• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

F. Teknik Analisis Data

33 2. Teknik Pengumpulan data

Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan, (Arikunto, 2002: 96). Pengumpulan data dilakukan dengan tes kekuatan otot lengan, koordinasi mata dan tangan dan tes kemampuan passing bawah. Secara lebih rinci langkah-langkah dalam pengambilan data yakni sebagai berikut:

1. Peneliti meminta izin kepada sekolah untuk melakukan pengambilan data.

2. Peneliti melakukan tes modifikasi two-hand push test untuk mengambil data kemampuan otot lengan.

3. Selanjutnya peneliti melakukan tes lempar tangkap bola tenis untuk mengambil data kemampuan koordinasi mata-tangan.

4. Selanjutnya peneliti melakukan tes Brumbach forearm pass wall-volley test untuk mengambil data kemampuan passing bawah.

5. Setelah pengambilan data selesai peneliti melakukan analisis data.

F. Teknik Analisis Data

34

bebas dengan variabel terikat bersifat linier atau tidak. Uji linieritas didapat melalui Test of Linearity menggunakan SPSS 25 for Windows.

Dasar Pengambilan keputusan Uji Linieritas menggunakan Test of Linearity sebagai berikut:

1) Jika nilai probabilitas > 0,05, maka hubungan antara variabel X dengan Y adalah linier.

2) Jika nilai probabilitas < 0,05, maka hubungan antara variabel X dengan Y adalah tidak linier.

2) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah semua variabel yang digunakan dalam analisis mempunyai sebaran data yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Shapiro Wilk dengan menggunakan SPSS 25 for Windows.

Menurut Santoso (2014:191) data dikatakan berdistribusi normal (simetris) dalam uji Shapiro Wilk jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. Dasar Pengambilan keputusan Uji Normalitas menggunakan Shapiro-Wilk sebagai berikut:

a) Jika nilai Sig. < Alpha Penelitian (0,05), maka data tidak berdistribusi normal.

b) Jika nilai Sig. > Alpha Penelitian (0,05), maka data berdistribusi normal.

35 3) Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis Rank Spearman dan korelasi ganda (Uji-R), analisis ini dipakai untuk mengukur koefisien lebih dari dua variabel menggunakan aplikasi SPSS 25 for Windows. Uji korelasi rank spearman merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara dua variabel berskala ordinal, yaitu variabel bebas dan variabel terikat (Sugiyono, 2016: 224). Penelitian ini menggunakan analisis korelasi rank spearman karena data yang sudah diolah telah memenuhi syarat untuk dilakukan uji korelasi rank spearman. Menurut Sugiyono (2013: 357) bahwa jenis data untuk korelasi rank spearmanadalah data ordinal, berasal dari sumber yang tidak sama, serta data dari kedua variabel tidak harus membentuk distribusi normal.

Sehingga, uji korelasi rank spearman dapat dirumuskan, sebagai berikut:

π‘Ÿπ‘  = 1 βˆ’ 6 βˆ’ βˆ‘ 𝑑𝑖2 𝑛(𝑛2 βˆ’ 1)

Keterangan :

π‘Ÿπ‘  = Nilai koefisien korelasi spearman rank 𝑑𝑖2=selisih peringkat setiap data

n = jumlah data

Adapun untuk menjelaskan tingkat hubungan dalam analisis korelasi rank spearman menurut Sugiyono (2010: 250) adalah sebagai berikut:

36

Tabel 1. Pedoman Derajat Hubungan

Koefisien Korelasi Tingkat Keeratan Hubungan

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

0,200 – 0,399 Rendah

0,400 – 0,599 Sedang

0,600 – 0,799 Kuat

0,800 – 1,000 Sangat Kuat

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Variabel dalam penelitian ini yaitu kekuatan otot lengan, koordinasi mata dan tangan dan kemampuan passing bawah. Deskripsi data penelitian untuk masing-masing variabel disajikan sebagai berikut:

