Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain yang terkumpul yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.73 Tujuanya adalah untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitian.
Adapun teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi, di mana penelitian regresi ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh antara variabel. Sedangkan rumus yang digunakan
73 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 207.
yaitu regresi linier sederhana, karena melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh antar variable.
Teknik analisis data untuk menjawab rumusan masalah 1 dan 2 yang digunakan adalah mean dan standart deviasi dengan rumus sebagai berikut:
Rumus mean74 : Mx = fX
N dan My = fY
N
Keterangan:
Mx atau My = mean yang dicari
∑fx atau ∑fy = jumlah dari hasil perkalian antara Midpoint dari masing- masing interval, dengan frekuensinya.
N = Number of cases Rumus SD75 :
= ′2− ′
2
= ′2− ′
2
Keterangan :
SDx atau SDy = Deviasi Standar
∑fx’²atau∑fy’² = Jumlah hasil perkalian antara frekuensi masing- masing interval dengan x’² atau y’².
∑fx’ atau ∑fy’ = Jumlah hasil perkalian antara masing- masinginterval dengan x’atau y’.
74 Retno Widyaningrum, Statistik Edisi Revisi (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2011 ), 51.
75Ibid., 94.
N = Number of cases
Dari hasil di atas diketahui mean dan SD. Untuk mengetahui tingkat mutu pembelajaran dan hasil belajar apakah baik, cukup, kurang dibuat pengelompokan sebagai berikut:
1. Mx + 1.SDx = kategori baik, 2. Mx – 1.SDx = kategori kurang dan
3. Diantara keduanya (Mx – 1.SDx sampai Mx + 1.SDx) adalah termasuk kategori cukup.76
Setelah dibuat pengelompokan kemudian dicari frekuensinya dan hasilnya diprosentasekan dengan rumus:77
P = x 100%
Keterangan:
P = Angka Prosentase Fi = Frekuensi
N = Number Of Cases
Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah ketiga menggunakan rumus analisis regresi linier sederhana. Sedangkan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam analisis regresi adalah:
76 Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, 449.
77Retno Widyaningrum, Statistik Edisi Revisi 20.
1. Merumuskan/mengidentifikasi variabel Variabel independen: (X)
Variabel dependen: (Y)
2. Membuat scatter plot/diagram pancar antara variabel x dan variabel y.
Untuk mengetahui bagaimana pola hubungan antar variabelnya.
3. Mengestimasi/menaksir model
Mencari nilai b0 dan b1 dengan rumus:
a. Menghitung nilai b1 b1 =
2 2) (
) . (
x n x
y x n y x
b. Menghitung nilai bo bo= yb1x
c. Mendapatkan model/persamaan regresi linier sederhana ŷ = b0 + b1x
keterangan:
n = jumlah observasi/pengamatan x = Data variabel x (independen) y = Data variabel y (dependen)
x = Mean/rata-rata dari penjumlahan data variabel x
y = Mean/rataa-rata dari penjumlahan data variabel y b1 = Slope (kemiringan garis lurus) populasi
bo = Intercept (titik potong) populasi 4. Menguji signifikansi model
a. Menghitung Nilai SSR
SSR = ( bo∑y + b1∑xy ) -
n y2
b. Menghitung Nilai SSE
SSE =
y2 (bo
yb1 xy)c. Menghitung Nilai SST SST = SSR + SSE d. Menghitung Nilai MSR
MSR = df SSR
e. Menghitung MSE MSE =
2 n
SSE
f. Membuat tabel Anova (Analysis of Variance) dengan hasil perhitungan yang telah didapatkan.
