• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL PEMECAHAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Analisis Tingkat Kesulitan Soal Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Dalam Buku Ajar Matematika Sekolah Menengah Pertama (Smp) Kelas Viii.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL PEMECAHAN MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Analisis Tingkat Kesulitan Soal Pemecahan Masalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Dalam Buku Ajar Matematika Sekolah Menengah Pertama (Smp) Kelas Viii."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL PEMECAHAN

MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

DALAM BUKU AJAR MATEMATIKA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS VIII

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Oleh :

DWI SUSILOWATI

A 410080347

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL PEMECAHAN

MASALAH SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

DALAM BUKU AJAR MATEMATIKA

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS VIII

Oleh

Dwi Susilowati1, Idris Harta2, dan Slamet HW3 1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS 2

Staf Pengajar UMS Surakarta 3

Staf Pengajar UMS Surakarta

ABSTRACT

This research was aimed to analysis and describe the levels of difficulty of Mathematics problem solving questions from question components: number type, number operation type, many of number operation, many of question, sufficient of data, resemble of previous question at system of linear equations two variable subject in mathematics teksbooks of Junior High School that consist of BSE and non-BSE teksbooks. The research was compared by rules that decided at mathematics ploblem solving questions that inserted in teksbooks. This research used qualitative research. Data collection method is used observation at every question sampel and documentation. Data analysis techniques used stage plot data reduction, data display, and conclude. The result of this research is showing that non-BSE teksbooks have questions with high level of difficulty. Problem solving questions in book of ‘Cerdas Aktif Matematika’ by Sudirman have many of number operation more than one for each question, total of multiplication and division operation which more high than summation and subtraction operation, and domination of questions that not resemble of previous question. Furthermore question in book of ‘Matematika Bermakna’ by Idris Harta also have variation of number type decimal and fraction, involved root operation, furthermore in BSE have problem solving questions with moderate level of difficulty. Problem solving questions in book of ‘Contextual Teaching and Learning Matematika’ by Endah Budi Rahaju, et al. just used general number type, dominated with single question, and questions that resemble of previous question.

(4)

Pendahuluan

Dalam pembelajaran, seorang guru harus memiliki sarana prasarana mengajar yang baik, salah satunya adalah media atau sumber ajar. Media atau sumber ajar tersebut membatu guru dalam mempersiapkan materi dan latihan yang akan diberikan kepada siswa. Yamin dan Barsu (2008: 152) menyebutkan bahwa media dapat membangkitkan keingintahuan siswa, merangsang mereka untuk beraksi terhadap penjelasan guru, memungkinkan mereka menyentuh objek kajian pelajaran, membantu mereka mengkonkretkan sesuatu yang abstrak. Salah satu media ajar yang digunakan oleh hamper seluruh guru adalah buku ajar. Buku ajar dapat menjadi pegangan guru dan siswa yaitu sebagai referensi utama atau menjadi buku suplemen / tambahan. Di dalam kegiatan belajar, siswa tidak sebatas mencermati apa-apa saja yang diterangkan oleh guru. Dengan adanya buku ajar tersebut, siswa, dituntut untuk berlatih, berpraktik, atau mencobakan teori-teori yang sudah dipelajari dari buku tersebut.

Di dalam buku ajar dilengkapi soal-soal latihan untuk memperdalam pemahaman siswa dan menguji kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah disampaikan. Soal-soal tersebut akan berperan penting untuk siswa dalam menghadapi tes atau ujian. Menurut Suwandi (2011: 48) kegiatan tes dapat terlaksana, jika tersedia suatu perangkat tugas, pertanyaan, atau latihan. Perangkat tugas, pertanyaan, atau latihan itulah yang kemudian dikenal sebagai alat tes atau instrument tes. Dalam kenyataan sehari-hari di sekolah, jarang guru atau siswa yang menyebut hal tersebut sebagai alat tes atau instrument tes, melainkan sebagai soal-soal.

(5)

terpenuhi dengan proses pemecahan masalah seperti ini. Oleh karenanya, dibutuhkan soal-soal latihan yang lebih komplek dan mampu memberikan pemahaman secara konkrit untuk mengasah pola pikir siswa.

