• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

B. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh.42 Sumber data merupakan subjek yang memberi data atau informasi penelitian yang dibutuhkan. Sumber data bisa berupa manusia, benda, keadaan, dokumen, atau institusi.43 Sumber data yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Sumber Data Primer

Data primer adalah adalah sumber pertama dari data primer yang dibutuhkan dalam penelitian. Suryabrata mendefinisikan data primer merupakan data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai sumber pertama.44 Data tersebut diperoleh atau bersumber dari keterangan orang-orang yang berhubungan dengan penelitian. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah pengurus Masjid Nurul Hidayah yaitu Bapak Martoyin, Bapak Khalil, dan Bapak Sudadi, selaku Nadzir di Desa

42Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Bina Aksara, 1983), h. 129.

43Suraya Murcitaningrum, Pengantar Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Yogyakarta:

Prudent Media, 2013), h. 19.

44Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian., h. 39.

Bumiharjo Batanghari Lampung Timur, Kepala Desa Bumiharjo yaitu Bapak Mahfud Sidiq, dan masyarakat Desa Bumiharjo yaitu Ibu Tini dan Bapak Sukamto.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan kepustakaan.45 Adapun yang menjadi sumber data sekunder dapat berupa dokumen, hasil penelitian dan buku-buku yang ada relevansinya dengan penelitian. Buku yang ada relevansinya dengan penelitian ini yaitu buku yang berjudul Fiqih Wakaf dari Departemen Agama RI, buku yang berjudul Fiqh Muamalah karangan Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah karangan Mardani dan dokumen yang berisi tentang informasi terkait dengan penelitian pada strategi pengelolaan sawah wakaf di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur.

C. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah proses pengadaan data untuk keperluan penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara dan dokumentasi.46

1. Wawancara (Interview)

Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, yaitu merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

45Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Renika Cipta, 2006), h. 88.

46Gulo, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 115.

tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.47

Dengan demikian metode wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi dengan tujuan mendapatkan informasi penting yang diinginkan. Dalam kegiatan wawancara terjadi hubungan antara dua orang atau lebih, di mana keduanya berperilaku sesuai dengan status dan peranan mereka masing-masing.

Interview dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Interview berstruktur, dan b. Interview tak berstruktur

Adapun metode yang peneliti gunakan adalah interview tak berstruktur yaitu peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan tidak diajukan dalam urutan yang sama, bahkan pertanyaannya tak selalu sama.

Namun ada baiknya bila pewawancara mencatat pokok-pokok penting yang akan dibicarakan sesuai dengan tujuan wawancara. Responden boleh menjawab secara bebas menurut isi hati atau pikirannya. Lama interview juga tidak ditentukan dan diakhiri menurut keinginan pewawancara.48

Adapun pihak-pihak yang diwawancarai adalah pengurus Masjid Nurul Hidayah yaitu Bapak Martoyin, Bapak Khalil, dan Bapak Sudadi, selaku Nadzir di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur, Kepala

47Ibid., h. 384.

48Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 119.

Desa Bumiharjo yaitu Bapak Mahfud Sidiq, dan masyarakat desa Bumiharjo yaitu Ibu Tini dan Bapak Sukamto.

2. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.49 Metode ini juga dipergunakan untuk mengetahui sejarah, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan pengelola sawah wakaf di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur.

D. Teknis Analisis Data

Teknik analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan cara bekerja dengan data, menemukan pola, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan menemukan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.50

Data yang peneliti peroleh dari Nadzir di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur merupakan data kualitatif. Teknik analisis data yang peneliti gunakan pun merupakan teknik analisis kualitatif dengan menggunakan metode berfikir induktif.

49Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,, h. 206.

50Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 248.

Menurut Sutrisno Hadi, berfikir induktif berangkat dari fakta-fakta yang khusus, pristiwa-pristiwa yang kongrit, kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang khusus kongkrit itu ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum.51 Tujuannya untuk menyederhanakan data yang telah terkumpul dan menyajikan dalam susunan yang baik sehingga dapat lebih mudah dipahami.

51Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1984), cet 16, h. 42.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur

Desa Bumiharjo di buka tanggal 1 Januari 1939 dengan jumlah penduduk 276 Kepala Keluarga (KK). Penduduk tersebut merupakan kolonisasi yang didatangkan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang meliputi daerah Yogyakarta. Kepala Desa waktu itu bernama Harjo Sudarmo yang dibantu oleh perangkat desanya sampai tahun 1942.52

Sebelumnya penduduk desa berkurang karena banyak yang meninggal dunia atau pulang ke asalnya (Jawa). Selain itu banyak pula penduduk yang diberangkatkan untuk kerja rodi dan banyak pula kepala keluarga yang merantau mencari nafkah ke daerah lain menetap di daerah tersebut. Banyak penduduk yang tidak kembali lagi ke Desa Bumiharjo sehingga jumlah penduduk pada tahun 1942 itu berkurang manjadi 200 Kepala Keluarga (KK).

Dengan semakin teraturnya Negara Republik Indonesia maka Desa Bumiharjo ikut berbenah diri dan pengatur penduduk yang semakin banyak berdatangan atau yang sengaja didatangkan oleh familinya yang ada di Desa Bumiharjo untuk mengisi kekurangan penduduk.

52 Dokumentasi, Sejarah Berdiri Desa Bumiharjo Baranghari Lampung Timur, Tahun 2017.

Untuk mengatur wilayah dan penduduk Desa Bumiharjo maka dibentuklah bedeng-bedeng atau dusun-dusun menjadi 6 kelompok yaitu:

Tabel.1.1 Bedeng-Bedeng atau Dusun-dusun Desa Bumiharjo

No. Nama Bedeng Jumlah KK

1. Bedeng 39 A 50

2. Bedeng 39 B1 B2 66

3. Bedeng 39C 40

4. Bedeng 39D 60

5. Bedeng 39 Polos 60

Jumlah 276

Data Tahun 1941

Tabel.1.2 Nama-Nama Lurah/Kepala Desa Sesudah Berdirinya Desa Bumiharjo

No. Periode Nama Kepala Desa 1. 1939-1942 Harjo Sudarmo 2. 1942-1949 Sastro Diharjo 3. 1949-1966 Mad Lani 4. 1966-1967 Admo Sanjoyo

5. 1967-1968 Kusen

6. 1968-1978 H. Abd Rahman 7. 1978-1988 H. Abd Rahman 8. 1988-1998 H. Abd Rahman 9. 1998-2008 Husin Jamil 10. 2008-2013 Mulyadi 11. 2013-sekarang Mahfud Sidiq

1. Letak Geografis Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur

Secara geografis, Desa Bumiharjo berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sidodadi Kecamatan Pekalongan

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sumberejo c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Banjarrejo d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Balerejo

Luas wilayah Desa Bumiharjo 705 ha yang terdapat 6 dusun yaitu Dusun BumiRahayu, Dusun Bumi Arum, Dusun Bumi Agung, Dusun Bumi Makmur, Dusun Bumi Asri dan Dusun Bumi Asih. Keadaan topografi Desa Bumiharjo yaitu dengan luas kemiringan lahan datar 158,566 Ha yang secara umum Desa Bumiharjo terletak pada ketinggian 50 m di atas permukaan laut. Keadaan topografi yangdemikian menyebabkan lahan

sangat cocok untuk dijadikan persawahan dengan tanaman utamanya yaitu padi.

Ketinggian wilayah Desa Bumiharjo dengan curah hujan 2000/3000 mm, serta kondisi suhu tubuh di desa ini kisaran27-32°C. Di mana dengan suhu tersebut di Desa Bumiharjo banyak terdapat tanaman budidaya pertanian seperti padi, jagung, kelapa, kopi dan lain-lain.Mayoritas penduduknya bekerja pada bidang pertanian yaitu petani sawah. Di mana luas lahan pertanian sawah irigasi 453,34 Ha dan luas lahan pemukiman 151,84 Ha. Penduduk di desa ini lebih sering menanam jenis komoditi padi.