5. Menginterpretasi parameter model MSE =
2 n
SSE
6. Pemeriksaan asumsi residual/ error
Tidak seperti ilmu eksakta, dalam penelitian pendidikan variable yang di teliti sifatnya lebih abstrak sehingga lebih sukar untuk dilihat dan divisualisasikan atau dijamah secara realita. Oleh karena itu variable- variabel dalam ilmu sosial dan pendidikan yang berasal dari konsep perlu diperjelas dan diubah bentuknya sehingga dapat diukur dan dipergunakan secara oprasional. Untuk memaksimalkan kualitas alat ukur (instrumen), agar kecenderungan keliru yang ditimbulkan oleh variable-variabel abstrak dapat diminimalkan, maka diperlukan suatu pengujian yaitu uji validitas dan uji realibilitas.78
1. Uji Validitas Instrumen
78 Andhita Desi Wulansari, Penelitian Pendidikan, 80.
Suatu instrument dikatakan valid apabila dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur.79Ada dua jenis Validitas untuk instrumen penelitian, yaitu validitas logis (logical validity) dan validitas empirik (empirical validity).80
Pertama, validitas logis adalah validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil penalaran. Instrumen dinyatakan memiliki validitas apabila instrumen tersebut telah dirancang dengan baik dan mengikuti teori dan ketentuan yang ada. Artinya apabila instrumen yang sudah dsusun berdasarkan teori penyusunan instrumen/instrumen-instrumen disusun mengikuti teori dan ketentuan yang ada, maka secara logis sudah valid. Dengan demikian validitas logis ini langsung diperoleh ketika instrumen sudah selesai disusun. Jadi tidak perlu diuji.
Kedua, validitas empirik adalah validitas yang dinyatakan berdasarkan hasil pengalaman. Sebuah instrumen penelitian dikatakan memiliki validitas apabila sudah teruji dari pengalaman. Dengan demikian syarat instrumen dikatakan memiliki validitas apabila sudah dibuktikan melalui pengalaman, yaitu melalui sebuah uji coba
Adapun cara menghitungnya yaitu dengan menggunakan korelasi Product Moment dengan rumus:
rxy =
N
XN2(
(
XYX))2(
.NX
)(Y2Y)(
Y)2
.
79Ibid., 81.
80Sambas Ali Muhidin, Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitiannya (Bandung: Pustaka Setia, 2011), 30-31.
Dalam menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2 jumlah responden yang dilibatkan dalam uji coba validitas adalah 30 orang, sehingga pada db = n-2 = 30 -2=28 dan α = 5%
diperoleh niai tabel koefisien korelasi 0,361.81Bila harga korelasi di bawah 0.361, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid. Jadi, butir instrumen dikatakan valid apabila harga korelasi (r hitung) besarnya lebih dari 0.361.82
Dari hasil perhitungan validitas item intrumen terhadap 50 soal variabel mutu pembelajaran, ternyata ada 27 soal yang dinyatakan valid yaitu item nomor 1, 2, 3, 4, 7, 8, 13, 15, 16, 19, 20, 24, 25, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 37, 38, 40, 42, 45, 47, 48, 50. Dan yang dinyatakan tidak valid yaitu nomor 5, 6, 9, 10, 11, 12, 14, 17, 18, 21, 22, 23, 26,27, 32, 35, 36, 39, 41, 43, 44, 46 dan 49.
Kemudian hasil perhitungan validitas intrumen secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3.3
Tabel Validitas Variabel Mutu Pembelajaran No. Soal r hitung r kritis Ket
1 0.436463 0.361 Valid
2 0.469696 0.361 Valid
3 0.42624 0.361 Valid
4 0.525047 0.361 Valid
5 0.122024 0.361 Tidak valid
6 0.159652 0.361 Tidak valid
7 0.368603 0.361 Valid
8 0.404861 0.361 Valid
81 Retno Widyaningrum, Statistik Edisi Revisi,35.
82Sambas Ali Muhidin, Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam Penelitiannya , 36.
