ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH DASAR Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kebijakan dan problematika
pendidikan dasar
Dosen pengampu : Dr. Nasrul, M.Pd
Disusun Oleh : Kelompok 1
Annisa Fitri 2186206019 Illia Hazana 2186206078 Maisaroh Nuratika 2186206094 Nur Azlina 2186206126
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI BANGKINANG
2024
i
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ilahi rabbi, yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul, “Aspek-Aspek Perkembangan Anak SD” untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kebijakan dan Problematika Pendidikan Dasar dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini karena berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini, dan terutama kepada Bapak Nasrul, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Kebijakan dan Problematika Pendidikan Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang sangat perlu dipelajari.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan. saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya kami selaku penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... ii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan Masalah ... 2
BAB II ... 4
PEMBAHASAAN ... 4
A. Aspek-aspek Perkembangan Anak ... 4
B. Pengertian Kognitif ... 4
C. Tahapan Perkembangan Kognitif ... 6
D. Pengertian Fisik ... 8
E. Aspek Fisik Anak Sekolah Dasar ... 9
F. Pengertian Sosial ... 12
G. Hal-Hal diperhatikan dalam Perkembangan Sosial Anak SD ... 14
H. Pengertian Bahasa ... 15
I. Perkembangan Bahasa Anak ... 16
J. Pengertian Afektif ... 17
K. Aspek Afektif dalam Perkembangan Anak Sekolah Dasar ... 17
BAB III PENUTUP ... 19
A. Kesimpulan ... 19
B. Saran ... 19
DAFTAR PUSTAKA ... 20
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia yang hidup pasti akan melalui yang namanya pertumbuhandan perkembangan. Pertumbuhan bisa dikatakan pertumbuhan ukuran yangirreversible, sedangkan perkembangan juga bisa dikatakan sebagai prosesmenuju kedewasaan. Namun, pertumbuhan da perkembangan setiap manusiayang satu dengan manusia yang lainnya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda karena banyak faktor, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal. Setiap individu yang normal pasti mengalami fase-fase perkembanganyang sistematis, yang mana fase-fase tersebut terdapat ciri khas masing-masing sesuai kemampuan berkembang yang telah terukur dari tiap- tiap fase. Adapun fase-fase tersebut antara lain: masa bayi, masa kanak-kanak, masaremaja, masa dewasa, dan masa tua. Masa kanak-kanak dibagi menjadi duamasa, yaitu masa kanak-kanak awal dan masa kanak-kanak awal dan masa kanak-kanak akhir. Masa kanak-kanak akhir sering disebut sebagai masa sekolah usia dasar,karena pada masa itu anak dituntut untuk memperoleh dasar- dasar ilmu pengetahuan. Namun, tidak hanya itu anak pada masa ini sangat beragamsifatnya karena masih dalam tahap penyesuaian terhadap lingkukang yang baru maupun individu lainnya. Oleh karena itu setiap orang menyebut anak pada masa ini sesuai dengan sudut pandang mereka masing-masing.
Fase-fase dalam perkembangan mempunyai karakteristik masing- masingyang nantinya itu akan menjadi ciri khas tiap-tiap fase. Adapun ciriciritersebut digunakan sebagai indikator sejauh mana anak tersebut berkembang.
Ketika anak mulai memasuki usia sekolah dasar, pasti pertama kali diaakan merasakan perasaan yang bermacam-macam dan tentunya juga akanmendapatkan pengalaman yang banyak. Hal yang perludilakukan adalahmenyesuaikan diri dengan lingkungan baru karena bertambah luasnyahubungan sosial. Dari proses penyesuaian tersebut pasti anak akan
2
2
mengalami perkembangan. Dan perkembangan anak tentunya mencakup asapek-aspek tertentu, yaknni aspek sosial,aspek bahasa, aspek intelektual, aspek keagamaan, aspek emosi, aspek moral, aspek motorik, dimana perkembanganaspek-aspek tersebut berbeda dengan tahap sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang Masalah diatas maka adapun Rumusan Masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apa itu Aspek Perkembangan Anak Sekolah Dasar?
2. Apa itu pengertian kognitif?
3. Apa itu tahapan perkembangan kogniitf?
4. Apa itu pengertian fisik?
5. Apa itu aspek fisik anak sekolah dasar 6. Apa itu pengertian social/
7. Apa itu hal-hal yang diperhatikan dalam perkembangan sosial anak Sekolah Dasar?
8. Apa itu Pengertian Bahasa?
9. Apa itu perkembangan Bahasa anak?
10. Apa itu pengertian afektif?
11. Apa itu aspek afektif dalam perkembangan anak SD?
C. Tujuan Masalah
Dari Rumusan Masalah diatas maka adapun Tujuan Masalahnya sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Aspek Perkembangan Anak Sekolah Dasar.
