BAB III METODE PENELITIAN
C. Subyek Penelitian
Penentuan sumber data atau informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin orang tersebut seorang penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti.60
Penggunaan teknik purposive sampling dalam penelitian ini, peneliti telah menentukan siapa saja yang akan dijadikan infoman untuk mengumpulan data-data penelitian.
59Tim Penyusun, Buku Pedoman Penulisan, 43.
60Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, 300.
Adapun infoman dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Kepala Sekolah 2. Koordinator BK 3. Guru-guru BK 4. Siswa
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian, maka data yang dikumpulkan haruslah representatif. Ketepatan dalam memilih metode memungkinkan diperolehnya data yang objektif dan sangat menunjang keberhasilan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Dengan metode ini peneliti menggunakan observasi partisipatif dimana dalam observasi ini peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan menggunakan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.61
Dalam metode observasi ini peneliti melakukan pengamatan dengan cara mengamati kegiatan-kegiatan bimbingan karier yang sedang dilakukan oleh konselor dan peserta didik. Metode observasi ini
61Ibid.,310.
dilakukan oleh peneliti sebagai cara untuk mengungkap data sebagai berikut:
a. Kondisi bimbingan karier MAN Jember 1 b. Letak geografis MAN Jember 1
c. Proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi layanan bimbingan karier terhadap peserta didik.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.62
Teknik pengumpulan data dengan wawancara ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi.63
Adapun dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur karena dapat dipersiapkan terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan yang diperlukan agar fokus pada masalah yang akan diteliti.
Adapun yang diwawancarai dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah, koordinator BK, guru BK, dan peserta didik untuk memperoleh informasi tentang perencanaan program bimbingan karier, pelaksanaan program, dan evaluasi program bimbingan karier.
62Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 186.
63Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, 317.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambaran atau karya-karya monumental dari seseorang.64 Adapun data yang diperoleh dari bahan dokumentasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data yang berbentuk dokumen tertulis ( sejarah sekolah, struktur organisasi, sarana prasarana bimbingan karier, pelaksanaan bimbingan karier siswa).
b. Data yang berbentuk dokumen yang bersifat gambar (Foto-foto tentang pelaksanaan bimbingan karier, foto tentang kegiatan peneliti yang berkaitan dengan penelitian, dan keadaan ruangan bimbingan siswa)
E. Analisis Data
Analisis data dalam suatu penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting sekali. Data yang telah diperoleh dalam suatu penelitian, tidak akan bermakna dan berguna tanpa melalui proses analisis data.
Analisis data dalam penelitian kuantitatif berbeda dengan penelitian kualitatif.
Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses mensistematiskan seperti apa yang dilakukan dan dipahami agar supaya peneliti bisa menyajikan apa yang didapatkan pada orang lain.
Oleh karena itu, dalam menganalisis data, peneliti harus paham dan tahu apa yang harus dilakukan dan menyadari, bahwa peneliti bekerja dengan data yang berarti, mensistematiskan data satu dengan yang
64Ibid., 240.
lain, selanjutnya mencari pola-pola tertentu, mencari hal-hal penting untuk dipelajari, dan apa yang akan diceritakan.65
Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis data dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, artinya analisis data yang bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subyek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan cara memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Adapun langkah-langkah analisis data model Miles dan Huberman adalah sebagai berikut:
1. Data Reduction (reduksi data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin kompleks dan rumit. Untuk itu perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola dan temanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif dan kritis yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data
65Moh.Kasiram, Metode Penelitian Kualitatif-Kuantitatif (Malang: UIN Maliki Press, 2010), 355.
dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli.
Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.
2. Data Display (penyajian data)
Penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, atau hubungan antar kategori. Tetapi yang paling sering digunakan untuk menyajikan data adalah dengan dengan teks yang bersifat naratif. Penyajian yang baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.
3. Conclusion Drawing/Verification (penarikan kesimpulan/verifikasi) Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh.66Kesimpulan diharapkan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa kausal atau interaktif, hipotesis, atau teori.67
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten
66Matthew B. Miles & A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif-Buku Sumber tentang Metode-metode Baru, Terj.Tjetjep Rohendi Rohidi (Jakarta: Universitas Indonesia-Press, 2007), 1.
67Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, 247.
saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
F. Keabsahan Data
Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi. Trianggulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai macam cara, dan berbagai waktu.68Sedangkan untuk menguji keabsahan data yang diperoleh, peneliti menggunakan trianggulasi sumber.
Trianggulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melaui beberapa sumber.
Sebagai contoh, untuk menguji kredibilitas data perilaku murid, maka pengumpulan dan pengujian data dapat dilakukan ke guru, teman murid yang bersangkutan dan orang tuanya.69
G. Tahap-tahap Penelitian
Adapun tahapan ini akan diuraikan proses pelaksanaan penelitian mulai dari penelitian pendahuluan, pengembangan desain, penelitian sebenarnya dan sampai pada penyusunan laporan.70
Untuk mengetahui proses penelitian oleh peneliti mulai awal hingga akhir maka perlu diuraikan tahap-tahap penelitian. Tahapan penelitian yang dilalui peneliti dalam proses penelitian adalah sebagai berikut:
68Sugiono, Metode Penelitian, 372.
69Ibid., 373.
70Tim Penyusun, Buku Pedoman Penulisan, 44.
1. Tahap Pra Lapangan
Dalam tahapan penelitian pra lapangan terdapat enam tahapan.
Adapun enam tahapan tersebut antara lain:
a. Menyusun Rancangan Penelitian
Pada tahapan ini peneliti membuat rancangan penelitian terlebih dahulu, dimulai dari pengajuan judul, penyusunan matrik penelitian yang selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing dan dilanjutkan dengan penyusunan proposal penelitian hingga diseminarkan.
b. Memilih Lapangan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti harus terlebih dahulu memilih lapangan penelitian. Lapangan penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah MAN Jember 1.
c. Mengurus Perizinan
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu harus mengurus dan meminta surat perizinan, peneliti menyerahkan kepada pihak sekolah untuk mengetahui apakah diizinkan mengadakan penelitian atau tidak.
d. Menjajaki dan Menilai Lapangan
Setelah memperoleh izin, peneliti mulai melakukan penjajakan dan menilai lapangan untuk lebih mengetahui latar belakang objek penelitian, lingkungan pendidikan dan lingkungan
informan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam menggali data.
e. Memilih dan Memanfaatkan Informan
Pada tahap ini peneliti mulai memilih informan untuk mendapatkan informasi yang dipilih.
f. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian
Setelah semua selesai mulai dari rancangan penelitian hingga memilih informan, maka peneliti menyiapkan perlengkapan penelitian untuk terjun ke lapangan yakni mulai dari alat tulis seperti pensil, buku catatan, kertas, dan sebagainya.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Pada tahap ini peneliti mulai mengadakan kunjungan langsung ke lokasi penelitian, namun di samping itu peneliti hendaknya mempersiapkan diri mulai dari pemahaman akan latar belakang penelitian, mempersiapkan fisik, mental dan sebagainya.
3. Tahap Analisa Data
Tahap yang terakhir yaitu analisis data.71Pada tahap ini dibahas prinsip pokok, tetapi tidak akan dirinci bagaimana cara analisis data itu dilakukan, karena ada bab khusus yang mempersoalkannya.
71Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 127-133.
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
A. Gambaran Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MAN Jember 1
Pada tahun 1967 sebuah lembaga pendidikan Islam setingkat MA di Jember didirikan. Lembaga pendidikan ini pada mulanya diberi nama SPIAIN (Sekolah Persiapan Institut Agama Islam Negeri Jember). Berdasarkan surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor: 17 tahun 1978, tanggal 30 Maret 1978, SPIAIN Jember diubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri Jember (MAN). Baru terhitung mulai tanggal 23 Agustus 2004 resmi berganti namanya menjadi Madrasah Aliyah Negeri 1 Jember (MAN Jember 1) berdasarkan Keputusan Menteri Agama No 168 tahun 2003, tanggal 24 Maret 2003.