9 0.21275 0.361 Tidak valid
10 0.117073 0.361 Tidak valid
11 0.287341 0.361 Tidak valid
12 0.184874 0.361 Tidak valid
13 0.386006 0.361 Valid
14 -0.06228 0.361 Tidak valid
15 0.547366 0.361 Valid
16 0.388235 0.361 Valid
17 0.131002 0.361 Tidak valid
18 0.267181 0.361 Tidak valid
19 0.4996 0.361 Valid
20 0.573231 0.361 Valid
21 0.249915 0.361 Tidak valid
22 0.035034 0.361 Tidak valid
23 -0.00789 0.361 Tidak valid
24 0.376883 0.361 Valid
25 0.397975 0.361 Valid
26 0.017796 0.361 Tidak valid
27 0.227596 0.361 Tidak valid
28 0.367179 0.361 Valid
29 0.381753 0.361 Valid
30 0.459024 0.361 Valid
31 0.377604 0.361 Valid
32 0.114482 0.361 Tidak valid
33 0.462264 0.361 Valid
34 0.369889 0.361 Valid
35 -0.04067 0.361 Tidak valid
36 -0.00452 0.361 Tidak valid
37 0.378462 0.361 Valid
38 0.444029 0.361 Valid
39 -0.03635 0.361 Tidak valid
40 0.423831 0.361 Valid
41 0.179122 0.361 Tidak valid
42 0.380746 0.361 Valid
43 -0.05335 0.361 Tidak valid
44 -0.08071 0.361 Tidak valid
45 0.432985 0.361 Valid
46 0.250603 0.361 Tidak valid
47 0.439245 0.361 Valid
48 0.427732 0.361 Valid
49 0.192126 0.361 Tidak valid
50 0.455711 0.361 Valid
Nomor-nomor soal yang dinyatakan valid tersebut kemudian dipakai untuk pengambilan data dalam penelitian ini. Sehingga item soal intrumen mutu pembelajaran dalam penelitian ini menjadi 27 soal.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Sedangkan uji reabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil dari pengukuran dapat dipercaya. Yang sering dijumpai dalam pengujian realibilitas adalah koefisien alpha cronbach.83
Metode Alpha Cronbachyang digunakan untuk menghitung realibilitas suatu tes yang tidak mempunyai pilihan “benar” atau “salah”
maupun “ya” atau “tidak”, melainkan digunakan untuk mengukur skala sikap atau perilaku.84Alpha Cronbachdapat digunakan untuk menguji realibiitas instumen skala likert atau instrument yang itemnya dalam bentuk esai.85
Untuk menguji reliabilitas instrumen rumus yang digunakan adalah koefisien Alpha Cronbach, sebagai berikut: 86
�11 =
−1 1− �ᵢ2
� 2
83Ibid., 85.
84 Syofian Siregar dan Fandi Hutari, Statistik Para Metrik Untuk Penelitian Kuantitaif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), 89.
85 Husaini Usman dan Purnomo Stiadi Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta : pt bumi aksara, 2009), 291.
86Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan, 89-90.
Rumus untuk varians masing-masing item, yakni: �2= �² − � ² Rumus untuk varians total, yakni: � 2= � ² − � ²
Dimana: r11= Reliabilitas instrumen / koefisien alfa K = Banyaknya bulir soal
∑ σi 2= Jumlah varians butir σt 2= Varians total
N = Jumlah responden.
Adapun langkah kerja yang dapat dilakukan untuk mengukur reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pertama yakni menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
Kedua yakni peneliti mengumpulkan data hasil uji coba instrumen dan langkah yang ketiga yakni memeriksa kelengkapan data untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk di dalamnya memeriksa kelengkapan pengisian angket. Keempat, membuat tabel pembantu untuk menepatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Kelima, memberikan atau menempatkan skor terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu dan yang keenam yaitu menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total.87
Dari hasil penghitungan reliabilitas mutu pembelajaran(lihat lampiran 6), dapat diketahui nilai reliabilitas instrumen variabel mutu
87Ibid,. 38.
pembelajaransebesar0,8333595691kemudian dikonsultasikan dengan “r”
tabel pada taraf signifikasi 5% dan pada n=27 adalah sebesar 0,381.
