laporan keuangan.
3. Pembahasan penyajian Laporan Perubahan Ekuitas
PSAK mengatur komponen-komponen yang harus ada dalam laporan perubahan ekuitas, diantaranya :
a. Total laba rugi selama satu periode dengan menunjukan pembagian secara terpisah total jumlah yang dapat distribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingannon- kepengendali dapat dilihat bahwa perusahaan ini sudah menerapkan aturan ini dengan menyajikan laporan perubahan ekuitas lengkap dengan total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non- kepengendali.
b. Pengungkapan perubahan yang timbul dari laba rugi, pendapatan komprehensif lain, dan transaksi pemilik. Aturan ini sudah diterapkan dengan baik oleh perusahaan, termasuk transaksi seperti penyetoran modal.
c. Perubahan nilai investasi yang disebabkan terjadinya perubahan nilai ekuitas anak perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan anak perusahaan diakui sebagai bagian dari ekuitas dengan akun Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan, dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan.
Ditambahkan dalam paragraf 105, bahwa jumlah dan jenis modal disetor seharusnya ditampilkan, namun perusahaan belum menerapkan aturan ini.
d. Perusahaan telah dengan jelas melaporkan jumlah dividen diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode yang diatur oleh
PSAK 01 paragraf 104.
4. Pembahasan penyajian Laporan Arus Kas
Perusahaan telah menyusun laporan arus kas dengan baik sebagaiman diatur dalam PSAK 01 paragraf 108 yang diperjelas dengan PSAK 02 tentang Pelaporan Arus Kas. PT. Alva Karya Perkasa telah mengklasifikasikan arus kas sebagai arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Perusaahaan juga telah menunjukan kas dan setara kas pada awal dan akhir periode beserta peningkatannya.
5. Pembahasan penyajian Catatan atas Laporan Keuangan
Menurut PSAK mengenai struktur catatan atas laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan berisi informasi yang disyarat oleh SAK yang tidak diungkapkan di laporan keuangan manapun. PT. Alva Karya Perkasa membuat catatan atas laporan keuangan dengan cukup baik, perusahaan melaporkan semua catatan-catatan yang relevan untuk memahami laporan keuangan perusahaan sehingga mempermudah pengambilan keputusan oleh para pihak-pihak terkait.
PSAK mengatur penyusunan catatan atas laporan keuangan, yaitu :
a. Pernyataan atas kepatuhan terhadap SAK PT. Alva Karya Perkasa. sudah menyediakan pernyataan ini dengan judul
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia pada catatan no.2 , itu berarti bahwa perusahaan mengaku bahwa perusahaan memang mematuhi peraturan yang ada di PSAK.
b. Ringkasan kebijakan akuntansi yang diterapkan. Perusahaan mencantumkannya dengan judul Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi pada catatan nomor 2.
c. Informasi tambahan atas pos-pos yang ada di laporan keuangan sesuai dengan urutan penyajian masing-masing pos perusahaan sudah menyediakan informasi yang cukup mengenai tambahan informasi pos-pos laporan keuangan, contohnya pada catatan nomor 2 poin a sampai s.
d. Pengungkapan lainnya, seperti hal-hal yang tidak berhubungan dengan keuangan informasi segmen usaha pada catatan nomor 26.
Secara umum PT. Alva Karya Perkasa sudah menyajikan seluruh komponen yang seharusnya ada dalam catatan atas laporan keuangan.
D. Kesesuaian Laporan Keuangan Konsolidasi PT. Alva Karya