BAB I PENDAHULUAN
C. Hasil Penelitian
2. Target Laba
Target laba yang diharapkan oleh CV. Kopi borong adalah 30% dari harga jual perdos produk kopi, karena semakin banyaknya persaingan di
Kota Sinjai keuntungan yang didapat untuk mencapai target laba yang diharapkan. Ditambah lagi dengan biaya hidup yang tinggi di Kota Sinjai.
a. Menghitung Target Biaya
Krismiaji dan Aryani (2011) Target biaya untuk pembuatan sebuah produk dihitung dengan cara mengurangi harga jual dengan laba yang diinginkan sebagai berikut:
Formula : TCi = Pi – Mi
Keterangan : TCi = Target Biaya (Target Costing) per unit produksi Pi = Harga jual per unit produksi
Mi = Laba per unit produksi 1. Perhitungan target costing untuk kopi arabika.
Target Biaya = Harga Jual per dos – Laba per dos produksi = Rp 150.000 – (30% x 150.000)
= Rp 150.000 – Rp 105.000 Per dos = Rp. 45.000
Per bulan = Rp 45.000 x 3120 = Rp 140.400.000
Per tahun = Rp 93.600.000 x 12 bulan = Rp 1.684.800.000 2. Perhitungan target costing untuk kopi rebusta.
Target Biaya = Harga Jual per dos – Laba per dos produksi = Rp 150.000 – (30% x Rp 150.000)
= Rp 150.000 – Rp 105.000 Per dos = Rp. 45.000
Per bulan = Rp 45.000 x 2080 = Rp 93.600.000
Per tahun = Rp 62.400.000 x 12 bulan = Rp 1.123.200.000
b. Rekayasa Nilai (Value Engineering/VE)
Untuk memenuhi target cost yang sesuai dengan laba kotor yang diharapkan oleh perusahaan, maka peneliti memberikan alternatif sebagai pertimbangan perusahaan dalam mengambil keputusan, alternatif sesuai dengan menggunakan prinsip dari metode target costing yaitu value enginering. Alternatif yang peneliti berikan tetap mempertahankan kualitas produk tetapi merubah Bahan baku penolong Lakban putih cap jet Rp 18.720.000 bisa diganti pula dengan lakban putih cap wol Rp.
16.800.000 Dari alternatif ini maka akan terjadi perubahan pada biaya bahan baku untuk pembuatan setiap jenis kopi bubuk. Biaya bahan baku yang diperlukan setelah adanya perubahan dari alternatif ini sebagai berikut:
Tabel12. Bahan Baku Untuk Kopi Arabika Setiap Bulan Setelah Value Engineering/VE
Bahan baku Harga
Kopi biji arabika Rp. 300.300.000
Tabung gas Rp. 13.260.000 Aluminium voil Rp. 2.184.000
Dos Rp. 12.480.000
Lakban putih Rp. 840.000
Total Rp. 329.064.000
Sumber: UD Kopi Borong,
Total rincian biaya bahan baku setelah value engineering untuk produksi kopi bubuk arabika dan kpi rebusta :
Total biaya bahan baku setelah VE , biaya produksi ini untuk kopi arabika jenis kopi yang berbeda, jadi setiap jenis kopi biaya produksinya setiap bulan sebesar Rp. 379.764.000
1. Biaya bahan baku untuk kopi bubuk arabika setelah VE.
Biaya bahan baku kopi arabika = Rp. 379.764.000 Biaya bahan baku kopi arabika = Rp. 379.764.000
Tabel13. Bahan Baku Untuk Rebusta Setiap Bulan Setelah Value Engineering/VE
Bahan baku Harga
Kopi biji rebusta Rp. 200.200.000
Tabung gas Rp. 8.840.000 Aluminium voil Rp. 1.456.000
Dos Rp. 8.253.333
Lakban putih Rp. 560.000
Total Rp. 218.949.333
2. Biaya bahan baku untuk kopi bubuk rebusta setelah VE Biaya bahan baku kopi rebusta= Rp. 357.109.333 Biaya bahan baku kopi rebusta = Rp. 357.109.333
Dari data biaya bahan baku setelah VE diatas maka terjadi perubahan biaya produksi, berikut biaya untuk membuat produk kopi bubuk arabika dan kopi bubuk rebusta.
