BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.2. Metode Penelitian
3.2.6. Teknik Analisis Data
Menurut Sekaran & Bougie (2017) apabila data yang diperlukan telah terkumpul melalui sampel penelian, maka tahap berikutnya adalah proses analisis data untuk menguji hipotesis penelitian. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah penelitian. Adapun penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara destination image, memorable tourism experience, dan revisit intention menggunakan regresi sederhana dan regresi berganda.
Regresi berganda adalah analisis yang menggunakan lebih dari satu variabel independen untuk menjelaskan varians dari variabel dependen pada suatu penelitian (Sekaran & Bougie, 2017). Penelitian ini memiliki empat hipotesis di mana satu hipotesis menggunakan regresi sederhana dan dua hipotesis menggunakan regresi berganda serta hipotesis selanjutnya menggunakan regresi berganda dan uji sobel. Regresi sederhana pada hipotesis pertama bertujuan untuk menganalisis pengaruh destination image terhadap memorable tourism experience
yang secara formulatif disajikan dalam bentuk persamaan sebagaimana menurut Sugiama (2014) sebagai berikut:
Y=a1+b1X Keterangan:
Y : Memorable Tourism Experience X : Destination Image
a1 : Konstanta
b : Koefisien peningkatan variabel dependen jika ada peningkatan satu satuan variabel independen.
Sedangkan hipotesis selanjutnya menggunakan analisis regresi berganda dan uji sobel yang bertujuan untuk menganalisis apakah memorable tourism experience dapat memediasi pengaruh dari destination image terhadap revisit intention. Persamaan regresi berganda untuk hipotesis dua hingga keempat secara formulatif disajikan dalam bentuk persamaan sebagaimana menurut Sugiama (2014) sebagai berikut:
Z=a2+b2X+b3Y Keterangan:
Y : Memorable Tourism Experience Z : Revisit Intention
X : Destination Image a2 : Konstanta
b : Koefisien peningkatan variabel dependen jika ada peningkatan satu satuan variabel independen.
Kemudian, langkah selanjutnya terkait hipotesis keempat dilakukan melalui prosedur yang dikembangkan oleh Sobel yang dikenal dengan uji sobel. Formula sobel dikemukakan oleh Preacher & Hayes (2004) dinyatakan sebagai berikut:
Sab = √𝑏2𝑠𝑎 2+ 𝑎2𝑠𝑏 2+ 𝑠𝑎 2𝑠𝑏 2 Keterangan:
Sab = Besar standar eror pengaruh tidak langsung a = Koefisien regresi variabel independen terhadap
variabel intervening
b = Koefisien regresi variabel intervening terhadap variabel dependen
Sa = Standar eror koefisien a Sb = Standar eror koefisien b
Kusumastuti & Kumalasari (2017) menjelaskan bahwa dalam mengukur tingkat signifikansi pengaruh tidak langsung, maka perlu untuk dilakukan perhitungan nilai t dari koefisien sebagaimana yang diformulasikan oleh Peacher & Haynes (2004). Adapun formulasi perhitungan dinyatakan sebagai berikut:
t = ab Sab Keterangan:
t : Nilai t hitung
Sab : Besar standar error pengaruh tidak langsung a : Koefisien regresi variabel independen terhadap variabel intervening
b : Koefisien regresi variabel intervening terhadap variabel independen
Kemudian, Kusumawati & Kumalasari (2017) menyatakan bahwa untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung maka perlu menentukan thitung dari koefisien ab dengan menggunakan perhitungan ab dibagi Sab sebagaimana diformulasikan oleh Preacher & Hayes (2004). Pengolahan data untuk menganalisis regresi berganda peneliti menggunakan statistic program of social science (SPSS) versi 25.
Berikutnya, agar model regresi berganda yang digunakan dapat menunjukkan persamaan hubungan yang valid best linier unbiased estimator (BLUE), maka model tersebut harus memenuhi asumsi-asumsi dasar klasik ordinary least square (OLS). Adapun pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas (Ghozali, 2013).