Pada awal berdirinya, proses KBM berlangsung dikampus IAIN Sunan Ampel cabang Jember, dikawasan Pasar Johar, sekarang kawasan mutiara shopping center. Searah dengan perkembangan dan pertumbuhan MAN yang terus melaju, pada tahun 1982 para perintis mampu membeli tanah dan mampu membangun sebuah gedung permanaen dikawasan kaliwates, Kawasan Jalan Imam Bonjol 50 Jember, sebagaimana yang ada sekarang ini.72
Adapun periodesasi kepemimpinanMAN Jember 1 hingga sekarang.
72Dokumentasi MAN Jember 1 tahun Pelajaran 2013/2014.
50
Tabel 4. 1
Periodisasi Kepala MAN Jember 1 Sejak 1967 Hingga Sekarang
No Periode Nama kepala Keterangan
1 1967 – 1971 KH. Muhith Muzadi Purna tugas 2 1972 – 1980 H. Rois Syamsudin, BA Almarhum 3 1980 – 1993 H. Akwan Ichsan Almarhum 4 1993 – 1995 Drs. H. Kuslan Haludi Almarhum
5 1995 – 2001 Drs. Dulhalim Almarhum
6 2001 – 2002 Drs. Hamdani Almarhum
7 2002 – 2009 Drs. Ek. Abdul wahid Pindah tugas 8 2009 –
sekarang
Drs. H. M. Anwari Sy.,M.A.
Sumber:Dokumentasi MAN Jember 1 tahun Pelajaran 2013/2014 2. Letak Geografis
MAN Jember 1 merupakan suatu lembaga pendidikan yang terletak di Jalan Imam Bonjol No. 50 di kawasan Kaliwates Kabupaten Jember dengan batasan-batasan sebagai berikut:
a. Sebelah utara akses jalan menuju Perumahan Argopuro b. Sebelah utara perusahaan pengimbalan ice cream c. Sebelah timur berbatasan dengan kantor PCNU d. Sebelah barat bebatasan dengan lahan pertanian
3. Visi –Misi dan Tujuan MAN Jember 1 a. Visi MAN Jember 1
Menuju prestasi prima, berakhlakul karimah berlandaskan iman dan taqwa.
b. Misi MAN Jember 1
1) Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman ajaran Islam dan budaya bangsa sebagai sumber kearifan dan bertindak.
2) Mengembangkan potensi akademik dan non akademik peseta didik secara optimal sesuai dengan bakat dan minat melalui proses pembelajaran bermutu.
3) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif kepada peserta didik dibidang keterampilan sebagai modal untuk terjun ke dunia kerja.
c. Tujuan MAN Jember 1
1) Meningkatkan keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan keagamaan.
2) Meningkatkan kualitas perilaku siswa dalam beribadah, baik di madrasah maupun di luar madrasah.
3) Meningkatkan kualitas berperilaku tertib siswa dalam kegiatan sehari-hari di madrasah.
4) Meningkatkan kualitas berperilaku disiplin siswa dalam kegiatan sehari-hari di madrasah.
5) Meningkatkan kualitas perolehan nilai ujian nasional.
6) Meningkatkan keikutsertaan siswa dalam berbagai berbagai efen akademik.
7) Meningkatkan kesiapan siswa untuk bersaing dalam melanjutkan pendidikan jenjang yang lebih tinggi.
8) Meningkatkan kuantitas siswa yang diterima dijenjang pendidikan tinggi.
9) Meningkatkan kualitas dan kuantitas siswa dalam berbagai kegiatan pengembangan diri (ekstrakurikuler).
10) Meningkatkan kualitas dan kuantitas keterlibatan siswa dalam berbagai efen non akademik.