Masyarakat desa pun masih memiliki jiwa gotong royong karena setiap bulan sekali masyarakat khususnya petani padi bersama-sama membersihkan tempat irigasi atau saluran air.

1. Kondisi Sosial Budaya Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur Jumlah penduduk desa bumiharjo batanghari lampung timur adalah 5226 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 1479. Untuk selangkapnya keadaan penduduk Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur peneliti jelaskan dalam beberapa tabel sebagai berikut:

Tabel. 2.1 Jumlah Penduduk Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur

No. Jenis kelamin Jumlah

1. Laki-laki 2552

2. Perempuan 2674

Jumlah 5226

Tabel.2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur

No. Agama Jumlah

1. Islam 5214

2. Kristen 12

3. Katolik -

4. Hindu -

5. Budha -

Jumlah 5226

Tabel.2.3 Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur

No. Pekerjaan Jumlah

1. Buruh tani 373

2. Petani 787

3. Penjahit 101

4. PNS 98

5. Pensiunan 21

6. TNI/Porli 14

7. Perangkat Desa 8

8. Pengrajin 10

9. Lain-lain 15

Jumlah 1.427

Tabel.2.4 Berdasarkan Tingkat Pendidikan Desa Bumiharjo Lampung Timur

No. Tingkat Pendidikan Jumlah

1. Tidak tamat SD 563

2. SD 1680

3. SLTP 1680

4. SLTA 934

5. Diploma/Sarjana 117

Jumlah 4.974

2. Visi dan Misi Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur

a. Visi : Terwujudnya masyarakat yang makmur dengan peningkatan SDM untuk menuju desa agribisnis (Tahun 2018)

b. Misi desa :

1) Meningkatkan SDM melalui pendidikan formal maupun informal untuk memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

2) Meningkatkan dan menambah kerja sama dengan dinas terikat khususnya pertanian untuk pengetahuan dan produksi pertanian.

3) Meningkatkan dan menggali serta pemanfaatan usaha pertanian.

4) Meningkatkan dan mengelola pendapatan asli desa.

5) Melaksanakan spesifikasi wilayah untuk produk unggulan.

6) Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih melalui pelaksanaan otonomi desa.

B. Strategi Pengelolaan Sawah Wakaf Di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur

Wakaf adalah suatu proses pemberian asset dari seseorang kepada umat untuk diambil manfaatnya dengan melestarikan subtansinya yang disebut dengan shadaqah jariyah, yang mana wakaf dapat menjadi nilai tambah yang lebih sebagai investasi amalan akhirat yang pahalanya tidak akan terputus dan bagi umat merupakan sumber dana abadi yang berkembang secara komulatif untuk kepentingan umum.

Persoalan wakaf di Indonesia sangat kompleks, dari mulai masalah regulasi, hingga masalah ketidakprofesionalan nadzir dalam mengelola wakaf. Adanya nadzir merupakan syarat agar harta wakaf dapat dikelola dengan baik. Dalam mengelola harta wakaf agar mencapai tujuan perlu adanya strategi yang diterapkan oleh nadzir, yang mana nadzir harus memenuhi syarat moral dan syarat menajemen agar pengelolaan harta wakaf dapat tepat sasaran dan berkembang.

Di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur terdapat wakaf berupa sawah, wakaf jenis sawah merupakan jenis wakaf produktif yang apabila dikelola dengan baik akan memberikan manfaat yang lebih luas dari pada konsumtif. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Bapak Martoyin selaku nadzir di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur. Bapak Martoyin mengatakan bahwa wakaf di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur dikelola oleh pengurus Masjid Nurul Hidayah. Wakaf yang berupa sawah diwakafkan oleh Mbah Karsi dan Mbah Musilah seluas 3.600 m2. Sistem

pengelolaan sawah wakaf dengan cara bersama atau berjama’ah dengan masyarakat desa Bumiharjo. Di mana, biaya pengelolaan berasal dari 1/8 zakat, dana zakat tersebut disalurkan untuk pengelolaan sawah wakaf.53