1) Kekuatan Otot Lengan

Hasil analisis deskriptif untuk variabel kekuatan otot lengan diperoleh nilai minimal sebesar 14 nilai maksimal 25, rata-rata (mean) sebesar 18,30, nilai tengah (median) sebesar 17,50 modus sebesar 17, range 11, variance 10,958, dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 3,310. Deskripsi hasil penelitian tersebut disajikan dalam ditribusi frekuensi dengan rumus mencari banyak kelas

= 1 + 3,3 Log N; rentang = nilai maksimum–nilai minimum; dan panjang kelas dengan rumus = rentang/ banyak kelas, Sugiyono (2006:29).Distribusi frekuensi skor kekuatan otot lengan dapat ditunjukan pada tabelsebagai berikut :

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot lengan

Interval Kategori Frekuensi Persentase

25-27 Baik Sekali 1 5%

22-24 Baik 2 10%

19-21 Sedang 6 30%

16-18 Kurang 6 30%

13-15 Sangat Kurang 5 25%

Jumlah 20 100%

Berdasarkan tabel di atas, apabila disajikan dalam bentuk diagram batang maka akan tampak gambar sebagai berikut:

38

Gambar 8. Diagram Batang Kekuatan Otot Lengan 2) Koordinasi Mata dan Tangan

Hasil analisis deskriptif untuk variabel koordinasi mata dan tangan diperoleh nilai minimal sebesar 12 nilai maksimal 20, rata-rata (mean) sebesar 16,75, nilai tengah (median) sebesar 17,00 modus sebesar 16, range 8, variance 5,250, dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 2,291. Deskripsi hasil penelitian tersebut disajikan dalam ditribusi frekuensi dengan rumus mencari banyak kelas = 1 + 3,3 Log N; rentang = nilai maksimum–nilai minimum; dan panjang kelas dengan rumus = rentang/ banyak kelas, Sugiyono (2006:

29).Distribusi frekuensi skor koordinasi mata dan tangan dapat ditunjukan pada tabelsebagai berikut :

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Koordinasi Mata dan Tangan

Interval Kategori Frekuensi Persentase

19-20 Baik Sekali 5 25%

17-18 Baik 6 30%

15-16 Sedang 5 25%

13-14 Kurang 3 15%

11-12 Sangat Kurang 1 5%

Jumlah 20 100%

0 1 2 3 4 5 6

5

6 6

2 Frekuensi 1

Kurang Sekali Kurang Sedang Baik Baik Sekali

Kekuatan Otot Lengan

13-15 16-18 19-21 22-24 25-27

Kelas Interval

39

Berdasarkan tabel di atas, apabila disajikan dalam bentuk diagram batang maka akan tampak gambar sebagai berikut:

Gambar 9. Diagram Batang Koordinasi Mata dan Tangan 3) Kemampuan Passing Bawah Bola voli

Hasil analisis deskriptif untuk variabel kemampuan passing bawah bolavoli diperoleh nilai minimal sebesar 20, nilai maksimal 59, rata-rata (mean) sebesar 35,80, nilai tengah (median) sebesar 32,00 modus sebesar 30, range 39, variance116,89, dan simpangan baku (standar deviasi) sebesar 10,798. Deskripsi hasil penelitian tersebut disajikan dalam distribusi frekuensi dengan rumus mencari banyak kelas = 1 + 3,3 Log N; rentang = nilai maksimum–nilai minimum; dan panjang kelas dengan rumus = rentang/ banyak kelas, Sugiyono (2006: 29). Distribusi frekuensi skor kemampuan passing bawah bola voli dapat ditunjukan pada tabel sebagai berikut:

0 1 2 3 4 5 6

1

3

5

6

5

Frekuensi

Kurang Sekali Kurang Sedang Baik Baik Sekali

Koordinasi Mata-Tangan

11-12 13-14 15-16 17-18 19-20

Kelas Interval

40

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kemampuan Passing Bawah

Interval Kategori Frekuensi Persentase

52-59 Baik Sekali 1 5%

44-51 Baik 4 20%

36-43 Sedang 4 20%

28-35 Kurang 6 30%

20-27 Sangat Kurang 5 25%

Jumlah 20 100%

Berdasarkan tabel di atas, apabila disajikan dalam bentuk diagram batang maka akan tampak gambar sebagai berikut:

Gambar 10. Diagram Batang Kemampuan Passing Bawah 4) Uji Normalitas

Perhitungan normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas variabel dilakukan menggunakan uji normalitas shapiro wilk yang diolah menggunakan SPSS 25 for windows. Untuk pengambilan keputusanya cukup dengan membandingkan nilai Sig. pada kolom Shapiro-Wilk dengan Alpha Penelitian

0 1 2 3 4 5 6

5

6

4 4

1

Frekuensi

Kurang Sekali Kurang Sedang Baik Baik Sekali

Kemampuan Passing Bawah

20-27 28-35 36-43 44-51 52-59

Kelas Interval

41

(0,05). Nilai Sig. itu berarti signifikansi atau boleh disebut p value atau nilai probabilitas.

Dasar Pengambilan keputusan Uji Normalitas menggunakan Shapiro-Wilk sebagai berikut:

1. Jika nilai Sig. < Alpha Penelitian (0,05), maka data tidak berdistribusi normal.

2. Jika nilai Sig. > Alpha Penelitian (0,05), maka data berdistribusi normal.

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas

No Variabel Signifikasi Keterangan 1 Kekuatan Otot Lengan 0,213 Normal 2 Koordinasi Mata dan Tangan 0,356 Normal 3 Kemampuan Passing Bawah 0,273 Normal

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan untuk variabel kekuatan otot lengan memiliki nilai signifikasi 0,213, koordinasi mata dan tangan memiliki nilai signifikasi 0,356, dan kemampuan passing bawah memiliki nilai signifikasi 0,273.Ketiga variabel tersebut mempunyai nilai signifikasi lebih dari 0,05 yang dapat diartikan bahwa data berdistribusi normal.

5) Uji Linieritas

Uji linier digunakan untuk mengetahui apakah data itu linier atau tidak.

Data yang akan dianalisis dan dihitung dengan menggunakan perhitungan aplikasi statistic SPSS 25 for windows berdasarkan pada uji test for linearity. Hipotesisnya adalah sebagai berikut:

𝐻0 = data tidak linier 𝐻1 = data linier

42

Dasar Pengambilan keputusan Uji Linieritas menggunakan Test of Linearity sebagai berikut:

1. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka hubungan antara variabel X dengan Y adalah linier.

2. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka hubungan antara variabel X dengan Y adalah tidak linier.

Tabel 6. Hasil Uji Linieritas

No Variabel Signifikasi Keterangan

1 Kekuatan Otot Lengan - Kemampuan Passing Bawah

0,761 Linier 2 Koordinasi Mata dan Tangan - Kemampuan

Passing Bawah

0,938 Linier

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa variabel kekuatan otot lengan – kemampuan passing bawah memiliki nilai signifikasi 0,761, sedangkan variabel koordinasi mata dan tangan – kemampuan passing bawah memiliki nilai signifikasi 0,938. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut linier.

6) Uji Korelasi Rank Spearman

Hubungan X1 dengan Y dan X2 dengan Y menggunakan uji korelasi rank spearman. Uji korelasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

43

Tabel 7. Hasil Uji Korelasi Rank Spearman

No Variabel sig

(2tailed)

Correlattion

Coefficient Keterangan 1

Kekuatan Otot Lengan - Kemampuan Passing

Bawah

0,000 0,458 Berhubungan

Sedang 2

Koordinasi Mata dan Tangan - Kemampuan

Passing Bawah

0,000 0,494 Berhubungan

Sedang

a. Hasil Uji Rank Spearman Variabel Kekuatan Otot Lengan (X1) dengan Kemampuan Passing Bawah (Y)