11) Meningkatkan perolehan prestasi siswa dalam berbagai kegiatan non akademik
12) Meningkatkan kualitas kesiapan siswa untuk menjalani hidup dimasyarakat selama di madarasah.73
4. Struktur Organisasi BK MAN Jember 1
Struktur organisasi merupakan bagian yang harus ada dalam lembaga pendidikan. Adapun struktur organisasi BK Madrasah Aliyah Negeri Jember 1 sebagai berikut:
73 Dokumentasi MAN Jember 1 Tahun Pelajaran 2013/2014
KEPALA MAN WAKA MAN KOMITE
MADRASAH
TENAGA LAIN INSTANSI LAIN
TATA USAHA
WALI KELAS
GURU PEMBIMBING
GURU
MATA PELAJARAN Bagan 4. 1
Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling MAN Jember 1
Garis Komando Garis Koordinasi Garis Konsultasi
Sumber: Dokumentasi BK MAN Jember 1 tahun Pelajaran 2013/2014 SISWA
Kepala MAN Waka MAN Tenaga Lain
Instansi Lain
Komite Madrasah
GURU
PIKET
WALI KELAS
KOORDINATOR BK
DAN GURU PEMBIMBING
SISWA PETUGAS LAIN
B
agan 4. 2Mekanisme Penanganan Kasus Siswa Bimbingan dan Konseling MAN Jember 1
Garis Komando Garis Koordinasi Garis Konsultasi
Sumber : Dokumentasi BK MAN Jember 1 tahun Pelajaran 2013/2014
5. Data Guru BK MANJember 1
Adapun data guru BK MAN Jember 1 tahun pelajaran 2013/2014 yaitu:
a. Drs. Agus Suyatno b. Dra. Lilik Suhartini c. Drs. Zahir, M.Pd.I
d. Ade Sa’diyah S.Pd e. Ahmad, MS.,S.PdI
f. Abdul Ghafur Syahid, S.Pd g. Budi Santoso, S.Pd74
6. Sarana Prasarana BK MAN Jember 1
Adapun Fasilitas yang tersedia di BK MAN Jember 1adalah sebagai berikut:
a. LCD b. Komputer
c. Ruang Konseling
d. Buku-buku tentang bimbingan dan konseling e. Ruang tamu
f. Majalah dinding
Sumber : Observasi Ruang BK Tahun Pelajaran 2013/2014 B. Penyajian Data dan Analisis
Sebagaiamana dijelaskan bahwa dalam penelitian ini menggunakan metode interview, obsevasi, dokumentasi dan sebagai alat untuk meraih data yang berkaitan dan mendukung penelitian ini. Segala upaya untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menekankan kepada metode observasi dan wawancara. Untuk mendapatkan data yang otentik, maka dilakukan juga dengan menggunakan metode dokumentasi.
74 Dokumentasi MAN Jember 1 tahun Pelajaran 2013/2014
1. Perencanaan Program Bimbingan Karier Siswa di MAN Jember 1 Tahun Pelajaran 2013/2014
Kegiatan bimbingan karier yang dilakukan di MAN Jember 1 tidak dilakukan secara tiba-tiba dan tanpa persiapan sebelumnya.
Pelaksanaan bimbingan karier di MAN Jember 1 terlebih dahulu melalui proses perencanaan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan-kegiatan pelaksanaan bimbingan karier yang akan dilaksanakan, nantinya dapat berjalan dengan baik dan sesuai sasaran.
Perencanaan bimbingan karier yang dilakukan melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu. Pertimbangan-pertimbangan tersebut merupakan langkah awal untuk memberikan gambaran umum mengenai apa yang akan dilakukan, kapan, serta bagaimana caranya.
Dengan melakukan hal ini sekolah dapat melakukannya kegiatan- kegiatan yang akan dilakukan secara terorganisir.
Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Bapak Agus selaku koordinator BK MAN Jember 1 yaitu:
Pelaksanaan bimbingan karier yang dilakukan di MAN Jember 1 ini melalui proses perencanaan terlebih dahulu. Jika tidak dilakukan proses perencanaan terlebih dahulu maka kegiatan yang akan dilakukan dimungkinkan tidak akan berjalan sesuai. Dalam hal ini kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan kan juga harus sesuai dengan kebutuhan siswa. Perencanaan ini dibuat gambaran umum kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan yang akan saya buat tidak banyak-banyak, yang penting apa yang kita rencanakan dapat dikerjakan dengan baik.75
75Agus Suyatno, Wawancara , Jember, 12 Agustus 2014.
Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Abdul Ghafur Sahid selaku guru BK yaitu:
Kegiatan yang dilakukan di Bimbingan dan Konseling di MAN Jember 1 ini melalui proses perencanaan terlebih dahulu. Dengan melalui proses perencanaan terlebih dahulu maka diharapkan nantinya kegiatan yang dilakukan benar-benar dapat membantu siswa dengan baik. Selain itu kami mengharapkan dengan perencanaan ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan nantinya dapat dilakukan dengan baik.76
Adanya perencanaan dalam bimbingan ini juga disampaikan oleh Kepala Sekolah MAN Jember 1 yaitu: “Pelaksanaan bimbingan juga ada perencanaannya. Jika tidak direncanakan nantinya tidak berjalan maksimal”.77
Perencanaan bimbingan karier yang dilakukan melalui beberapa tahapan-tahapan terlebih dahulu. Adapun tahapan-tahapannya yaitu identifikasi kebutuhan siswa, rapat koordinasi, merumuskan tujuan, mengupayakan kerjasama dan meminta persetujuan.
Mengenai tahapan-tahapan dalam perencanaan bimbingan di MAN jember 1 dipaparkan oleh narasumber sebagai berikut:
a. Identifikasi Kebutuhan Siswa
Kebutuhan-kebutuhan siswa berbeda-beda sesuai dengan tahap tingkatan kelas dan juga sesuai dengan tahap perkembangannya. Dalam bimbingan karier kebutuhan-kebutuhan siswa kelas X yaitu kebutuhan bimbingan dalam menentukan bakat dan minat, serta bimbingan mengenai pilihan jurusan menjelang
76Abdul Ghafur Syahid, Wawancara, Jember, 14 Agustus 2014.
77Anwari, Wawancara, Jember, 5 September 2014.
kelas XI. Sedangkan Kebutuhan kelas XII yaitu berkenaan dengan pemahaman studi lanjutan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan pengetahuan serta motivasi dunia kerja setelah lulus.
Hal ini sesuai dengan yang disampaikan koordinator BK:
Kebutuhan siswa pada saat kelas X biasanya berkaitan dengan bakat dan minat serta pemilihan jurusan menuju kelas XI. Sedangkan Kebutuhan siswa pada saat kelas XII biasanya berhubungan dengan studi lanjutan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan mencari pekerjaan bagi yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.
Siswa kelas XII biasanya menghadapi kebingungan dalam menentukan universitas dan jurusan yang akan dipilih, masih belum memahami pengetahuan yang cukup dalam studi lanjutan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan juga ada yang mengalami permasalahan berkenaan dengan hal biaya ke perguruan tinggi, dan juga bagaimana caranya mendapatkan pekerjaaan jika tidak melanjutkan.78
Hal ini juga serupa dengan yang dikatakan beberapa siswa MAN Jember 1 yaitu:
1) “Saat kelas XI nanti, saya masih bingung dalam menentukan jurusan nantinya. Masih banyak hal yang jadi pertimbangan.
Soalnya tidak tau masih, sebenarnya bakat dan minatnya dibidang
78Agus, Wawancara, Jember, 12 Agustus 2014.
apa dan jurusan apa yang benar-benar sesuai dengan masa depan saya nanti”.79
2) “Saya masih bingung kedepannya gimana, mau melanjutkan apa tidak. Kemudian masih bingung juga mau kuliah dimana dan jurusan apa”.80
3) “Permasalahan yang dihadapi saat kelas XII/ saat ini mengenai perguruan tinggi. Saya sudah memutuskan untuk masuk salah satu perguruan tinggi dan jurusan apa yang akan dipilih tetapi orang tua tidak sependapat dengan saya”.81
4) “Saya sudah menentukan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Tetapi masih bingung tentang pilihan-pilihan yang ada, apa yang harus dipersiapkan, bagaimana caranya dan hal-hal yang lainnya”.82
b. Rapat Koordinasi
Tahapan yang kedua dalam perencanaan bimbingan karier siswa yaitu melakukan rapat dengan anggota yang lain.Menurut observasi yang peneliti lakukan, dalam kesehariannya guru-guru BK melakukan rapat setidaknya sebulan sekali. Agenda pertama yang dirapatkan mengenai pembagian anak asuh dan selanjutnya membahas berkenaan dengan bimbingan serta hal yang berkaitan yang akan dilakukan satu tahun yang akan datang.
