• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya dalam mengembangkan seluruh potensi peserta didik secara maksimal merupakan tujuan pokok dari proses pendidikan. Potensi tersebut berupa potensi jasmaniah dan ruhaniah.2 Potensi jasmaniah yaitu potensi yang bisa dilihat oleh panca indra seperti mata, telinga, hidung, mulut, dan kulit. Sedangkan potensi ruhaniah yaitu potensi yang bersifat immateri atau yang tidak dapat ditangkap oleh panca indra. Potensi ruhaniah ini seperti ruh dan akal.

Upaya mewujudkan potensi merupakan perwujudan dari tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh bangsa ini. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.3

Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya telah mendorong terjadinya globalisasi. Situasi global membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi global telah mendorong manusia untuk terus berfikir dan meningkatkan

2Baharuddin, Pendidikan Psikologi Perkembangan (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2010), 13.

3UU Sistem Pendidikan Nasional (UU RI N0. 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), 7.

(2)

kemampuan yang dimilikinya. Adapun dampak negatif dari globalisasi, terjadinya keresahan hidup di kalangan masyarakat begitu juga peserta didik.

Banyak permasalahan yang membuat cemas peserta didik.

Permasalahan-permasalahan yang dialami peserta didik memiliki tingkat dan jenis yang berbeda. Permasalahan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhannya.

Pada usia 0-16 tahun manusia memerlukan kebutuhan hidup seperti sandang, pangan, papan, perawatan dan kasih sayang orang tua, teman bermain, pendidikan dasar dan menengah, rekreasi dan hiburan. Namun setelah usia 17-25 (masa MA/Sederajat), kebutuhan manusia mulai bertambah antara lain: melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, mempelajari bekal tertentu sebagai bekal untuk memperoleh pekerjaan dan mendapat pekerjaan.4

Adanya masalah-masalah yang dihadapi oleh individu yang terlibat dalam kehidupan masyarakat membuat kebutuhan akan adanya bimbingan.

Semakin rumit struktur masyarakat dan keadaannya semakin banyak dan rumit pulalah masalah yang dihadapi oleh individu yang terdapat dalam masyarakat itu.5

Adanya permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik memungkinkan akan adanya proses bimbingan. Bimbingan merupakan proses bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan profesional

4Tuwuh Trisnayadi, Bimbingan Karier untuk Pelajar Muslim (Jakarta: Erlangga, 2013), 2.

5 Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 119.

(3)

yang diberikan oleh pembimbing kepada yang dibimbing (peserta didik) agar ia dapat berkembang secara optimal, yaitu mampu memahami diri, mengarahkan diri, dan mengaktualisasikan diri, sesuai tahap perkembangan, sifat-sifat, potensi yang dimiliki, dan latar belakang kehidupan serta lingkungannya sehingga tercapai kebahagiaan dalam kehidupannya.

Pentingnya bimbingan ini juga disebutkan Allah dalam Al- Qur’an Surah Ali-Imran ayat 104 yaitu:































Artinya: “dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.6

Salah satu permasalahan yang dialami oleh peserta didik yaitu mengenai kariernya di masa yang akan datang. Perasaan tidak bahagia, pesimis, dan ketakutan akan dijumpai oleh peserta didik berkenaan dengan rencana kariernya. Permasalahan karier bukanlah sesuatu yang mudah dipecahkan oleh semua peserta didik.

Setiap orang mengharapkan rasa kebahagiaan serta sukses dalam suatu karier tertentu didalam kehidupannya kelak. Biasanya pekerjaan atau

6Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an, 63.

(4)

karier ini adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupannya.

Untuk meraih suatu karier yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya, seseorang harus mampu untuk membuat suatu rencana dan keputusan sendiri dalam mempersiapkan karier di masa depannya.

Pemenuhan kebutuhan manusia dalam penghidupannya merupakan sesuatu hal pokok. Dalam hal ini Islam sebagai pedoman yang utama bagi kaum muslimin juga menganjurkan kaumnya untuk memenuhi kebutuhan didunia ini. Pemenuhuan kebutuhan tersebut salah satunya dapat ditempuh dengan bekerja. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an Surah At-Taubah ayat 105:



































Artinya:Dan katakanlah: "bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.7

Kebutuhan karier di masa depanakan terwujud apabila mereka mampu menyesuaikan diri antara potensi-potensi yang dimilikinya dengan kesempatan yang tersedia. Akan tetapi, hal tersebut sering menimbulkan masalah bagi para siswa. Masalah yang dimaksud disini adalah situasi dan

7Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an, 203.

(5)

kondisi yang tidak diinginkan yaitu siswa masih bingung dan ragu-ragu dalam merencanakan kariernya.

Siswa mulai mengenal karier atau pekerjaan dari lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah. Tugas-tugas perkembangan bagi siswa di sekolah sebagai calon tenaga kerja ialah memilih dan merencanakan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan potensi-potensi yang dimilikinya.

Potensi-potensi yang dimaksud adalah pengetahuan, keterampilan berfikir, kemampuan kerja, dan sikap terhadap pekerjaan.Tetapi pada kenyataannya masih banyak siswa yang belum bisa dan terkadang sulit untuk menentukan pilihan-pilihan karier yang sesuai dengan dirinya.

Pada prinsipnya peserta didik dalam tugas perkembangannya akan berhasil bila peserta didik dapat menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki sikap positif dan dinamis terhadap keadaan perkembangan fisik dan psikisnya, memiliki sikap mandiri secara emosional dan sosial ekonomi, memiliki pola hubungan sosial yang baik di dalam keluarga, sekolah dan masyarakat, memiliki prestasi belajar yang baik didalam keluarga, sekolah dan masyarakat, memiliki prestasi belajar yang baik dan dapat merencanakan dan mengembangkan kariernya.

Berkenaan dengan masalah jabatan, atau karier para siswa disekolah perlulah kiranya diselenggarakan layanan bimbingan karier.

Bimbingan karier membantu siswa dalam proses pengambilan keputusan

(6)

mengenai karier atau pekerjaan utama yang mempengaruhi kehidupannya di masa depan. Bagi beberapa siswa di sekolah mungkin tidak memerlukan bimbingan karier, tetapi s eba gi an b es a r s i s wa sangat membutuhkan bantuan dari seorang konselor karena mereka secara individual terhimpit oleh berbagai masalah karier yang tidak dapat dipecahkan sendiri. Dalam situasi dimana siswa tidak bisa memecahkan sendiri untuk merencanakan dan mempersiapkan karier di masa depannya, dibutuhkan suatu bentuk pendekatan yaitu melalui layanan bimbingan karier.

Perlu dijelaskan bahwa untuk mendapatkan/mencapai karier (pekerjaan) siswa yang berada di sekolah Non-SMK dapat dipersiapkan melalui proses pendidikan yang baik serta berkelanjutan. Hal ini dikarenakan karena mereka pada umumnya tidak dipersiapkan untuk langsung bekerja setelah lulus dari MA melainkan lebih dipersiapkan untuk melanjutkan studi yang berkelanjutan.