2. Untuk mengetahui pengertian kognitif
3. Untuk mengetahui tahapan perkembangan kogniitf..
4. Untuk mengetahui pengertian fisik.
5. Untuk mengetahui aspek fisik anak sekolah dasar.
6. Untuk mengetahui pengertian social.
3
7. Untuk mengetahui hal-hal yang diperhatikan dalam perkembangan sosial anak Sekolah Dasar.
8. Untuk ,mengetahui Pengertian Bahasa.
9. Untuk mengetahui perkembangan Bahasa anak.
10. Untuk mengetahui pengertian afektif.
11. Untuk mengetahui aspek afektif dalam perkembangan anak SD.
4 BAB II PEMBAHASAAN
A. Aspek-aspek Perkembangan Anak
Perkembangan berkenaan dengan keseluruhan kepribadian individu anak, karena kepribadian individu membentuk satu kesatuan yang terintegrasi. Secara umum dapat dibedakan beberapa aspek utama kepribadian individu anak, yaitu aspek
1. kognitif, 2. fisik, 3. social, 4. bahasa, 5. Afektif.
Perkembangan dari tiap aspek kepribadian tidak selalu bersama-sama atau sejajar, perkembangan sesuatu aspek mungkin mendahului atau mungkin juga mengikuti aspek lainnya. Pada awal kehidupan anak, yaitu pada saat dalam kandungan dan tahun-tahun pertama, perkembangan aspek fisik dan motorik sangat menonjol. Selama sembilan bulan dalam kandungan, ukuran fisik bayi berkembang dari seperduaratus milimeter menjadi 50 sentimeter panjangnya.
Selama dua tahun pertama, bayi yang tidak berdaya pada awal kelahirannya, telah menjadi anak kecil yang dapat duduk, merangkak, berdiri, bahkan pandai berjalan dan berlari, bisa memegang dan mempermainkan berbagai benda atau alat.
B. Pengertian Kognitif
Aspek kognitif yang berkembang sepanjang waktu, melibatkan perkembangan berpikir, memahami hingga memecahkan masalah. Stimulasi yang dilakukan biasanya disebut dengan stimulasi kecerdasan. Kognitif perkembangannya diawali dengan perkembangan kemampuan mengamati, melihat hubungan dan memecahkan masalah sederhana. Kemudian berkembang ke arah pemahaman dan pemecahan masalah yang lebih rumit. Aspek ini
berkembang pesat pada masa anak mulai masuk sekolah dasar (usia 6-7 tahun). Berkembang konstan selama masa belajar dan mencapai puncaknya pda masa sekolah menengah atas (usia 16-17 tahun). Menurut Piaget, dinamika perkembangan intelektual individu mengikuti dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman baru ke dalam struktur kognitif yang sudah ada di dalam pikirannya. Struktur kognitif yang dimaksud adalah segala pengetahuan individu yang membentuk pola-pola kognitif tertentu. Jadi struktur kognitif sesungguhnya merupakan kumpulan dari pengalaman dalam kognisi individu. Ada dua fungsi guru SD sekaitan proses asimilasi, yakni meletakkan dasar struktur kognitif yang tepat tentang sesuatu konsep pada kognisi anak dan memperkaya struktur kognitif menjadi semakin lengkap dan mendalam.
Peletakkan struktur kognitif yang tepat tentang sesuatu konsep pada kognisi anak dianggap penting sebab pendidikan di SD sangat fundamental bagi pemerkayaan dan pendalaman. Sementara itu pemerkayaan dan pendalaman struktur kognitif anak diarahkan kepada perluasan wawasan kognitif mereka.
Ada kalanya individu tidak dapat mengasimilasikan rangsangan atau pengalaman baru yang dihadapinya dengan struktur kognitif yang ia miliki.
Ketidakmampuan ini terjadi karena rangsangan atau pengalaman baru itu sama sekali tidak cocok dengan struktur kognif yang telah ada. Dalam keadaan seperti ini, individu akan melakukan akomodasi. Ada dua kemungkinan yang dapat dilakukan individu dalam situasi ini, yakni :
1. membentuk struktur kognitif baru yang cocok dengan rangsangan atau pengalaman baru;
2. memodifikasi struktur kognitif yang ada sehingga cocok dengan rangsangan atau pengalaman baru. Menurut Piaget, proses asimilasi dan akomodasi terus berlangsung pada diri seseorang.
Dalam perkembangan kognitif, diperlukan keseimbangan antara kedua proses ini. Keseimbangan itu disebut ekuilibrium, yakni pengaturan diri secara mekanis yang perlu untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan akomodasi.