Tabel. 3. 1 Perolehan Hasil Zakat Untuk Pengelolaaan Sawah Wakaf

No. Tahun Perolehan Zakat Mal 1/8 dari Zakat Mal 1. 2013 Rp. 6.633.000 Rp. 830.000

2. 2014 Rp. 13.140.000 Rp. 1.650.000 3. 2015 Rp. 8.360.000 Rp. 1.045.000 4. 2016 Rp. 6.800.000 Rp. 850.000 5. 2017 Rp. 17.020.000 Rp. 2.127.500 6. 2018 Rp. 16.670.000 Rp. 2.083.750

Total Rp. 8.586.250

Keterangan :

1. 1/8 zakat diambil pada tahun 2013 dipergunakan untuk pengelolaan sawah wakaf pada tahun 2014, dan seterusnya.

Tabel. 3. 2 Biaya Pengelolaan Sawah Wakaf

No. Tahun 1/8 dari Zakat Mal Biaya Pengelolaan 1. 2014 Rp. 830.000 Rp. 865.000

2. 2015 Rp. 1.650.000 Rp. 1.467.000

53Martoyin selaku nadzir di Desa Bumiharjo, wawancara, tanggal 2 Juli 2018.

3. 2016 Rp. 1.045.000 Rp. 1.730.000 4. 2017 Rp. 850.000 Rp. 1.048.000 5. 2018 Rp. 2.127.500 Rp. 957.000

Rp. 6.502.500 (Rp. 6.067.000) Sisa Rp. 435.500

Selain dari dana zakat, masyarakat pun berkontribusi dalam bentuk bibit, pupuk juga berupa tenaga seperti membantu menanam dan merawat sawah wakaf. Dalam pengelolaan kendala yang dihadapi yaitu hama, konsisi alam, dan perairan yang sulit karena lokasi sawah yang kurang strategis. Sawah wakaf mulai pertama kali ditanami pada tahun 2014. Sudah tujuh kali tanam dengan panen enam kali, sekali pernah terjadi gagal penen. Sejauh ini, sawah wakaf hanya ditanami padi, dari hasil panen sawah wakaf tersebut dijual langsung ke agen padi dengan ketentuan harga jual yang berbeda-beda. Hasil perolehannya dialokasikan ke masjid Nurul Hidayah yang digunakan untuk kepentingan masjid.54

Tabel. 3.3 Perolehan Hasil Pengelolaan Sawah

No. Tahun Panen Bersih Harga Jumlah 1/8 Zakat

(Hutang)

1. 2014 1.290 Kg Rp. 4.050 Rp. 5.224.500 Rp. 830.000

2. 2015 1.313 Kg Rp. 4.050 Rp. 5.317.650 Rp. 1.650.000 796 Kg Rp. 4.000 Rp. 3.184.000

54Martoyin selaku nadzir di Desa Bumiharjo, wawancara, tanggal 2 Juli 2018.

3. 2016 1.119 Kg Rp. 3.650 Rp. 4.084.350 Rp. 1.045.000

4. 2017 1.164 Kg Rp. 4.000 Rp. 4.656.000 Rp. 850.000

5. 2018 1.562 Kg Rp. 4.000 Rp. 6.248.000 Rp. 2.127.500 Rp. 28.714.500 (Rp. 6.502.500)

Total Rp. 22.212.000

Keterangan :

1. Pada tahun 2015 panen sawah wakaf di jual ke agen yang berbeda sehingga harga jualnya pun berbeda.

2. Pada tahun 2015 panen dua kali pada rendeng dan gadu.

3. Pada tahun 2016 terjadi gagal panen gadu.

Selain Bapak Martoyin, peneliti juga mewawancarai pengurus masjid yang juga sebagai nadzir wakaf yaitu Bapak Khalil mengatakan bahwa wakif mengamanahkan sawah wakaf tersebut kepada Bapak Martoyin yang mana hasil pengelolaan sawah wakaf dialokasikan ke Masjid Nurul Hidayah. Sawah wakaf di Desa Bumiharjo sendiri belum bersertifikat. Nadzir atau pengelola wakaf selama ini belum pernah mengikuti sosialisasi dari instansi terkait perwakafan. Sejauh yang diketahui bahwa hasil pengelolaan wakaf hanya dipergunakan untuk kepentingan masjid.55