Mempersiapkan karier siswa melalui proses pendidikan hendaknya diupayakan untuk selalu mendukung proses pencapaian karier kelak. Hal ini dimulai saat kelas X, XI, dan kelas XII. Siswa kelas X akan dihadapkan pada pemilihan jurusan menuju ke kelas XI. Pilihan jurusan tersebut hendaknya dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang dan juga disesuaikan dengan kebutuhan karier yang akan ditekuninya. Saat kelas XI mereka fokus memperdalam pengetahuan. Saat kelas XII mereka harus fokus pada pemilihan studi lanjutan yang juga mendukung kariernya kelak. Semua proses tersebut merupakan wadah untuk mempersiapkan

(7)

serta merencanakan dalam mencapai karier yang akan dituju di masa yang akan datang dengan lebih baik.

Adanya bimbingan karier diharapkan siswa memiliki sikap kemandirian yang dapat diandalkan untuk menghadapi persaingan era globalisasi dan tantangan masa depan karier. Dengan kondisi yang demikianlah diharapkan pelaksanaan bimbingan karier di MAN dapat terus terlaksana dan semakin ditingkatkan disetiap tahun, agar dapat berfungsi secara efektif dan efisien.

MAN Jember 1 selalu berupaya dalam membantu mempersiapkan karier siswa-siswanya. Salah satu upaya yang dilakukan dengan melakukan proses bimbingan siswa ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini menjadi program utama khususnya bagi siswa kelas XII. Sekolah berusaha semaksimal mungkin dalam membantu siswanya menuju jenjang yang lebih tinggi dan diterima diperguruan tinggi yang berkualitas. Hal ini tentunya sangat bermanfaat sekali bagi siswa.

Upaya MAN Jember 1 dalam melakukan bimbingan karier siswa serta diimbangi dengan mutu pembelajaran yang baik mengantarkan lulusan MAN Jember 1 diterima disekolah yang berkualitas dan memiliki prestasi yang membanggakan demi menunjang karier kedepannya.8 Hal ini dapat dinilai bahwa pelaksanaan bimbingan karier siswa di MAN Jember 1 dilakukan dengan baik.

8 Dokumentasi MAN Jember 1 Tahun Pelajaran 2013/2014.

(8)

Berpijak dari uraian di atas, maka kiranya perlu dilakukan penelitian tentang “Program Bimbingan Karier Siswa di MAN Jember 1 Tahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Fokus Penelitian

Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan fokus permasalahan yang akan dicari melalui proses penelitian. Fokus penelitian harus disusunsecara singkat, jelas, tegas, spesifik, operasional yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya.9

Penentuan fokus penelitian tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Oleh karena itu, seperti yang dikatakan Sugiyono bahwa

“Penentuan fokus penelitian harus berdasarkan hasil studi pendahuluan, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang yang dipandang ahli. Fokus dalam penelitian ini juga masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti dilapangan”.10

Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus penelitian dalam penelitian ini adalah bimbingan karier siswa yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan program bimbingan karier siswa di MAN Jember 1 tahun pelajaran 2013/2014?

9Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah STAIN Jember (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 44-45.

10Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2008), 396.

(9)

2. Bagaimana program pelaksanaan bimbingan karier siswa di MAN Jember 1 tahun pelajaran 2013/2014?

3. Bagaimana evaluasi program bimbingan karier siswa di MAN Jember 1 tahun pelajaran 2013/2014?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian dilakukan untuk terlaksananya beberapa tujuan.

Tujuan pokok dari penelitian adalah memecahkan permasalahan yang sudah disebutkan dalam dalam latar belakang dan rumusan masalah. Oleh karena itu, tujuan penelitian sebaiknya dirumuskan berdasarkan rumusan masalahnya.11

Berdasarkan fokus penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan :

1. Perencanaan program bimbingan karier siswa di MAN Jember 1 tahun pelajaran 2013/2014.

2. Pelaksanaan program bimbingan karier siswa di MAN Jember 1 tahun pelajaran 2013/2014.

3. Evaluasi program bimbingan karier siswa di MAN Jember 1 tahun pelajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Manfaat penelitian dapat

11Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), 71.

(10)

bersifat teoritis dan praktis, seperti manfaat bagi penulis, lembaga dan masyarakat secara keseluruhan.

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi peneliti maupun bagi objek yang diteliti.

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan demi kemajuan dan pengembangan ilmu pengetahuan bimbingan karier siswa di sekolah.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi:

a. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan pengetahuan, khususnya mengenai program bimbingan karier siswa di sekolah serta hal-hal yang berkaitan dengan bimbingan karier siswa.

b. Bagi IAIN Jember

Sebagai tambahan literatur dan referensi bagi IAIN Jember dan mahasiswa yang ingin mengembangkan kajian dalam bidang pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan layanan bimbingan karier siswa di sekolah.

c. Bagi MAN Jember 1

(11)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi yang positif bagi lembaga yang melaksanakan bimbingan karier terhadap siswa-siswanya.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh peneliti.12

1. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan, penerapan.13

Yang dimaksud implementasi dalam skripsi ini yaitu penerapan bimbingan karier siswa.

2. Bimbingan Karier

Bimbingan karier adalah kegiatan dan pelayanan bantuan dengan tujuan untuk memperoleh penyesuian diri, pemahaman tentang dunia kerja, dan pada akhirnya mampu menetukan pilihan kerja dan menyusun perencanaan karier.14

Berdasarkan definisi diatas maka implementasi bimbingan karier siswa dalam penelitian ini adalah proses penerapan mengenai segenap proses pemberian bantuan kepada siswa berkaitan dengan

12Ibid.,45.

13Pius A Partanto dan M Dahlan al-Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 2001), 247.

14Ulifa Rahma, Bimbingan Karier Siswa ( Malang: UIN Maliki Press,2010),15.

(12)

karier untuk menentukan dan merencanakan masa depan serta proses pengambilan keputusan yang paling tepat dan sesuai dengan keadaan diri siswa dalam kehidupannya kelak.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan rangkaian sementara dari isi skripsi yang nantinya akan dibuat, yang bertujuan untuk mengetahui secara global dari keseluruhan pembahasan yang ada. Dibawah ini akan dikemukakan gambaran secara umum pembahasan skripsi ini.

Bab satu berisi pendahuluan. Bab ini berisi uraian tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan.

Bab dua berisi kajian kepustakaan. Kajian kepustakaan berisi uraian tentang penelitian terdahulu dan kajian teori. Pada bagian penelitian terdahulu dicantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan oleh peneliti. Kajian teori memuat pembahasan teori yang dijadikan sebagai dasar pijakan dalam melakukan penelitian.

Bab tiga berisi metode penelitian. Metode penelitian berisi uraian tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

(13)

Bab empat berisi berisi penyajian data dan analisis. Penyajian data dan analisis berisi uraian tentang gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis, dan pembahasan temuan.

Bab lima berisi penutup. Penutup berisi uraian tentang kesimpulan dan saran-saran.