6
Piaget membagi proses perkembangan fungsi-fungsi dan perilaku kognitif ke dalam empat tahapan utama yang secara kualitatif setiap tahapan memunculkan karakteristik yang berbeda-beda. Tahapan perkembangan kognitif itu adalah:
1. periode sensori motorik (0;0-2;0), 2. periode praoperasional (2;0-7;0 tahun),
3. periode operasional konkrit (7;0-11 atau 12;0 tahun), dan 4. periode operasional formal (11;0 atau 12;0 – 14 atau15;0).
C. Tahapan Perkembangan Kognitif
1. Tahapan Sensorimotor (Terjadi pada anak usia 0 – 2 tahun)
Menurut Piaget, manusia lahir dengan beberapa refleks bawaan untuk mendorong eksplorasinya. Skema, mulanya dibentuk dengan melalui proses diferensiasi refleks bawaan. Tahapan sensorimotor merupakan tahap pertama yang menandai perkembangan kemampuan serta pemahaman spatial. Ada enam sub tahapan dari tahapan sensorimotor, berikut penjelasannya.
a. Sub tahapan skema refleks, sub tahapan skema ini muncul ketika lahir hingga usia enam minggu serta memiliki hubungan utama dengan refleks.
b. Sub tahapan fase reaksi sirkular primer, skema ini dimulai sejak usia enam minggu hingga empat bulan dan memiliki hubungan utama dengan munculnya kebiasaan.
c. Sub tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul ketika manusia telah berada di antara usia empat hingga sembilan bulan dan memiliki hubungan utama dengan koordinasi antara pemaknaan serta penglihatan.
d. Sub tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul sejak usia sembilan hingga 12 bulan ketika berkembangnya kemampuan untuk melihat suatu objek sebagai hal yang permanen meski terlihat berbeda apabila dilihat dari sudut yang berbeda, disebut sebagai permanensi objek.
e. Sub tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul sejak usia 12 hingga 18 bulan serta memiliki hubungan utama dengan penemuan cara baru demi mencapai tujuan.
f. Sub tahapan awal representasi simbolik, memiliki hubungan utama dengan tahapan awal dari kreativitas.
2. Tahapan Pra Operasional (Terjadi pada usia 2 -7 tahun)
Dalam tahapan kedua perkembangan kognitif, terjadi pada seorang anak dengan rentang usia antara dua hingga tujuh tahun. Piaget berpendapat bahwa dalam tahapan perkembangan kognitif yang kedua ini, muncul fungsi psikologis.
Anak yang masuk pada tahapan pra operasional akan memiliki kemampuan untuk berpikir secara simbolis yang lebih berkembang, memiliki kemampuan berpikir non logis, sifat intuitif, egosentris, animismer, kemampuan berbahas yang lebih matang, kemampuan imajinasi yang kuat serta memiliki kemampuan memori yang lebih kuat pula.
Ada dua ciri yang kuat ketika seorang anak berada dalam tahapan pra operasional, yaitu ciri animisme dan egosentris. Animisme maksudnya, anak memiliki kepercayaan bahwa benda tidak bernyawa itu hidup serta bisa bergerak. Sedangkan ciri egosentris maksudnya, anak tidak mampu membedakan perspektif dirinya dengan perspektif yang dimiliki orang lain.
3. Tahapan Operasional Konkrit (Terjadi pada usia 7 – 11 tahun)
Tahapan ketiga dalam perkembangan kognitif muncul pada rentang usia 7 hingga 11 tahun. Ada ciri pada tahapan ketiga ini, yaitu penggunaan logika yang memadai. Kemudian pada tahapan ketiga pula, ada beberapa sub tahapan penting lainnya. Berikut penjelasannya.
a. Pengurutan, sub tahapan ini ialah kemampuan untuk mampu mengurutkan objek sesuai dengan bentuk, ukuran serta ciri lainnya.
b. Klasifikasi, ialah kemampuan anak untuk memberikan nama serta mengidentifikasi serangkaian benda sesuai dengan ukuran, tampilan serta karakteristik lain. Termasuk dalam gagasan bahwa serangkaian benda dapat menyertakan benda lain dalam rangkaian identifikasi tersebut. Pada sub tahapan ini, anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika animisme.
c. Decentering, pada sub tahapan ini, anak mulai mempertimbangkan aspek- aspek dari permasalahan hingga mampu memecahkannya.
8
d. Reversibility, merupakan sub tahapan di mana anak akan mulai paham bahwa jumlah atau benda dapat diubah, lalu dikembalikan lagi pada keadaan awalnya.
e. Konservasi, ialah sub tahapan di mana anak mulai memahami bahwa panjang, kuantitas serta jumlah benda tidak berhubungan dengan tampilan maupun pengaturan dari suatu objek atau benda tertentu.
f. Penghilangan sifat egosentris, anak akan mampu melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain dan tidak lagi memiliki sifat egosentris.
