• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 158 WATALLIPU KECAMATAN DONRI-DONRI KABUPATEN SOPPENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 158 WATALLIPU KECAMATAN DONRI-DONRI KABUPATEN SOPPENG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman 257 dari 896

EVALUASI PEMBELAJARAN TEMATIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 158 WATALLIPU KECAMATAN DONRI-DONRI KABUPATEN SOPPENG

Erni1

Universitas Cokroaminoto Palopo1

ernibaddi@yahoo.co.id1

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan implementasi program pembelajaran tematik dari segi konteks, input, proses, dan produk di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kabupaten Soppeng.Penelitian ini merupakan penelitian jenis evaluasi dengan menggunakan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product) yang terfokus pada evaluasi konteks, evaluasi input, evaluasi proses, dan evaluasi produk. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng dengan menggunakan metode analisis secara kuantitatif bersifat deskriptif. Data yang dikaji dalam penelitian ini bersumber dari kepala sekolah, guru kelas I, II, III yang melaksanakan pembelajaran tematik, serta peserta didik di kelas I, II, dan III. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, dokumentasi, observasi, dan kuesioner. Kriteria penilaian sebagai tolok ukur evaluasi dalam penelitian ini merujuk pada acuan yang telah dibuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) komponen konteks pembelajaran tematik di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru masuk dalam kategori baik. Tujuan pembelajaran yang sesuai dengan analisis kebutuhan namun cenderung tidak dilaksanakan dengan konsekuen di dalam proses pembelajaran tematik karena guru belum memahami betul latarbelakang dan arti penting dilaksanakannya program pembelajaran tematik bagi peserta didik di kelas awal; (2) komponen input aspek silabus dan RPP, fasilitas belajar, dan motivasi belajar secara umum berada pada kategori sangat baik; (3) komponen proses dari aspek kinerja guru dalam kelas secara umum masuk dalam kategori kurang karena selama ini guru belum maksimal dalam mengajarkan tematik dan lebih cenderung mengajarkan mata pelajaran saja. Pada aspek iklim kelas berada pada kategori sangat baik;(4) komponen produk dengan hasil belajar peserta didik masuk pada kategori baik. Disarankan kepada para guru dan penentu kebijakan agar dapat melakukan evaluasi dan kegiatan-kegiatan yang inovatif agar program pembelajaran tematik dapat berjalan semaksimal mungkin.

Kata Kunci: pembelajaran tematik, evaluasi, CIPP

1. Pendahuluan

Pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa , dianggap lebih menarik dan bermakna bagi siswa karena model pembelajaran ini menyajikan tema-tema pembelajaran yang lebih aktual dan konstektual dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2006: 5).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng pada program pembelajaran tematik di kelas I, II, dan III, guru belum memahami betul apa sebenarnya tujuan diadakannya pembelajaran tematik di kelas awal, mereka hanya menjalankan pembelajaran tematik karena sudah jadi tuntutan dari kurikulum. Kebutuhan pembelajaran tematik misalnya buku paket yang belum memadai. Selain ketersediaan

(2)

Halaman 258 dari 896

sumber belajar dan media pembelajaran yang masih sangat kurang, misalnya saja ketersediaan laptop dan LCD. Tidak semua guru menguasai laptop dan LCD, selain itu jumlahnya yang masih sangat terbatas yaitu hanya satu LCD untuk semua kelas. Tahap perencanaan seperti silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru, baru diperbaiki ketika akan ada kegiatan tertentu. Fenomena proses pembelajaran tematik guru yang mengajar tidak sesuai dengan perencanaan yang dibuat, hanya melaksanakan pembelajaran tematik pada awal pelajaran saja. Bahkan ada guru yang sama sekali tidak melaksanakan pembelajaran tematik. Guru cenderung mengabaikan penggunaan alat peraga, sumber belajar dan media pembelajaran baik di dalam kelas ataupun lingkungan sekitar kelas sehingga berdampak pula pada iklim kelas yang tercipta serta masih ada nilai peserta didik yang tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan adanya peserta didik yang masih tinggal kelas pada setiap kelas awal.

Permasalahan yang muncul pada program pembelajaran tematik di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng tersebut jika dikaitkan dengan salah satu model evaluasi, maka untuk memperoleh hasil serta informasi yang tepat dalam menilai program pembelajaran tematik di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng dipilihlah model CIPP (Context, Input, Process, Product) dari Stufflebeam, dkk (1967) di Ohio State University.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah implementasi pembelajaran tematik dari segi konteks di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng?

2. Bagaimanakah implementasi pembelajaran tematik dari segi input di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng? 3. Bagaimanakah implementasi pembelajaran tematik dari segi proses di

Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng?