Karena “r” hitung > dari “r” tabel, yaitu 0,8333595691> 0,381, maka instrumen tersebut dapat dikatakan reliabel.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat MTs Ma’arif Munggung
MTs Ma’arif Munggung Pulung Ponorogo adalah salah satu unit lembaga pendidikan formal yang merupakan perubahan dari Madrasah Mu’alimin Ma’arif untuk setingkat SLTPyang berdiri pada tahun 1978.88
Ide berdirinya madrasah ini diawali dari keluarnya SKB Tiga menteri nomor: Lm/3/B/1978 pada tahun 1978, yang membawa secercah harapan untuk dapat mengembangkan pendidikan agama dengan pengakuan penuh dari Pemerintah. Sejalan dengan SKB Tiga Menteri tersebut, dan untuk meningkatkan mutu dan persamaan nilai ijazah maka Mu’alimin Ma’arif dilebur dan berubah nama menjadi MTs Ma’arif Munggung, dan kurikulum disesuaikan dengan kurikulum Departemen Agama.89
Dari awal berdirinya sampai tahun 2015/2016 MTs Ma’arif Munggung telah mengalami pergantian kepamimpinan sekolah sampai enam kali, yaitu:90
a. Moh. Thojib memimpin sampai tahun 1987.
b. Sadikan memimpin dari tahun 1987 s/d tahun 1988 c. Mulyono memimpin dari tahun 1988 s/d tahun 1990 d. Drs. Samroji memimpin dari tahun 1990 s/d tahun 1999
e. Moh. Ghufron Fuad, S.Ag memimpin dari tahun 1999 s/d tahun 2014
88Lampiran transkip dokumentasi nomor: 01/D/14-V/2016.
89Ibid.
90Ibid.
f. Annas Hidayana, S.Pd Kepala Sekolah MTs Ma’arif Munggung Pulung Ponorogo yang sekarang.
2. Letak Geografis MTs Ma’arif Munggung
MTs Ma’arif Munggung terletak di Dusun Tosari RT 02/01, Desa Munggung, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo. MTs Ma’arif Munggung berbatasan dengan:91
Sebelah Barat : Rumah Penduduk Sebelah Timur : Rumah Penduduk Sebelah Utara : Ladang
Sebelah Selatan : TK. Muslimat 01 Munggung dan MI Ma’arif 01 Munggung
Selain itu MTs Ma’arif Munggung juga terletak cukup jauh dari jalan raya yang membuat suasana belajar lebih nyama, sehingga suasana pembelajaran tidak terganggu oleh bisingnya suara kendaraan bermotor.92
3. Visi Misi dan Tujuan MTs. Ma’arif Munggung a. Visi MTs. Ma’arif Munggung
Visi merupakan suatu pandangan atau gambaran masa depan yang diinginkan setiap lembaga pendidikan yang bersangkutan dan menjamin kelangsungan perkembanganya. Adapun isi MTs Ma’arif Munggung adalah sebagai berikut:93
“Religius, Saintis, Kompetitif dan Berbudaya”.
b. Misi
91Lampiran transkip dokumentasi nomor: 02/D/14-V/2016.
92Ibid.
93Lampiran transkip dokumentasi nomor: 03/D/14-V/2016.
Misi merupakan tindakan untuk mewujudkan visi atau bisa diartikan sebagai pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan visi. Adapun misi MTs Ma’arif Munggung adalah sebagai berikut:94
1) Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT sesuai ajaran Islam Ahlussunaah Wal Jama’ah
2) Pembiasaan taat beribadah dan beramal sholeh
3) Menguasai dan memanfaatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 4) Berprestasi dalam bidang akademik maupun non akademik 5) Penguasaan bahasa arab dan bahasa inggris
6) Berakhlakul karimah, cerdas dan Terampil
7) Melestarikan dan mengembangkan bidang olahraga, seni dan budaya c. Tujuan
Dengan berpedoman pada visi dan misi yang telah dirumuskan serta kondisi di madrasah tujuan MTs Ma’arif Munggung Pulung Ponorogo yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :95
1) Mampu secara aktif melaksanakan ibadah yaumiyah dengan benar dan tertib
2) Khotaman Al- Qur’an dan tartil 3) Hafal Juz Amma
4) Berakhlaq mulia
5) Mampu berbicara Bahasa Arab dan Inggris
6) Dapat bersaing dengan sekolah lain dalam bidang ilmu pengetahuan.
4. Struktur Organisasi
94Ibid.
95Ibid.