Kemudian bagian akhir disertai daftar pustaka, pernyataan keaslian tulisan dan lampiran-lampiran (matrik penelitian, formulir pengumpulan data, foto, gambar/denah, surat keterangan dan biodata penulis).

Demikianlah sistematika skripsi kualitatif yang telah dibuat oleh peneliti dalam skripsi ini.

(14)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Kajian terdahulu berkenaan dengan penelitian yang saya lakukan dalam penelitian ini antara lain:

1. Skripsi yang ditulis oleh Luluk Dian Mayangsari mahasiswa STAIN Jember tahun 2013 dengan judul “Kontribusi Bimbingan Karier dalam Mengembangkan Karier Lulusan SMA Negeri 5 Jember”. Dalam penelitian ini Luluk Dian Mayangsari membahas tentang kontribusi bimbingan karier dalam mengembangkan karier siswa program teknik komunikasi dan jaringan, program studi peternakan, dan program studi teknologi pengolahan hasil pertanian lulusan SMA Negeri 5 Jember.

Hasil penelitian ini yang dilakukan oleh Luluk adalah sebagai berikut:

a. Kontribusi dari program teknik komunikasi dan jaringan adalah bahwa dalam bidang pemahaman diri sudah banyak yang bisa memahami bakat serta minat yang ada dalam dirinya, asalkan ketika memilih karier memang karier yang benar-benar diminati.

b. Kontribusi dari program studi peternakan bahwa dalam bidang pemilihan karier di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Jember ini dibebaskan dalam artian semua siswa berhak memilih karier yang mereka minati yang sesuai dengan bakat yang mereka miliki tanpa ada unsur paksaan.

14

(15)

c. Kontribusi dari program studi teknologi pengolahan hasil pertanian bahwa dalam bidang informasi tentang dunia kerja sudah bagus selain dari pihak sekolah yang memberikan informasi tentang dunia kerja kadang juga pihak luar/instansi datang untuk memberikan informasi dunia kerja yang berbentuk seminar dan juga workshop dan juga sudah bisa memahami bakat dan minat yang mereka miliki.

Persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu sama-sama membahas tentang bimbingan karier siswa dan penelitiannya dilakukan dijenjang pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas. Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Luluk mengutamakan sejauh mana kontribusi pendidikan karier dalam pengembangan karier siswa, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti memfokuskan pada perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi bimbingan karier.

2. Skripsi yang ditulis oleh Lailatur Mukarromah mahasiswa STAIN Jember tahun 2012 dengan judul “ Program Bimbingan dan Konseling dalam Membentuk Karakteristik Siswa Madarasah Aliyah Plus Al- amin Sabrang Ambulu Tahun Pelajaran 2011/2012“. Dalam penelitian ini Lailatur Mukarromah membahas tentang bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi bimbingan dan konseling dalam membentuk karakter siswa di Madarasah Aliyah Plus Al-amin.

(16)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lailatur Mukarromah yaitu:

a. Perencanaan program bimbingan dan konseling dalam membentuk karakter siswa di Madarasah Aliyah Plus Al-amin dilakukan secara baik yaitu dengan diadakannya program bimbingan belajar individual dan program bimbingan kelompok belajar.

b. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling dalam membentuk karakter siswa di Madarasah Aliyah Plus Al-amin dilakukan secara insidental namun yang rutin dilaksanakan yaitu kegiatan tartil Qur’an yang dilakukan sebelum jam pelajaran dimulai, kegiatan bimbingan belajar untuk kelas XII yang akan menghadapi UAN.

c. Evaluasi program bimbingan dan konseling dalam membentuk karakter siswa di Madarasah Aliyah Plus Al-amin tidak dilakukan secara rutin tetapi hanya dilakukan pada rapat tahunan sekolah karena keterbatasan waktu dan tenaga dari BK sendiri.

Persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu sama-sama membahas tentang bagaimana proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi bimbingan siswa dan penelitiannya dilakukan dijenjang pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas. Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Lailatur Mukarramah layanan bimbingan konseling memfokuskan pada bagaimana membentuk karakter siswa, sedangkan penelitian

(17)

yang dilakukan oleh peneliti memfokuskan pada bimbingan bidang karier.

B. Kajian Teori

Bagian ini berisi tentang pembahasan teori yang dijadikan sebagai perspektif dalam melakukan penelitian. Pembahasan teori yang semakin memperdalam wawasan peneliti dalam mengkaji permasalahan yang hendak dipecahkan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.15

Kajian teori ini berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan bimbingan karier siswa. Di dalamnya terdapat sejarah bimbingan karier siswa, pengertian bimbingan karier siswa, tujuan bimbingan karier siswa, prinsip pelaksanaan bimbingan karier siswa, serta implementasi bimbingan karier siswa. Implementasi karier siswa ini membahas tentang tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi bimbingan karier siswa.

1. Sejarah Bimbingan Karier

Sampai awal abad ke 20 belum ada konselor di sekolah. Pada saat itu pekerjaan-pekerjaan konselor masih ditangani oleh para guru, seperti dalam memberikan layanan informasi, layanan bimbingan karier, pribadi, sosial, dan akademik.

Gerakan bimbingan di sekolah mulai berkembang sebagai dampak dari revolusi industri, dan keragamanlatar belakang para siswa yang masuk ke sekolah-sekolah negeri. Pada tahun 1898, Jesse B.

15Tim Penyusun STAIN Jember, Pedoman Penulisan, 46.

(18)

Davis, seorang konselor sekolah di Detroit mulai memberikan layanan konseling pendidikan dan pekerjaan di Amerika.16Jesse B. Davis adalah pemikir pertama dalam menerapkan suatu program bimbingan sistematis pada sekolah umum.17

Pada Tahun 1906, Eli Weaper menerbitkan booklet tentang

“Memilih Suatu Karier”. Dia telah berhasil membentuk komite Guru Pembimbing disetiap sekolah menengah di New York. Komite-komite ini aktif bekerja untuk membantu para pemuda (remaja) dalam menemukan kemampuan-kemampuannya dan belajar tentang bagaimana menggunakan atau mengambangkan kemampuan- kemampuan tersebut dalam rangka menjadi seorang pekerja atau pegawai yang produktif.18

Kemudian pada tahun 1908 muncullah tokoh yang bernama Frank Person.Dia sering disebut sebagai Bapak Bimbingan (Father of The Guidance), yang dipercaya oleh kebanyakan sejarawan sebagai orang pertama yang memulai gerakan bimbingan di Amerika Serikat.19 Dia mendirikan biro pekerjaan pada tahun 1908 di Boston Massachussets, yang bertujuan membantu siswa dalam memilih karier yang didasarkan atas proses seleksi ilmiah dan melatih guru untuk memberikan pelayanan sebagai konselor.20

16Yusuf, Landasan Bimbingan, 87.

17Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 4.

18Yusuf, Landasan Bimbingan, 88.

19Sukardi, Pengantar Pelaksanaan, 5.

20Anas Salahudin, Bimbingan & Konseling (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), 29.