Pengolahan data pada pengujian tersebut menggunakan SPSS versi 25.
a. Uji normalitas
Menurut Sekaran & Bougie (2017) uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak (Sekaran &
Bougie, 2017). Penelitian ini menggunakan teknik uji komologrov-smirnov yang berguna untuk menguji normalitas dengan melihat angka signifikansi. Adapun kriteria pengujian normalitas yaitu apabila angka signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 maka dapat diartikan bahwa data berdistribusi normal dan sebaliknya apabila angka signifikansi (Sig.) < 0,05 maka dapat diartikan bahwa data tidak berdistribusi normal.
b. Uji multikolinieritas
Menurut Sekaran & Bougie (2017) uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah dua atau lebih variabel bebas saling berkorelasi pada model regresi.
Multikolinieritas dapat diidentifikasi melalui tolerance value dan varians inflating factor (VIF). Ukuran tersebut menunjukkan tingkat variabel bebas dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya, selain itu nilai cut off yang umum dalam penelitian ini yaitu toleransi sebesar 0,10 di mana nilai tersebut sama dengan VIF 10 (Sekaran &
Bougie, 2017).
c. Uji heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2013) uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi berganda terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain, jika berbeda maka disebut heterokedastisitas. Uji Glejser dilakukan dalam pengujian ini dengan cara meregresi nilai absolute residual dari model yang diestimasi terhadap variabel bebas. Namun apabila tidak ada satupun variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap nilai absolute residual atau jika nilai signifikansinya di atas 5% maka terdapat heteroskedastisitas.
d. Uji Hipotesis
Sekaran dan Bougie (2017) menjelaskan bahwa pengujian hipotesis dilakukan untuk menentukan secara akurat apakah hipotesis nol (H0) dapat ditolak dan digantikan oleh hipotesis alternatif (HA). Adapun hipotesis statistik dalam penelitian ini meliputi:
1. Pengaruh dari destination image (X) terhadap memorable tourism experience (Y)
• H0:b1≤ 0 destination image tidak berpengaruh terhadap memorable tourism experience
• HA:b1> 0 destination image berpengaruh positif dan signifikan terhadap memorable tourism experience 2. Pengaruh destination image (X) terhadap revisit intention
(Z)
• H0:b2≤ 0 destination image tidak berpengaruh terhadap revisit intention
• HA:b2> 0 destination image berpengaruh positif dan signifikan terhadap revisit intention
3. Pengaruh memorable tourism experience (Y) terhadap revisit intention (Z)
• H0:b3≤ 0 memorable tourism experience tidak berpengaruh terhadap revisit intention
• HA:b3> 0 memorable tourism experience berpengaruh positif dan signifikan terhadap revisit intention
4. Pengaruh destination image (X) terhadap revisit intention (Z) yang dimediasi memorable tourism experience (Y)
• H0: b1 b3= 0 memorable tourism experience tidak memediasi pengaruh destination image terhadap revisit intention
• HA: b1 b3≠ 0 memorable tourism experience memediasi pengaruh destination image terhadap memorable tourism experience
Dengan demikian, dasar kriteria penentuan penerimaan H0 atau HA dalam pengambilan keputusan untuk menginterpretasikan hasil uji t pada hipotesis satu, dua, dan tiga yaitu dengan membandingkan antara thitung dan ttabel dengan degree of freedom (df) = n-k. Selain itu, hasil uji t dapat diinterpretasikan melalui perbandingan signifikansi dengan taraf kesalahan sebesar 0,05. Sugiyono (2017) mengemukakan kriteria dalam uji t sebagai berikut:
a. Variabel bebas ditanyatakan tidak berpengaruh terhadap variabel terikat jika hasil thitung < ttabel atau nilai signifikansi > 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa H0
diterima dan HA ditolak.
b. Variabel bebas dinyatakan berpengaruh terhadap variabel terikat jika hasil thitung > ttabel atau nilai signifikansi < 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa H0
ditolak dan HA diterima.
Kusumawati & Kumalasari (2017) juga menambahkan bahwa untuk mengetahui apakah variabel mediasi mampu memediasi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah dengan menggunakan uji sobel, dengan kondisi yaitu nilai thitung lebih besar dari ttabel uji sobel.