Dalam setiap organisasi diperlukan adanya suatu struktur yang menggambarkan suatu kejelasan garis intruksi dan koordinasi antar pemimpin dan anggota.Melalui struktur organisasi tersebut dapat memberikan kemudahan kepada pihak lembaga untuk melaksanakan program yang telah direncanakan dan dapat mengetahui tugas serta tanggung jawab dapat berjalan dengan baik.
Begitu pula dengan lembaga MTs. Ma’arif Munggung, struktur organisasi MTs. Ma’arif Munggung terdiri dari Kepala Madrasah Bapak Annas Hidayat S. Pd, Wakil Kepala Madrasah yakni Waka Kesiswaan Bapak Imam Mahfud S. Pd.I, Waka Kurikulum Ibu Siti Nur Laila M. Pd.I, Waka Humas Bapak Sadikan danWaka Sarpras Bapak Sigit Stiyanto S. Pd. Bendahara Bapak Hawin Thahar F S. Pd. I, Ketua Tata UsahaBapak Farid Zainul M S. Pd. I, Bimbingan Konsling Ibu Etik Suriya W S. Pd, Guru dan siswa.96
5. Keadaan Guru dan Siswa/Siswi MTs Ma’arif Munggung
Keadaan guru di MTs Ma’arif Munggungberjumlah 29 guru dengan perincian:16 laki-laki dan 13 perempuan. 2 orang guru sudah PNS dan 27 orang guru Non PNS.9 orang guru yang sudah sertifikasi 20 orang guru belum sertifikasi.2 orang guru lulusan S2, 22 orang guru lulusan S1 dan 5 orang guru belum lulus S1.97
Sedangkan untuk keadaan siswa, jumlah siswa secara keseluruhan adalah 248 siswa yang terdiri dari kelas VII ada 88 siswa yaitu 42 laki-laki dan 46 perempuan. Kelas VIII ada 85 siswa yaitu 38 laki-laki dan 47 perempuan.Dan kelas IX 75 siswa yaitu 42 laki-laki dan 33 perempuan.98
6. Sarana Prasarana
96Lampiran transkip dokumentasi nomor: 04/D/14-V/2016.
97Lampiran transkip dokumentasi nomor: 05/D/14-V/2016.
98Ibid.
Adanya sarana dan prasarana yang memadai dapat membantu dalam proses belajar mengajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Sarana dan prasarana yang ada di MTs Ma’arif Munggung meliputi26 ruang yang terdiri dari 9 ruang kelas, 1 ruang kepala madrasah, 1 ruang guru, 1 ruang tata usaha, 1 laboratorium kimia, 1 laboratorium komputer, 1 perpustakaan, 1 ruang UKS, 6 toilet, 1 ruang BK, 1 ruang OSIS, 1 ruang pramuka dan 1 kantin.
Selain itu juga mempunyai 3 buah bangunan lain yaitu 1 masjid, 1 asrama putra yang terdiri dari 6 ruang dan 1 asrama putri yang terdiri dari 8 ruang.99
Adapun sarana prasarana pendukung lain seperti: papan tulis, meja dan kursi, laptop, personal komputer, printer, televise, mesin scanner, LCD proyektor, layar (screen), kotak P3K, 2 pengeras suara serta 1 kendaraan oprasional (mobil).100
B. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas Unggulan MTs Ma’arif Munggung yang berjumlah 65 siswa. Dari data yang terkumpul selanjutnya peneliti sajikan secara deskriptif sebagai berikut:
1. Mutu Pembelajaran Siswa Kelas Unggulan MTs. Ma’arif Munggung Tahun Ajaran 2015/2016.
Maksud deskripsi data dalam pembahasan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang sejumlah data hasil penskoran angket yang disebarkan kepada siswa/siswi sesuai dengan kisi-kisi instrumen yang telah ditetapkan.
Setelah diteliti maka penulis memperoleh data tentang mutu pembelajaran
99 Lampiran transkip dokumentasi nomor:06/D/14-V/2016.
100Ibid.
sis a kelas Unggulan MTs Ma’arif Munggung Pulung yang ditinjau dari beberapa aspek di bawah ini.
