5 F. Bentuk Bantuan
Bentuk BSPS Sejahtera dan BSPS berupa uang dan barang. Uang disalurkan kepada penerima bantuan perseorangan untuk memperbaiki rumah dengan cara:
1. membeli bahan bangunan; dan 2. membayar upah kerja.
Barang diserahkan kepada kelompok masyarakat berupa hasil penataan lingkungan seperti PSU atau komponen pendukung keserasian lingkungan (fasad, lansekap, dan lain-lain).
G. Besaran Bantuan
Sumber pendanaan berasal dari APBN yang merupakan dana bantuan pemerintah kategori bantuan lainnya yang memiliki karakteristik bantuan pemerintah yang ditetapkan oleh Menteri.
Selain sumber dana APBN, bantuan dapat bersumber dari dana non APBN dan/atau sumber lain yang tidak mengikat. Penggunaan dana non APBN diatur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Nilai bantuan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perumahan setelah mendapat persetujuan Menteri. Besaran bantuan dapat mempertimbangkan tingkat kemahalan di lokasi tertentu.
6 A. PERSIAPAN KEGIATAN
1. Pemrograman
a. Perencanaan Program
Perencanaan Program BSPS Sejahtera dan BSPS mengacu pada:
1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN);
2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN);
3) Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
4) Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perumahan; dan 5) Rencana Strategis Direktorat Rumah Swadaya.
Perencanaan program juga memperhatikan arahan Presiden dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta kebijakan prioritas yang berlaku.
b. Penganggaran
Pengalokasian anggaran Program BSPS Sejahtera dan BSPS memperhatikan ketersediaan anggaran Direktorat Jenderal Perumahan dan prioritas kegiatan sesuai dengan arahan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Dalam hal terdapat dukungan penganggaran dari sumber pendanaan lainnya, pelaksanaan kegiatan diatur melalui kesepakatan bersama sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Penetapan Lokasi Kegiatan a. Pengusulan Kegiatan
1) Pengusulan Kegiatan BSPS Sejahtera
Kegiatan BSPS Sejahtera dilaksanakan berdasarkan pada:
a) penugasan presiden;
b) arahan atau kebijakan Menteri. Arahan atau kebijakan Menteri dapat merupakan tindak lanjut dari hasil rapat kabinet, kunjungan kerja, atau penugasan khusus lainnya;
c) dukungan terhadap program nasional;
d) kesepakatan bersama atau perjanjian kerja sama;
dan/atau
e) usulan pimpinan kementerian/lembaga. Kegiatan BSPS Sejahtera yang dilaksanakan berdasarkan
7 usulan, ditujukan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Perumahan atau unit organisasi yang ditunjuk Menteri. Usulan lokasi kegiatan meliputi nama desa/kelurahan yang dilengkapi dengan daftar calon penerima bantuan. Pengusulan lokasi dan sebaran jumlah data agar memperhatikan efektivitas pendampingan pelaksanaan kegiatan serta lokasi kegiatan sesuai peruntukan perumahan dalam tata ruang.
2) Pengusulan Kegiatan BSPS
Kegiatan BSPS dilaksanakan berdasarkan pada:
a) penugasan Presiden;
b) arahan atau kebijakan Menteri. Arahan atau kebijakan Menteri dapat merupakan tindak lanjut dari hasil rapat kabinet, kunjungan kerja, atau penugasan khusus lainnya;
c) dukungan terhadap program nasional;
d) kesepakatan bersama atau perjanjian kerja sama;
dan/atau
e) usulan yang ditujukan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Perumahan. Kegiatan BSPS yang dilaksanakan berdasarkan usulan, ditujukan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Perumahan.
Pengusulan dilakukan oleh pengusul melalui aplikasi sistem informasi bantuan perumahan. Usulan diterima sebelum kegiatan berjalan. Pengusul terdiri atas:
(1) pimpinan dan anggota lembaga tinggi negara;
(2) pimpinan kementerian/lembaga;
(3) bupati/walikota tembusan gubernur; dan (4) Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Usulan paling sedikit memuat jenis kegiatan, lokasi kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, jumlah unit rumah, daftar calon penerima bantuan, nama pengusul. Pengusulan lokasi dan sebaran jumlah data agar memperhatikan efektivitas pendampingan pelaksanaan kegiatan serta lokasi kegiatan sesuai peruntukan perumahan dalam tata ruang.
