Dalam pengambilan keputusan dari data yang telah tersedia menjadi susunan pembahasan, maka penuli mengelolah data dengan analisa sebagai berikut:
1. Analisa Induktif, yaitu menganalisa data untuk memecahkan masalah yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum.
2. Analisa Deduktif, yaitu menganalisa data untuk memecahkan masalah yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat umum kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus.
3. Analisa Komparatif, yaitu menganalisa data dengan mengambil suatu perbandingan terhadap data-data yang terkumpul, kemudian mengambil yang dianggap kuat untuk mengambil kesimpulan.
BAB IV
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
• Keadaan topografi
Desa/Kel. Maradekaya berada pada ketinggian 3 m s/d 5 m dpl, kemiringan tanah 0,0 % - 0,5 %, dengan topografi rata.
• Geografi
Desa/Kel. Maradekaya yang merupakan salah satu Desa Kecamatan Bajeng berada pada 119°...’...” Bujur Timur dan 5°...’...” - 5°...’...” Lintang selatan.
Desa/Kel. Maradekaya yang terletak di Kecamatan Bajeng ini mempunyai batas-batas wilayah :
• Sebelah utara berbatasan dengan desa Panakkukang Kec. Pallangga.
• Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Paraikatte.
• Sebelah Selatan bebrabatasan dengan Kec. Mata Allo
• Sebelah barat berbatasan dengan Desa Bonttosunggu Wilayah administrasi Desa/Kel. Maradekaya terbagi atas 5 Dusun.
• Penduduk dan ketenagakerjaan
Dilihat dari jumlah penduduknya, Desa/Kel. Maradekaya termasuk desa terbesar ke-2 di Kecamatan Bajeng, pada tahun 2013 jumlah penduduk Desa/Kel. Maradekaya tercatat sebesar 5.329 jiwa. Pada tahun 2012 jumlah penduduk mencapai 5.063 jiwa, sehungga penduduk pada tahun 2013 bertambah sebesar 5,06 %. Persebaran penduduk Desa/Kel. Maradekaya pada 5 Dusun umumnya merata/tidak merata.
Tabel 1
Luas wilayah, jumlah rumah tangga, penduduk dan kepadatan penduduk menurut dusun di Desa/Kel. Maradekaya tahun 2013.
Dusun
Luas wilayah
(km2)
Jumlah Rumah Tangga
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk
Per km2
Rata- rata Anggota
Rumah tangga
Labbakkang 137,46 324 1.427 10 4
Barasa 131,95 146 546 4 3
Pare’-pare’ 101,74 281 1.255 12 4
Tamacinna I 119,95 331 1.198 10 3
Tamacinna II 132,39 290 913 7 3
Jumlah
Sumber data : Dokumentasi kantor Desa/Kel. Maradekaya Kec. Bajeng Kab.
Gowa
Tabel 2
Penduduk menurut dusun dan jenis kelamin di Desa/Kel. Maradekaya tahun 2013
Dusun Jenis Kelamin
Total (orang) Rasio Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
(Orang) (orang)
Labbakkang 710 717 1.427
Barasa 256 290 546
Pare’-pare’ 617 638 1.255
Tamacinna I 620 578 1.198
Tamacinna II 457 456 913
Jumlah 2.660 2.669 5.329
Sumber data : Dokumntasi kantor Desa/Kel. Maradekaya Kec. Bajeng Kab.
Gowa
Kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Maradekaya sangat menunjang terlaksananya pembangunan yang baik sehingga setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup menggembirakan, hal ini dikarenakan masyarakat Desa Maradekaya yang sangat giat untuk membangun desanya dan disertai dengan kerja sama yang cukup baik antara aparat Desa dengan masyarakatnya, seperti yang diungkapkan oleh bapak kepala desa Maradekaya H.Haris karaeng sila mengatakan bahwa:
"Tanpa adanya kerjasama yang baik dari berbagai pihak khususnya antara aparat Desa dengan masyarakat maka suatu Desa tidak akan maju".
Hasil dari sektor pertanian di Dusun labbakkang ini sudah sangat memadai di karenakan areal pertanian di Dusun labbakkang cukup luas.
sehingga para masyarakat lebih banyak mendapatkan keuntungan di bidang pertanian di banding dengan usaha- usaha lainnya.