4. Bagaimanakah implementasi pembelajaran tematik dari segi produk di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng?

(3)

Halaman 259 dari 896

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran tematik dari segi konteks di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng.

2. Untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran tematik dari segi input di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng.

3. Untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran tematik dari segi proses di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng.

4. Untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran tematik dari segi produk di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng.

Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis sebagai berikut.

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan pengembangan evaluasi program, khususnya pada program pembelajaran tematik di Sekolah Dasar dalam upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan pengukuran, penilaian dan evaluasi sehingga memperoleh hasil yang akurat. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangsih teoretis serta bahan pembanding pada penelitian yang lain atau sebagai bahan kajian bagi para akademisi dan peneliti untuk mengadakan penelitian lanjutan.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengomunikasikan pelaksanaan program kepada publik yaitu pembelajaran tematik di SDN 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng dan diharapkan dapat menyediakan informasi bagi pengambil keputusan dalam mengambil kebijakan dalam hal ini

pihak-pihak yang berkompoten dalam pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas awal. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat dijadikan landasan dalam penyempurnaan program pembelajaran tematik pada sekolah-sekolah.

(4)

Halaman 260 dari 896 2. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah jenis penelitian evaluatif dengan menggunakan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product). dilaksanakan pada Program Pembelajaran Tematik yang diselenggarakan pada Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu di Solie Desa Pising Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng dan dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian terdiri dari 1 kepala sekolah, 3 orang guru kelas I, II, III, dan peserta didik kelas I 25 orang, kelas II 19 orang, dan kelas III 14 orang yang keseluruhannya berjumlah 62 pada tahun pelajaran 2014/2015. Fokus evaluasi program pembelajaran tematik meliputi: (1) Aspek konteks adalah tujuan pembelajaran tematik, lingkungan sekolah, dan kebutuhan pada pembelajaran tematik, (2) Aspek input adalah silabus dan RPP, fasilitas belajar, dan motivasi belajar peserta didik, (3) Aspek proses adalah kinerja guru dalam kelas, dan iklim kelas. (4) Aspek produk berupa hasil belajar peserta didik. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, kuesioner, dan dokumen.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

a. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Tematik dari Segi Konteks di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu

Hasil Wawancara

Hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas I, II, III terhadap evaluasi konteks dengan indikator tujuan pembelajaran tematik, lingkungan sekolah, dan kebutuhan pada pembelajaran tematik di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng bahwa hasil tujuan pembelajaran tematik mendapat rata-rata skor sebesar 23,67 dan masuk dalam kategori ” Baik”. Indikator lingkungan sekolah pada pembelajaran tematik mendapat rata-rata skor sebesar 38,67 dan masuk dalam kategori ” Sangat Baik”. Ditinjau dari indikator kebutuhan pada pembelajaran tematik mendapat rata-rata skor sebesar 34 dan masuk dalam kategori ” Baik”.

b. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Tematik dari Segi Input di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu

Berdasarkan hasil evaluasi input mendapat rata-rata skor sebesar 27,33 dan masuk dalam kategori ”Sangat Baik”. Fasilitas belajar pada pembelajaran tematik mendapat rata-rata skor sebesar 63,67dan masuk dalam kategori ” Baik”.

(5)

Halaman 261 dari 896

c. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Tematik dari Segi Proses di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu

Berdasarkan hasil evaluasi proses mendapat rata-rata skor perolehan sebesar 56 dan masuk dalam kategori “Kurang”. Indikator iklim kelas pada pembelajaran tematik mendapat rata-rata skor perolehan sebesar 15,33 dan masuk dalam kategori “Sangat Baik”.

d. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Tematik dari Segi Produk Di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu

Hasil pengukuran terhadap hasil belajar peserta didik pada pembelajaran tematik di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng dalam penelitian ini, mengacu pada dokumentasi guru kelas

berupa nilai subsumatif II (mid semester II) untuk semua mata pelajaran dari tiga kelas mendapat rata-rata skor sebesar 71,50 dan masuk dalam kategori “Baik”.