Tabel 4.1
Kisi-Kisi Instrument Tentang Mutu Pembelajaran
Variabel X Indikator No. Item Instrumen
Mutu Pembelajaran (variabel independen)
Mutu input pembelajaran 1, 2,4, 7,8, 13, 20, 25, Mutu proses pembelajaran 3, 15, 16, 19, 24, 29, 42,
45, 47, 48, 50,
Mutu output pembelajaran 28, 30, 31, 33, 34, 37, 38, 40
Skor jawaban angket tersebut adalah berupa angka-angka yang diinterpretasikan sehingga mudah dipahami. Adapun sistem penskoran dalam pengambilan data angket yaitu dengan menggunakan Skala likert yakni skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang.Adapun ketentuan penskoran skala likert sebagai berikut:
Tabel 4.2 Skor Jawaban Angket
Selalu 4
Sering 3
Jarang 2
Tidak pernah 1
Adapun skor jawaban angket secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 5.Adapun hasil skormutu pembelajaran siswa kelas unggulanMTs.
Ma’arif Munggung dapat dilihat pada tabelberikut:
Tabel 4.3
SkorJawaban Angket Mutu Pembelajaran Siswa Kelas Unggulan MTs. Ma’arif Munggung
No Skor x Frekuensi
1 97 3
2 96 2
3 95 3
4 94 4
5 93 3
6 92 3
7 91 2
8 90 3
9 88 4
10 87 3
11 86 4
12 85 2
13 83 3
14 82 5
15 81 2
16 79 1
17 77 2
18 76 3
19 75 2
20 74 2
21 73 4
22 70 2
23 69 1
24 68 2
Jumlah 65
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa skor tertinggi pada variabel mutu pembelajaran adalah bernilai 97dimiliki oleh 3 siswa dan skor terendah bernilai 68dimiliki oleh 2 siswa.
2. Hasil Belajar Fiqih Siswa Kelas Unggulan MTs. Ma’arif Munggung
Maksud deskripsi data dalam pembahasan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang sejumlah data hasil penskoran tes pada mata pelajaran Fiqih siswa kelas Unggulan MTs. Ma’arif Munggung sebagai berikut:
Tabel 4.4
Skor Hasil Belajar Fiqih Siswa Kelas Unggulan MTs. Ma’arif Munggung
No Skor y Frekuensi
1 92 3
2 91 3
3 90 3
4 89 3
5 88 7
6 87 6
7 86 6
8 85 8
9 84 4
10 83 4
11 82 5
12 81 2
13 80 5
14 79 4
15 77 1
16 76 1
Jumlah 65
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa skor tertinggi pada variabel hasil belajar adalah bernilai 92dimiliki oleh 3 siswadan skor terendah bernilai 76dimiliki oleh 1siswa.
C. Analisis Data
1. Mutu Pembelajaran Siswa Kelas UnggulanMTs Ma’arif Munggung
Untuk mengetahui data tentang mutu pembelajaran, maka perlu ada perangkingan skor dari data yang sudah dikumpulkan.Perangkingan ini menggunakan penyusunan kedudukan atas tiga rangking. Patokan untuk menentukan rangking atas, rangking tengah dan rangking bawah adalah sebagai berikut:101
Mean + 1 SD Atas
Tengah Mean – 1 SD
Bawah
Namun, sebelum itu, peneliti harus menghitung nilai mean dan standar deviasi data mutu pembelajaran sebagai berikut:
Tabel 4.5
Perhitungan Standar Deviasi Mutu Pembelajaran Kelas Unggulan MTs Ma’arif Munggung
X F f.x x' f.x' x'2 f.x'2
97 3 291 12 36 144 432
96 2 192 11 22 121 242
101Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Press, 2009),449.