4. Tahapan Operasional Formal (Terjadi pada usia 11 tahun hingga anak dewasa)
Tahapan terakhir perkembangan kognitif ialah tahapan operasional formal yang dialami oleh oleh anak usia 11 tahun hingga ia dewasa. Ciri khasa dari tahapan keempat ini ialah anak mampu berpikir secara abstrak serta mampu menalar lebih logis. Anak juga memiliki kemampuan untuk menrik kesimpulan dari informasi yang ia dapatkan.
Dalam tahapan yang terakhir ini, anak mampu memahami beragam hal seperti bukti logis, cinta serta nilai. Anak tidak akan melihat segala sesuatunya hanya dalam bentuk putih atau hitam, tetapi ada warna-warna lain dari informasi yang telah ia dapatkan.
Apabila dilihat dari faktor biologisnya, tahapan terakhir ini akan muncul ketika pubertas dan menandai masuknya seseorang ke dunia dewasa baik secara penalaran moral, kognitif, fisiologis, perkembangan psikoseksual serta perkembangan sosial.
D. Pengertian Fisik
Aspek fisik motorik ini meliputi tinggi badan, perkembangan otot maupun kemampuan motorik kasar atau halus. Aspek fisik motorik terlihat berkembang sangat pesat pada awal tahun kehidupannya. Ia mulai bisa merangkak, berjalan, melompat hingga menulis.
Perkembangan fisik anak usia SD mengikuti prinsip-prinsip yang berlaku umum menyangkut: tipe perubahan, pola pertumbuhan fisik dan karakteristik
perkembangan serta perbedaan individual. Perubahan dalam proporsi mencakup perubahan tinggi dan berat badan. Pada fase ini pertumbuhan fisik anak tetap berlangsung. Anak menjadi lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat, dan lebih banyak belajar berbagai keterampilan. Perkembangan fisik pada masa ini tergolong lambat tetapi konsisten, sehingga cukup beralasan jika dikenal sebagai masa tenang.
E. Aspek Fisik Anak Sekolah Dasar 1. Sistem Syaraf Otak
Aspek fisiologis pada perkembangan fisik anak SD yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah otak (brain). Otak dapat dikatakan sebagai pusat atau sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan. Otak ini terdiri atas 100 milyar sel syaraf (neuron), dan setiap sel syaraf tersebut rata- rata memiliki sekitar 3000 koneksi (hubungan) dengan sel-sel syaraf lainnya.
Neuron ini terdiri dari inti sel (nucleus) dan sel body yang berfungsi sebagai penyalur aktivitas dari sel syaraf yang satu ke sel lainnya. Menurut Vasta, Heith & Miller, (1992: 179-181), Struktur otak terdiri atas tiga bagian, yaitu:
a. Brainstem, berfungsi mengontrol keseimbangan koordinasi.
b. Mid-brain, berfungsi sebagai stasion pengulang atau penyambung dan pengontrol pernafasan dan fungsi menelan.
c. Cerebrum, sebagai pusat otak otak yang paling tinggi yang meliputi belahan otak kiri dan kanan (left and right hemispheres) dan sebagai pengikat syaraf-syaraf yang berhubungan dengannya.
Dalam otak terdapat pusat-pusat syaraf yang mengendalikan perilaku individu. Bukan hanya pusat-pusat syaraf yang berhubungan dengan perilaku kognisi, melainkan pusat kesadaran emosi pun, menurut Goleman (1995), juga terdapat dalam otak (bagian tengah), yaitu pada sitem limbik dengan pusatnya yang disebut dengan amigdala. Seperangkat system syaraf otak dalam pembelajaran dapat membantu siswa untuk belajar secara konsisten.
Keberhasilan siswa menghasilkan proses pembelajaran keadaan fisiologis otak siswa sangat membantu kapasitas siswa dalam pembelajaran.
10
Pertumbuhan otak dan sistem syaraf merupakan salah satu aspek terpenting dalam perkembangan individu. Bila dibanding dengan pertumbuahan bagian-bagian tubuh lainnya, pertumbuhan otak dan kepala ini jauh lebih cepat. Kematangan otak yang dikombinasi dengan pengalaman berinteraksi dengan lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognisi anak. Walaupun kebutuhan nutrisi perlu dipenuhi, melainkan juga diperlukan rangsangan-rangsangan yang membuat otak anak berfungsi.
Menurut penelitian Sperry et.al (Witdarmono, 1996), konstruksi jaringan otak itu hanya akan hidup bila diprogram melalui rangsangan. Tanpa dirangsang atau digunakan otak manusia tidak akan berkembang. Karena pertumbuhan otak memiliki keterbatasan waktu, maka rangsangan otak di usia dini menjadi sangat penting. Penundaan yang terjadi akan membuat otak tertutup sehingga tidak dapat menerima program-program baru.