Usulan oleh pemerintah daerah agar dilengkapi dengan:
(1) Data perumahan kabupaten/kota:
(a) data kemiskinan dan ketimpangan;
8 (b) data kekurangan rumah;
(c) data rumah tidak layak huni;
(2) Pernyataan kepala daerah pengusul tentang:
(a) Data calon penerima bantuan telah divalidasi dan diinput dalam aplikasi pendataan Rumah Tidak Layak Huni (e-RTLH);
(b) Kesesuaian lokasi pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR); dan
(c) Kesiapan daerah dalam pelaksanaan kegiatan BSPS, antara lain meliputi akses ke lokasi, ketersediaan bahan bangunan, ketersediaan tukang/pekerja, ketersediaan tenaga pendamping masyarakat, dan keamanan pelaksanaan kegiatan.
Data calon penerima bantuan merupakan data rumah tidak layak huni yang bersumber dari basis data yang disepakati atau data e-RTLH yang telah terintegrasi dengan basis data dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), basis data perumahan hasil pendataan pemerintah daerah kabupaten/kota, atau data perumahan desa/kelurahan yang dimutakhirkan secara berkala.
b. Verifikasi/Penilaian Usulan
Verifikasi/penilaian usulan merupakan kegiatan untuk menentukan daftar kabupaten/kota prioritas lokasi BSPS Sejahtera dan/atau BSPS berdasarkan usulan lokasi, Direktorat Jenderal Perumahan melakukan penilaian usulan sebelum lokasi ditetapkan. Dalam melakukan penilaian usulan, Direktorat Jenderal Perumahan dapat melibatkan unit organisasi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian/Lembaga terkait, dan/atau pemerintah daerah provinsi.
1) Usulan kegiatan berdasarkan penugasan Presiden, arahan atau kebijakan Menteri, dukungan terhadap program nasional, kesepakatan bersama atau perjanjian kerja sama, dan usulan pimpinan kementerian/Lembaga dapat ditetapkan berdasarkan ketersediaan anggaran.
2) Usulan pemerintah daerah dilakukan penilaian berdasarkan indikator sebagai berikut:
a) Tingkat kemiskinan kabupaten/kota;
9 b) Proporsi jumlah rumah tidak layak huni terhadap
jumlah rumah di daerah kabupaten/kota;
c) Proporsi kekurangan rumah terhadap jumlah rumah tangga di daerah kabupaten/kota;
d) Kepedulian pemerintah daerah dalam bidang perumahan:
(1) mempunyai data rumah tidak layak huni dan data kekurangan rumah yang telah dimutakhirkan;
Data sebagaimana dimaksud di atas merupakan data yang telah disinkronisasi dengan basis data perumahan yang dimutakhirkan pada aplikasi e- RTLH.
(2) mempunyai program bantuan pemerintah daerah dalam bidang perumahan.
Program yang dimaksud didanai dari anggaran pemerintah daerah atau dana non APBN lainnya.
Di samping memiliki program bantuan sejenis, program pemda dapat berupa:
(a) memiliki rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman;
Rencana pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman dijabarkan dalam bentuk rencana jangka menengah, rencana strategis, dan rencana kerja bidang perumahan dan kawasan permukiman per tahun berdasarkan arah kebijakan daerah yang dimuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
(b) fasilitasi persetujuan bangunan gedung dalam kegiatan bantuan rumah swadaya;
Pemerintah daerah memberikan fasilitasi kemudahan persetujuan bangunan gedung untuk penerima bantuan rumah swadaya.
(c) melakukan kegiatan rutin sebagai bentuk peran pemerintah daerah meliputi:
i. pendataan dan pemutakhiran data rumah dan prasarana, sarana, dan utilitas umum;
ii. penyusunan program dan kegiatan perumahan;
10 iii. pemberdayaan dan pendampingan bagi orang perseorangan dan/atau kelompok dalam melakukan pembangunan rumah swadaya;
iv. pelayanan informasi dan konsultasi perumahan swadaya;
v. pemberian Bantuan Pembangunan Perumahan dan Penyediaan Rumah Khusus;
vi. fasilitasi penyediaan perumahan;
vii. pembangunan dan perbaikan prasarana, sarana, dan utilitas umum;
viii. Pemeliharaan Bantuan Pembangunan Perumahan dan Penyediaan Rumah Khusus;
ix. kemitraan dalam membuka akses masyarakat terhadap hunian layak; dan x. pembinaan kepada masyarakat penerima
bantuan dalam pemanfaatan rumah dan lingkungan.