(19)

Sesuai dengan kemajuan zaman, bimbingan dan konseling pun semakin berkembang. Cakupan wilayahnya semakin lama semakin luas dan semakin berkembang. Cakupan wilayahnya tidak hanya dibidang pekerjaan tetapi juga pada bidang lainnya.

Kegiatan bimbingan yang sekarang kita dapati sekarang ini merupakan perkembangan yang lebih lanjut dari vocational guidance (bimbingan jabatan/karier) yang dirintis oleh Frank Parsons.21

2. Makna Bimbingan Karier

Menurut Saring Marsudi dalam bukunya, bimbingan karier memiliki makna sebagai berikut:

a. Bimbingan karier adalah merupakan suatu proses membantu individu dalam upaya mengenal dan pemahaman potensi dirinya.

b. Bimbingan karier merupakan bantuan kepada individu dalam upaya mengenal dan memahami dunia kerja.

c. Bimbingan karier menyangkut tentang pemilihan dan penyesuaian karier.

d. Bimbingan karier haruslah merupakan suatu perkembangan konsep tentang diri sendiri

e. Bimbinan karier juga termasuk pula pemberian layanan informasi

tentang pendidikan/latihan,keterampilan-

keterampilan,pengetahuan dan pola perilaku yang diperlukan untuk suatu pekerjaan.

f. Bimbingan karier juga memberikan bantuan kepada individu dalam memilih dan mengambil keputusan baik hubungannya dengan pekerjaan maupun masa depannya.22

Bimbingan karier ialah bimbingan dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu membekali diri supaya siap memangku

21Ibid., 29.

22Saring Marsudi, Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2010), 123.

(20)

jabatan itu dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai macam tuntutan dari pekerjaan yang telah dimasuki.23

Berkaitan dengan bimbingan karier di sekolah, bimbingan karier dapat dipandang sebagai suatu proses perkembangan yang berkesinambungan yang membantu terutama dalam hal perencanaan karier, pembuatan keputusan, perkembangan keterampilan/keahlian informasi karier, dan pemahaman diri.24

Dari pengertian-pengertian di atas maka pengertian bimbingan kariersiswa adalah adalah proses pemberian bantuan kepada siswa berkaitan dengan karier untuk menentukan dan merencanakan masa depan serta proses pengambilan keputusan yang paling tepat dan sesuai dengan keadaan diri siswa dalam kehidupannya kelak.

3. Tujuan Bimbingan Karier di Madrasah

Tujuan bimbingan karier di sekolah pada umumnya adalah untuk membantu siswa agar memperoleh pemahaman yang mendalam tentang suatu karier yang yang akan ditekuni oleh siswa dengan mempersiapkannya sejak dini mungkin.

Bimbingan karier siswa yang dilakukan di sekolah merupakan sesuatu yang sangat efisien bagi para siswa untuk membantu segala permasalahan yang berkaitan dengan karier siswa. Siswa memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhan dimasyarakat mendatang dengan

23W.S. Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Yogyakarta:

Media Abadi, 2004), 114.

24Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), 69.

(21)

segala potensi yang dimilikinya. Untuk mencapai proses tersebut diperlukan suatu proses bimbingan karier siswa.

Tujuan bimbingan karier di sekolah adalah sebagai berikut:

a. Agar peserta didik dapat memahami dirinya, terutama pada potensi dasar sebagai langkah awal untuk meningkatkan, mempersiapkan, merencanakan dan mengembangkan karier serta memasuki dunia kerja.

b. Agar peserta didik mengetahui tingkat kepuasaan yang mungkin dapat dicapai dari pekerjaan.

c. Agar peserta didik mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi.

d. Agar peserta didik mempunyai sikap yang positif terhadap dunia pekerjaan, sehingga mereka mempunyai penghargaan terhadap setiap jenis pekerjaan.

e. Agar peserta didik mengetahui jenis pendidikan dan pelatihan (diklat) yang diperlukan kepada pekerjaan tertentu.

Selain itu bimbingan karier siswa di sekolah juga bertujuan untuk:

a. Mengenal berbagai macam jenis karier yang berorientasi terhadap jabatan/pekerjaan.

b. Membuat keputusan-keputusan rasional sehubungan dengan tujuan-tujuan yang ingin dicapai diperjuangkan dalam bidang karier.

c. Melaksanakan keputusan-keputusan tersebut dalam bentuk mengintegrasikan nilai-nilai yang terkandung dalam karier.25 Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan tujuan bimbingan karier siswa yaitu untuk membantu siswa untuk memiliki pemahaman diri mengenai karier, kemampuan merencanakan karier serta membentuk pola-pola karier yang searah dengan karier yang diinginkan.

Dengan demikian, bimbingan karier di sekolah atau di madrasah secara umum tidak secara langsung membantu siswa untuk berkarier/bekerja tetapi lebih banyak bersifat informasi. Hal ini

25Sarwan, Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jember: Center for Society Studies, 2008), 144.

(22)

tentunya pengecualian bagi sekolah-sekolah kejuruan yang berorientasi karier, dimana selain siswa dibekali tentang aplikasi karier-karier tertentu, juga dibimbing bagaimana pemilihan, perencanaan dan pengembangannya.

4. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Bimbingan Karier di Madrasah

Prinsip berasal dari asal kata “prinsipra” yang artinya permulaan dengan cara tertentu yang melahirkan hal-hal lain, yang keberadaannya bergantung pada pemula itu.26 Prinsip merupakan hasil kajian filosofis, hasil-hasil dari penelitian yang ada dan pengalaman praktis dalam kehidupan nyata. Dari pendapat ini dapat dinyatakan bahwa prinsip-prinsip bimbingan merupakan perpaduan hasil-hasil teori dan praktik yang dirumuskan dan dijadikan pedoman, sekaligus dasar bagi penyelengaraan layanan.27

Prinsip-prinsip layanan bimbingan yang digunakan bersumber dari kajian filosofis, hasil-hasil dari penelitian yang ada dan pengalaman praktis dalam kehidupan nyata. Dari pendapat ini dapat dinyatakan bahwa prinsip-prinsip bimbingan merupakan perpaduan hasil-hasil teori dan praktik yang dirumuskan dan dijadikan pedoman, sekaligus dasar bagi penyelengaraan layanan.28

Prinsip-prinsip bimbingan menguraikan pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman pelaksanaan atau aturan main yang

26Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Liputan Press, 2002), 63.

27Prayitno dan Erman Anti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999), 218.

28Ibid., 218.

(23)

harus diikuti dalam pelaksanaan layanan bimbingan. Selain hal tersebut prinsip bimbingan juga dijadikan sebagai perangkat landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan layanan bimbingan di madrasah.

Pelaksanaan bimbingan karier di Madrasahmembutuhkan prinsip-prinsip dasar. Hal ini dimaksudkan agar proses bimbingan berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Prinsip-prinsip bimbingan karier perlu diperhatikan oleh para pembimbing khususnya dan administrator sekolah pada umumnya terutama dalam penyusunan program bimbingan karier di Sekolah.

