• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan

Dalam dokumen SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PALOPO (Halaman 83-95)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Berdasarkan penyajian hasil analisis data dapat diuraikan hasil penelitian ini tentang implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung bahasa Indonesia dalam interaksi belajar mengajar bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 2 Palopo. Implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung guru bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 2 Palopo terdiri atas dua kategori, yakni kategori positif dan negatif.

1. Wujud Implikatur Tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung Guru terhadap Siswa yang Berwujud Positif

Wujud implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung dalam interaksi belajar mengajar oleh guru terhadap siswa yang bersifat positif terdiri atas empat bagian, yaitu: (1) implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung berwujud tuturan deklaratif yang mengandung makna pragmatik imperatif penerimaan; (2) implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung berwujud tuturan deklaratif yang mengandung makna pragmatik imperatif ajakan, menurut Rahardi (2000:73-77), (3) implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung berwujud tuturan interogatif yang mengandung makna pragmatik suruhan, (4) implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak

Langsung berwujud tuturan interogatif yang mengandung makna pragmatik permohonan.

Implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung yang mengandung makna penerimaan, ajakan, permohonan, dan perintah merupakan sarana komunikasi antara guru dengan siswa untuk menyampaikan pesan dan informasi secara halus. Dalam hal ini, guru menyampaikan suatu pesan secara tidak langsung kepada siswa (Surakhman, 1984:5).

Tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung guru yang berimplikasi penerimaan artinya guru menyetujui dan menerima tindakan siswa. Penerimaan tersebut ditandai oleh pemberian penghargaan dan pujian atas penampilan siswa. Pujian tersebut mengimplikasikan bahwa guru telah menerima dan membenarkan penampilan siswa karena yang ditampilkan oleh siswa sesuai dengan harapan guru, Alwi (2000:353). Kata-kata guru yang menyatakan pujian, yaitu bagus, cukup bagus, oke, paling baik, rajin dan pintar.

Salah satu wujud penggunaannya, yaitu pidato tadi bagus, sudah mendekati tema yang kita sepakati, yaitu mengenai pendidikan.

Penggunaan kata bagus sebagai pujian tersebut merupakan sinyal penerimaan guru terhadap tindakan siswa. Jadi, dapat dinyatakan bahwa penggunaan implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung guru terhadap siswa yang berwujud deklaratif dan

mengandung makna imperatif penerimaan artinya guru menerima setiap respon siswa melalui tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung sebagai wujud motivasi untuk belajar yang lebih baik lagi.

Implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung berwujud tuturan deklaratif yang menyatakan makna pragmatik imperatif ajakan oleh guru ditandai oleh penggunaan ungkapan pertahankan diskusi ini agar berjalan dengan baik sesuai dengan penjelasan saya sebelumnya. Selanjutnya, perlu kalian ketahui bahwa diskusi akan berjalan dengan baik dengan adnya hubungan timbal balik dar forum, seperti diskusi tadi, ayo siapa yang bisa menyempurnakan. Bagus kalau lengkap semua?, bagus mungkin nak kalau kalian tenang sejenak biar pemateri bisa berkonsentrasi, bagus-bagus, lebih bagus lagi kalau kalian semangat dalam belajar. Menurut Chaer (1995:356) ungkapan guru tersebut merupakan refleksi pujian atas perilaku siswa dalam pembelajaran. Akan tetapi, pada dasarnya wujud pujian tersebut mengimplikasikan mengajak agar siswa bertindak dan melakukan sesuatu yang lebih baik lagi sebagai penopang keberhasilan belajar.

Wujud implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung bahasa Indonesia dalam interaksi belajar mengajar bahasa Indonesia di kelas VII SMP Negeri 2 Palopo ditandai oleh ungkapan guru, seperti diskusi akan berjalan dengan baik dengan adanya hubungan timbal

balik dari forum, menurut Van Liar (dalam Tri Priyatni, 1993:1). Wujud pujiannya adalah keberhasilan siswa mengadakan hubungan timbal balik di forum diskusi sebagai syarat berlangsungnya diskusi yang baik. Tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung guru tersebut mengandung makna pragmatis yang memerintah/menyuruh kepada semua siswa agar pada kegiatan diskusi berikutnya meningkatkan hubungan timbal balik. Ungkapan lain, yaitu bagus mungkin nak kalau kalian tenang sejenak biar pemateri bisa berkonsentrasi; Feby yang sering dapat juara dalam baca puisi, silahkan nak!; kalian kan selalu teat waktu dan disiplin semua; siswa Ibu kan paling baik, yah... rajin dan pintar juga semua. Jadi pasti bisa baca puisi; nilai rata-rata mulai bagus. Ungkapan-ungkapan inilah yang dinyatakan oleh guru dalam interaksi belajar mengajar untuk menyatakan perintah kepada siswa.

