BAB III METODE PENELITIAN
C. Sumber Data
Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari pihak pertama atau responden. Sumber data terdiri dari kepala sekolah, Wakil kurikulum, Guru kelas IV dan kelas V, serta guru pembina ekstrakurikuler.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung kepada responden. Data sekunder digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya sekolah. Data ini peneliti peroleh dari staf tata usaha SDIT Al Aufa Kota Bengkulu.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui tekhnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.57
1. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta
57 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D, h.224
dibantu dengan pancaindra lainnya. Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. 58 Menurut Trianto, dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument.
Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Peranan yang paling penting dalam menggunakan metode observasi adalah pengamat. Pengamat harus jeli dalam mengamati adalah menatap kejadian, gerak atau proses.59
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertayaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertayaan itu.60 Menurut Sugiyono, Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat sinkontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.61
Dalam wawancara terlebih dahulu perlu dipersiapkan pedoman wawancara, sesuai dengan tujuan penelitian. Tanpa pedoman, wawancara tidak akan terarah. Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini diantaranya:
58Burhan Bungin, Penelitian kualitatif, (Jakarta: kencana prenada media group, 2012), h.18.
59Trianto, Pengantar penelitian pendidikan bagi pengembangan profesi pendidikan tenaga kependidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2011), h.177.
60Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2007), h.186.
61Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h.246.
a) Kepala sekolah SDIT Al Aufa Kota Bengkulu b) Wakil kurikulum SDIT Al Aufa Kota Bengkulu
c) Guru kelas IV dan kelas V SDIT Al Aufa Kota Bengkulu d) Guru pembina ekstrakurikuler SDIT Al Aufa Kota Bengkulu 3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), biografi, peraturan dan kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.62
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data yang bersumber dari arsip dokumentasi di SDIT Al Aufa Kota Bengkulu.
E. Teknik Keabsahan Data
Untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi, tringulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan data dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada dalam bukunya sugiyono
62Sugiyono, Metode Penelitian kombinasi (Mixed methods). (Bandung: Alfabeta, 2012), h.240.
tringualasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: triangualasi teknik dan triangulasi sumber.
1. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.
Peneliti menggunakan observasi partisipasif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.
2. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.63
F. Teknik Analisis Data
Analisis penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertayaan lagi, sampai tahap tertentu diperoleh data yang dianggap cukup.
Menurut Miles and Huberman dalam buku Sugiyono (2012), mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
63Sugiyono, Metode Penelitian kombinasi (Mixed methods). (Bandung: Alfabeta, 2012), h.
327-328.
datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, data coclusion drawing/verification.64
Adapun langkah-langkah analisis data sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara rinci dan teliti. Seperti telah dikemukakan semakin lama peneliti dilapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, komplek dan rumit.
Dalam penelitian ini merangkum data-data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk mencari pengumpulan selanjutnya. Dalam pelaksanaan peneliti bisa menggunakan media bantu elektronik dengan memberikan kode-kode pada aspek tertentu.65
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka data selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori dan sejenisnya, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.66
64Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h.246.
65Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h.247.
66Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h.249.
3. Kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisa data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verikasi. Kesimpulan awal yang dikemukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang valid dan consistent saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada dilapangan.67
67Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h.252-253.
48 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil SDIT Al Aufa Kota Bengkulu
1. Sejarah Singkat SDIT Al Aufa Kota Bengkulu
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Aufa berdiri pada tahun 2011. Pada mulanya Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Aufa berlokasi di Jalan Kapuas IV, Kelurahan Lingkar Barat Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu. Pada saat itu Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Aufa kota Bengkulu baru didirikan dan berada di bawah yayasan Al Aufa yang diketua oleh Dra. Alifah Wijayanti dan Andi Sujatmoko, M.Pd sebagai kepala sekolahnya. Pada saat itu pula sekolah masih belum memiliki bangunan, sehingga gedung sekolah masih menyatu dengan SMPIT Khairunnas selama tiga tahun
Setelah itu SDIT Al Aufa Kota Bengkulu pindah dengan bangunan milik sendiri di tempat saat ini yaitu beralamatkan di Jln. Hibrida 13 Rt.17 Rw. 04 Kel.Sumur Dewa Kec. Selebar Kota Bengkulu.