4. Pembahasan

a. Komponen Evaluasi Konteks

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas I, II, dan III secara umum sudah baik. Secara umum hasil evaluasi konteks pembelajaran tematik menunjukkan hasil yang baik. Artinya ditinjau dari tujuan pembelajaran tematik, lingkungan sekolah maupun ditinjau dari kebutuhan yang ada pada pembelajaran tematik setiap kelas I, II, III di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng kesemuanya masuk dalam kategori baik. Namun, kenyataan yang ditemukan dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa tujuan program pembelajaran tematik yang baik tidak diaplikasikan dengan benar pada kegiatan pelaksanaan pembelajaran sehingga tujuan tersebut belum tercapai maksimal.

b. Komponen Evaluasi Input

Hasil penilaian terhadap aspek penyusunan silabus dan RPP pembelajaran tematik di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng dalam penelitian ini, masuk dalam kategori sangat baik. Namun masih ada silabus yang digunakan tidak sesuai dengan tahun berjalan dan tidak mencantumkan tahun pelajaran. Ini berarti silabus dan RPP kemungkinan besar tidak direvisi oleh guru sebelum digunakan. Hal ini harus menjadi perhatian bagi guru karena silabus dan RPP adalah pedoman dan petunjuk bagi guru ke arah mana pembelajaran akan dibawa sesuai tujuan yang akan dicapai.

(6)

Halaman 262 dari 896

Aspek fasilitas belajar masuk pada kategori baik. Namun masih ada fasilitas belajar yang harus mendapatkan perhatian yaitu, ketersediaan buku-buku paket, alat peraga, dan media pembelajaran yang seharusnya mendukung pembelajaran tematik belum terpenuhi. Hal penting yang juga harus diperhatikan pula oleh guru penataan kelas sesuai dengan tema yang dilaksanakan dan dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik terhadap pelajaran yang akan diterima. Aspek motivasi belajar peserta didik masuk dalam kategori sangat baik.

c. Komponen Evaluasi Proses

Evaluasi pada aspek kinerja guru dalam kelas secara umum untuk kinerja guru dalam kelas memiliki skor penilaian yang paling rendah dibandingkan dengan aspek evaluasi yang lain dan hanya masuk dalam kategori kurang. Pembelajaran yang seharusnya terlaksana secara tematik tidak terjadi. Guru lebih condong melakukan kegiatan pembelajaran berdasarkan mata pelajaran bukan dengan pembelajaran tematik.

Indikator kemampuan mengelola pembelajaran yang harus mendapatkan perhatian oleh guru adalah pada pelaksanaan pembelajaran sesuai silabus dan RPP. Penyusunan silabus dan RPP sudah sangat baik namun dalam penerapannya guru justru melenceng dari RPP yang telah dibuat. Selain itu penggunaan sumber belajar/media pembelajaran serta keterlibatan peserta didik dalam penggunaan sumber belajar/media pembelajaran tematik juga perlu mendapatkan perhatian karena dengan terlibat langsung peserta didik banyak melakukan kegiatan belajar seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, kerjasama dan sebagainya sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk menemukan sendiri pengetahuan yang dipelajarinya. Aspek iklim kelas masuk dalam kategori sangat baik.

d. Komponen Evaluasi Produk

Aspek hasil belajar peserta didik pada pembelajaran tematik di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng untuk kelas I , II, III masuk dalam kategori baik. Hal tersebut seharusnya mendapat

perhatian, terutama melalui pembenahan kualitas atau komponen proses, seperti pada penelitian yang telah dilakukan. Untuk itu para guru harus senantiasa mau

belajar dan melakukan evaluasi diri untuk tetap berinovasi dalam kegiatan belajar mengajar tematik peserta didik dapat mencapai sasaran-sasaran pembelajaran tematik baik dalam aspek akademik, spritual maupun budi pekerti dan moral peserta didik.

(7)

Halaman 263 dari 896 5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan evaluasi yang meliputi komponen konteks, input, proses, produk pada program pembelajaran tematik di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng, maka dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi konteks pembelajaran tematik di Sekolah Dasar Negeri 158 Watallipu Kecamatan Donri-Donri Kabupaten Soppeng masuk dalam kategori baik karena guru tidak menyadari betul latarbelakang dan arti penting pembelajaran tematik bagi peserta didik di kelas awal.

Hasil evaluasi input pembelajaran tematik masuk dalam kategori baik. Perlu adanya ketersediaan fasilitas belajar yang lebih memadai karena program pembelajaran tematik harus didukung oleh buku-buku paket yang baru, alat peraga yang kreatif dan menarik serta media pembelajaran yang didukung oleh teknologi informasi dan komunikasi. Secara umum hasil evaluasi proses pembelajaran tematik masuk dalam kategori cukup baik karena guru tidak melakukan pembelajaran tematik namun lebih cenderung ke pembelajaran mata pelajaran saja.

Hasil evaluasi produk berupa hasil belajar peserta didik pada pembelajaran tematik masuk dalam kategori baik. Perlu adanya pembenahan terutama melalui pembenahan kualitas atau proses sehingga peserta didik dapat mencapai sasaran-sasaran pembelajaran tematik baik dalam aspek akademik, spritual maupun budi pekerti dan moral peserta didik.