X F f.x x' f.x' x'2 f.x'2
95 3 285 10 30 100 300
94 4 376 9 36 81 324
93 3 279 8 24 64 192
92 3 276 7 21 49 147
91 2 182 6 12 36 72
90 3 270 5 15 25 75
88 4 352 4 16 16 64
87 3 261 3 9 9 27
86 4 344 2 8 4 16
85 2 170 1 2 1 2
83 3 249 0 0 0 0
82 5 410 -1 -5 1 5
81 2 162 -2 -4 4 8
79 1 79 -3 -3 9 9
77 2 154 -4 -8 16 32
76 3 228 -5 -15 25 75
75 2 150 -6 -12 36 72
74 2 148 -7 -14 49 98
73 4 292 -8 -32 64 256
70 2 140 -9 -18 81 162
69 1 69 -10 -10 100 100
68 2 136 -11 -22 121 242
Jumlah 65 5495 88 2952
Dari hasil data di atas lalu dicari Standar Deviasi dengan langkah sebagai berikut:
a. Mencari Mean Mx = fX
N = 5495
65 = 84,538 b. Mencari Standar Deviasi
= x′2− x′ 2 = 2952
65
−
8865²
= 45,415− 1,3538 ²
= 45,415−1,8329
= 43,5825
= 6,6017
Dari hasil di atas dapat diketahui Mx = 84,538dan SDx1 = 6,6017. Untuk menentukan mutu pembelajaran yang baik, cukup, atau kurang, dibuat pengelompokan dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut:
1) Skor lebih dari Mx + 1. SDx adalah mutu pembelajaran MTs Ma’arif Munggung Pulung baik.
2) Skor kurang dari Mx - 1. SDx adalah mutu pembelajaran MTs Ma’arif Munggung Pulung kurang.
3) Skor antara Mx - 1. SDx sampai Mx + 1. SDx adalah mutu pembelajaran MTs Ma’arif Munggung Pulung cukup.
Mx + 1. SDx =84,53 8+ 1 x 6,6017 = 84,538 + 6,6017
= 91,1402 = 91 (dibulatkan) Mx - 1. SDx =84,538 – 1 x6,6017
= 84,538 -6,6017
= 77,9368 = 78 (dibulatkan)
Dengan demikian dapat diketahui bahwa nilai (91) ke atas dikategorikan mutu pembelajaran baik, sedang nilai (78) ke bawah dikategorikan mutu pembelajaran kurang, dan nilai (79) sampai (90) dikategorikan mutu pembelajaran cukup.
Tabel 4.6
KategorisasiMutu Pembelajaran Siswa Kelas Unggulan
No Nilai Frekuensi Prosentase Kategori
1 Lebih dari 91 20 30.77% Baik
2 79-90 27 41.54% Cukup
3 Kurang Dari 78 18 27.69% Kurang
JML 65 100%
Dari kategori di atas dpat disimpulkan bahwa mutu pembelajaran dengan frekuensi sebanyak 20 siswa dengan prosentase 30.77% memiliki kategori baik, mutu pembelajaran dengan frekuensi sebanyak 27 siswa dengan prosentase 41.54% memiliki kategori cukup dan untuk mutu pembelajaran dengan frekuensi sebanyak 18 siswa dengan prosentase 27.69% memiliki kategori kurang. Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa mutu pembelajaran siswa kelas Unggulan MTs Ma’arif Munggung termasuk dalam kategori cukup dengan prosentase 41.54%.Adapun hasil pengkategorian ini secara terperincidapat dilihat dalam lampiran 8.
2. Hasil Belajar Siswa Kelas Unggulan MTs Ma’arif Munggung
Untuk mengetahui data tentang hasil belajar, maka perlu ada perangkingan skor dari data yang sudah dikumpulkan.Perangkingan ini menggunakan penyusunan kedudukan atas tiga rangking. Patokan untuk menentukan rangking atas, rangking tengah, dan rangking bawah adalah sebagai berikut:102
102Ibid..