Hasil wawancara kepada Kepala Desa di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur yaitu Bapak Mahfud Sidiq menuturkan bahwa tanah wakaf termasuk dibebaskan akan pajak, namun sejauh ini masih disepelekan oleh

55Khalil selaku nadzir di Desa Bumiharjo, wawancara, tanggal 2 Juli 2018.

nadzir, di mana kebanyakan wakif hanya mewakafkan hartanya kepada pengurus masjid yang umumnya terjadi di Desa Bumiharjo. Namun, nadzir atau pengurus masjid sebagai pengelola wakaf tidak memberikan laporan atau pemberitahuan adanya wakaf dari masyarakat, sehingganya Kepala Desa kurang berperan terkait dengan permasalahan wakaf di masyarakat. Wakaf yang ada di Desa Bumiharjo belum produktif, karena masih dikelola secara tradisional. Di mana, wakaf yang ada diserahkan kepada pengurus masjid yang secara otomatis alokasinya pun untuk masjid.56

Hasil wawancara kepada Bapak Sudadi yang juga selaku nadzir wakaf mengatakan bahwa tidak ada sistem bagi hasil dalam pengelolaan sawah wakaf di Desa Bumiharjo, yang ada adalah pembagian upah menuai padi yang berdasarkan banyak sedikitnya padi yang dipanen atau disebut dengan bawon.

Wakaf yang ada di Desa Bumiharjo sudah sesuai menurut agama Islam karena hasilnya dialokasikan untuk masjid, di mana masjid merupakan sarana ibadah umat Islam sebagai tempat silaturrahmi yang akan mempererat tali persudaraan.57

Menurut Bapak Sudadi hasil pengelolaan sawah wakaf yang cukup banyak tidak jarang masyarakat di Desa Bumiharjo meminjam hasilnya untuk kepentingan pribadi seperti meminjam karena kekurangan dana acara keluarga, untuk dana hajatan, biaya sekolah dan lain-lain. Hal tersebut yang sekarang ini

56Mahfud Sidiq selaku Kepala Desa di Desa Bumiharo Batanghari Lampung Timur, wawancara, tanggal 2 Juli 2018.

57Sudadi selaku nadzir di Desa Bumiharjo, wawancara, tanggal 2 Juli 2018.

menjadi permasalahan karena kesadaran masyarakat yang meminjam untuk mengembalikannya kurang, sehingga ketika dana tersebut dibutuhkan untuk kepentingan masjid tidak tersedia.58

Hasil pengelolaan sawah wakaf di Desa Bumiharjo yang digunakan untuk kepentingan pribadi, di mana hasilnya dipinjam oleh masyarakat sehingga tujuan wakaf untuk kepentingan masjid kurang tersampaikan.

Sebagian besar masyarakat pun kurang setuju bila hasil dari pengelolaan sawah wakaf dipinjamkan. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Tini, ia ikut berkontribusi dalam menanami sawah wakaf. Menurutnya hasil pengelolaan wakaf yang dipinjamkan menyimpang dari tujuan awal yang mana hasilnya disalurkan untuk masjid yang seharusnya juga dipergunakan untuk masjid tidak untuk dikonsumsi pribadi maupun untuk yang lain. Terlebih orang yang dipinjami kurang kesadaran untuk mengembalikannya, akibatnya ketika masjid membutuhkan dana untuk perbaikan atau perawatan dana tidak ada.59

Selain Ibu Tini yang kurang setuju atas hasil pengelolaan sawah wakaf yang dipinjam oleh masyarakat, begitu juga dengan Bapak Sukamto yang pernah berkontribusi dalam pengelolaan sawah wakaf berupa pupuk dan obat- obat pertanian, mengatakan bahwa awal dari adanya pinjaman atas hasil pengelolaan sawah wakaf karena pengelola wakaf atau nadzir sendiri pernah meminjam hasil pengelolaan sawah wakaf tersebut. Sehingga, hal tersebut dijadikan masyarakat sebagai bahan untuk meminjam karena nadzir merasa

58Sudadi selaku nadzir di Desa Bumiharjo, wawancara, tanggal 2 Juli 2018.