Berdasarkan hasil output SPSS 25 for windows pada bagian sig (2tailed = 0,000) < 0.05 maka H0 ditolak, artinya H1 diterima sehingga diperoleh kesimpulan ada hubungan/korelasi antara kekuatan otot lengan dengan kemampuan passing bawah peserta ekstrakurikuler bola voli di SMP Negeri 1 Piyungan. Untuk nilai Correlattion Coefficient didapat sebesar 0,458 artinya menunjukkan hubungan yang positif bahwa semakin tinggi kekuatan otot lengan semakin tinggi pula kemampuan passing bawah. Koefisien korelasi sebesar 0,458dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi sedang karena berada pada rentang 0,400 – 0,599.

b. Hasil Uji Rank Spearman Variabel Koordinasi Mata dan Tangan (X2) dengan Kemampuan Passing Bawah (Y)

Berdasarkan hasil output SPSS 25 for windows pada bagian sig (2tailed = 0,000) < 0.05 maka H0 ditolak, artinya H1 diterima sehingga diperoleh kesimpulan ada hubungan/korelasi antara koordinasi mata dan tangan dengan kemampuan passing bawah peserta ekstrakurikuler bola voli di SMP Negeri 1

44

Piyungan. Untuk nilai Correlattion Coefficient didapat sebesar 0,494 artinya menunjukkan hubungan yang positif bahwa semakin tinggi kekuatan otot lengan semakin tinggi pula kemampuan passing bawah. Koefisien korelasi sebesar 0,494 dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi sedang karena berada pada rentang 0,400 – 0,599.

7) Uji Korelasi Berganda

Korelasi ganda adalah hubungan antara variabel-variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hasil dari perhitungan korelasi ganda menggunakan regresi linier program SPSS 25 for windows. Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diinterpretasikan bahwa korelasi antara variabel bebas (Kekuatan Otot Lengan dan Koordinasi Mata dan Tangan) dengan variabel terikat (Kemampuan Passing Bawah) koefisien korelasi sebesar 0,659 dan nilai Signifikasi F Change sebesar 0,008 yang berarti ketiga variabel memiliki hubungan atau berkolerasi. Hasil tersebut diartikan Ho = ditolak dan Ha = diterima, sehingga hipotesisnya berbunyi ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan koordinasi mata tangan dengan kemampuan passing bawah peserta ekstrakurikuler bola voli di SMP Negeri 1 Piyungan. Koefisien korelasi sebesar 0,659 dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi kuat karena berada pada rentang 0,600 – 0,799

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot lengan dan koordinasi mata dan tangan dengan kemampuan passing bawah

45

peserta ekstrakurikuler bola voli SMP Negeri 1 Piyungan. Adapun pembahasan penelitian sebagai berikut:

1. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tangan dengan Keterampilan Passing Bawah Bola Voli di SMP Negeri 1 Piyungan

Teknik passingbawah sangat wajib untuk dikuasai oleh pemain bola voli.

Teknik passing bawah sangat menentukan jalannya pertandingan. Menurut Mahardika, Marhaeni dan Widiartini., (2015: 3), pada permainan bola voli presentasi penggunaan passing sangat tinggi yaitu kurang lebih 80% ketika permainan berlangsung. Pada saat permainan berlangsung terdapat 3 (tiga) kali sentuhan, 2 (dua) kali diantaranya pasti menggunakan passing dan 1 (satu) kali smash atau pukulan untuk melakukan serangan ke tim lawan.

Untuk menghasilkan passing yang baik sangat diperlukan kekuatan dari otot-otot yang terlibat untuk melakukan passing atas. pemain yang tidak memiliki kekuatan otot yang memadai sering kali dalam melakukan passing tidak sampai ke sasaran yang diinginkan. Oleh karena itu, terdapat hubungan antara kekuatan otot lengan dengan keterampilan passing bawah bolavoli. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyanto dalam Sudarsono (2011: 32) Kekuatan otot adalah kualitas yang memungkinkan pengembangan tegangan otot dalam kontraksi otot yang maksimal atau bisa diartikan sebagai kemampuanmenggunakan gaya untuk melawan beban atau hambatan, kekuatan ditentukan oleh volume otot dan kualitas kontrol pada otot yang bersangkutan. Dengan demikian maka kekuatan otot lengan berpengaruh terhadap keberhasilan melakukan passing bawah.