Berkaitan dengan fungsi otak, dapat dibedakan berdasarkan kedua belahan otak tersebut, yaitu belahan kiri dan kanan. Fungsi kedua belahan otak adalah sbb:
Fungsi Otak Kiri Fungsi Otak Kanan
Berpikir rasional, ilmiah, logis, kritis, linier, analitis,
referensial, dan konfergen.
Berkaitan erat dengan
kemampuan belajar membaca, berhitung, dan bahasa.
Berpikir holistik, nonlinier, non-verbal, intuitif, imajinatif, non-referensial, divergen, dan bahkan mistik.
Proses pertumbuhan otak, menurut para ahli (Vasta, Heith & Miller, 1992) meliputi tiga tahap, yaitu:
a. Produksi sel (cell production) yaitu bahwa sel-sel itu telah diproduksi diantara masa 8-16 minggu setelah masa konsepsi.
b. Perpindahan Sel (cell migration) yaitu bahwa neuron-neuron itu bermigrasi melalui daya tarik kimia ke lokasi-lokasi sasaran yang semestinya.
c. Elaborasi Sel (cell olaboration) yaitu terjadinya proses dimanaaxon (jaringan syaraf panjang body sel dalam neuron) membentuk syaraf synapses (ruang kecil diantara neuron-neuron dimana kegiatan syaraf terkomunikasikan antara sel yang satu dengan yang lainnya).
Otak mempunyai pengaruh yang sangat menentukan bagi perkembangan aspek-aspek perkembangan individu lainnya, baik keterampilan motorik, intelektual, emosional, sosial, moral, maupun kepribadian. Pertumbuhan otak yang normal (sehat) berpengaruh positif bagi perkembangan aspek-aspek lainnya sedangkan apabila pertumbuhannya tidak normal (karena pengaruh penyakit atau kurang gizi) cenderung akan menghambat perkembangan aspek-aspek tersebut.
2. Tinggi dan Berat Badan
Pertumbuhan fisik anak SD cenderung lebih lambat dan relatif konsisten. Laju perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya perubahan-perubahan besar pada awal pubertas. Penambahan ukuran dalam kerangka tulang karena adanya, sistem otot, dan ukuran organ tubuh lainnya, tinggi dan berat badan anak secara bertahap terus bertambah.
Menurut F.A. Hadis. 1996, di Indonesia, belum ada standar baku tentang ukuran kenaikan berat dan tinggi badan anak usia SD, namun penambahan itu diperkirakan berkisar antara 2,5 - 3,5 kg dan 5-7 cm pertahun. Kaki anak SD lazimnya menjadi lebih panjang dan tubuhnya menjadi lebih kurus. Masa dan kekuatan otot anak secara bertahap terus meningkat. Kekuatan fisik anak usia SD lazimnya meningkat dua kali lipat.
Gerakan-gerakan lepas pada masa sebelumnya sangat membantu pertumbuhan otot, disamping faktor kematangan unsur latihan juga sangat membantu proses peningkatan dalam kekuatan otot.
12
Keadaan berat dan tinggi badan sampai dengan usia sekitar 6 tahun terlihat badan anak bagian atas berkembang lebih lambat daripada bagian bawah. Anggota-anggota badan masih relatif pendek, kepala dan perut relatif masih besar. Selama masa akhir anak-anak, tinggi bertumbuh sekitar 5-6%
dan berat bertambah sekitar 10% setiap tahun. Pada usia 6 tahun tinggi rata- rata anak adalah 46 inci dengan berat 22,5 kg. Kemudian pada usia 12 tahun tinggi anak mencapai 60 inci dan berat hingga 42,5 kg (Mussen, Conger &
Kagan, 1969) dalam (Desmita, 2008).
Kenaikan tinggi per tahun adalah 2 sampai 3 inci. Rata-rata anak perempuan sebelas tahun mempunyai tinggi badan 58 inci dan anak laki-laki 57,5 inci (Hurlock, 1980). Jadi, pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang badannya. Kaki dan tangan menjadi lebih panjang, dada dan panggul lebih besar. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh. Pada saat yang sama, kekuatan otot- otot berangsur-angsur bertambah dan gemuk bayi (baby fat) berkurang.
Pertambahan kekuatan otot ini karena faktor keturunan dan latihan (olah raga). Karena perbedaan sel-sel otot, maka umumnya anak laki-laki lebih kuat daripda anak perempuan (Santrock, 1995 dalam Desmita, 2008).
F. Pengertian Sosial
Perkembangan aspek sosial diawali pada masa kanak-kanak (usia 3-5 tahun).