59Tini selaku masyarakat Desa Bumiharjo, wawancara, tanggal 2 Juli 2018.

pernah meminjam, maka nadzir pun meminjamkan kepada masyarakat yang membutuhkan dana untuk keperluan pribadi.60

Strategi pengelolaan sawah wakaf di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur menggunakan strategi pengelolaan wakaf yang sudah profesional. Di mana, hasil pengelolaan sawah wakaf disalurkan untuk masjid, juga adanya wakaf ini dapat membantu masyarakat seperti dipinjam untuk ada hajatan, biaya sekolah dan lain-lain. Namun, sawah wakaf yang hanya dipergunakan pada aspek konsumtif ini dana lebih banyak tersimpan di masyarakat ketimbang disalurkan untuk masjid karena tidak adanya batas waktu pinjaman. Wakaf berupa sawah ini merupakan jenis wakaf produktif yang apabila dapat dikelola dalam bentuk modal usaha, manfaatnya akan lebih banyak, tidak hanya dipergunakan untuk sarana ibadah, akan tetapi juga dapat mencapai tujuan wakaf secara luas.

C. Analisis

Wakaf merupakan memelihara suatu barang atau benda dengan jalan menahannya agar tidak menjadi milik pihak ketiga. Barang yang ditahan itu haruslah benda yang tetap dzatnya yang dilepaskan oleh miliknya dari kekuasaannya sendiri dengan cara dan syarat tertentu, tetapi dapat dipetik hasilnya dan dipergunakan untuk keperluan amal kebajikan yang ditetapkan oleh ajaran Islam. Adapun unsur-unsur perwakafan yang paling utama rukun dan syarat wakaf harus terpenuhi yaitu orang yang berwakaf (wakif), harta yang diwakafkan (mauquf bih), tujuan wakaf (mauquf alaih), pernyataan wakaf

60Sukamto selaku masyarakat desa Bumiharjo, wawancara, tanggal 2 Juli 2018.

(sighat) dan nadzir.61 Dalam hal ini, nadzir memiliki peran sentral untuk bertanggung jawab mengurus dan mengembangkan harta benda wakaf, sehingga berkembang tidaknya harta wakaf ada di tangan nadzir.

Wakaf di Desa Bumiharjo Batanghari Lampung Timur merupakan wakaf umum. Di mana, hasil dari pengelolaannya disalurkan untuk kepentingan masjid Nurul Hidayah. Wakaf Umum (khairi) yaitu wakaf yang secara tegas untuk kepentingan keagamaan atau kemasyarakatan. Seperti wakaf yang diserahkan untuk kepentingan pembangunan masjid, sekolah, jembatan, rumah sakit, panti asuhan, dan lain sebagainya.62 Dalam pengelolaan harta wakaf seharusnya dapat dipergunakan untuk tujuan wakaf secara luas sehingga seorang wakif yang sudah mewakafkan tanah melalui nadzir yang dianggapnya mampu mengelola tanah wakaf menjadi produktif. Tujuan wakaf secara luas dalam teori, selain digunakan untuk sarana ibadah, juga dipergunakan untuk sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan, bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa, kemajuan dan peningkatan ekonomi umat, serta untuk kemajuan dan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-undangan.63 Namun, wakaf yang ada di Desa Bumiharjo hanya diperuntukkan untuk sarana ibadah saja sehingga tujuan wakaf secara luas belum tercapai.

Wakaf berupa sawah di Desa Bumiharjo merupakan jenis wakaf yang produktif dalam ketegori pengelolaan wakaf secara profesional yang apabila hasilnya

61Mardani, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 358.

62Departeman Agama RI, Fiqih Wakaf, h. 16-17.

63Mardani, Fiqh Muamalah., h 362.

dikelola secara maksimal seperti diproduktifkan dalam bentuk modal usaha, manfaatnya akan lebih banyak dan bisa mencapai tujuan wakaf secara luas.