47 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Responden Tabel 4.1 Profil Responden
KETERANGAN JUMLAH (ORANG)
PERSENTASE (%) USIA
17-27 Tahun 71 71%
28-38 Tahun 12 12%
39-49 Tahun 12 12%
50-60 Tahun 4 4%
>60 Tahun 1 1%
JENIS KELAMIN
Perempuan 56 56%
Laki-laki 44 44%
PROFESI
Pelajar/Mahasiswa 52 52%
Pegawai Swasta 19 19%
IRT 12 12%
Pensiunan 5 5%
PNS 4 4%
Pegawai BUMN 3 3%
Guru 2 2%
Wirausaha 2 2%
Teknisi 1 1%
PENDAPATAN
Rp 3.000.001-Rp 5.000.000 35 35%
Rp <1.000.000 31 31%
Rp 1.000.000-Rp 3.000.000 28 28%
Rp >5.000.000 6 6%
KETERANGAN JUMLAH (ORANG)
PERSENTASE DOMISILI (%)
Kota Bandung 24 24%
Kota Cimahi 20 20%
Kabupaten Bandung Barat 14 14%
Kabupaten Bandung 14 14%
Kabupaten Sumedang 13 13%
DKI Jakarta 8 8%
Kabupaten Tasikmalaya 2 2%
Kabupaten Cianjur 2 2%
Kabupaten Kuningan 1 1%
Kota Bekasi 1 1%
Kota Bogor 1 1%
Jumlah 100 100%
Sumber: Profil Responden (lampiran 1)
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa penelitian ini melibatkan responden sebanyak 100 orang yang merupakan wisatawan nusantara yang telah mengunjungi destinasi wisata Stone Garden Citatah. Adapun responden didominasi oleh wisatawan dengan rentang usia 17-27 tahun (71%) serta sebagian besar merupakan perempuan (56%) kemudian mayoritas berprofesi sebagai pelajar dan mahasiswa (52%) lalu kebanyakan memiliki pendapatan Rp 3.000.001-Rp 5.000.000 (35%) dan kebanyakan responden berdomisili di Kota Bandung (24%).
4.1.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Tabel 4.2 merupakan hasil uji validitas dan reliabilitas dari instrumen penelitian yang digunakan. Adapun hasil uji validitas direpresentasikan melalui rhitung yang diperoleh dari koefisien korelasi product moment. Berdasarkan informasi pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa seluruh butir atau pernyataan pada kuesioner penelitian yang digunakan dikategorikan valid karena seluruh rhitung dari setiap butir pernyataan tersebut memiliki nilai lebih besar dari nilai r tabel yaitu sebesar 0,3061. Dengan demikian artinya alat ukur atau instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Selanjutnya, diketahui hasil uji reliabilitas instrumen penelitian menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha untuk instrumen destination image sebesar 0,937 yang berarti reliabilitas dari pernyataan tersebut sangat baik. Kemudian, untuk instrumen memorable tourism experience memiliki hasil nilai cronbach’s alpha sebesar 0,952yang artinya hal tersebut menunjukkan bahwa reliabilitas dari penyataan tersebut sangat baik. Sementara itu nilai cronbach’s alpha untuk instrumen revisit intention sebesar 0,799yang berarti menunjukkan bahwa reliabilitas dari penyataan tersebut dikategorikan dapat
diterima. Oleh karena itu, alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terbebas dari adanya kesalahan sehingga hal tersebut dapat menjamin pengukuran yang konsisten jika dilakukan dalam lintas waktu berbeda sebagaimana yang dikemukakan oleh pemikiran Sekaran &
Bougie (2017).
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
VARIABEL
INDIKATOR
HASIL UJI VALIDITAS
HASIL UJI RELIA- BILITAS KODE PERNYATAAN
r hitung (Pearson Correlation)
Cronbach’s Alpha
Destination Image (X)
X1
Saya terkesan dengan keindahan pemandangan di destinasi wisata ini.
0,885
0,937 X2
Saya terkesan dengan keramahan petugas di destinasi wisata ini.