Guru pembimbing yang telah memahami secara benar mengenai prinsip-prinsip bimbingan akan dapat menghindarkan diri dari kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan dalam praktik pemberian layanan bimbingan.

Prinsip-prinsip pelaksanaan bimbingan karier siswa di madrasah sama dengan prinsip-prinsip pelaksanaan bimbingan siswa pada umumnya. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:

a. Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu.

Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua individu atau peserta didik tanpa memandang status sosial ekonomi, jenis kelamin, umur, suku, dan agama. Dalam hal ini seluruh siswa disekolah hendaknya mendapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya dalam pencapaian kariernya secara tepat.

b. Bimbingan bersifat individualisasi.

Setiap individu bersifak unik (berbeda satu sama lain), dan melalui bimbingan individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikan tersebut. Prinsip ini berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah setiap individu.

(24)

c. Bimbingan menekankan hal yang positif.

Bimbingan dalam pelaksanaannya menggunakan cara-cara yang positif untuk membangun pandangan yang positif juga terhadap diri peserta didik, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.

d. Bimbingan merupakan usaha bersama.

Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor sekolah tetapi juga tugas guru-guru dan kepala sekolah. Mereka sebagai team workterlibat dalam proses bimbingan.

e. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan.

Bimbingan diarahkan untuk membantu individu agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan. Bimbingan memfasilitasi individu dalam mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Jones (1970) berpendapat bahwa kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan.

f. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan.

Pemberian layanan bimbingan tidak hanya berlangsung disekolah tetapi juga dilingkungan sekolah dan masyarakat pada umumnya.29

5. Program Bimbingan Karier Siswa

Proses pelaksanaan bimbingan karier siswa disekolah dimulai dengan perencanaan program bimbingan karier, selanjutnya adalah penyusunan program bimbingan karier, pelaksanaan bimbingan karier, dan evaluasi program bimbingan karier.30

a. Perencanaan Program Bimbingan Karier

Perencanaan bimbingan karier disekolah adalah seperangkat kegiatan yang dilakukan melalui berbagai bentuk survei untuk

29Yusuf, Landasan Bimbingan, 17.

30 Rahma, Bimbingan Karier, 94.

(25)

menginventarisasikan tujuan, kebutuhan, kemampuan sekolah, kesehatan sekolah untuk melaksanakan bimbingan karier.31

Kegiatan perencanaan bimbingan karier di sekolah dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu: meneliti kebutuhan siswa, rapat koordinasi, mengklasifikasikan tujuan yang ingin dicapai, membuat batasan program, meneliti program yang sudah ada, mengupayakan dukungan dan kerjasama, dan meminta persetujuan.32

Meneliti kebutuhan siswa. Perkembangan karier terjadi secara dinamis dan berkelanjutan. Perubahan yang dinamis ini dijadikan acuan dalam dalam mengamati, merencanakan, dan menetapkan program layanan yang relevan dengan kebutuhan siswa pada saat itu.

Kebutuhan siswa di sekolah dapat diketahui dengan menggunakan melalui observasi, wawancara, angket dan pengumpulan data siswa. Kebutuhan-kebutuhan siswa ini berasal dari pemahaman yang kurang sehingga menyebabkan masalah bagi dirinya.

Masalah-masalah karier yang sering dialami oleh siswa pada masa remaja (masa aliyah) yaitu sebagai berikut:

1) Kurang memahami cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan dan minat.

31 Ibid., 94.

32 Ibid., 95.

(26)

2) Kurang mempunyai motivasi untuk mencari informasi tentang dunia kerja.

3) Masih bingung untuk memilih pekerjaan.

4) Masih kurang mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan minat.

5) Merasa cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah

6) Belum memiliki pilihan perguruan tinggi tertentu, jika setelah tamat tidak masuk dunia kerja.33

Selain masalah-masalah tersebut masalah yang berhubungan dengan karier siswa yaitu ketidakmampuan memahami tentang karier, kegagalan memilih karier yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan karakteristik pribadinya.34

Rapat Koordinasi. Rapat koordinasi dengan seluruh konselor untuk membahas perencanaan dan penyusunan program berkaitan dengan materi yang telah disampaikan dari program sebelumnya disesuaikan dengan kekurangan, kebutuhan siswa.

Adapun hal yang perlu dipersipakan dalam perencanaan bimbingan yaitu: studi kelayakan, penyusunan program bimbingan, penyediaan sarana fisik dan teknis, penentuan sarana personil dan pembagian tugas, kegiatan-kegiatan penunjang.35

33Yusuf, Landasan Bimbingan, 30.

34Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007), 113.

35Ibid., 260-263.

(27)

Mengklasifikasikan tujuan yang ingin dicapai. Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui tahapan menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.36Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan bimbingan tersebut harus ditentukan secara jelas. Tujuan disini merupakan suatu hal yang akan dicapai dan nantinya akan dijadikan tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana keberhasilannya.

Membuat batasan program. Membuat batasan program yaitu dengan membuat batasan materi bimbingan karier dan menetapkan alokasi waktu penyampaian materi bimbingan karier yang diberikan.

Meneliti program yang sudah ada. Meneliti program yang sudah ada yaitu meneliti keberhasilan program bimbingan karier tahun sebelumnya dan kekurangannya.

Mengupayakan dukungan dan kerjasama.

Mengupayakan kerjasama baik dari sekolah maupun lembaga luar sekolah seperti Depnaker.

Layanan bimbingan yang efektif tidak mungkin terlaksana dengan baik tanpa adanya kerja sama antara guru pembimbing dengan pihak-pihak yang terkait baik di dalam maupun diluar sekolah.37

36T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2009), 79.

37Sukardi, Pengantar Pelaksanaan, 113.

(28)

Menurut Mu’awanah dalam melakukan bimbingan pihak yang penting untuk diajak kerjasama sebagai berikut:38

Tabel 2.1

Pihak-pihak Kerjasama dan Bentuk Kerjasama dalam Bimbingan

No Pihak kerjasama Bentuk kerjasama

1 Siswa Kesadaran untuk berubah

2 Konselor Memberikan bimbingan konseling 3 Guru pembimbing Memberikan bimbingan konseling 4 Orang tua Mendukung keputusan bersama 5 Guru Menjadi wakil petugas bimbingan 6 Guru kelas Menjadi wakil petugas bimbingan 7 Kepala sekolah Memberikan kemudahan

menyediakan sarana-prasarana yang diperlukan

8 Psikiater Menerima tindak lanjut kasus tertentu yang berada diluar kewenangan pembimbing.

Meminta persetujuan. Setelah disetujui oleh konselor , di ACC oleh koordinator konselor, waka kurikulum, dan kepala sekolah.39

b. Penyusunan Program Bimbingan Karier

Penyususunan program bimbingan karier didasarkan atas kajian kebijakan kurikulum SMK Tahun 2008 dengan menggunakan KTSP Pemerintah N0. 20 tahun 2006 tentang

38Elfi Mu’awanah dan Rifa hidayah , Bimbingan Konseling Islami Di sekolah Dasar (Jakarta:

Bumi Aksara, 2009), 107.