c. Biaya Produksi Untuk Kopi Arabika
Tabel14. Biaya Produksi Untuk kopi Bubuk Arabika Setiap Bulan Setelah VE
Jenis Biaya Biaya Produksi
Biaya bahan baku Rp 329.064.000 Biaya tenaga kerja Rp 11. 231.666 Biaya over head Rp 900.000 Biaya pengiriman Rp 4.680.000
Total Rp 345.875.666
Sumber. CV. Kopi Borong
Rincian Biaya produksi untuk kopi bubuk arabika setelah VE (unit, bulan, dan tahun) :
1. Untuk total biaya produksi kopi arabika setiap bulan sebesar Rp. 345.875.666
2. Untuk biaya produksi setiap dos kopi arabika :
Total biaya produksi : Produksi bulanan = biaya produksi perdos Rp 345.875.666 : 3120 = Rp 110.857,58 3. Untuk total biaya produksi kopi arabiaka selama 1 tahun :
Rp. 345.875.666 x 12 bulan = Rp. 4.150.507.992
d. Biaya Produksi Untuk Kopi Bubuk Rebusta
Tabel15. Biaya Produksi Untuk kopi Bubuk Rebusta Setiap Bulan Setelah VE
Jenis biaya Biaya produksi
Biaya bahan baku Rp 218.949.333
Biaya tenaga kerja Rp 7.488.000
Biaya over head Rp 600.000
Biaya pengiriman Rp 3.120.000
Total Rp 230.157.333
Sumber. CV kopi borong
Rincian Biaya produksi untuk kopi bubuk rebosta setelah VE (unit, bulan, dan tahun) :
4. Untuk total biaya produksi kopi rebosta setiap bulan sebesar Rp. 230.157.333
5. Untuk biaya produksi setiap dos kopi rebosta :
Total biaya produksi : Produksi bulanan = biaya produksi perdos Rp 230.157.333 : 2080 = Rp 110.652,56 6. Untuk total biaya produksi kopi arabiaka selama 1 tahun :
Rp. 230.157.333 x 12 bulan = Rp. 2.761.887.996
e. Perhitungan Laba Kotor
Stice et al (2009:215) dikutip dalam Wartini (2013) Laba kotor adalah selisih antara pendapatan dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan.
1. Laba kotor sebelum VE
Tabel16. Total Biaya Produksi Tahun 2016 Sebelum VE
Jenis kopi biaya
Kopi arabika Rp. 4.158.860.000
Kopi rebusta Rp. 2.766.976.000
Total Rp. 6.925.836.000
Laba kotor = Total Penjualan – Total Pembelian Laba kotor = Rp. 9.360.000.000 – Rp. 6.925.836.000 Laba kotor = Rp. 2.434.164.000
Berdasarkan tabel 7 laporan perhitungan laba kotor biaya total produksi sebelu VE diatas dapat diketahui bahwa total penjualan sebesar Rp.
9.360.000.000 dikurangi total pemebelian sebesar Rp. 6.925.836.000 jadi total aba kotor sebelum VE yaitu Rp. 2.434.164.000 dengan menggunakan perhitungan laba kotor dapat dilihat biaya peroduksi sebelum VE dan sesudah VE sehingga dapat dibandingkan sebelum dan sesuadah Value Engineering sehingga pihak perusahaaan dapat menekan biaya produksi seminimal mungkin sehingga mendapatkan keuntungan lebih meningkat.
2. Laba kotor setelah VE
Tabel17. Total Biaya Produksi Tahun 2016 Setelah VE
Jenis Kopi Biaya
Kopi arabika Rp 4.150.507.992
Kopi rebusta Rp 2.761.887.996
Total Rp 6.912.395.988
Laba kotor = Total Penjualan – Total Pembelian Laba kotor = Rp. 9.360.000.000 – Rp. 6.912.395.988 Laba kotor = Rp. 3.167.604.012
Berdasarkan tabel laporan perhitungan laba kotor biaya total produksi sesudah VE diatas dapat diketahui bahwa total penjualan sebesar Rp.
9.360.000.000 dikurangi total pemebelian sebesar Rp. 6.912.395.988 total laba kotor sesudah VE yaitu Rp 3.167.604.012 dengan dilakukannya perhitungan
laba kotor perusahaan dapat melihat perbandingan sebelum dan sesudah Value Engineering dan perhitungan membuktikan bahwa setelah VE laba kotor meningkat dari perhitungan sebelum VE. Maka perusahaan dapat menekan biaya produksi sehingga dapat meningkatkan keuntungan.