0,717
X3
Saya terkesan dengan keamanan destinasi wisata ini aman.
0,794
X4
Saya terkesan dengan kebersihan
0,773
destinasi wisata ini.
X5
Saya terkesan dengan kenyamanan destinasi wisata ini.
0,896
X6
Saya terkesan dengan kesegaran destinasi wisata ini.
0,821
X7
Saya terkesan dengan kualitas fasilitas publik di destinasi wisata ini.
0,854
X8
Saya terkesan dengan
kemudahan akses destinasi wisata ini.
0,547
X9
Saya terkesan dengan keindahan batuan karst di destinasi wisata ini.
0,728
X10
Saya terkesan dengan kekhasan flora dan fauna destinasi wisata ini.
0,846
X11
Saya terkesan dengan kelestarian destinasi wisata ini.
0,870
Memorable Tourism Experience
(Y)
Y1
Keindahan destinasi wisata ini tidak terlupakan
0,848
0,952 Y2
Keramahan petugas destinasi wisata ini tidak terlupakan
0,686
Y3
Keamanan destinasi wisata ini tidak terlupakan
0,770
Y4
Kebersihan destinasi wisata ini tidak terlupakan
0,838
Y5
Kenyamanan destinasi wisata ini tidak terlupakan
0,931
Y6
Kesegaran destinasi wisata ini tidak terlupakan
0,884
Y7
Kualitas fasilitas publik di destinasi wisata ini tidak terlupakan
0,884
Y8
Kemudahan akses destinasi wisata ini tidak terlupakan
0,773
Y9
Keindahan batuan karst di destinasi wisata ini tidak terlupakan
0,730
Y10
Kekhasan flora dan fauna di destinasi wisata ini tidak terlupakan
0,863
Y11
Kelestarian destinasi wisata ini tidak terlupakan
0,852
Revisit Intention
(Z)
Z1
Saya ingin berkunjung kembali ke destinasi ini.
0,855
0,799 Z2
Saya ingin
merekomendasikan destinasi ini kepada orang-orang dekat.
0,908
Z3
Saya lebih memilih destinasi ini dibandingkan destinasi serupa lainnya.
0,777
Sumber: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian (lampiran 2 dan 3)
4.1.3 Hasil Uji Asumsi Klasik
Mengacu pada pemikiran Ghozali (2013) model regresi dapat dikatakan baik apabila telah memenuhi asumsi-asumsi dasar klasik atau ordinary least square (OLS). Berdasarkan hal tersebut dilakukan pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas.
Adapun proses pengolahan data menggunakan statistic program of social science (SPSS) versi 25.
Tabel 4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik No. JENIS ASUMSI
KLASIK
KRITERIA PENERIMAAN
HASIL UJI
HASIL UJI INTERPRETASI
1.
Uji Normalitas Data (Kolmogorov-Smirnov)
Pengaruh destination image terhadap memorable tourism
experience (Sig.) ≥ 0,05
(Sig.) = 0,200 Data berdistribusi normal Pengaruh destination
image dan memorable tourism experience terhadap revisit intention
(Sig.) = 0,200 Data berdistribusi normal
2.
Uji Multikolinieritas Pengaruh destination image dan memorable
tourism experience terhadap revisit intention
Tolerance Value
> 0,1 atau VIF <
10
Tolerance Value = 0,300
atau VIF = 3,329
Tidak terdapat gejala multikolinieritas
3.