39 Rahma, Bimbingan Karier, 98.

(29)

pengembangan diri yang dikembnagkan sendiri sesuai dengan jenjang kelas masing-masing karena tiap-tiap sekolah memiliki jurusan yang berbeda-beda. Selanjutnya adalah merumuskan program secara operasional yang dituangkan dalam bentuk RLI (Rencana Layanan Informasi).40

c. Pelaksanaan Program Bimbingan Karier

Pelaksanaan program adalah usaha melaksanakan suatu program yang telah disusun dalam tahap perencanaan.41 Pelaksanaan adalah usaha melaksanakan suatu kegiatan yang telah disusun dalam tahap perencanaan. Pelaksanaan bimbingan karier disekolah seyogyanya direncanakan secara sistematis dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan individu siswa dan masyarakat pada umumnya.

Waktu pelaksanaan bimbingan karier adalah terjadwal yaitu sesuai dengan jam masuk kelas yaitu satu jam satu kali pertemuan dan pertemuan dilaksanakan dua kali dalam satu minggu, untuk waktu tidak terjadwal adalah ketika jam kosong pada waktu istirahat ataupun pulang sekolah dan terkadang bagi siswa yang memiliki masalah-masalah khusus dan harus segera ditangani maka akan dipanggil ketika jam pelajaran.42

40Ibid., 99.

41Ibid., 102.

42Ibid., 104.

(30)

Pada garis besarnya, cara-cara yang digunakan dalam bimbingan ada 2 macam yaitu bimbingan kelompok dan konseling individual.43

a. Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama- sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/konselor).44

Bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada kelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Penentuan kelompok di sekolah bisa dibentuk berdasarkan kelas.

Sekumpulan orang yang menjadi satu kelompok mempunyai tujuan bersama dalam pelaksanaannya.

Pelaksanaan bimbingan kelompok dapat ditandai dalam beberapa hal. Pertama, bimbingan kelompok para anggota kelompok homogen (yaitu siswa-siswa satu kelas atau satu tingkat kelas yang sama). Kedua, masalah yang dialami oleh semua anggota kelompok adalah sama yaitu memerlukan informasi yang akan disajikan itu. Ketiga, tindak lanjut dari diterimanya informasi yang akan disajikan itu. Keempat, reaksi atau kegiatan yang dilakukan oleh para anggota dalam proses

43Salahudin, Bimbingan, 98.

44Sukardi, Pengantar Pelaksanaan, 64.

(31)

pemberian informasi (dan tindak lanjutnya) secara relatif sama (seperti mendengarkan, mencatat, bertanya).45

Materi layanan bimbingan kelompok yang berkaitan dengan bimbingan karier diantaranya:

1) Pengenalan sikap dan kebiasaan, bakat , minat dan cita- cita serta penyalurannya

2) Pengenalan kelemahan diri dan penanggulangannya, kekuatan diri, dan pengembangannya

3) Orientasi dan informasi karier, dunia kerja, dan upaya memperoleh penghasilan

4) Orientasi dan informasi perguruan tinggi sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan

5) Pengambilan keputusan dan perencanaan masa depan.

Teknik bimbingan karier dengan pendekatan kelompok dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut:

(1) Ceramah dari Narasumber

Dalam rangka memberikan penerangan tentang karier kepada para siswa disekolah dapat dilaksanakan dengan mengadakan ceramah. Ceramah yang diselenggarakan itu dapat bersumber dari pembimbing, konselor, guru, maupun dari narasumber.

(2) Pemberian Informasi melalui Kegiatan Kurikuler Pemberian informasi tentang karier, jabatan maupun pekerjaan dapat pula dilakukan dengan melalui kegiatan kurikuler. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai suatu upaya memberikan pemahaman dan penghayatan tentang karier kepada para siswa dengan cara mengkaitkan dengan mata pelajaran. Misalnya studi akuntansi dalam bidang karier dapat dihubungan dengan dunia perbankan.

(3) Karyawisata

Dalam metode ini menekankan pada suatu kegiatan di mana siswa pergi untuk mengunjungi situasi pekerjaan tertentu dengan unsur wisata. Dalam hal ini para siswa mengetahui, memahami, atau

45Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan, 310.

(32)

menghayati situasi pekerjaan sebagaimana adanya atau konkritnya.46

b. Konseling Individual

Konseling merupakan salah satu cara pemberian bantuan secara perorangan dan secara langsung.47 Pemberian bantuan dilakukan secara face to face relationship (hubungan langsung antara konselor dan siswa (klien).

Dalam konseling, konselor bersikap penuh simpati dan empati. Simpati artinya menunjukkan sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh klien. Adapun empati artinya berusaha menempatkan diri dalam situasi klien dengan segala masalah yang dihadapinya. Dengan cara ini segala masalah yang dihadapinya klien dapat berkurang. Karena dengan sikap ini ia akan memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada konselor. Ini sangat membantu keberhasilan dalam konseling.

Materi layanan konseling individu tidak diketahui dan tidak ditentukan oleh konselor (pembimbing). Dengan perkataan lain, masalah yang dibicarakan dalam konseling perorangan tidak ditetapkan oleh konselor sebelum proses konseling dilaksanakan. Persoalan atau masalah sesungguhnya baru dapat diketahui setelah melakukan proses identifikasi melalui proses konseling.

46Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Karier di Sekolah-sekolah (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1987), 490.

47Salahudin, Bimbingan, 98.

(33)

d. Evaluasi Program Bimbingan Karier

Evaluasi program bimbingan adalah usaha yang dilakukan untuk mengetahui efisiensi dan efektifitas program bimbingan, apakah tujuan bimbingan telah dapat dicapai atau belum, mengetahui hambatan-hambatan.48

Menurut W. S Winkel dalam Dalam Dewa Ketut Sukardi menyatakan bahwa evaluasi program bimbingan yaitu usaha menilai efisiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan itu sendiri demi meningkatkan mutu program bimbingan. Pelaksanaan evaluasi ini menuntut diadakan penelitian, dengan mengumpulkan data secara sistematis, menarik kesimpulan atas dasar data yang diperoleh, mengadakan penafsiran dan merencanakan langkah- langkah perbaikan.49

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian evaluasi program bimbingan karier yaitu: suatu usaha untuk menilai efisiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan karier dengan usaha mengumpulkan data secara sistematis dan objektif demi peningkatan mutu program bimbingan ke depannya.

Secara umum penyelenggaraan evaluasi program bimbingan bertujuan untuk:

a. Mengetahui kemajuan program bimbingan atau subyek yang telah memanfaatkan layanan bimbingan.

48Mu’awanah, Bimbingan Konseling Islami, 102.

49Sukardi, Pengantar Pelaksanaan, 35.

(34)

b. Mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas strategi pelaksanaan program bimbingan yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.