Anak senang bermain bersama teman sebayanya. Hubungan persebayaan ini berjalan terus dan agak pesat terjadi pada masa sekolah (usia 11-12 tahun) dan sangat pesat pada masa remaja (16-18 tahun). Perkembangan sosial pada masa kanak-kanak berlangsung melalui hubungan antar teman dalam berbagai bentuk permainan.
Perkembangan sosial pada anak ditandai dengan proses pencapaian kematangan dalam kehidupan sosialnya, bagaimana dia menyesuaikan diri dengan lingkungannya, berinteraksi dengan lingkungannya dan mengikuti aturan yang terdapat pada lingkunag sosialnya (Latifa, 2017). Perkembangan sosial
digambarkan sebagai kesempatan individu untuk mengembangkan kemampuannya melakukan interaksi dan hidup berdampingan dengan sesama dan rentang waktu tertentu.
Perkembangan sosial berarti perubahan perilaku untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial. Tuntutan sosial itu berbeda-beda tergantung pada lingkungan dimana anak berkembang dan tergantung pada budaya dan norma yang berlaku di masyarakat, serta tergantung pada usia dan tugas perkembangannya. Sosialisasi merupakan bentuk pembelajaran sikap dan tingkah laku serta perilaku yang sesuai dengan tututan sosial untuk dapat menyesuaikan dengan kehidupan sosialnya sehingga mampu beradaptasi dengan masyarakat sekitar. Proses sosialisasi dilakukan dengan pembentukkan perilaku dengan memainkan peran sosial yang dapat diterima masyarakat, serta mengembangkan sikap sosial sehingga dapat menyesuaikan diri untuk diterima di masyarakat. Kemampuan anak dalam bersosialisasi dapat dipengaruhi oleh beberapa kesempatan, waktu dan motivasi untuk bersosialisasi, kemampuan berkomunikasi dengan orang lain menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, serta metode belajar efektif serta bimbingan bersosialisasi. Perkembangan sosial juga dapat diartikan sebagai pencapaian kematangan dalam hubungan sosial kegiatan pembelajaran untuk mengikuti dan menyesuai diri dengan norma- norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat.
Perkembangan sosial pada anakanak SD ditunjukkan adanya perubahan dalam bentuk tingkah laku dan perluasan hubungan dengan teman sebaya, selain dengan keluarga anak juga mulai menjalin hubungan dengan teman sebaya (peer group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah bertambah luas. Pada masa ini, anak mulai dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, (egosentris) pada sikap yang kooperatif (bekerjasama) atau mementingkan kepentingan orang lain (Tusyana & Trengginas, 2019). Dalam perkembangan sosial anak, anak dapat memahami dan memikirkan orang lain.
Pemikirannya terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Anak akan memunculkan prilaku dan sikapnya berdasarkan hasil pemikirannya. Anak juga
14
mampu menyembunyikan dan merahasiakan apa yang dipikirkannya dan tidak menyatakannya dalam bentuk tindakan. Perkembangan sosial anak akan berpengaruh terhadap bagaimana anak berinteraksi dengan lingkungan anak dan apa yang bisa dia peroleh dari interaksi tersebut. Jika anak berinteraksi dengan lingkungan yang negatif maka anak perilaku anak akan bisa menjadi hal negatif pula terutama pada anak usia Sekolah Dasar yang perkembangan sosialnya berkembang dengan pesat. Sehingga perlu adanya perhatian dan pengawasan yang dilakukan orang tua dan guru agar anak tidak terpengaruh pada kehidupan sosial yang negatif.
G. Hal-Hal diperhatikan dalam Perkembangan Sosial Anak SD 1. Membangun keterampilan komunikasi
Kegiatan pembelajaran yang mengutamakan keterampilan komunikasi membantu anak-anak SD dalam mengembangkan kemampuan verbal dan non-verbal mereka. Guru dapat melibatkan siswa dalam diskusi kelompok, bermain peran, dan presentasi di depan kelas. Melalui kegiatan ini, anak-anak belajar untuk berbicara dengan jelas, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan menghormati pendapat orang lain. Keterampilan komunikasi yang baik akan membantu anak-anak dalam berinteraksi dengan teman sebaya dan menjalin hubungan yang sehat.
2. Mendorong kerjasama dan kerjasama tim
Melalui kegiatan pembelajaran yang berfokus pada kerjasama, anak-anak SD belajar untuk bekerja sama dalam kelompok. Guru dapat mengatur proyek kelompok atau kegiatan berbasis tim yang melibatkan siswa dalam pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan penyelesaian tugas bersama. Dalam proses ini, anak-anak belajar menghargai perbedaan pendapat, menghormati kontribusi setiap anggota kelompok, dan membangun keterampilan kerjasama yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan empati dan pemahaman sosial
Kegiatan pembelajaran yang melibatkan pengembangan empati dan pemahaman sosial membantu anak-anak SD dalam memahami dan
menghargai perasaan, pikiran, dan perspektif orang lain. Guru dapat menggunakan cerita, permainan peran, atau diskusi tentang isu-isu sosial untuk mengembangkan empati dan kepekaan sosial pada anak-anak. Dengan memahami dan mengenali emosi orang lain, anak-anak dapat membangun hubungan yang lebih baik, menyelesaikan konflik dengan bijaksana, dan memberikan dukungan kepada teman sebaya yang membutuhkan.