46

Hipotesis yang diajukan menyatakan terdapat hubungan positif antara kekuatan otot lengan (X1) dengan kemampuan passing bawah (Y). Dengan demikian, maka semakin besar angka kekuatan otot lengan maka semakin baik kemampuan passing bawah. Hasil korelasi antara variabel kekuatan otot lengan terhadap kemampuan passing bawah sebesar 0,458 menggunakan korelasi Rank Spearman. Berdasarkan pengujian hipotesis hubungan keduanya signifikan. Hasil dari testwo-hand push test adalah 0,458 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi adalah sedang karena berada pada rentang 0,400 – 0,599.

2. Hubungan Antara Koordinasi Mata dan Tangan dengan Keterampilan Passing Bawah Bola Voli di SMP Negeri 1 Piyungan

Koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam merangkai berbagai macam gerakan menjadi satu dalam satu satuan waktu dengan gerakan yang selaras sesuai tujuan. Dalam gerakan passing bawah selain kekuatan otot lengan dibutuhkan juga koordinasi mata dan tangan untuk memperoleh ketepatan dalam melakukan passing. Seorang pemain haruslah menggunakan tangan dan melihat sasarannya saat hendak melakukan passing. Oleh karena itu, koordinasi mata dan tangan menjadi penting dalam permainan bola voli agar pemain dapat melakukan passing dengan tepat sesuai sasaran.

Lebih lanjut lagi menurut pendapat Mahendra dalam Achmad, (2016: 84) menjelaskan bahwa Termasuk ke dalam kemampuan gerak terkoordinasi adalah koordinasi mata-tangan yang berhubungan dengan kemampuan memilih suatu obyek dan mengkoordinasikannya (obyek yang dilihat dengan gerakan-gerakan yang di atur). Dengan demikian maka kemampuan koordinasi mata-tangan

47

mempengaruhi kemampuan passing bawah. Dengan adanya kemampuan koordinasi mata-tangan yang baik maka passing bawah dapat dilakukan dengan efektif.

Hipotesis yang diajukan menyatakan terdapat hubungan positif antara koordinasi mata dan tangan (X2) dengan kemampuan passing bawah (Y). Dengan demikian, maka semakin baik kemampuan koordinasi mata dan tangan maka semakin baik kemampuan passing bawah. Hasil korelasi antara variabel koordinasi mata dan tangan terhadap kemampuan passing bawah sebesar 0,494 menggunakan korelasi Rank Spearman. Berdasarkan pengujian hipotesis hubungan keduanya signifikan. Hasil dari tes koordinasi mata dan tangan adalah 0,494 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi adalah sedang karena berada pada rentang 0,400 – 0,599.

3. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tangan dan Koordinasi Mata-Tangan dengan Keterampilan Passing Bawah Bola Voli di SMP Negeri 1 Piyungan

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat diinterpretasikan bahwa korelasi antara variabel bebas (Kekuatan Otot Lengan dan Koordinasi Mata dan Tangan) dengan variabel terikat (Kemampuan Passing Bawah) koefisien korelasi sebesar 0,659 dan nilai Signifikasi F Change sebesar 0,008 yang berarti ketiga variabel memiliki hubungan atau berkolerasi. Hasil tersebut diartikan Ho = ditolak dan Ha

= diterima, sehingga hipotesisnya berbunyi ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan koordinasi mata tangan dengan kemampuan passing bawah peserta ektrakurikuler bola voli di SMP Negeri 1 Piyungan.

48

Hasil ini menunjukan bahwa peran kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan memiliki peran yang penting dalam menciptakan keterampilan passing bawah pada permainan bola voli. Sesuai pendapat dari Sugiyanto dalam Sudarsono (2011: 32) Kekuatan otot adalah kualitas yang memungkinkan pengembangan tegangan otot dalam kontraksi otot yang maksimal atau bisa diartikan sebagai kemampuanmenggunakan gaya untuk melawan beban atau hambatan, kekuatan ditentukan oleh volume otot dan kualitas kontrol pada otot yang bersangkutan. Sehingga kekuatan otot mempengaruhi kemampuan passing bawah.