Mean + 1 SD Atas Tengah Mean – 1 SD
Bawah
Namun, sebelum itu, peneliti harus menghitung nilai mean dan standar deviasi data hasil belajar siswa kelas Unggulan sebagai berikut:
Tabel 4.7
Perhitungan Standar Deviasi Hasil Belajar Siswa KelasUnggulan MTs Ma’arif Munggung
y F f.y y' f.y' y'2 f.y'2
92 3 276 8 24 64 192
91 3 273 7 21 49 147
90 3 270 6 18 36 108
89 3 267 5 15 25 75
88 7 616 4 28 16 112
87 6 522 3 18 9 54
86 6 516 2 12 4 24
85 8 680 1 8 1 8
84 4 336 0 0 0 0
83 4 332 -1 -4 1 4
82 5 410 -2 -10 4 20
81 2 162 -3 -6 9 18
80 5 400 -4 -20 16 80
79 4 316 -5 -20 25 100
77 1 77 -6 -6 36 36
76 1 76 -7 -7 49 49
Jumlah 65 5529 71 1027
Dari hasil data di atas lalu dicari Standar Deviasi dengan langkah sebagai berikut:
a. Mencari Mean My = fy
N = 5529
65 = 85,0615 b. Mencari Standar Deviasi
= ′
2− ′ 2
=
102765
−
7165²
= 15,8− 1,0923 ²
= 15,8−1,1931
= 14,6069
= 3,8219
Dari hasil di atas dapat diketahui My = 85,0615dan SDy = 3,8219.
Untuk menentukan hasil belajar yang baik, cukup, atau kurang, dibuat pengelompokan dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut:
1) Skor lebih dari My + 1. SDy adalah hasil belajar fiqih siswa kelas Unggulan MTs Ma’arif Munggung baik.
2) Skor kurang dari My - 1. SDy adalah hasil belajar fiqih siswa kelas Unggulan MTs Ma’arif Munggung kurang.
3) Skor antara My - 1. SDy sampai My + 1. SDy adalah hasil belajar fiqih siswa kelas Unggulan MTs Ma’arif Munggung.
4) cukup.
My + 1.SDy=85,0615 + 1 x 3,8219
=85,0615+3,8219
= 88,8834
= 89 (dibulatkan) My - 1.SDy=85,0615 – 1 x 3,8219
= 85,0615- 3,8219
= 81,2396
= 81 (dibulatkan)
Dengan demikian dapat diketahui bahwa nilai (89) ke atas dikategorikan hasil belajar baik, sedang nilai (81) ke bawah dikategorikan hasil belajar kurang, dan nilai (82) sampai (88) dikategorikan hasil belajar cukup.
Tabel 4.8
KategorisasiHasilBelajarFiqih MTs Ma’arif Munggung
No Nilai Frekuensi Prosentase Kategori
1 Lebih dari 89 12 18.46% Baik
2 82-88 40 61.54% Cukup
3 Kurang Dari 81 13 20% Kurang
JML 65 100%
Dari kategori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dengan frekuensi sebanyak 12siswa dengan prosentase 23.08% memiliki kategori baik, hasil belajar dengan frekuensi sebanyak 40siswa dengan prosentase 61.54%memiliki kategori cukup dan untuk hasil belajar dengan frekuensi sebanyak 13 siswa dengan prosentase 20% memiliki kategori kurang. Dari
perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajarFiqih siswa kelas Unggulan MTs Ma’arif Munggung termasuk dalam kategori cukup dengan prosentase 61.54%.Adapun hasil pengkategorian ini secara terperinci dapat dilihat dalam lampiran 9.
3. Pengaruh Mutu Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas Unggulan MTs Ma’arif Munggung Pulung Ponorogo Tahun Ajaran 2015/2016
a. Uji Normalitas
Sebelum melakukanpenghitungan untuk mengetahuipengaruh mutu pembelajaran terhadap hasil belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas unggulan MTs Ma’arif Munggung Pulung Ponorogo Tahun Ajaran 2015/2016, maka dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu.Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah data dari setiap variabel yang diteliti itu berdistribusi normal atau tidak.Bila data berdistribusi normal maka dapat digunakan untuk uji statistik berjenis parametrik.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus Lillifors.Lilliforsmerupakan penyempurnaan dari rumus Kolmogorof- Smirnovsehingga sifatnya menyederhanakan.103 Kemudian untuk hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.9
Hasil Uji Normalitas Data
Variabel N Kriteria Pengujian Ho
Keterangan L Maksimum L Tabel
X 65 0,090223 0,109895 Data berdistribusi normal Y 65 0,07243 0,109895 Data berdistribusi normal
103Retno Widyaningrum, Statistik Edisi Revisi, 210.