2. Profil Sekolah
Nama : SDIT AL AUFA
NPSN : 69756083
No Statistik Sekolah : 10-2-26-60-01-105 Bentuk Pendidikan : SD
Status Sekolah : Swasta Kabupaten/Kota : Bengkulu
Provinsi : Bengkulu
Alamat : Hibrida 13
Nama Dusun : Sumur Dewa
Desa/ Kelurahan : Sumur Dewa
Kode Pos : 38211
Kecamatan : Selebar
Tahun Pendirian : 2011
Status Kepemilikan : Yayasan Al Aufa
SK Izin Operasional : 421.2/4254/IV.DIKNAS Tanggal SK Izin Operasional : 10/10/2012
SK Akereditasi : -
Luas Tanah Milik (M2) : 1410 M² Luas Bangunan : 7 x 6 meter Luas Tanah Bukan Milik : -
Kontak Sekolah : 082112065493
E-Mail : [email protected]
Wilayah : Perkotaan
Daya Listrik : 2400
Akses Internet : Indihome Waktu Penyelenggaraan : Full Day
3. Visi, Misi dan Tujuan SDIT Al Aufa Kota Bengkulu a. Visi
Menjadi lembaga pendidikan Islam yang profesional demi mewujudkan
generasi Qur’ani yang berkarakter.
b. Misi
1) Menyelenggarakan sistem pendidikan yang profesional.
2) Melaksanakan pembinaan tahsin dan tahfidzul Qur’an Secara optimal.
3) Membentuk generasi yang tangguh, kreatif, dan mandiri.
4) Menerapkan pendidikan yang berkarakter.
5) Menerapkan pendidikan life skill secara optimal.
6) Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan.
c. Tujuan
1) Untuk menyelenggarakan pendidikan yang islami, berkualitas, dengan biaya terjangkau
2) Mewujudkan kepribadian yang berkarakter islami, berilmu pengetahuan, mandiri dan terampil
3) Mewujudkan generasi yang berwawasan dunia akhirat 4. Struktur Organisasi
Sebagai suatu lembaga, SDIT Al Aufa Kota Bengkulu mempunyai struktur organisasi yang dapat dilihat sebagai berikut:
5. Daftar Guru dan Karyawan
Tabel 4.1
Daftar Guru Dan Karyawan SDIT AL AUFA Tahun Pelajaran 2020/2021
No Nama Guru Jabatan
1 Widya Puspitasari, S.Pd Kepala Sekolah 2 Endang Isturina, S.Pd.I Guru Bahasa Arab
3 Yusmareni, A.Md Bendahara
4 Efriadi, S.Kom.I Guru Tahsin & tahfidz Quran 5 Ardiyansyah, S.Pd Guru kelas & Waka Kurikulum 6 Yogie Sunawarman, S.Si Tata Usaha
7 Sihardin, S.P Guru Tahsin & tahfidz Quran 8 Eka Mahrani Putri, S.Pd Guru Tahsin & tahfidz Quran 9 Anton Putra Guru Tahsin & tahfidz Quran 10 Victoria Roberto, S.Pd Waka Sapras, Guru PJOK 11 Ilmi Nazarrotin, S.Pd Guru Kelas
12 Musriyati, S.Pd.SD Guru Kelas 13 Mega Asmara, A.Ma Guru Kelas 14 Sri Susanti, M.Pd Guru PAI 15 Wiwit Dwi Seplin, S.Pd Guru Kelas 16 Marlia Anggraini, S.Pd Guru Kelas 17 Ririn Rozzaqiyah, S.T Operator
18 Okteriani, S.Pd Guru Kelas
19 Radesi, S.Pd Guru Kelas