Wakaf produktif yaitu wakaf harta yang digunakan untuk kepentingan produksi, baik di bidang pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa yang manfaatnya bukan pada benda wakaf secara langsung, tetapi dari keuntungan bersih hasil pengembangan wakaf yang diberikan kepada orang-orang yang berhak sesuai dengan tujuan wakaf.64 Akan tetapi, wakaf di Desa Bumiharjo belum dikelola dalam bentuk modal usaha, di mana lebih banyak digunakan untuk kebutuhan konsumtif masyarakat seperti dipinjam untuk biaya hajatan, biaya sekolah dan lain-lain.

Dalam pengelolaan wakaf secara profesional-produktif aspek-aspek yang harus dipenuhi yaitu :

1) Kelembagaan, untuk mengelola benda-benda wakaf agar lebih produktif yang pertama harus dilakukan adalah membentuk suatu badan atau lembaga yang khusus mengelola wakaf dan bersifat nasional, dalam hal ini Indonesia telah memilikinya dengan nama Badan Wakaf Indonesia (BWI)

2) Pengelolaan operasional yaitu batasan atau garis kebijakan dalam mengelola wakaf agar menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi kepentingan masyarakat banyak.

3) Kehumasan, mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengelola harta wakaf untuk mengetahui keprofesionalan nadzir dalam mengembangkan harta wakaf dan hasilnya untuk kesejahteraan umat serta mampu menarik wakif baru untuk mewakafkan hartanya untuk kesejahteraan masyarakat.

4) Sistem keuangan, seorang nadzir harus mampu membuat laporan tersendiri dari akuntansi dan audit untuk menambah olaan wakaf untuk kesejahteraan umat.

5) Regulasi perwakafan

6) Pembentukan kemitraan usaha.65

64Suhairi, Wakaf Produktif Membangunkan Reksasa Tidur, (Metro: STAIN Jurai Siwo Metro Lampung, 2014), h. 13.

65Departemen Agama RI, Pedoman Pengelolaan dan Pemberdayaan Wakaf, (Jakarta:

Direktorat Pemberdayaan Wakaf Dirjen BIMAS Islam Depag RI, 2006), h. 102.

Wakaf yang ada di Desa Bumiharjo sudah termasuk dalam pengelolaan profesional-produktif, di mana hasil pengelolaan disalurkan untuk sarana ibadah, juga dapat membantu masyarakat sekitar seperti hasilnya dipinjam untuk dan hajatan, biaya sekolah dan lain-lain. Namun, aspek pengelolaan profesional-produktifnya belum terpenuhi sehingga sistem menajemen pengalolaan harta wakaf belum maksimal. Dalam hal ini prinsip manajemen pengelolaan harta benda wakaf perlu diterapkan untuk mencapai pengelolaan secara profesional-produktif, di mana prinsip-prinsipnya yaitu prinsip pertisipasi, prinsip penegak hukum, prinsip transparan, prinsip responsiv, prinsip orientasi kesepakatan, prinsip keadilan, prinsip efektif dan efisien, prinsip akuntabilitas, dan prinsip visi strategis.66 Prinsip manajemen pengelolaan harta benda wakaf terkait erat dengan tanggungjawab nadzir dalam menjalankan tugas dan wewenangnya guna tercapainya tujuan wakaf untuk kesejahteraan umum. Adapun dalam Pasal 220 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam (KHI) Kewajiban dan hak nadzir yaitu nadzir berkewajban untuk mengurus dan bertanggung jawab atas kekayaan wakaf serta hasilnya, dan pelaksanaan perwakafan sesuai dengan tujuan menurut ketentuan yang diatur oleh Menteri Agama.67

66Suhirman,”Prinsip-prinsip Pengelolaan Pemanfaatan Tanah Wakaf Guna Untuk Kesejahteraan Masyarakat”, Vol.4, No 2, 252-262, (Denpasar: Jurnal Magister Hukum Udayana, 2015), h. 260-261.

67Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (KHI), h. 105.

Dokumen terkait