Uji Heterokedastisitas (Uji Glejser) Pengaruh destination image dan memorable
tourism experience terhadap revisit intention
(Sig.) ≥ 0,05 DI → RI (Sig.) = 0,382
MTE → RI (Sig.) = 0,934
Tidak terdapat gejala heterokedastisitas Sumber: Hasil Uji Asumsi Klasik (lampiran 4, 5, dan 6)
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa model regresi pada penelitian ini dapat memenuhi asumsi-asumsi dasar klasik atau ordinary least square (OLS). Pada model regresi sederhana dan model regresi berganda diketahui
memiliki nilai sig. 0,200>0,05 yang mengindikasikan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Kemudian, pada hasil uji multikolinieritas pada model regresi berganda menunjukkan bahwa nilai tolerance value sebesar 0,300>0,100 atau nilai VIF sebesar 3,329<10 yang menunjukkan bahwa data terbebas dari multikolinieritas atau tidak terdapat kolerasi antar variabel independen dalam model regresi. Selanjutnya, diketahui bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas karena nilai signifikansi destination image sebesar 0,382>0,05 dan memorable tourism experience sebesar 0,934>0,05. Dengan demikian, tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
4.1.4 Hasil Analisis Regresi Sederhana, Regresi Berganda dan Uji Sobel
1. Hasil Uji Regresi Sederhana
Uji linier regresi sederhana digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian mengenai pengaruh langsung destination image terhadap memorable tourism experience disajikan pada Tabel 4.4
Tabel 4.4 Hasil Uji Regresi Sederhana Pengaruh Destination Image Terhadap Memorable Tourism Experience
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 3,081 2,750 1,120 ,265
DI ,927 ,061 ,836 15,107 ,000
a. Dependent Variable: MTE
Sumber: Lampiran 7
Kemudian, berdasarkan pada hasil analisis regresi sederhana pada tabel 4.4 diketahui bahwa destination image berpengaruh positif dan signifikan terhadap memorable tourism experience. Hal tersebut berdasarkan pada nilai koefisien (β) sebesar 0,927 serta nilai thitung
sebesar 15,107>1,6606 dengan nilai signifikansi one tailed sebesar 0,000 < 0,05. Oleh karena itu, pengelola destinasi wisata Stone Garden Citatah dapat memprioritaskan untuk meningkatkan kualitas dari seluruh indikator yang membentuk destination image karena diharapkan dapat menimbulkan dampak positif terhadap memorable tourism experience. Setiap peningkatan 1 satuan destination image dapat mendorong adanya peningkatan 0,927 satuan memorable tourism experience.
2. Hasil Uji Regresi Berganda
Uji linier regresi berganda digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian mengenai pengaruh destination image terhadap revisit intention dan pegaruh memorable tourism experience terhadap revisit intention disajikan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Berganda Pengaruh Destination Image Terhadap Revisit Intention yang Dimediasi oleh Memorable Tourism Experience
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 2,190 1,717 1,276 ,205
DI ,054 ,069 ,122 ,777 ,439
MTE ,170 ,063 ,425 2,711 ,008
a. Dependent Variable: RI
Sumber: Lampiran 7
Dengan mengacu pada hasil analisis regresi berganda pada tabel 4.5 diketahui bahwa memorable tourism experience berpengaruh positif dan signifikan terhadap revisit intention. Adapun penjelasan tersebut berdasarkan pada nilai koefisien (β) sebesar 0,170 serta nilai thitung
sebesar 2,711>1,6607 dengan nilai signifikansi one tailed sebesar 0,004 < 0,05. Dengan demikian pengelola
destinasi wisata Stone Garden Citatah dapat memprioritaskan untuk meningkatkan kualitas dari seluruh indikator yang membentuk memorable tourism experience karena diharapkan menimbulkan dampak positif terhadap revisit intention. Setiap peningkatan 1 satuan memorable tourism experience dapat mendorong adanya peningkatan 0,170 satuan revisit intention.
Sementara itu, destination image berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap revisit intention.
Penjelasan tersebut didasarkan pada nilai koefisien (β) sebesar 0,054 serta nilai thitung sebesar 0,777<1,6607 dengan nilai signifikansi one tailed sebesar 0,220 > 0,05.
Maka dari itu, pengelola destinasi wisata Stone Garden Citatah boleh tidak memperlakukan destination image dalam jangka pendek.