Selain itu, koordinasi mata-tangan juga memiliki pengaruh terhadap kemampuan passing bawah. Seperti yang diungkapkan Ridlo dalam Zalindro(2021: 298) Koordinasi mata-tangan adalah kemampuan sistem visi untuk mengkoordinasikan informasi yang diterima melalui mata untuk mengendalikan, membimbing dan mengarahkan tangan dalam pemenuhan tugas yang diberikan.

Dengan koordinasi mata-tangan yang baik maka seorang pemain memiliki kemampuan untuk mengendalikan lengan dalam melakukan passing bawah.

Selain itu hasil penelitian ini menunjukan angka positif. Dengan demikian maka semakin baik kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan maka akan semakin baik pula kemampuan passing bawah dalam permainan bola voli.

49 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapatdiambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan kemampuan passing bawah di SMP Negeri 1 Piyungan dengan nilai sig (2tailed = 0,000) < 0.05 maka H0 ditolak, artinya H1 diterima dengan nilai Correlattion Coefficient sebesar 0,458. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi sedang karena berada pada rentang 0,400 – 0,599.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-tangan dengan kemampuan passing bawah di SMP Negeri 1 Piyungan dengan nilai sig (2tailed = 0,000) < 0.05 maka H0 ditolak, artinya H1 diterima dengan nilai Correlattion Coefficient sebesar 0,494. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi sedang karena berada pada rentang 0,400 – 0,599.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan dengan kemampuan passing bawah di SMP Negeri 1 Piyungan dengan nilai Signifikasi F Change sebesar 0,008 maka H0 ditolak dan artinya H1 diterima dengan nilai Koefisien korelasi sebesar 0,659 dapat disimpulkan bahwa nilai korelasi kuat karena berada pada rentang 0,600 – 0,799.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan dan hasil penelitian, maka saran yang diajukan adalah:

50

1. Bagi pemain bola voli hendaknya menguasai teknik dasar passing bawah bola voli agar dapat bermain dengan baik, maka kuasailah teknik dasar passing bawah dengan sebaik-baiknya.

2. Dalam ekstrakurikuler agar lebih di ajarkan teknik-teknik dasar bola voli secara menyeluruh untuk peserta didik SMP Negeri 1 Piyungan agar teknik dasar permainan bola voli bisa dikembangkan dan peserta didik bisa memahami tentang teknik – teknik dasar bola voli.

3. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengadakan penelitian dengan variabel bebas yang lain, sehingga faktor yang mempengaruhi passing bawah dapat diidentifikasi lebih luas lagi.

C. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan kesimpulan di atas maka implikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dengan penelitian ini maka diketahui ada hubungan antara kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan dengan kemampuan passing bawah bolavoli, dengan demikian dapat ditetapkan sebagai salah satu faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan passing bawah dan menjadi referensi untuk proses berlatih.

2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai kajian pengembangan ilmu kedepannya sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

3. Penelitian ini dapat digunakan Guru dan pelatih agar semakin paham dalam menentukan metode latihan yang tepat dalam meningkatkan kemampuan passing bawah dalam bola voli.

51 D. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan atau kelemahan, antara lain:

1. Peneliti Penelitan ini hanya menghubungkan antara variabel kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan dengan kemampuan passing bawah.

2. Terbatasnya waktu penelitian, sehingga peneliti tidak mengontrol kondisi fisik dan psikis terlebih dahulu apakah peserta didik dalam keadaan fisik yang baik atau tidak saat melakukan tes.

3. Peneliti tidak dapat mengontrol apakah peserta didik dalam melakukan tes sudah maksimal atau belum.

52

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian.Jakarta : Rineka cipta.