20 Ayu Wandira, S.E Guru Tahsin & tahfidz Quran 21 Aguslim Pahrevi, S.Pd.I Guru Tahsin & tahfidz Quran 22 Inggalis Ratnawati, S.Pd Guru Kelas
23 Sherli Utami, S.Pd Guru Tahsin & tahfidz Quran 24 Triyono Komawan, S.Kel Guru Tahsin &Tahfidz Quran 25 Suci Ayu Permata Sari, S.Pd Guru Tematik
26 Novi Zepri, S.Sos.I Guru Tahsin &Tahfidz Quran Sumber Data: Dokumen SDIT Al Aufa Kota Bengkulu
6. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.2
Sarana dan Prasarana SDIT Al Aufa Kota Bengkulu
No Nama Jumlah Keterangan
1 Kursi 181 Milik Sendiri
2 Meja Belajar 181 Milik Sendiri
3 Komputer 4 Milik Sendiri
4 Laptop 4 Milik Sendiri
5 Wireless 1 Milik Sendiri
6 Printer 4 Milik Sendiri
7 Kipas Angin 24 Milik Sendiri
8 Infocus 2 Milik Sendiri
9 Meja ½ Biro 5 Milik Sendiri
10 Speaker aktif 1 Milik Sendiri
11 Lemari Arsip 8 Milik Sendiri
12 Lemari Piala 2 Milik Sendiri
13 Ruang Kelas 8 Milik Sendiri (Semi Permanen) 14 Ruang Guru 1 Milik Sendiri (Semi Permanen) 15 Ruang Perpustakaan 1 Milik Sendiri (Semi Permanen) 16 WC/Kamar Mandi 5 Milik Sendiri (Semi Permanen)
17 Dapur 1 Milik Sendiri (Semi Permanen)
Sumber Data: Dokumen SDIT Al Aufa Kota Bengkulu 7. Data Siswa
Siswa SDIT Al Aufa Kota Bengkulu berjumlah 184 orang. Laki- laki berjumlah 114 dan perempuan berjumalah 70 orang. Lebih lengkapnya lihat tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Data Siswa SDIT Al Aufa Kota Bengkulu
No Kelas Laki-laki perempuan Jumlah
1 Kelas IA 9 10 19 Siswa
2 Kelas IB 10 8 18 Siswa
3 Kelas IIA 16 5 21 Siswa
4 Kelas IIB 13 8 21 Siswa
5 Kelas III 14 13 27 Siswa
6 Kelas IVA 13 8 21 Siswa
7 Kelas IVB 8 8 16 Siswa
8 Kelas V 18 0 18 Siswa
9 Kelas VI 13 10 23 Siswa
Jumlah 114 70 184 Siswa
Sumber Data: Dokumen SDIT Al Aufa Kota Bengkulu B. Hasil Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses implementasi nilai-nilai pendidikan karakter, nilai- nilai pendidikan karakter yang menjadi prioritas, kendala dan solusi yang diupayakan dalam pengimplentasian nilai-nilai pendidikan karakter di SDIT Al Aufa Kota Bengkulu. Peneliti telah melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah, Wakil Kurikulum, Guru Kelas IV A, Wali Kelas IV B, Wali Kelas V, Guru Tahsin, Guru ekstrakurikuler Sains Club di SDIT Al Aufa Kota Bengkulu. Hasil penelitian tersebut sebagai berikut:
1. Proses Implementasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter di SDIT Al Aufa Kota Bengkulu
Implementasi nilai-nilai pendidikan karakter memiliki strategi.