3. Hasil Uji Sobel
Uji sobel digunakan untuk mengetahui apakah memorable tourism experience mampu memediasi atau tidak mampu memediasi pengaruh destination image terhadap revisit intention. Adapun Uji Sobel dilakukan dengan menggunakan kalkulator Uji Sobel yang dilakukan secara online. Berikut hasil uji sobel ditampilkan dalam tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Peran Memorable Tourism Experience dalam Memediasi Pengaruh Destination Image Terhadap Revisit Intention
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
a b Sa Sb
HASIL UJI SOBEL (t hitung)
KRITERIA PENERIMAAN
UJI SOBEL
INTERPRETASI
DI → MTE → RI 0.927 0.170 0.061 0.063 2,6569 1,6607
Memorable Tourism Experience memediasi pengaruh Destination Image
terhadap Revisit Intention
Sumber : Hasil Uji Sobel (lampiran 8)
Berikutnya pada tabel 4.6 diketahui bahwa nilai thitung uji Sobel sebesar 2,6569>1,6607 dengan nilai signifikansi sebesar 0,008 < 0,05 yang menunjukkan bahwa H0 ditolak. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa memorable tourism experience dapat memediasi pengaruh destination image terhadap revisit intention.
4. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan hipotesis stastistik, penelitian ini memiliki empat hipotesis. Adapun penelitian ini memiliki nilai degree of freedom atau derajat kebebasan yaitu df (n-k) sebesar 98 dan 97 sehingga ditetapkan nilai t tabel sebesar 1,6606* untuk persamaan kesatu, sedangkan nilai t tabel sebesar 1,6607** untuk persamaan kedua. Adapun
Uji Sobel dilakukan dengan membandingkan antara nilai thitung uji Sobel dengan nilai ttabel. Berikut merupakan hasil uji hipotesis yang akan disajikan pada tabel 4.7.
4.1.5 Hasil Uji Hipotesis
Berikut ini merupakan hasil uji hipotesis yang akan disajikan dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis HIPOTESIS
HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
t hitung Sig.
INTERPRETASI HASIL UJI HIPOTESIS
H1 DI → MTE 15,107*
0,000 H0 berhasil
ditolak
Hipotesis kerja didukung oleh
data empiris
H2 DI → RI 0,777** 0,220
H0 gagal ditolak
Hipotesis kerja tidak didukung oleh
data empiris
H3 MTE → RI 2,711** 0,004
H0 berhasil
ditolak
Hipotesis kerja didukung oleh
data empiris
H4 DI → MTE → RI 2,6569** 0,008 H0 berhasil
ditolak
Hipotesis kerja didukung oleh
data empiris Pada tabel 4.7 dapat diketahui berdasarkan hasil uji hipotesis bahwa H1, H3, dan H4 berhasil menolak H0. Sedangkan H2 berdasarkan hasil uji hipotesis gagal menolak H0.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama, ketiga, dan keempat dapat diketahui bahwa terdapat penolakan terhadap H0. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa destination image berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap memorable tourism experience. Adapun hasil temuan dalam penelitian ini mendukung gagasan yang dikemukakan oleh Zhang et al.
(2018) serta didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kim (2014), Pratmaningsih et al. (2014), Ernawadi & Putra (2020), Setyaningsih & Farida (2020), Johari & Anuar (2020). Hal ini mengindikasikan bahwa destination image merupakan faktor penting yang mempengaruhi pengalaman wisata (Zhang et al., 2018). Dengan demikian, temuan penelitian ini memapankan hasil penelitian dan teori-teori dalam mendukung peneliti untuk menetapkan hipotesis penelitian atau hipotesis kerja. Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang mendapat dukungan temuan penelitian ini melibatkan objek dinilai yang berbeda- beda seperti Kota Huangshan, Kota Guangzhou, Kota Bandung, Orchid Forest Cikole Lembang, Taman Nasional Karimunjawa, Kota Melaka. Berikutnya, hasil uji hipotesis ketiga dalam penelitian ini menjelaskan bahwa memorable tourism experience berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap revisit intention. Oleh karena itu, temuan dalam penelitian ini
sejalan dengan gagasan yang dikemukakan oleh Zhang et al.
(2018) dan didukung oleh temuan penelitian Mahdzar et al.