Daftar Pustaka

[1] Arifin, Zainal. 2009. Management For Educational Management. Bandung: Alfabeta.

[2] Arikunto, S. & Jabar, C. 2010. Evaluasi Program Pendidikan (Pedoman

Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan). Jakarta: Bumi

Aksara.

[3] Arikunto, S. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. [4] BSNP, 2006. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Model Silabus

Mata Pelajaran SD/MI. Jakarta: BP. Cipta Jaya.

[5] Darling, L. & Hammond. 2000. Teacher Quality and Student Achievement: A Reviiew of State Policy Evedence. Education Policy Analysis Archies. Volume

8 Number 1. Diambil pada tanggal 17 Pebruari2006 dari

http://.epas.asu.edu/epas/v8ni

[6] Degeng, Nyoman Sudana, dan Miarso, Yusuf Hadi. 1993. Terapan Teori

Kognitif dalam Desain Pembelajaran. Jakarta: Depertamen pendidikan dan

Kebudayaan, Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan Pusat Fasilitas Bersama Antar Universitas.

[7] Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Model Pembelajaran Tematik Kelas

(8)

Halaman 264 dari 896

[8] Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Permendiknas No.22 dan 23 tentang

Standar Isi dan Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

[9] Gusti Ayu Artatik, Ni Ketut Suarni, I Wayan Lasmawan. 2014. Studi Evaluatif Pelaksanaan Pembelajaran Tematik pada Siswa Kelas Permulaan di SD se Kecamatan Ubud. Jurnal, e-Journal Program Pascasarjana Universitas

Pendidikan Ganesha Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 2014

(4).

[10] Hadiyanto dan Subiyanto. 2003. Pengembalian Kebebasan Guru untuk Mengkreasikan Iklim Kelas dalam Manajemen Berbasis Sekolah. Jurnal

Pendidikan dan Kebudayaan No.040 Januari 2003. Jakarta: Depdiknas.

[11] Mardapi, D. 2012. Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Nuha Medika.

[12] Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

[13] Rohyani, 2014. Evaluasi Program Pembelajaran Tematik pada Sekolah Dasar Negeri 2 Branti Raya Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.Tesis. Tidak diterbitkan. Lampung: Program Pascasarjana Universitas Lampung. [14] Ruslan, 2009. “Validitas Isi”. Pa’biritta No. 10. Tahun VI September 2009. [15] Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

[16] Stufflebeam, Daniel. L. 1981. Standar for Evaluations of Educational Program,

Project and Material. New York: Mc Grow-Hill Book Company.

[17] Sudjana, H. D. 2006, Evaluasi Program PLS, Untuk Pendidikan Nonformal dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

[18] Sutirjo dan Sri Istuti Mamik. 2005. Tematik: Pembelajaran Efektif dalam

Kurikulum 2004. Malang: Bayumedia Publishing.

[19] Trianto, 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

[20] Trianto, 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia

Dini TK/RA & Anak Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Prenada Media Group

[21] Widoyoko, E. P. 2012. Evaluasi Program Pembelajaran (Panduan Praktis Bagi

Referensi

Dokumen terkait

Kalus embriogenik jahe berumur 10 minggu yang dikulturkan di dalam medium selektif MS + 3% manitol dengan penambahan berbagai taraf konsentrasi filtrat (0 –

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkandan menguji aktivitasbakteri nitrifikasi dan denitrifikasi dalam mengurangi senyawa amonia, nitrit dan nitrat pada media budidaya

Toksisitas ekstrak tanaman sebagai bahan dasar biopeptisida baru pembasmi larva nyamuk Aedes aegypti (Ekstrak daun sirih, ekstrak biji pepaya, dan ekstrak biji srikaya)

Walaupun pada penelitian ini pemberian profilaksis heparin intravena tidak berbahaya untuk terjadinya perdarahan, namun pada kasus ± kasus tertentu, pemberian heparin

Nilai Koefisien korelasi antara variabel program periklanan dengan variabel pemrosesan informasi adalah sebesar 0,682 yang artinya kedua variabel memiliki hubungan yang kuat..

7 Perawat IGD/ rawat inap menerima bimbingan dari dokter dalam memberikan pelayanan kepada pasien 8 Yang dipilih sebagai perawat IGD/ rawat inap adalah1. orang memiliki

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pestisida yang digunakan oleh petani sayuran di Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung adalah insektisida dan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka pembuatan nata dari sari kulit buah naga merah dapat menggunakan pilihan baik gula putih, gula siwalan maupun gula aren