Apa yang harus dilakukan kepala desa agar mengetahui dengan pasti apakah arahan diikuti dalam mengintensifkan dengan pasti apakah arahannya diikuti dalam mengintensifkan kegiatan. Semua pertanyaan tersebut mengarah kepada aspek-aspek sebuah evaluasi program , sebagaimana yang terlihat pada gambar 11.1. Contoh- contoh tersebut adalah merupakan program yang cukup besar, sedangkan program sederhananya seperti dalam ilustrasi diatas juga memerlukan evaluasi program meskipun dalam bentuk sederhana.
Salah satu model yang cukup baik adalah model CIPP, yang merupakan singkatan dari context, input, process dan product. Jika kita berbicara tentang evaluasi program pembelajaran, maka yang dievaluasi adalah berbagai komponen program pembelajaran. Jika model CIPP diterapkan pada evaluasi program pembelajaran, maka yang menjadi sasaran penilaian adalah seluruh aspek program pembelajaran, mulai dari lingkungan pembelajaran sebagai context, kurikulim, silabus, perencanaan pembelajaran, buku-buku, fasilitas/ atau alat peraga, guru, siswa sebagai input, pelaksanaan pembelajaran sebagai process, dan hasih belajar siswa sebagai product.
Dalam evaluasi program pembelajaran, context yang dinilai adalah lingkungan belajar yang mencangkup suasana sekitar ruang pembelajaran, seperti kenyamanan atau sikap masyarakat sekitar terhadap pembelajaran. Sedangkan sebagai input yang dinilai adalah rencana pembelajaran yang dibuat guru, buku pelajaran dan sumber lain beserta media yang digunakan, kemampuan dan motivasi siswa, serta kemampuan guru.
Bagaimana kalau evaluasi program pembelajaran tidak pernah dilakukan? Apa yang akan terjadi?
Kita pasti dapat merinci kerugiannya
Secara lebih khusus, tujuan evaluasi program pembelajaran antara lain adalah untuk mengetahui apakah
Lingkungan sekolah menunjang terjadinya pembelajaran
Rencana pembelajaran yang dibuat guru dapat dilaksanakan
Siswa terlibat secara aktif dalam pembelajara
Guru menunjukkan semangat dalam pembelajaran
Penilaian proses pembelajaran dilakukan secara sistematis
Hasil belajar siswa memenuhi harapan guru
Evaluasi program pembelajaran bermanfaat bagi
POTRET EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
Dalam setiap rencana pembelajaran (RP) yang dibuat guru, evaluasi merupakan salah satu komponen yang selalu terncantum, meskipun sebagian besar evaluasi yang dirancang adalah akhir proses pembelajaran. Namun beberapa guru juga sudah mencantumkan penilaian dalam proses pembelajaran melalui pengamatan, bahkan didalam contoh silabus yang dicantumkan tes kinerja (Pusat Kurikulum, 2003). Jika semua rencan yang dibuat tersebut dapat dilaksanakan berarti guru sudah memiliki informasi yang berkaitan dengan program pembelajarannya.
Hasil akhir yang perlu dikaji tentang potret evaluasiprogram pembelajaran di SD adalah evaluasi program pembelajaran yang dilakukan secara sistem oleh satu tim yang juga melibatkan komite sekolah. Menyimak temuan tim studi managing basic education (MBE), yang mengungkapkan bahwa dibeberap SD, Komite Sekolah belum berfungsi sesuai dengan undang-undang karena masih banyak yang hanya mengikuti perintah kepala sekolah, dapat dikatakan bahwa evaluasi program pembelajaran secara formal yang dilakukan oleh satu tim yang melibatkan komite sekolah, sangat secara formal yang dilakukan oleh satu tim yang melibatkan komite sekolah, sangat jarang bahkan mungkin belum pernah dilakukannamuan adanya temuan studi MBE yang sama, yang mengungkapkan bahwa sudah ditemukan di beberapa sekolah komite sekolah yang dipilih secara terbuka dan demokratis menimbulkan harapan bahwa evaluasi program yang dilaksanakan secara formal dan komprehensif akan segera terwujud.
Langkah-langkah Evaluasi Program Pembelajaran 1. Kapan Evaluasi dilakukan
- Bagaimana cara melakukan evaluasi program pembelajaran?
- Evaluasi program pembelajaran oleh sekolah
- Menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk setiap mata pelajaran
- Mengoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas
- Menentukan kriteria kenaikan kelas
- Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua murid dalam bentuk buku laporan
- Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten /kota
- Mengembangkan desain evaluasi program 2. Mengembangkan instrumen
- Mengumpulkan data atau melaksanakan evaluasi 4. Menganalisis data
- Menulis laporan
Melaporkan hasil penilaian kepada pimpinan satuan pendidikan pada setiap akhir semester dalam bentuk nilai prestasi belajar dan deskripsi singkat. Langkah-langkah yang harus ditempuh sekolah, yang terkait dengan evaluasi program pembelajaran adalah sebagai berikut. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua murid dalam bentuk buku laporan.