(3) menyediakan dana pendamping kegiatan bantuan rumah swadaya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);
Penyediaan dana pendamping sebagai bentuk komitmen dalam kegiatan bantuan rumah swadaya. Dana pendamping antara lain digunakan untuk kegiatan verifikasi dan pemutakhiran data perumahan, sosialisasi dan penyuluhan masyarakat, pemantauan, serta evaluasi.
(4) Evaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan bantuan rumah swadaya tahun sebelumnya.
Kinerja pelaksanaan kegiatan tahun sebelumnya dihitung berdasarkan rasio jumlah penyelesaian unit rumah pada akhir tahun anggaran sebelumnya atau berdasarkan hasil evaluasi kegiatan sesuai ketentuan.
c. Penetapan Lokasi
Penetapan lokasi BSPS Sejahtera/BSPS oleh Menteri sampai tingkat kabupaten/kota berdasarkan hasil penilaian usulan oleh Direktorat Jenderal Perumahan. Alokasi jumlah unit untuk kabupaten/kota prioritas ditentukan berdasarkan
11 ketersediaan anggaran dan dapat mempertimbangkan kesiapan lokasi kegiatan. Indikator kesiapan lokasi meliputi:
1) ketersediaan data;
2) kondisi akses menuju lokasi;
3) ketersediaan bahan bangunan;
4) ketersediaan tukang/tenaga kerja;
5) ketersediaan tenaga pendamping masyarakat; dan 6) keamanan pelaksanaan kegiatan.
Dalam melakukan penilaian kesiapan lokasi Direktorat Jenderal dibantu oleh BP2P.
Dalam hal terdapat kebijakan nasional, penetapan lokasi dapat dilakukan dengan memprioritaskan lokasi usulan atau rekomendasi dari kementerian/lembaga negara/lembaga tinggi negara atau berdasarkan kesepakatan bersama pihak terkait.
Dalam hal terdapat perubahan lokasi, usulan perubahan lokasi tersebut disampaikan oleh pengusul kepada Menteri melalui Direktur Jenderal. Perubahan lokasi sebelum diusulkan dapat dikoordinasikan dengan BP2P untuk mendapatkan pertimbangan efektivitas lokasi pengganti.
Perubahan lokasi kabupaten/kota ditetapkan oleh Direktur Jenderal setelah mendapatkan persetujuan Menteri.
d. Seleksi/Pengolahan Validasi Data
Lokasi kabupaten/kota yang telah ditetapkan Menteri, selanjutnya dilakukan penyiapan data calon penerima bantuan.
Data calon penerima bantuan berdasarkan penugasan Presiden, arahan atau kebijakan Menteri, dukungan terhadap program nasional, kesepakatan bersama atau perjanjian kerja sama diperoleh dari hasil kesepakatan bersama pihak- pihak terkait.
Data calon penerima bantuan berdasarkan usulan diperoleh dari pengusul atau hasil pengolahan data dalam aplikasi.
Validasi data dilakukan melalui pemeriksaan data untuk memeriksa antara lain nama, domisili, dan Nomor Induk Kependudukan (NIK) serta memastikan calon penerima bantuan belum pernah memperoleh bantuan perumahan.
Dalam upaya efektifitas dan efisiensi persiapan kegiatan, validasi data dapat dilakukan bersamaan dengan verifikasi data calon penerima bantuan. Validasi data dilakukan oleh Direktorat Rumah Swadaya, dapat dibantu oleh BP2P, dan dapat melibatkan pihak terkait.
12 e. Penyampaian Daftar Calon Penerima Bantuan
1) Data calon penerima bantuan hasil validasi data, disampaikan oleh Direktorat Rumah Swadaya kepada BP2P untuk dilakukan verifikasi dan validasi faktual.
2) Penyampaian daftar calon penerima bantuan dapat dilakukan secara bertahap.
3) Penyampaian daftar calon penerima bantuan dilengkapi dengan informasi tentang rencana alokasi kegiatan di setiap lokasi.
B. PERENCANAAN KEGIATAN