Strategi pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dasar dilakukan pada proses kegiatan pembelajaran, pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar, kegiatan ko-kurikuler atau kegiatan ekstrakurikuler, serta koordinasi dengan keluarga untuk memantau kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat.68 Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan empat strategi pengimplementasian nilai-nilai pendidikan karakter di SDIT Al
68 Zulhijrah, “Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah,” Tadrib, Vol. 1 No. 1 (Juni 2015): h. 10
Aufa Kota Bengkulu, yaitu melalui kegitian belajar, pengembangan budaya sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan koordinasi dengan keluarga. Sebagaimana yang disampaikan oleh ibu Widya Puspitasari, S.Pd.I, selaku kepala sekolah beliau mengatakan:
“Dalam pengimplementasian nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah dilakukan melalui kegiatan pembelajaran, dimana dalam pembelajaran itu guru dituntut tidak hanya memberikan materi pelajaran saja tetapi juga harus menanamkan nilai-nilai karakter kepada siswa. Terus kita juga ada kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, taekwondo, memanah, renang, tahfiz, dai cilik, sains club dan english club. Disini setiap kegiatan ekskul selain mengembangkan lifeskill anak tentunya juga ada pengembangan karakter anak itu sendiri. Lalu ada juga namanya kegiatan pagi, seperti shalat dhuha bersama, murojaah hafalan surah dan hadits, shalat Dzuhur berjamaah. Dan juga tentunya pihak sekolah harus bekerja sama dengan orang tua atau wali murid siswa melalui yang namanya WA. Baik WA group maupun WA pribadi. Melalui itulah kita membangun komunikasi dengan wali murid siswa.”69
Hal yang sama disampaikan oleh wakil kurikulum bapak Ardiansyah, S.Pd beliau mengatakan:
“Kita kan menggunakan kurikulum nasional dan kurikulum sekolah juga, kurikulum nasional itu yang kurikulum 2013. Kita ada yang namanya PPK, pendidikan penguatan karakter. Jadi disini kita punya program baik itu berskala kelas maupun berskala sekolah. Setiap pagi siswa melakukan kegiatan pagi seperti shalat dhuha, murojaah hafalan surah dan hadits, tilawah Al-Qur’an dzikir Al-Ma’tsurat untuk kelas 4, 5, dan 6 sampai jam 08.05 masuk kegiatan belajar mengajar, lalu shalat dzuhur berjama’ah.
setiap jumat kelas itu membaca surah Al-Waqiah dan Surah Al-Mulk. Lalu ada juga kegiatan ekstrakurikuler. Ada pramuka, taekwondo, memanah, sains club dan english club, memanah, tahfiz, dai, dan renang. Lalu dengan orang tua siswa kita biasanya berkomunikasi melalui WA, baik Wa Group maupun secara personil untuk kegiatan siswa dirumah.”70
Hal yang sama juga disampikan oleh ibu Okteriani, S.Pd selaku wali kelas IV B, beliau mengatakan:
69 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Widya Puspitasari, Bengkulu, 26 Oktober 2020
70 Wawancara Pribadi dengan Ardiansyah, Bengkulu, Bengkulu, 27 Oktober 2020
“Yang pertama tentu saja melalui kegiatan pembelajaran itu sendiri, karena dalam proses belajar mengajar tidak hanya memberikan materi kepada siswa, tetapi siswa juga mengembangkan nilai-nilai karakter kepada siswa. Bisa kegiatan pagi seperti shalat dhuha, murojaah hafalan surah dan hadits, berdoa sebelum belajar, shalat dzuhur berjamaah. Terus juga kita sebagai guru juga memberikan contoh teladan yang baik, bagaimana sikap berbicara kepada siswa, bagaimana menanggapi dan menghormati pendapat anak ketika bertanya maupun memberikan pendapat. Terus juga saat belajar itu kita gunakan metode-metode yang tepat agar tujuan pembelajaran tercapai dan karakter yang hendak dikembangkan itu terwujud dan tercapai.”71
Selanjutnya menurut bapak Triyono Komawan, S.Kel selaku guru Tahsin, beliau mengatakan:
“Sebagai guru tahsin tentunya pengimplementasian nilai karakter kepada siswa tentunya dilakukan selama kegiatan pembelajaran tahsin.