Evaluasi program pembelajaran tingkat sekolah seyogianya dilakukan oleh sebuah tim yang melibatkan para guru, komite sekolah dan tentu saja kepala sekolah. Karena evaluasi program pada dasarnya merupakan penelitian evaluasi, maka langkah-langkah yang ditempuh tidak jauh berbeda dengan langkah-langkah penelitian.
Tindak Lanjut Hasil Evaluasi Program Pembelajaran
POTRET sumber daya DI SEKOLAH DASAR
- Potret Sumber Daya Manusia di SD
- Potret Sumber Dana di SD
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 35 menetapkan bahwa, “ tenaga kependidikan pada SD/MI atau bentuk lain yang sederajat sekurang- kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah. Sumber daya manusia di SD terdiri dari guru, kepala sekolah, dan penjaga sekolah, yang merangksp sebagai tenaga kebersihan. Idealnya, SD yang mempunyai enam kelas (kelas 1-6), tanpa kelas paralel, meiliki enam orang guru kelas, guru Pendidikan Agama, guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga, dan kepala sekolah.
Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mempersyaratkan kualifikasi minimal guru SD/MI adalah sarjana (S1 PGSD). Di samping guru, kepala sekolah sebagai pemimpin satuan pendidiakn mempunyai peran yang sangat menentukan dalam mengelola kegiatan sekolah. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya penyediaan sarana prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap.
Biaya personal sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan. Dana pendidikan di SD dapat berasal dari berbagai sumber, seperti dari pemerintah, masyarakat, atau dari para dermawan.
- Pengawas SD
- SUMBER DAYA MANUSIA
- Kepala Dinas Pendidikan
- DANA
Dalam naskah akademik tentang standar pengawas satuan pendidikan (BSNP & PMPTK, 2006b, hal.2), pengawas satuan pendidikan didefenisikan sebagai “tenaga kependidikan. Ayat (5) : pemerintah kabupaten/kota mengelola pendidikan dasar dan menengah serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal. 19/2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 53 ayat 2 dan pasal 59 ayat 1 dpat diperkirakan kebiakan dan koordinasi yang dilakukan oleh dinas pendidikan proinsi yang berkaitan.
Sejalan dengan itu kebijakan dan koordinasi yang dikeluarkan dan dilakukan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota , antara lain sebagai berikut. Menteri Pendidikann Nasional bertanggung jawab terhadap pengelolaan sistem pendidikan nasional, sebagaimana yang ditetapkan dalam UU No. Masyarakat mempunyai peran penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang disalurkan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah.
Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli pendidikan, sedangkan komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik,. Dewan pendidikan dan komite sekolah memiliki peran dalam perencanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan (UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 56). Dari kedua ketentuan tersebut tugas kedua lembaga mandiri tersebut sama, hanya wilayah kerjanya yang berbeda.
Komite sekolah berperan di sekolah, sedangkan dewan pendidikan dapat berperan di tingkat kabupaten/kota, propinsi dan nasional. 19/2005 tentang standar pendidikan menyatakan bahwa rapat dewan pendidik (dewan guru) dan komite sekolah dilaksanakan atas dasar prinsip musyawarah mufakat yang berorientasi pada peningkatan mutu sekolah. Dalam pasal yang sama juga ditetapkan bahwa pengambilan keputusan bidang non akademik dilakukan oleh komite sekolah yang.
19/2005 tentang standar nasional pendidikan, dengan dihadiri kepala sekolah, komite sekolah melakukan pengambilan keputusan yang berkenaan dengan struktur organisasi dan biaya. Selanjutnya komite sekolah dapat memberikan pertimbangan pada tata tertib satuan pendidikan, yang meliputi tata tertib pendidik, tenaga kependidkan, peserta didik, serta penggunaan sarana dan prasarana. 19/2005 tentang standar nasional pendidikan ditetapkan bahwa komite sekolah memberikan pertimbangan pada rencana kerja tahunan satuan pendidikan, dalam hal ini SD.
Dana penyelengaraan pendidikan di SD berasal dari berbagai sumber yaitu yang utama dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah, disamping itu juga berasal dari orang tua murid/masyarakat yang disalurkan melalui komite sekolah, yang. Sementara itu dari pemerintah pusat ada dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang berasal dari subsidi BBM yang bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang tidak mampu dan.
SEKIAN
TERIMA KASIH