Secara operasional, penyelenggaraaan evaluasi pelaksanaan program bimbingan ditujukan untuk:

a. Meneliti secara berkala hasil pelaksanaan program bimbingan.

b. Mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas dari layanan bimbingan.

c. Mengetahui jenis layanan yang sudah ada atau belum dilaksanakan dan atau perlu diadakan perbaikan dan pengembangan.

d. Mengetahui sampai sejauh mana keterlibatan semua pihak dalam usaha menunjang keberhasilan pelaksanaan program bimbingan.

e. Mengetahui sampai sejauh mana kontribusi program bimbingan terhadap pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya.

f. Mendapatkan informasi yang adekuat dalam rangka perencanaan langkah-langkah pengembangan program bimbingan selanjutnya.

g. Membantumengembangkan kurikulum sekolah untuk kesesuaian dengan kebutuhan.50

Suatu evaluasi akan mencapai hasil yang lebih baik jika diawali dengan pengukuran (measurenment), yaitu sesuatu usaha untuk menentukan kualitas dan kuantitas sesuatu program bimbingan. Untuk dapat melaksanakan kegiatan pengukuran dibutuhkan suatu instrumen pengukur, baik berupa alat-alat tes yang berstandar maupun alat-alat non tes yang lain. Perolehan pengukuran akan berupa skor atau angka bersifat kuantitatif. Dari skor yang diperoleh dapat ditafsirkan nilai atau kualitas dari

50Ibid., 250.

(35)

program bimbingan tersebut, apakah tergolong amat baik, sedang, atau kurang.

1) Teknik Evaluasi Program Bimbingan Karier

Teknik dalam pelaksanaan evaluasi program bimbingan karier diantaranya:

a) Teknik Survei

Teknik survei merupakan upaya untuk mengenal keadaan sekolah secara menyeluruh. Hal ini berguna untuk melaksanakan kegiatan sekolah selanjutnya dalam rangka memperbaiki hal-hal yang tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Metode survei lebih sering menggunakan metode evaluasi dalam seting sekolah. Metode dimaksudkan untuk mendapatkan data tentang lingkungan, pengelolaan, sikap dan pandangan personel sekolah lainnya, sikap dan pandangan peserta didik terhadap program bimbingan.

Tehnik survei ini merupakan usaha untuk mengenal keadaan sesungguhnya dari suatu sekolah secara menyeluruh sebagaimana adanya. Hal tersebut berguna untuk menentukan kegiatan sekolah selanjutnya dalam rangka memperbaiki hal-hal yang tidak sesuai dengan kebutuhan siswa, melengkapi kebutuhan yang belum terpenuhi, dan memperbaiki hubungan antar unsur-unsur yang mendukung kehidupan sekolah tersebut.

b) Teknik Studi Kasus

Teknik ini ditetapkan dalam hubungan untuk menilai perubahan yang terjadi sebagai hasil dari perkenalan pertama kali seperti data yang dikumpulkan harus sesuai dengan rumusan tujuan. Langkah ini meninjau dan menilai

(36)

perubahan yang ada pada individu diakibatkan oleh prosedur yang digunakan, teknik ini cukup banyak memakan waktu, namun memiliki keuntungan tertentu.

c) Teknik Penilaian oleh Klien

Prosedur penilaian ini cukup sederhana dengan mengumpulkan pendapat klien hasil layanan bimbingan tentang kegunaan dari layanan yang diterima. Pendapat ini dipengaruhi oleh masalah-masalah yang diusahakan untuk dipecahkan dalam rangka layanan bimbingan yang diperolehnya.

d) Teknik Penilaian Konselor

Prosedur penilaian ini pada dasarnya sama dengan penilaian para ahli. Dalam hal ini konselor dianggap serba ahli, tetapi turut mengambil bagian di dalam penyelenggaraan program bimbingan sekolah yang bersangkutan. Namun adanya suatu kecenderungan faktor subyektif yang menyertai penilaian dan informasi yang terkumpul lebih memadai serta dapat dipercayainya.51

2) Kriteria Evaluasi Bimbingan Karier

Dalam kegiatan bimbingan yang dilakukan disekolah terdapat dua aspek yang dievaluasi yaitu: penilaian proses dan penilaian hasil.52

a) Evaluasi Proses

Dalam evaluasi proses yang dievaluasi adalah proses pelayanan bimbingan secara keseluruhan dari mulai perencanaan hingga pelaksanaan.53

51Sarwan, Bimbingan dan Konseling, 197-199.

52Salahudin, Bimbingan, 221.

53Tohirin, Bimbingan, 353.

(37)

Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana keefektifan layanan bimbingan dilihar dari segi prosesnya. Apakah perencanaan telah dilakukan secara baik, apakah keseluruhan proses layanan bimbingan berjalan lancar, jika ada kendala atau hambatan (hambatan apa yang ditemui), pertanyaan-pertanyaan inilah yang nantinya akan berkenaan dengan evaluasi proses.

Apabila dilihat dari sifatnya, evaluasi bimbingan lebih bersifat “penilaian dalam proses” yang dapat dilakukan dengan beberapa cara:

(1) mengetahui partisipasi dan aktifitas siswa dalam kegiatan layanan bimbingan;

(2) mengungkapkan pemahaman siswa atas bahan-bahan yang disajikan atau pemahaman/pendalaman siswa atas masalah yang dihadapinya;

(3) mengungkapkan kegunaan layanan bagi siswa dan perolehan siswa sebagai hasil dari partisipasi atau aktivitasnya dalam kegiatan layanan bimbingan;

(4) mengungkapkan minat siswa tentang perlunya layanan bimbingan lebih lanjut;

(5) mengamati perkembangan siswa dari waktu ke waktu;

(6) mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan layanan.54

b) Evaluasi Hasil

Evaluasi hasil diadakan melalui peninjauan terhadap hasil yang diperoleh seseorang yang berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan bimbingan dan melalui peninjauan terhadap kegiatan itu sendiri dalam berbagai aspeknya.55

54Salahudin, Bimbingan, 221.

55Sukardi, Pengantar Pelaksanaan, 253.

(38)

Penilaian ini memusatkan perhatian yang dihasilkan sesuai dengan pelaksanaan bimbingan. Untuk memperoleh gambaran tentang keberhasilan dari pelaksanaan program bimbingan di sekolah dapat dilihat dari hasil yang diperoleh dari pelaksanaan bimbingan di sekolah.

Penilaian hasil kegiatan bimbingan dilakukan melalui:

(1) Penilaian segera yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani.

(2) Penilaian jangka pendek, yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan pendukung bimbingan diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/kegiatan terhadap peserta didik.

(3) Penilaian jangka panjang, yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung bimbingan diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik.56

56 Andi, “Bimbingan Karier”, http://yatpi1ma.worpress.com (28 September 2014).

(39)

Evaluasi bimbingan dapat berupa angka atau skor dan juga berupa kata-kata yang berbentuk deskriptif. Hasil evaluasi bimbingan yang berupa kata-kata mendeskripsikan tentang aspek-aspek yang dievaluasi. Deskriptif tersebut mencerminkan sejauh mana proses penyelenggaraan layanan/pendukung memberikan sesuatu yang berharga bagi kemajuan dan perkembangan dan atau memberikan bahan atau kemudahan untuk kegiatan layanan terhadap siswa.