Ada yang dilakukan melalui pemberian tugas hafalan, ada juga memberikan motivasi dan contoh yang baik kepada siswa, biasanya sebelum masuk kelas itu saya mengucapkan salam, lalu mengajak siswa untuk berdoa atau membaca basmallah maupun hamdallah sebelum dan sesudah belajar, jika waktu shalat telah masuk tidak lupa mengingatkan siswa untuk segera berwudhu dan shalat.”72
Selanjutnya menurut ibu Ayu Wandira, S.E selaku gulu kelas IV A, beliau mengatakan:
“Awalnya kegiatan pagi, siswa wudhu, shalat dhuha berjamaah, lalu doa setelah dhuha, terus murojaah hafalan surah maupun hadits, terus sebulum belajar siswa itu berdoa terlebih dahulu. Barulah kegiatan pembelajaran dilakukan. Didalam setiap kegiatan pembelajaran ini tentu saja ada karakter siswa yang harus dikembangkan. Kadang kita juga mengumpulkan uang kepada siswa seikhlasnya jika ada teman yang sakit, atau ada anggota sekolah kita yang mengalami musibah. Terus kita sebagai guru juga memberikan contoh teladan kepada siswa, seperti mengucapkan salam sebelum masuk kelas agar siswa nantinya juga terbiasa demikian, lalu juga melakukan pembiasaan-pembiasaan kepada siswa seperti kegiatan pagi tadi, berdoa sebelum belajar, makan dan minum sambil duduk. Terus juga kita tempel di dinding-dinding kelas kata-kata yang berhubungan dengan nilai karakter itu sendiri”73
71 Wawancara Pribadi dengan Okteriani, Bengkulu, Bengkulu, 10 November 2020
72 Wawancara Pribadi dengan Triyono Kusnawan, Bengkulu, 11November 2020
73 Wawancara Pribadi dengan Ayu Wandira, Bengkulu, 12 November 2020
Selanjutnya menurut ibu Marlia Anggraini, S.Pd selaku wali kelas V, beliau mengatakan:
“Melalui kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan sekolah, seperti kegiatan pagi yang dilakukan sebelum pembelajaran berlangsung, shalat dhuha, murojaah hafalan, dzikir, dsb. Bisa juga pengimplementasian nilai karakter ini ketika pembelajaran berlangsung. Dalam pembelajaran ini kita telah membuat RPP, dimana disana ada materi pelajaran, metode yang digunakan maupun tujuan pembelajaran. Melalui kegiatan-kegiatan itulah pelaksanaan nilai-nilai karakter itu dilakukan. Lalu tentu juga kita sebagai guru juga harus memberikan contoh teladan kepada siswa, baik melalui perkataan maupun perbuatan sendiri. Seperti mengucapkan terimakasih jika ada siswa yang membantu misalnya menghapus papan tulis, menulis di papan tulis, dan sebagainya. Lalu juga memberikan motivasi kepada siswa juga. Lalu kita juga memiliki aturan kelas, seperti piket masuk kelas tepat waktu. Dan juga disesuaikan dengan kondisi siswa, seperti pemberian hukuman tentu saja berupa hukuman yang dapat membentuk karakter siswa agar lebih baik lagi. Dan juga untuk kegiatan siswa dirumah kita lakukan melalui wa, baik wa group atau wa pribadi dengan orang tua.
