• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUMBER DAYA MANUSIA

Evaluasi program pembelajaran bermanfaat bagi

B. SUMBER DAYA MANUSIA

Profil pengawas yang merupakan hasil studi poka pengawas (BSNP & PMTPK, 2006b), menunukkan hal- hal berikut.

a. Sebagian besar pengawas (78.9%) adalah laki-laki.

b. Usia rata-rata pengawas 52,3 tahun dengan usia tertinggi 61 tahun dan terendah 39 tahun.

c. Kualifikasi akademik yang ditunukkan oleh pendidikan formal para pengawas sangat heterogen meskipun sebgaian besar (72,6%) lulusan sarana, selebihnya lulusan S2, S3 dan diploma.

d. Setiap pengawas rata-rata membina 22 sekolah, dengan jumlah tertinggi 35 dan terendah 6 sekolah.

2. Kepala Dinas Pendidikan

Berdasarkan undang-undang nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 50 ayat (4) dan (5) berbunyi.

Ayat (4) : pemerintah daerah provinsi melakukan koordinasi atas penyelenggaraan pendidikan,

pengembangan tenaga kependidikan dan penyediaan fasilitas penyelenggaraan pendidikan lintas daerah Kabupaten/ Kota untuk tingkat pendidikan dasar dan mengah”.

Ayat (5) : pemerintah kabupaten/kota mengelola pendidikan dasar dan menengah serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal.

Berdasarkan PP No. 19/2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 53 ayat 2 dan pasal 59 ayat 1 dpat diperkirakan kebiakan dan koordinasi yang dilakukan oleh dinas pendidikan proinsi yang berkaitan

dengan penyelenggaraan pendidikan di SD, antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut.

a. Penetapan kalender akademik, yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan daerah.

b. Penetapan kebijakan yang berkaitan dengan penaminan mutu pendidikan.

c. Penetapan kebijakan dalam peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat.

d. Penetapan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kualifikasi dan kemampuan guru sebagai pendidik profesional.

Sejalan dengan itu kebijakan dan koordinasi yang dikeluarkan dan dilakukan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota , antara lain sebagai berikut.

e. Mengoordinasikan dan mensupervisi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

f. Menetapkan kalender akademik dengan berpedoman pada kebijakan dinas pendidikan provinsi.

g. Mengoordinasikan berbagai upaya peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan.

h. Mengoordinasikan berbagai upaya peningkatan kualifikasi dan kemampuan guru sebgai pendidik profesional.

i. Menetapkan mutan lokal dalam rangka meningkatan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat.

3. Menteri Pendidikan Nasional

Menteri Pendidikann Nasional bertanggung jawab terhadap pengelolaan sistem pendidikan nasional, sebagaimana yang ditetapkan dalam UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 50 ayat 1. sistem pendidikan nasional berlaku bagi seluruh

enang dan jenis pendidikan. Mendiknas memegang tanggung jawab tertinggi dalam penyelenggaraan pendidikan.

Kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan ditentukan oleh pemerintah pusat.

Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 50 ayat 2 yang dalam bidang pendidikan diwakili oleh mendiknas.

4. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

Masyarakat mempunyai peran penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang disalurkan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah. Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli pendidikan, sedangkan komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik,

komunitas sekolah serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan (UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1).

Dewan pendidikan dan komite sekolah memiliki peran dalam perencanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan (UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 56). Sementara itu wilayah peran dewan pendidikan dan komite sekolah diatur dalam UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 56 ayat 2 dan 3 yang berbunyi sebagai berikut.

Ayat 2 : dewan pendidikan sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningakatan mutu pelayanan pendidikan

dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hierarkis.

Ayat 3 : komite sekolah/madrasah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

Dari kedua ketentuan tersebut tugas kedua lembaga mandiri tersebut sama, hanya wilayah kerjanya yang berbeda. Komite sekolah berperan di sekolah, sedangkan dewan pendidikan dapat berperan di tingkat kabupaten/kota, propinsi dan nasional.

Berdasarkan pasal 51 PP. No. 19/2005 tentang standar pendidikan menyatakan bahwa rapat dewan pendidik (dewan guru) dan komite sekolah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu sekolah. Dalam pasal yang sama juga ditetapkan bahwa pengambilan keputusan bidang non akademik dilakukan oleh komite sekolah yang

dihadiri olek kepala sekolah.Di samping itu, dalam pasal 52 PP. No. 19/2005 tentang standar nasional pendidikan, dengan dihadiri kepala sekolah, komite sekolah melakukan pengambilan keputusan yang berkenaan dengan struktur organisasi dan biaya

operasional satuan pendidikan, dalam hal ini SD. Selanjutnya komite sekolah dapat memberikan pertimbangan pada tata tertib satuan pendidikan, yang meliputi tata tertib pendidik, tenaga kependidkan, peserta didik, serta penggunaan sarana dan prasarana.

Dalam pasal 53 PP. No. 19/2005 tentang standar nasional pendidikan ditetapkan bahwa komite sekolah memberikan pertimbangan pada rencana kerja tahunan satuan pendidikan, dalam hal ini SD.

Dana penyelengaraan pendidikan di SD berasal dari berbagai sumber yaitu yang utama dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah, disamping itu juga berasal dari orang tua murid/masyarakat yang disalurkan melalui komite sekolah, yang

peruntukkannya sudah dirancang terlebih dahulu.

Dana dari pemerintah yang disebut dana operasional dan pemeliharaan sekolah (DOP) dimanfaatkan untuk pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan. Sementara itu dari pemerintah pusat ada dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang berasal dari subsidi BBM yang bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang tidak mampu dan

meringankan bagi siswa lain dalam rangka menuntaskan wajib belajar 12 tahun.

Dana BOS dapat digunakan untuk keperluan operasional sekolah yang meliputi pembiayaan untuk kegiatan berikut.

1. Kegiatan penerimaan siswa baru.

2. Pembelian buku teks pelajaran dan buku referensi untuk dikoleksi di perpustakaan.

3. Pembelian barang-barang habis pakai.

4. Kegiatan kesiswaan.

5. Ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah, dan laporan hasil belajar siswa.

Dokumen terkait