• Iklim dan Curah Hujan
Seperti halnya wilayah lain di Kab. Gowa, di desa/Kel. Maradekaya hanya dikenal dua musim yaitu musim kemarau yang dimulai pada bulan april hingga september, sedangkan musim hujan dimulai pada oktober hingga maret. Keadaan seperti itu berganti setelah melewati masa peralihan yaitu bulan Agustus s/d september dan bulan februari s/d maret. Suhu udara ditentukan antara lain oleh tinggi rendahnya tempat terhadap permukaan laut dan jarak dari pantai. Secara umum suhu udara rata-rata 26° sampai 28°.
Curah hujan rata-rata mm/tahun.
• Mata Pencaharian
Berdasarkan data penduduk yang ada, mata pencaharian utama masyarakat adalah bertan, khususnya pertanian tanaman pangan dan hortikulturadiikuti dengan buruh, pedagang, tukang, pegawai dan wiraswasta.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3
Mata pencaharianmasyarakat menurut jenis dan dusun di Desa/Kel.
Maradekaya
Jenis Mata pencaharian
Dusun(Orang)
Total (orang
)
Labbakkan g
Baras a
Pare’
- pare’
Tamacinn a 1
Tamacinn a 2
Petani 286 251 317 291 336 1.481
Pegawai (PNS+TNI+Pol
49 22 43 32 19 165
ri)
Pedagang 63 19 27 53 36 198
Tukang 18 13 47 65 25 168
Buruh 98 38 126 134 88 484
Wiraswasta 15 5 21 27 13 81
Nelayan - - 1 - 1 2
Anggota DPRD - - - 1 - 1
Sumber data : Dokumntasi kantor Desa/Kel. Maradekaya Kec. Bajeng Kab.
Gowa
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa penduduk Desa Maradekaya Kecamatan Bajeng sebagian besar adalah petani. Di samping itu juga ada pegawai Sipil, wiraswata, dan lain-lain.
• Agama
Seluruh penduduk Desa/Kel. Maradekaya menganut Agama Islam (100%), sedangkan agama lain tidak ada.
Penduduk Desa Maradekaya berjumlah 5.329 jiwa yang terdiri atas penduduk laki-laki 2.660 jiwa dan perempuan 2.669 jiwa.
Tabel 4
Jumlah Agama dan pemeluknya di Desa/Kel. Maradekaya Kec. Bajeng Kab.
Gowa
No Dusun Agama Total
1 Labbakkang Islam 1.427
2 Barasa Islam 546
3 Pare’-pare’ Islam 1.255
4 Tamacinna I Islam 1.198
5 Tamacinna II Islam 913
Jumlah 5.329
Sumber data : Dokumentasi kantor Desa/Kel. Maradekaya Kec. Bajeng Kab.
Gowa
B. lingkungan Keluarga Siswa di Desa Maradekaya Kec. Bajeng Kab.
Gowa
Dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan situasi atau keadaan yang nyaman dengan kata lain lingkungan harus mendukung, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.
Lingkungan kehidupan sosial para orang tua siswa di desa Maradekaya Kec. Bajeng Kab. Gowa rata-rata petani, dan selebihnya pegawai, pedagang, wiraswasta, tukang, buruh Nelayan dan anggota DPRD. Seperti yang telah dicantumkan pada tabel 3 sebelumnya.
Lingkungan yang pertama-tama memegang peranan penting dalam usaha peningkatan motivasi belajar siswa adalah lingkungan keluarga, sebab lingkungan keluarga merupakan pondasi utama yang harus diperhatikan, baik dalam hubungan anak dengan anggota keluarganya, begitu pula antara bapak terhadap anaknya.
C. Gambaran Motivasi Belajar Siswa dalam Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di Desa Maradekaya Kec. Bajeng Kab. Gowa
Motivasi memegang peranan penting dalam perbedaan individu dan ikut pula berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi belajar di sekolah.