Dari pernyataan di atas, soal-soal latihan terutama soal pemecahan masalah sangat penting untuk diberikan pada siswa mengingat pentingnya tes. Penyusunan soal-soal yang dimaksudkan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa. Pemecahan masalah melatih siswa dalam persiapan mengerjakan tes, karena meliputi kemampuan untuk menyelesaikan masalah dalam matematika maupun konteks lain yang berkaitan, diantaranya kemampuan merancang, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Tes juga memiliki fungsi untuk mengadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa, menaikkan tingkat prestasi, dan menentukan tingkat pencapaian untuk setiap anak. (Arikunto, 2006 : 152)

Bagian penting dalam belajar matematika adalah pemecahan masalah. Menurut Suwandi (2011: 28) siswa diberi kesempatan untuk menggunakan keterampilan, pengetahuan, atau sikap yang sudah mereka kembangkan selama pembelajaran dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sudah ditentukan. Dengan demikian, sewaktu mencari solusi atas suatu masalah, siswa harus mengeluarkan ilmu, pengalaman, dan keterampilan mereka. Adanya soal penyelesaian masalah dalam buku teks pelajaran matematika merupakan suatu keharusan. Akan tetapi, keberadaanya saja tidak cukup. Setiap soal penyelesaian masalah dibentuk oleh beberapa komponen yang pada akhirnya menentukan tingkat kesulitan soal tersebut, kualitas buku termasuk proses pembelajaran itu sendiri

(6)

Ishomuddin menuliskan dalam artikelnya, Pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika masih menjadi pelajaran yang sulit bagi siswa dalam soal ujian nasional (UN). Di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, ada 2.227 siswa SMP/MTs yang tidak lulus untuk mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika dalam UN tahun 2010. “Para siswa yang tak lulus mayoritas disebabkan nilai Bahasa Inggris dan Matematikanya di bawah standar. Saya mengakui tingkat kesulitan soal UN ini dinilai lebih tinggi dari tahun sebelumnya” ujar Kepala Bidang Pendidikan Menengah, Dinas Pendidikan Ngawi, Harnu Sutomo (http://www.tempo.co/read/ news/2010/05/07 ).

Memperhatikan uraian di atas, penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendiskripsikan tingkat kesulitan soal-soal pemecahan masalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dalam buku teks pelajaran matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VIII berdasarkan a) Jenis bilangan, b) Jenis operasi, c) Banyak operasi, d) Banyak soal/ pertanyaan, e) Kecukupan data, f) Kemiripan dengan soal sebelumnya.

Metode Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena analisis datanya Non-Statistik. Untuk menganalisis komponen-komponen soal-soal pemecahan masalah matematika digunakan analisis deskriptif karena penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesulitan soal-soal pemecahan masalah materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dalam buku teks pelajaran matematika SMP. Sumber data dalam penelitian ini adalah soal-soal pemecahan pada buku teks pelajaran matematika SMP yang terdiri dari Buku Sekolah Elektronik (BSE), Contextual Teaching and Learning Matematika; buku teks terbitan Ganeca Exact, Cerdas Aktif Matematika; dan Buku teks terbitan Mediatama, Matematika Bermakna.

(7)

observasi pada penentuan soal pemecahan masalah dan penggunaan data. Dokumentasi merupakan pendukung dalam observasi. Dokumentasi dalam penelitian ini adalah berupa soal-soal pemecahan masalah SPLDV yang ada dalam ketiga buku ajar yang diteliti.

Analisis data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data dengan alur tahapan pertama, reduksi data yaitu untuk mengidentifikasi, menyederhanakan dan mengubah bentuk data yang ada di lapangan. Data yang telah diperoleh disederhanakan dan diseleksi relevansinya dengan masalah penelitian, sedangkan data yang tidak diperlukan dibuang. Alur tahapan kedua adalah penyajian data yang sudah direduksi. Penyajian data yang sistematis serta mantap dalam bentuk tabel dan atau diagram akan memudahkan penarikan kesimpulan atau menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Alur tahapan terakhir adalah penyimpulan, data yang sudah direduksi dan disajikan secara sistematis akan disimpulkan sementara. Penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara sampai kesimpulan terakhir.