79Gufron,Wawancara, Jember, 15 Agustus 2014.
80Yuli Rizki, Wawancara,Jember, 15 Agustus 2014.
81Puput Arinurdanti, Wawancara, Jember, 15 Agustus 2014
82Ifa Khoridatul, Wawancara , Jember, 15 Agustus 2014.
Sebagaimana juga yang disampaikan oleh Bapak Agus selaku Koordinator BK MAN Jember 1 yaitu:
Setelah mengetahui kebutuhan siswa tersebut saya koordinator BK melakukan rapat dengan guru BK yang lainnya. Guru BK disini jumlah ada 8 orang. Rapat ini membahas tentang siapa saja yang akan terlibat dalam proses pelaksanaan, bagaimana caranya serta kapan pelaksanaannya, apa yang perlu dipersiapkan.83
Mengenai koordinasi yang dilakukan disampaikan juga oleh salah satu guru BK MAN Jember 1 yaitu; “Ya melakukan koordinasi sama yang lainnya. Gimana jika tidak melakukan koordinasi, nantinya kan sulit ke depannya”.84
Bapak Anwari selaku Kepala Sekolah MAN Jember 1 mengungkapkan juga tentang koordinasi dalam bimbingan karier yaitu: “Pak Agus selaku koordinator BK melakukan koordinasi dengan pihak-pihak lain yang terkait seperti dengan guru-guru BK , waka kurikulum” dan yang lainnya.85
c. Merumuskan Tujuan.
Setelah mengetahui segala permasalahan dan kebutuhan apa yang dimiliki oleh siswa kelas XII maka guru BK dapat merumuskan tujuan secara operasional dengan mudah. Tujuan ini penting dilakukan sebagai arah kegiatan yang akan dilakukan.
Hal ini disampaikan oleh Bapak Agus selaku koordinator BK MAN Jember 1 yaitu:
83Agus Suyatno, Wawancara, Jember, 12 Agustus 2014.
84Abdul Ghafur Syahid, Jember, 14 Agustus 2014.
85Anwari, Wawancara, Jember, 5 September 2014.
Membuat tujuan itu penting. Jika tujuan itu tidak dibuat maka nantinya akan sulit kedepannya. Bisa saja nanti bimbingan yang dilakukan tidak miliki arah yang jelas. Tujuan-tujuan tersebut dituangkan secara operasional dalam RPB”.Tujuanbimbingan karier siswa kelas X diantaranya agar siswa memiliki pemahaman tentang dirinya, bakat dan minat, dan mampu menentukan pilihan jurusan menjelang kelas XI.Sedangkan tujuanbimbingan karier siswa kelas XII secara umum diantaranya pemahaman tentang studi lanjutan ke jenjang yang lebih tinggi, dan pengetahuan serta motivasi bekerja setelah lulus.86
Perumusan tujuan itu juga dikatakan oleh Bapak Gafur sebagai salah satu guru BK di MAN Jember 1. Berikut pemaparan yang dikatakan:
Ya membuat tujuan. Tujuan apa yang nantinya ingin dicapai. Peserta didik dalam bimbingan diharapkan dapat mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Tujuan yang ingin dicapai dalam hal ini berkenaan dengan kemampuan dalam memahami pribadi masing-masing, bakat dan minat, perguruan tinggi, orientasi perguruan tinggi dalam menunjang karier yang nantinya dipilih, serta pemahaman tentang dunia kerja.87
d. Mengupayakan Kerjasama
Dalam melaksanakan tugasnya guru-guru BK tidak melakukan sendiri tetapi juga dibantu oleh pihak lain. Bantuan ini dilakukan dengan cara mengajak kerjasama dengan pihak-pihak lain baik itu dari lembaga sekolah sendiri maupun pihak dari luar sekolah.
Dari pihak sekolah biasanya melakukan kerjasama dengan guru-guru, waka kurikulum, petugas TU. Dari pihak luar biasanya dengan Depnaker, Badan Pelatihan, alumni-alumni MAN Jember 1.
86Agus Suyatno, Wawancara, Jember, 12 Agustus 2014.
87Abdul Ghafur Syahid, Wawancara, Jember, 14 Agustus, 2014.