Sebagaimana diketahui bahwa perhatian orang tua sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran anak disekolah. Mengingat pentingnya motivasi bagi siswa dalam proses belajar mengajar, maka orang tua diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar anak. Ketiadaan motivasi dalam diri orang tua akan memberikan sugesti negatif kepada anak yang pada akhirnya dapat gagal dalam total. Oleh karena itu orang tua harus berperan sebagai motivator bagi dirinya sendiri dan bagi anaknya.
Beberapa hal yang sangat membanggakan yang ada di Desa Maradekayya Kec. Bajeng Kab. Gowa dalam hal motivasi orang tua adalah tingkat pendidikan yang dimiliki orang tua yang rata-rata pekerjaanya hanya bertani tetapi jiwa dan semangat untuk mendorong anaknya bersekolah sangat besar, bahkan sawah dan ladangnya kadang harus digadaikan demi untuk melanjutkan pendidikan anaknya di sekolah yang lebih tinggi khususnya pada jurusan agama islam.
Motivasi yang dimiliki masyarakat di desa Maradekaya Kec. Bajeng terhadap anak-anaknya pada taraf tingkat pendidikan tetapi pada proses
pembelajaran masih terkendala minimnya pengetahuan yang dimiliki.
D. Pengaruh Keluarga Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di Desa Maradekaya Kec. Bajeng Kab. Gowa
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama bagi anak dan juga peletak dasar bagi pembentukan kepribadian anak. Orang tua hendaknya memandang anak sebagai anak yang berarti, berikanlah kesempatan pada anak untuk berdialog dengan orang tua dan mengeluarkan pendapatnya, serta apabila diperlukan orang tua dapat memberikan pengarahan kepada anak.
orang tua sebaiknya dapat bersikap “ ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”. Orang tua mampu menjadikan dirinya sebagai contoh atau panutan bagi anak-anaknya, membangkitkan semangat atau dorongan serta orang tua memberikan kesempatan kepada anak untuk ikut berperan serta, mengambil inisiatif, tampil didepan, melatih mandiri dan bertanggung jawab.
Irmayanti (30 Mei 2014) menyatakan cara memberi motivasi kepada anak dalam belajar adalah bertukar fikiran dengan anak dan mendengarkan keluhan terhadap materi pelajaran yang dianggap susah di sekolah
Pendapat Irmayanti sangat relevan dengan Johson dan medinus (1974),”
pada umumnya hubungan anak dengan orang tua dapat dilihat dari dua arah yang terpisah dengan yang lain, yaitu dari segi penerimaan – penolakan dan otonomi-kontrol.
Kontrol orang tua sangat membantu motivasi anak dalam belajar.
Kontrol dengan sikap demokratik dapat menjalin hubungan anak dengan orang tua harmonis. Anak dengan orang tua saling bertukar pendapat, dan anak mempunyai respek terhadap orang tua dan tidak segan meminta nasehat apabilah menghadapi masalah. Sikap demokratik lebih hangat dan ada sikap penerimaan. Anak akan mempunyai inisiatif yang baik, anak tidak takut berbuat kesalahan dan mempunyai rasa tanggung jawab yang besar. Hal ini sesuai pendapat Dg.kebo
Daeng. Kebo (30 Mei 2014) menyatakan cara memberi motivasi kepada anak dalam belajar adalah mendengarkan keluhan anak serta selalu
mengontrol perilaku yang dilakukannya.
Olehnya itu pengaruh keluarga terhadap motivasi belajar anak sangat besar dampaknya baik dari sisi kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Berbeda pula dengan pernyataan ibu Nurpati Spd, (30 Mei 2014)
”menyatakan bahwa suasana menyenangkan dalam lingkungan keluarga tidak hanya ditentkn oleh melimpahnya perabot dan alat-alat rumah tangga serba canggih, tetapi juga komunikasi yang akrab, sapaan yang mesra, interaksi yang gembira, serta penuh kasih sayang dan perhatian.
Jadi memberikan motivasi terhadap anak untuk belajar bukan hanya dengan cara mendengarkan keluhan anak tetapi juga dengan memberikan kasih saying, komunikasi yang akrab serta sapaan yang mesra.
E.Solusi Untuk Mengatasi Pengaruh Lingkungan Sosial Bagi Anak/Siswa