Hasil dan Pembahasan

Kemudahan soal pemecahan masalah yang terdapat pada ketiga buku dikarenakan jenis bilangan cacah merupakan bilangan yang paling banyak ditemukan. Soal pemecahan masalah yang menggunakan jenis bilangan desimal dan pecahan hanya ditemukan pada buku ‘Matematika Bermakna’ dengan persentase yang kecil. Soal masih didominasi dengan pertanyaan tunggal. Pada BSE ‘Contextual Teaching and Learning Matematika’ didukung oleh kemiripan dengan soal yang sebelumnya.

(8)
(9)

Gambar 1

Persentase Soal Pemecahan Masalah berdasarkan Jenis Operasi

Dari gambar tersebut soal-soal pemecahan masalah pada buku ‘Matematika Bermakna’ merupakan soal-soal yang memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dari buku-buku lain. Hal tersebut dikarenakan jumlah operasi perkalian dan pembagian yang cukup tinggi soal juga melibatkan jenis operasi akar.

Gambar 2

Persentase Soal Pemecahan Masalah berdasarkan Kemiripan

(10)

Kemiripan suatu soal dengan soal sebelumnya dapat menuntun siswa untuk menerapkan rumus atau perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya. Soal yang tidak mirip dengan soal sebelumnya bertujuan agar siswa mampu berpikir, belajar, menganalisis, mengkritisi dan menyelesaikan masalah yang belum pernah mereka hadapi. Sehingga akan lebih baik jika jumlah soal yang tidak mirip dengan soal sebelumnya diberikan lebih banyak. Dengan ini BSE kurang membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Hal tersebut mengurangi tingkat kesulitan dari soal pemecahan masalah.

Simpulan

Soal-soal pemecahan masalah yang melibatkan jenis bilangan desimal dan pecahan serta mempunyai lebih banyak jenis operasi perkalian, pembagian, dan penarikan akar akan menambah tingkat kesulitan. Sedangkan, soal-soal pemecahan masalah yang memiliki pertanyaan tunggal dan data yang lengkap memudahkan siswa menyelesaikan permasalahan. Soal-soal pemecahan masalah yang tidak mirip dengan soal sebelumnya membuat siswa berpikir, menganalisis, mengkritisi dan menyelesaikan masalah yang belum pernah mereka hadapi.

Dari komponen-komponen yang menentukan tingkat kesulitan tersebut, buku Non-BSE memiliki soal-soal dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Sedangkan pada BSE merupakan soal-soal pemecahan masalah dengan tingkat kesulitan sedang.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ishomuddin. 2010. Lebih Dua Ribu Siswa di Ngawi Tak Lulus Bahasa

Inggris dan Matematika. (Online) . Tersedia http://www.tempo.co/read/news/ (diakses pukul 23.00, 2 Februari 2012).

Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif

(11)

Suwandi, Sarwiji. 2011. Model-model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Yamin, Martinis dan Barsu I. Ansari. 2008. Menggali Informasi Cetak:

Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada

Gambar

Gambar 2 Persentase Soal Pemecahan Masalah berdasarkan Kemiripan

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan metode pembentukan karakter menurut Thomas Lickona, bisa dilakukan dalam lingkungan keluarga dan sekolah yaitu dengan mengajarkan kepada anak dengan memberi contoh

Metode penelitian yang dilakukan untuk merancang dan membuat sistem manajemen laundry ini adalah dengan menggunakan metode penelitian waterfall yaitu dengan pengumpulan

Karena ketika seorang anak sudah memiliki konsep diri yang kuat dengan latar belakang pendidikan dalam keluarga yang baik dan menyamankan, maka peran pendidik dan sekolah

Tujuan penelitian untuk mengetahui keanekaragaman fitoplankton dan kondisi kualitas perairan danau Situ Gunung, Sukabumi Jawa Barat berdasarkan nilai indeks saprobik..

Model IGP dikembangkan untuk manajemen kualitas perairan Kali Surabaya, yaitu dengan pengalokasian beban limbah dari tiap industri pada unit pengolahan yang direncanakan.. Setiap

Alkalimetri adalah analisis yang menggunakan alkali (basa) sebagai larutan standar dan bentuk titrasi berdasarkan reaksi netralisasi antara zat titran dan zat yang akan

Hasil dari penelitian ini, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara minat belajar peserta didik di SMK Negeri 5 Telkom dan LP Anak Banda Aceh setelah

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui perbedaan ketaatan pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta antara pasien yang diberi informasi vs informasi plus alat bantu