(40)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbgaai metode ilmiah.57

Penelitian yang berbentuk penelitian deskriptifyaitu suatu penelitian yang diupayakan untuk mengamati suatu permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu. Penelitian deskriptif ditujukan untuk memaparkan, menggambarkan, dan memetakan fakta-fakta berdasarkan cara pandang atau kerangka berfikir tertentu.

Metode penelitian kualitiatif berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan kondisi, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, efek yang terjadi atau kecenderungan yang tengah berkembang.58

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research). Dalam hal ini peneliti berada langsung pada objeknya, terutama dalam usahanya mengumpulkan data dan berbagai informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

57Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosda Karya 2009), 6.

58Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011),100.

(41)

B. Lokasi Penelitian

Penelitian lapangan (field research)terlebih dahulu harus menentukan lokasi penelitian yang telah ditentukan dengan segala pertimbangan-pertimbangan tertentu. Lokasi penelitian menunjukan dimana penelitian tersebut hendak dilakukan.59

Adapun lokasi penelitian yang dijadikan objek penelitian oleh peneliti ialah di Madrasah Aliyah Negeri Jember 1 yang terletak di Jalan Imam Bonjol No. 50 di kawasan Kaliwates Kabupaten Jember. Penentuan lokasi ini didasarkan bahwa lokasi tersebut memiliki fasilitas dan pelayanan yang mendukung dalam mengadakan bimbingan karier siswa.

C. Subyek Penelitian

Penentuan sumber data atau informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin orang tersebut seorang penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti.60

Penggunaan teknik purposive sampling dalam penelitian ini, peneliti telah menentukan siapa saja yang akan dijadikan infoman untuk mengumpulan data-data penelitian.

59Tim Penyusun, Buku Pedoman Penulisan, 43.

60Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, 300.

(42)

Adapun infoman dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah 2. Koordinator BK 3. Guru-guru BK 4. Siswa

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian, maka data yang dikumpulkan haruslah representatif. Ketepatan dalam memilih metode memungkinkan diperolehnya data yang objektif dan sangat menunjang keberhasilan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Dengan metode ini peneliti menggunakan observasi partisipatif dimana dalam observasi ini peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan menggunakan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.61

Dalam metode observasi ini peneliti melakukan pengamatan dengan cara mengamati kegiatan-kegiatan bimbingan karier yang sedang dilakukan oleh konselor dan peserta didik. Metode observasi ini

61Ibid.,310.

(43)

dilakukan oleh peneliti sebagai cara untuk mengungkap data sebagai berikut:

a. Kondisi bimbingan karier MAN Jember 1 b. Letak geografis MAN Jember 1

c. Proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi layanan bimbingan karier terhadap peserta didik.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.62

Teknik pengumpulan data dengan wawancara ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi.63

Adapun dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur karena dapat dipersiapkan terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan yang diperlukan agar fokus pada masalah yang akan diteliti.

Adapun yang diwawancarai dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah, koordinator BK, guru BK, dan peserta didik untuk memperoleh informasi tentang perencanaan program bimbingan karier, pelaksanaan program, dan evaluasi program bimbingan karier.

62Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 186.

63Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, 317.

(44)

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambaran atau karya-karya monumental dari seseorang.64 Adapun data yang diperoleh dari bahan dokumentasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data yang berbentuk dokumen tertulis ( sejarah sekolah, struktur organisasi, sarana prasarana bimbingan karier, pelaksanaan bimbingan karier siswa).

b. Data yang berbentuk dokumen yang bersifat gambar (Foto-foto tentang pelaksanaan bimbingan karier, foto tentang kegiatan peneliti yang berkaitan dengan penelitian, dan keadaan ruangan bimbingan siswa)

E. Analisis Data

Analisis data dalam suatu penelitian mempunyai kedudukan yang sangat penting sekali. Data yang telah diperoleh dalam suatu penelitian, tidak akan bermakna dan berguna tanpa melalui proses analisis data.

Analisis data dalam penelitian kuantitatif berbeda dengan penelitian kualitatif.

Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses mensistematiskan seperti apa yang dilakukan dan dipahami agar supaya peneliti bisa menyajikan apa yang didapatkan pada orang lain.

Oleh karena itu, dalam menganalisis data, peneliti harus paham dan tahu apa yang harus dilakukan dan menyadari, bahwa peneliti bekerja dengan data yang berarti, mensistematiskan data satu dengan yang

64Ibid., 240.

(45)

lain, selanjutnya mencari pola-pola tertentu, mencari hal-hal penting untuk dipelajari, dan apa yang akan diceritakan.65

Dalam penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah analisis data dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, artinya analisis data yang bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subyek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan cara memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Adapun langkah-langkah analisis data model Miles dan Huberman adalah sebagai berikut:

1. Data Reduction (reduksi data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin kompleks dan rumit. Untuk itu perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola dan temanya.

Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif dan kritis yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data

65Moh.Kasiram, Metode Penelitian Kualitatif-Kuantitatif (Malang: UIN Maliki Press, 2010), 355.

(46)

dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli.

Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

2. Data Display (penyajian data)

Penyajian data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, atau hubungan antar kategori. Tetapi yang paling sering digunakan untuk menyajikan data adalah dengan dengan teks yang bersifat naratif. Penyajian yang baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.

3. Conclusion Drawing/Verification (penarikan kesimpulan/verifikasi) Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh.66Kesimpulan diharapkan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa kausal atau interaktif, hipotesis, atau teori.67

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten

66Matthew B. Miles & A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif-Buku Sumber tentang Metode-metode Baru, Terj.Tjetjep Rohendi Rohidi (Jakarta: Universitas Indonesia-Press, 2007), 1.

67Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, 247.

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya data hasil angket Minat Berwirausaha Siswa setelah pemberian layanan bimbingan karier pada siswa Kelas X Jurusan Pemasaran SMK Negeri I Boyolali Tahun

Apakah ada perbedaan hasil belajar materi limit fungsi menggunakan model pembelajaran cooperative leangning tipe jigsaw siswa kelas XI jurusan MIA dengan siswa

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah pokok bahasan koloid, model pembelajaran Problem-Based Learning (PBL), hasil belajar siswa kelas XI MAN 1 Medan dilihat dari

Kerjasama guru bimbingan konseling dengan wali kelas khususnya di kelas XII SMK Negeri 1 Medan dilaksanakan sebagai bentuk penguatan koordinasi bahwa pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fisika kelas XII, guru menyatakan bahwa siswa kelas XII selama proses pembelajaran daring banyak yang mengalami kesulitan dalam

Berdasarkan tabel di atas dan berdasarakan wawancara yang saya lakukan pada siswa kelas XI Jurusan Pemasaran SMKS Budi Agung Medan pada 20 orang siswa membuktikan bahwa pandangan

Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Risadi (2012) tentang Pengaruh bimbingan karier dan pola asuh orang tua terhadap kemandirian siswa dalam memilih karier

Untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal guru dan pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas XI IPS MAN Rantau Utara tahun