4. Mengelola emosi secara sehat
Anak-anak SD mengalami berbagai emosi, dan penting bagi mereka untuk belajar mengelola emosi mereka dengan cara yang sehat dan konstruktif. Guru dapat memperkenalkan strategi seperti teknik relaksasi, penyelesaian masalah, atau olahraga fisik untuk membantu anak-anak mengelola stres dan emosi negatif. Mengajar anak-anak untuk mengenali dan mengungkapkan emosi mereka secara positif juga membantu dalam membentuk kesehatan mental dan kesejahteraan mereka.
5. Membangun penghargaan diri yang positif
Kegiatan pembelajaran harus memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk merayakan keberhasilan dan menghargai usaha yang mereka lakukan.
Guru dapat memberikan umpan balik yang positif, memberikan pengakuan atas pencapaian mereka, dan mendorong rasa percaya diri. Dengan membangun penghargaan diri yang positif, anak-anak SD menjadi lebih termotivasi untuk belajar, mengambil risiko, dan mencapai potensi terbaik mereka.
H. Pengertian Bahasa
Aspek bahasa berkembang dimulai dengan peniruan bunyi dan suara, berlanjut dengan meraban. Pada awal masa sekolah dasar berkembang kemampuan berbahasa sosial yaitu bahasa untuk memahami perintah, ajakan serta hubungan anak dengan teman-temannya atau orang dewasa. Pada akhir masa sekolah dasar berkembang bahasa pengetahuan. Perkembangan ini sangat berhubungan erat dengan perkembangan kemampuan intelektual dan sosial.
Bahasa merupakan alat untuk berpikir dan berpikir merupakan suatu proses
16
melihat dan memahami hubungan antar hal. Bahasa juga merupakan suatu alat untuk berkomunikasi dengan orang lain, dan komunikasi berlangsung dalam suatu interaksi sosial. Dengan demikian perkembangan kemampuan berbahasa juga berhubungan erat dan saling menunjang dengan perkembangan kemampuan sosial. Perkembangan bahasa yang berjalan pesat pada awal masa sekolah dasar mencapai kesempurnaan pada akhir masa remaja. Aspek berbahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi. Agar kosakatanya banyak, ia harus mampu mendengarkan dengan baik. Dengan mendengarkan dan memahami, ia bisa menyusun kata sesuai dengan kebutuhan kalimatnya. Kemampuan berbicara dan mendengarkan ini membantunya untuk berkomunikasi di kemudian hari.
Diagnosis keterlambatan bicara dan berbahasa tidak mudah ditegakkan, karena berhubungan dengan fungsi otak, kegiatan motoric mulut, lidah, kerongkongan, pernafasan, pita suara dan tonus otot. (Etty Indriati, 2011, 44).
Dalam pertumbuhan dan perkembangan bahasa anak terdapat 2 macam bahasa yaitu:
I. Perkembangan Bahasa Anak
1. Bahasa Reseptif merupakan bahasa yang dapat diterima oleh anak-anak.
Anak yang bahasa reseptifnya baik dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Namun apabila ingin mengetahui adanya gangguan bahasa reseptifnya adalah kalau kosakata (vocabulary) anak- anak tidak banyak dan anak tersebut kesulitan dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan pada dirinya.
2. Bahasa Ekspresif merupakan bahasa yang diekspresikan anak-anak,
Yang mana mereka lebih mengutarakan keinginannya atau pendapatnya, bertanya atau menjawab pertanyaan. Kesulitan mengekspresikan bahasa menimbulkan frustasi dan anak-anak akan berusaha berkomunikasi dengan menunjuk dengan jarinya, atau dengan menyetuh bisa dengan halus atau biasanya dengan agak memukul orang yang sedang diajak bicara. Oleh karena itu anak-anak dengan kemampuan bahasa ekspresif biasanya terlihat seperti anak tersebut nakal atau Ihyperaktive, padahal pada kenyataannya, gaya
bahasa ekspresif adalah ketidakmampuan diri anak tersebut dalam menyampaikan maksudnya, sehingga menggunakan kemampuan fisiknya untuk mengajak bicara orang atau teman di sekitarnya. Pemerolehan bahasa (language acquisition) merupakan salah satu fokus yang dipelajari dalam ilmu psikolinguistik.