Melalui wa itulah kita berkomunikasi dan mengkoordinasikan kepada orang tua mengenai tugas maupun hal-hal yang dirasa perlu.”74
Selanjutnya menurut ibu Marlia Anggraini, S.Pd selaku guru ekstrakurikuler Sains Club, beliau mengatakan:
“Selama pandemi ini kita tidak ada melaksanakan ekstrakurikuler, namun apabila kita mengacu kepada sebelum pandemi ini dimana pembelajaran berlangsung secara normal, untuk pengimplementasi nilai pendidikan karakter ini tentu ada. Pelaksanaannya itu dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sains club seperti pemberian latihan yang akan membentuk karakter pantang menyerah bagi siswa, pemberian PR juga, terus kita juga membagi kelompok-kelompok kecil sesuai dengan kemampuan siswa, karena kan kemampuan mereka berbeda-beda terlebih mereka dari kelas 4,5 dan 6 digabung, jadi dibentuk lagi kelompok kecilnya.”75
Dari pernyataan wawancara di atas, bisa disimpulkan bahwa proses implementasi nilai-nilai pendidikan karakter dilakukan melalui pada proses kegiatan pembelajaran, pengembangan budaya sekolah dan pusat
74 Wawancara Pribadi dengan Marlia Anggraini, Bengkulu, 13 November 2020
75 Wawancara Pribadi dengan Marlia Anggraini, Bengkulu, 13 November 2020
kegiatan belajar seperti kegiatan rutin berupa kegiatan pagi, shalat dhuha, murojaah hafalan surah dan hadits, berdoa sebelum belajar, shalat dzuhur berjamaah, memberikan keteladan baik berupa perkataan maupun perbuatan, kegiatan ko-kurikuler atau kegiatan ekstrakurikuler berupa pramuka, taekwondo, memanah, renang, tahfiz, dai cilik, sains club dan english club, serta koordinasi dengan keluarga untuk memantau kegiatan keseharian di rumah melalui whatsapp
2. Nilai Karakter Yang Menjadi Prioritas Di SDIT Al Aufa Kota Bengkulu
Pendidikan karakter merupakan suatu proses mengimplementasikan nilai-nilai positif kepada peserta didik untuk memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter. Ada 18 nilai-nilai pendidikan karakter yang telah diidentifkasi oleh pemerintah yang bersumber pada agama, budaya, falsafah, negara, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: religius, jujur, toleransi, disipin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, gemar membaca, bersahabat/komunikatif, peduli ligkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.76 Meskipun telah terdapat 18 nilai pembentukan karakter bangsa, namun satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya. Dalam implementasi pendidikan karakter, jumlah dan jenis karakter yang dipilih tentu akan berbeda antara satu sekolah dengan
76 Retno Listyarti, Pendidikan Karakter Dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif, h. 5-8
sekolah lainnya. Sebagaimana yang disampaikan oleh ibu Widya Puspitasari, S.Pd.I, selaku kepala sekolah, beliau mengatakan:
“Kita basicnya kan IT tentunya saja nilai karakter yang menjadi prioritas itu nilai religius ya, melalui kegiatan-kegiatan tadi, seperti kegiatan pagi, shalat dhuha dan sebagainya tadi. Namun selain itu ada juga disiplin, bertanggung jawab, mandiri, jujur, rasa ingin tahu siswa, nasionalismenya juga.”77
Hal yang sama disampaikan oleh wakil kurikulum bapak Ardiyansyah, S.Pd beliau mengatakan:
“Akhlak, yang termasuk kedalam nilai religius, kemudian juga ada namanya kesopanan, kedispilinan, bertanggung jawab, cinta tanah air, rasa ingin tahu, mandiri, kreatif, saling menghargai baik sesama siswa keguru maupun siswa ke siswa” 78
Selanjutnya menurut ibu Okteriani, S.Pd selaku wali kelas IV B, beliau mengatakan:
“Disiplin, mandiri, jadi ketika shalat anak-anak ini tidak mesti diingatkan lagi karena mereka kan sudah kelas atas, kemudian jujur, religius, bertanggung jawab atas tugas mereka baik tugas sekolah, tugas rumah, maupun piket, pantang menyerah seperti jika ada tugas yang sulit siswa itu bertanya kepada saya, atau kalo dirumah mereka minta tolong kepada orang tua atau kakaknya” 79
Selanjutnya menurut bapak Triyono Komawan, S.Kel selaku guru Tahsin, beliau mengatakan:
“Nilai keagamaan, karena kan mereka belajar tentang bacaan Al- Quran, hafalan dan sebagainya. Namun diluar itu ada juga bertanggung jawab, seperti saat kita beri tugas hafalan dan saat waktu setoran hafalan itu mereka hafal tidak disana akan terlihat bagaimana anak bertanggung jawab atau tidak dengan tugas yang diberika, lalu ada juga disiplin, gemar membaca dan juga mandiri.”80
77 Wawancara Pribadi Dengan Ibu Widya Puspitasari,
78 Wawancara Pribadi dengan Ardiansyah
79 Wawancara Pribadi dengan Okteriani
80 Wawancara Pribadi dengan Triyono Komawan