Tampak bahwa ungkapan guru yang menyatakan perintah tersebut, kalimatnya bukan kalimat perintah, melainkan kalimat deklaratif yang menyatakan dan berimplikasi pragmatis memerintah.

Wujud implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung guru yang menyatakan permohonan direalisasikan melalui kalimat imperatif perintah. Pujian guru yang muncul tampak pada ungkapan berikut, yakni bagus mungkin nak kalau kalian tenang sejenak biar pemateri bisa berkonsentrasi; kalian kan pintar semua dan rajin, ya toh yang berimplikasi pujian kepada siswa dengan harapan agar siswa dapat

mengerjakan tugas. Selanjutnya, semua pintar kok, tolong sabar yah kelompok anda kan termasuk gabungan yang pintar-pintar; mudah- mudahan penampilannya lebih bagus lagi melebihi penampilan kelompok yang sudah tampil; sepertinya lebih oke dan rapi jika semua makalahnya diketik manual, lalu dijilid. Menurut Richard dan Rodgers (1986) ungkapan guru inilah yang dilontarkan ketika memohon sesuatu kepada siswa. Dalam memohon sesuatu, tampak guru tidak secara langsung menyuruh siswa, melalui bahasa pragmatis yang implikasi memohon kepada siswa agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

2. Wujud Implikatur Tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung Guru terhadap Siswa yang Berwujud Negatif

Implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung yang bersifat negatif terdiri atas (1) implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung yang menyatakan penolakan, yakni respons atau tindak tutur penutur (guru) terhadap perilaku mitra tutur (siswa) yang dirasakan tidak sesuai dengan keinginan dan situasi pembicaraan, (2) Implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung yang menyatakan larangan, yaitu respons guru terhadap perilaku dan keinginan siswa yang melarang/tidak mempersilakan melakukan sesuatu karena tidak memiliki nilai dan manfaat. (3) Implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung yang menyatakan teguran, yaitu

respons penutur (guru) terhadap mitra tutur (siswa) atas sesuatu yang dilakukan oleh mitra tutur dan tidak sesuai dengan situasi pembicaraan, menurut (Nababan, 1987). (4) Implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung yang menyatakan kritikan, yaitu respons atau tindak tutur penutur (guru) terhadap perilaku mitra tutur (siswa) yang dirasakan tidak sesuai dan tidak cocok dengan keinginan dan situasi pembicaraan. (5) Implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung yang yang menyatakan sindiran, yaitu respons guru yang mengandung nilai sindiran atau ironi terhadap perilaku/tindakan negatif siswa yang dianggap bagus karena perilaku tersebut tidak tepat/tidak sesuai dengan yang diharapkan sehingga siswa tidak melakukannya kembali, menurut (Carston, 1988).

Implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung guru bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 2 Palopo yang bersifat negatif dan menyatakan penolakan menggunakan kata-kata, seperti bagus tetapi perlu diperbaiki; bagus tetapi lebih bagus kalau. Pujian ini mengimplikasikan bahwa guru menolak secara halus tawaran siswa untuk melakukan sesuatu. Namun, perlu dipahami bahwa penolakan guru tersebut tidak secara langsung, tetapi melalui bahasa pragmatis yang halus yang disertai dengan pujian sehingga tetap menjaga perasaan siswa.

Implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung yang menyatakan larangan menggunakan ungkapan-ungkapan, seperti tapi ibu kira lebih bagus kalau semua kelompok bisa melaporkannya hari ini. pujian ini mengimplikasikan bahwa guru melarang siswa untuk melakukan sesuatu. Akan tetapi, larangan tersebut juga diwujudkan melalui pujian sehingga tidak menurunkan motivasi belajar siswa.

Implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung yang menyatakan teguran menggunakan pujian seperti dalam kalimat bagus mungkin nak kalau kalian tenang sejenak biar pemateri bisa berkonsentrasi!. Menurut (Wahid, 1996:47) ungkapan guru seperti bermakna menegur siswa secara halus agar diam dan tenang memperhatikan penyajian makalah kelompok penyaji.

Implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung yang menyatakan kritikan menggunakan pujian seperti dalam kalimat kelompok anda kan termasuk gabungan yang pintar-pintar.

Berdasarkan pujian guru tersebut dilanjutkan dengan kritikan melalui ungkapan jadi kalau bertanya kiranya yang tenang dan memberikan contoh kepada sekolompok lain. Jadi, guru mengeritik siswa yang bertanya dengan seadanya dan tidak memperhatikan aturan diskusi.

Akan tetapi, kritikan tersebut diwujudkan melalui pujian sehingga tidak menurunkan motivasi belajar siswa.

Implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung yang menyatakan sindiran menggunakan pujian seperti dalam kalimat alangkah indahnya nak, seandainya kalian tahu intonasi dan ekspresi saat membaca puisi. Menurut Kempson (1977), kalimat tersebut merupakan pujian dan sanjungan, tetapi pada dasarnya mengandung implikasi pragmatis yang menyindir, yaitu penampilan membaca puisi dari aspek intonasi dan ekspresi yang tidak tepat dan kurang bagus.

Selanjutnya, pujian anggap temanmu ini semut-semut manis.

Ungkapan guru ini bersifat memuji siswa tetapi implikasinya adalah menyindir dengan mengasosiasikan siswa sebagai semut-semut manis. Jadi, pujian yang menyatakan sindiran mengimplikasikan agar siswa lebih giat lagi melakukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan menghindari yang merugikan baginya.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penyajian hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan hasil penelitian tentang wujud implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung guru bahasa Indonesia dalam interaksi belajar mengajar di kelas VIII SMP Negeri 2 Palopo. Wujud implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung guru bahasa Indonesia dalam interaksi belajar mengajar di kelas VIII SMP Negeri 2 Palopo terdiri atas dua bagian, yaitu pujian positif dan negatif.

Wujud implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung dalam interaksi belajar mengajar oleh guru terhadap siswa yang bersifat positif terdiri atas lima bagian, yakni implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung berwujud tuturan deklaratif yang mengandung makna pragmatik imperatif penerimaan, ajakan, suruhan, dan permohonan. Selanjutnya, implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung yang bersifat negatif terdiri atas implikatur tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung yang menyatakan penolakan, larangan, teguran, kritikan, dan sindiran.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas diajukan saran penelitian ini sebagai berikut:

1. Guru bahasa dan sastra Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 2 Palopo hendaknya lebih meningkatkan proses belajar mengajar terutama dalam memotivasi siswa dengan menggunakan tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung yang memadai sehingga dapat lebih meningkatkan daya minat belajar dan hasil belajar siswa.

2. Penelitian ini mengkaji tentang tindak tutur, khususnya tindak Tutur Langsung dan Tidak Langsung dalam interaksi kelas yang belum mengungkap secara tuntas. Oleh karena itu, diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar meneliti masalah yang relevan dengan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. (Edisi III). Jakarta:

Balai pustaka.

Brown, Stewerd. 1983. Pragmatic. California: Anfield Card.

Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 1995. Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Grice, H.P. 1975. “Logic and Conversation.” (Eds). Syntax and Semantics volume 3: Speech Acty (hlm. 41-53). New York: Academic Press.

Gunawan, M. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Prima Pustaka.

Ibrahim, A.S. 1993. Kajian Tindak Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.

2001. Pengantar Sosiolinguistik: Sajian Bunga Rampai. Surabaya: Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.

Kartomihardjo, Soeseno. 1998. Bahasa Cermin Masyarakat. Jakarta:

P2LPTK.

Keith, Allan. 1986. Linguistic Meaning. London: Routldge and Kegan Paul.

Kridalaksana, Harimurti. 1985. Pelangi Bahasa. Jakarta: Bharata.

Lapoliwa, H. 1990. Klausa Pemerlengkap dalam Bahasa Indonesia.

Yogyakarta: Kanisius.

Leech, Geoffrey. 1993. “Prinsip-prinsip Pragmatik”. Terjemahan M.D.D. OKA.

Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Levinson, S.C. 2000. Pragmatics. Cambridge University Press.

Mey, JL. 1996. Pragmatics An Introduction. NewYork. Blackwell Oxford UK dan Cambridge USA.

Miles & Huberman. 1992. Model Analisis Data. Bandung. Tarsito

Nababan, P.W.J. 1987. Ilmu Pragmatik (Teori dan Penerapan). Jakarta:

Depdikbud.

Nurlia. 2013. Analisis Tindak Tutur Warga Kompleks Semen Tonasa. Tesis.

Pascasarjana. Unismuh Makassar

Priyatni, E. 1993. Karakteristik Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.

Malang: IKIP Malang.

Purwo, B.K. 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Kamsius.

Rahardi, K.2000. Imperatif dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Duta Wacana.

Richard, J.C. & T.S. Rodegers. 1986. Approaches and Mothods in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press.

Sardiman, A.M. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suparno dan Martutik. 1998. Wacana Bahasa Indonesia. Jakarta:

Depdikbud.

Surakhman, Winarto. 1984. Metode Pengantar Pendidikan. Bandung.

Tarsito.

Wahid, Abdul. 1996. Terampil Berbahasa. Makassar: Berkah Utami.

Wiryotinoyo, Mujiono. 1996. Implikatur Percakapa Anak Usia Prasekolah.

Disertasi tidak diterbitkan. Malang: IKIP Malang.

Yule G.T dan Brown, G. 1983. Analisis Wacana. Terjemahan. Sutikno.

Jakarta: Gramedia.

Dalam dokumen SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PALOPO (Halaman 83-95)

Dokumen terkait