Abdurrahman, M., Septiadi, F., & Wijaya, R. A. (2019). Hubungan Kekuatan Otot Lengan, Koordinasi Mata Tangan Terhadap Kemampuan Passing Bawah Siswi Ekstrakurikuler MTS Negeri 1 Sukabumi.Indonesia Sport Journal, 1(2), 7. https://doi.org/10.24114/isj.v1i2.16190

Achmad, I. Z. (2016). Hubungan Antara Power Otot Tungkai, Koordinasi Mata Tangan, dan Rasa Percaya Diri dengan Hasil Keterampilan Open Spike Bola Voli.Jurnal Pendidikan UNSIKA, 4(1), 78–90.

Bagia, I. M. (2020). Korelasi Panjang Lengan Dan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Jauhnya Lemparan Cakram Gaya Menyamping Di Smp Ganesha Denpasar.Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 6(1), 108–118.

Budiyono, K. (2017). Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan, Rasa Gerak dan Koordinasi Mata Tangan Terhadap Kemampuan Passing Atas Pada Permainan Bola Voli Putra Angkatan 2015 PKO FKIP UTP Surakarta.Jurnal Ilmiah SPIRIT, Universitas Tunas Pembangunan Surakarta, 17(2), 1–14. 10.25299

G. Durrwachter. (1986). Bola volley Belajar dan Berlatih Sambil Bermain.

Jakarta: PT. Gramedia

Edwarsyah, Syampurma, H., & Yulifri. (2018). Kontribusi Kekuatan Otot Lengan Terhadap Hasil Teknik Angkatan Snatch Atlet Angkat Besi Di Sasana Hbt (Himpunan Bersatu Teguh) Padang.Jurnal MensSana, 3(2), 8.

https://doi.org/10.24036/jm.v3i2.74

Febrihan, A. S., & Rosyida, E. (2019). Kontribusi Kelincahan Dan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Keterampilan Indian Dribble Pada Peserta didik Ekstrakurikuler Hockey Di SMA Negeri 1 Menganti. Jurnal Kesehatan Olahraga, 7(2), 367–372.

Ismaryati.(2008). Tes Dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: UNS Press.

Lubis, R. M., & Saputra, I. (2019). Penerapan Media Audiovisual Dan Variasi Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Smash Bola Voli Pada

Kelas Xi Sma. Jurnal Prestasi, 3(6), 93.

https://doi.org/10.24114/jp.v3i6.15901

Mahardika, A., Mahaeni, K, & Widiartini. (2015). Pengaruh Variasi Latihan Passing Terhadap Kemampuan Melakukan Passing Atas Pada Permaian

53

Bola Voli pada Peserta didik SMALB SLB B Negeri Sidakarya Tahun Ajaran 2014/2015. E-journal. Singaraja: PPS UPG.

Mulyadi, D. Y. N., & Pratiwi, E. (2020). Pembelajaran Bola Voli. In Bening media Publishing (Vol. 3).

Richard H.C. (1980). Teaching Volleyboll. USA. Burgess Publishing Compani.

Rosmi, Y. F. (2017). Kontribusi Power Otot Tungkai, Persepsi Kinestetik dan Koordinasi Mata Tangan terhadap Keberhasilan Tembakan Lompat (Jump Shoot) Bola Basket. Jurnal Buana Pendidikan, 12(22), 135–160.

Santoso, Singgih. (2014). Statistik parametrik (konsep dan aplikasi dengan SPSS).

Jakarta: PT. Gramedia.

Siyoto, S & Sodik, A. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing.

Suhadi & Sujarwo. (2009). Volleyball for All. Yogyakarta: UNY Press

Sugiyono & Agus Susanto. 2015. Cara Mudah Belajar SPSS & Lisrel. CV.

Alfabeta: Bandung.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

PT Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharno H.P. (1981). Metodik Melatih Permainan Bola Volley.Yogyakarta: IKIP YOGYAKARTA.

Saputra, W. (2019). Kontribusi koordinasi mata kaki dan kekuatan otot kaki terhadap kemampuan sepak sila dalam permainan sepak takraw pada peserta didik ekstrakurikuler sma negeri 1 benai.

Sudarsono, S. (2011). Penyusunan Program Pelatihan Berbeban Untuk Meningkatkan Kekuatan.Ilmiah SPIRIT, 11(1), 31–43.

Dokumen terkait