(2015), Samsudin et al. (2016), Yu et al. (2019), Utama (2019), Mahdzar (2019), dan Wong et al. (2019), Sharma & Nayak (2019), Johari & Anuar (2020), Ernawadi & Putra (2020). Hal ini mengindikasikan bahwa pengelola destinasi wisata harus meningkatkan memorable tourism experience karena hal tersebut berperan penting dalam meningkatkan daya saing destinasi wisata serta dapat memengaruhi pilihan destinasi di masa depan. Selain itu, jika destinasi wisata dapat memberikan memorable tourism experience kepada wisatawan, kemungkinan wisatawan mengunjungi kembali tujuan ini akan meningkat (Zhang et al., 2018). Berdasarkan hal tersebut, hasil temuan dalam penelitian ini memperkuat hasil penelitian dan teori-teori dalam mendukung peneliti untuk menetapkan hipotesis penelitian atau hipotesis kerja. Adapun penelitian- penelitian terdahulu yang mendapat dukungan temuan penelitian ini melibatkan objek dinilai yang berbeda-beda seperti Kota Huangshan, Taman Nasional Bunaken, Wisata Alam Xitou, Taman Nasional Mulu, Desa Wisata Sumber Maron, Kota Shah Alam, Guangxi Zhuang Zu, Wisata Yoga Rishikesh, Kota Melaka, Orchid Forest Cikole Lembang.
Sementara itu, hasil uji hipotesis keempat dalam penelitian ini
menyatakan bahwa memorable tourism experience mampu memediasi pengaruh destination image terhadap revisit intention. Hasil temuan tersebut sejalan dengan gagasan yang dikemukakan oleh Zhang et al. (2018) dan Ernawadi & Putra (2020). Dengan demikian, dapat diketahui bahwa destination image tidak berpengaruh secara langsung terhadap revisit intention, namun destination image berpengaruh secara tidak langsung terhadap revisit intention yang dimediasi oleh memorable tourism experience. Berdasarkan hal tersebut, hasil temuan dalam penelitian ini memapankan hasil penelitian dan teori-teori dalam mendukung peneliti untuk menetapkan hipotesis penelitian atau hipotesis kerja. Adapun penelitian- penelitian terdahulu yang mendapat dukungan temuan penelitian ini melibatkan objek dinilai yang berbeda-beda seperti Kota Huangshan dan Orchid Forest Cikole Lembang.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa objek yang dinilai pada penjelasan sebelumnya berbeda dengan penelitian ini, yaitu Stone Garden Citatah yang terletak di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Selanjutnya, berbeda dengan hasil uji hipotesis kedua yang menunjukkan bahwa H0 gagal ditolak yang mengindikasikan bahwa destination image berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap revisit intention. Dengan
demikian, hasil temuan dalam penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratminingsih (2014) dengan objek yang dinilai yaitu Kota Bandung, Prayogo
& Kusumawardhani (2016) dengan objek yang dinilai yaitu Pulau Sabang, Shafiee et al. (2016) dengan objek yang dinilai yaitu Negara Iran, Loi et al. (2017) dengan objek yang dinilai yaitu Kota Macao, Kim (2018) dengan objek yang dinilai yaitu Negara Taiwan, Harun et al. (2018) dengan objek yang dinilai yaitu Kota Sabah, Foster & Sidharta (2019) dengan objek yang dinilai yaitu Negara Indonesia, Trung & Khalifa (2019) dengan objek yang dinilai yaitu Ba Ria-Vung Tao, Kanwel (2019) dengan objek yang dinilai yaitu Negara Pakistan, Purnama &
Wardi (2019) dengan objek yang dinilai yaitu Nagari Tuo Pariangan, Hasan (2019) dengan objek yang dinilai yaitu Bangladesh, Giao et al. (2020) dengan objek yang dinilai yaitu Ba Ria-Vung Tau, Cham et al. (2020) dengan objek yang dinilai yaitu Wisata Medis Malaysia yang menyatakan bahwa destination image berpengaruh secara positif terhadap revisit intention. Hal tersebut didasari karena objek penelitian, objek yang dinilai, dimensi waktu, lokus penelitian, serta instrumen yang digunakan para peneliti sebelumnya tersebut berbeda dengan penelitian ini. Adapun objek yang dinilai dalam penelitian ini adalah destinasi wisata Stone Garden Citatah.