J. Pengertian Afektif
Perkembangan aspek afektif atau perasaan berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun). Pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah, rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir yaitu pada usia 18-21 tahun.
Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap, watak, karakter, emosi, dan perilaku. Pada kegiatan pembelajaran, ranah afektif menjadi hal penting yang harus menjadi perhatian guru karena tujuan pendidikan tidak hanya mencerdaskan peserta didik, melainkan juga meningkatkan moralnya.
K. Aspek Afektif dalam Perkembangan Anak Sekolah Dasar 1. Menerima atau memperhatikan (receiving atau attending)
Aspek ini merupakan aspek yang menekankan adanya rangsangan atau stimulus dari luar. Rangsangan itu bisa berupa masalah, situasi, atau gejala lain. Pada aspek ini, peserta didik diarahkan agar bisa menerima nilai- nilai kebaikan yang diperoleh dari pembelajaran. Misalnya, tidak pernah mencontek saat mengerjakan tugas, datang ke kelas tepat waktu, rajin mengerjakan PR, dan sebagainya.
18
2. Menanggapi (responding)
Pada aspek ini, peserta didik bisa melibatkan dirinya secara aktif dalam suatu kejadian dan memberikan reaksinya. Contohnya, muncul keinginan peserta didik untuk mempelajari hal-hal tentang bela negara.
3. Menilai atau menghargai (valuing)
Pada aspek ini, peserta didik sudah mampu memberikan penilaian suatu kejadian itu baik atau buruk. Tidak sampai situ, setelah mereka bisa menilai sesuatu, mereka akan berusaha untuk mengimplementasikan sisi baiknya dan menjauhi sisi buruknya. Misalnya, bermula dari sekolah, seorang peserta didik mampu menerapkan kedisiplinan di rumah, masyarakat, dan di manapun ia berada.
4. Mengatur (organization)
Pada aspek ini, peserta didik sudah bisa mengombinasikan dua nilai berbeda sehingga menjadi satu nilai baru yang bersifat universal, sehingga terbentuk perbaikan nilai secara umum. Contohnya, keikutsertaan peserta didik di ajang penegakan hukum nasional.
5. Karakteristik dengan suatu nilai (characterization)
Aspek ini merupakan aspek tertinggi di ranah afektif karena peserta didik sudah mampu memadukan semua nilai, sehingga tercermin dari kepribadian beserta tingkah lakunya. Artinya, pada aspek ini sudah tertanam nilai-nilai yang secara konsisten membentuk kepribadian peserta didik.
19 BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan Kognitif menurut Jean Piaget menjelaskan bahwa untuk memahami dunia anak secara aktif, anak-anak menggunakan skema (kerangka kognitif atau kerangka referensi) yang digunakan untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi dan pengalaman mereka mulai dari skema yang sederhana hingga kompleks. Ada dua proses yang dilakukan oleh anak dalam menggunakan dan mengadaptasikan skema yaitu Asimilasi dan Akomodasi.
Jean Piaget fokus mengkaji aspek perkembangan kognitif anak dan mengelompokkan nya menjadi empat fase, yaitu Tahap Sensori Motorik, Pra Operasional. Operasional Konkrit, dan Operasional Formal. Sedangkan menurut Vygotsky, mengatakan bahwa keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan di interpretasi dalam konteks perkembangan (developmental), kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa dan bentuk diskursus, yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentransformasikan aktivitas mental, dan kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural. Perkembangan sosio-emosional mengandung pemahaman, peraturan, dan pengungkapan emosi dengan cara yang sesuai dengan usia dan perkembangannya.
B. Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan tentang Aspek-Aspek Perkembangan. Kami mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi penulisan, bahasa dan lain sebagainya. Untuk itu saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar dapat terciptanya makalah yang baik yang dapat memberi pengetahuan yang benar kepada pembaca.
20
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohamamad dan Mohammad Asrori. 2012. Psikologi Remaja. Bandung: PT.
Bumi Aksara.
Danim, Sudarwan. 2013. Perkembangan Peserta Didik . Bandung: Alfabeta.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Rosdakarya.
Neni Izka, Zikri. 2006. Psikologi ( Pengantar Pemahaman diri dan Lingkungan).
Jakarta: Kizi Brothrs.
Purwanto, M.Ngalim.1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Santrock. 2003. Life-spam Development: Perkembangan Masa Hidup (Alih bahasa:
Achmad Chausari & Juda Damanik). Jakarta: Erlangga.
Suhada, Idad. 2017. Perkembangan Peserta Didik . Bandung: PT RemajaRosdakarya.
Suryabrata, Sumadi. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Syah, Muhibbin. 2016.Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik .Jakarta:Rajawali Pers.
Yusuf, Syamsu. 2012. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Zulkifli. 1986. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.