• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang di lakukan dengan cara bekerja dengan data menemukan pola, memilah-milahnya, menjadi satuan yang dapat di kelola, menemukan yang penting dan apa yang di pelajari dan memutuskan apa yang dapat di ceritakan kepada orang lain.60

Metode analisis data yang di pakai dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif lapangan, karena data yang di peroleh merupakan keterangan-keterangan dalam bentuk uraian. Kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yaitu sumber dari tertulis atau ungkapan dari tingkah laku yang di observasi dari manusia. 61

Penelitian dengan berfikir induktif, peneliti dapat melihat permasalahan yang terjadi mengenai jual beli ayam aduan menurut perspektif Hukum Ekonomi Syari‟ah tersebut untuk di ambil kesimpulan secara umum.

Hal ini dapat di ketahui setelah peneliti mendapatkan informasi data yang di perlukan dari masyarakat dengan peneliti ini. Kemudian peneliti mendapat kesimpulan mengenai bagaimana praktik jual beli ayam aduan menurut perspektif Hukum Ekonomi Syari‟ah.

60 W.Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta: PT.Grasindo, 2005), h. 123

61Ibid., hlm.248

38 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi wilayah Kelurahan Banjar Sari Kec. Metro Utara

1. Sejarah Singkat Berdirinya Kelurahan Banjarsari Kec. Metro Utara Kelurahan Banjar Sari yang kini merupakan satu diantara empat kelurahan yang berda di wilayah kecamatan Metro Utara adalah merupakan pemecahan dari kelurhan Metro yang berdasarkan peraturan daerah kota Metro Nomor 25Tahun 2000 tentang pemekaran kecamatan dan kelurahan.62 Yaitu wilayah administrasi pemerintahan Kota Metro dimekarkan menjadi 5 kecamatan yang meliputi 22 kelurahan.

Kelurahan Bajar Sari yang hanya memiliki Luas 575 Ha. Dengan jumlah penduduk 9.989 jiwa dan 3.165 kk. Yang mata pencahariannya sebagian besar pedagang dan petani.63 Adapun kelurahan Banjar Sari yang resmi berdiri sejak tahun 1939 sampai dengan sekarang telah dipimpin oleh bebrapa lurah antara lain :

1. Karto tiram kades dari tahun 1939 s.d 1946 2. Saimun kades dari tahun 1946 s.d 1947 3. Marsum kades dari tahun 1947 s.d 1969 4. Suradi kades dari tahun 1969 s.d 1980 5. Marsum kades dari tahun 1980 s.d 1988

62 Wawancara Dengan Bapak Tugiman Selaku Lurah Banjarsari, Kecamatan Metro Utara Kota Metro Pada Tanggal 18 oktober 2017

63 Wawancara Dengan Bapak Tugiman Selaku Lurah Banjarsari, Kecamatan Metro Utara Kota Metro Pada Tanggal 18 oktober 2017.

39

6. Marlin kades dari tahun 1988 s.d 1996 7. Maryanto pjs kades dari tahun 1996 s.d 1998 8. Bambang Japriono kades dari tahun 1998 s.d 2001 9. Bambang Japriono Lurah dari tahun 2001 s.d 2006 10. Yudi Handoko,S.Pd.MM Lurah dari tahun 2006 s.d 2014 11. Amran Syahbani,S.STP.M.IP Lurah dari tahun 2014 s.d 2015 12. Ismadi Sumiarso,S.IP Lurah dari tahun 2015 s.d 2017 13. Tugiman Lurah dari tahun 2017 s.d sekarang

Dengan keberadaan kelurahan Banjar Sari yang keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki lurah dan dibantu perangkat kelurahan serta masyarakat. Yang berusaha semaksimal mungkin melakukan perubahan dan penataan pembangunan sesuai dengan kemampuan dan swadaya masyarakat yang sangat terbatas. Dalam pelaksanaan pembangunan selain peran serta masyarakat, juga dibantu oleh lembaga- lembaga yang ada dikelurahan seperti : Lembaga Pemberdaya Masyarakat (LPM), Karang Taruna, PKK dan lain sebagainya.64

2. Visi dan Misi Kelurahan Banjarsari Kec. Metro Utara

Visi : Pemerintahan kecamatan yang unggul serta masyarakatnya terdidik dan sejahtera

Misi : Melaksanakan tata pemerintah yang baik sesuai dengan kewenangan yang dimiliki

64 Ibid.

40 3. Luas dan Batas Wilayah

a. Luas kelurahan : 575 Ha b. Batas Wilayah

1) Sebelah Utara : Nunggal Rejo Kab. Lampug Tengah 2) Sebelah Selatan : Purwodadi Kab. Lampung Tengah 3) Sebelah Barat : Pujodadi Kab. Lampung Tengah 4) Sebelah Timur : Hadimulyo Kota Metro

4. Kondisi Geografis

a. Ketinggian Tanah dari Pemukaan Laut : 40m

b. Banyaknya Curah Hujan : 1500 mm/th c. Topografi (daratan rendah,tinggi,dll) : sedang

d. Suhu Udara Rata-Rata : 36 „c

5. Jumlah Kependudukan

Tabel 4.1

Jumlah Kependudukan Kelurahan Banjarsari No Jenis kelamin Jumlah orang

1 Laki-laki 5.166 orang

2 Perempuan 4.832 orang

Jumlah Seluruhnya 9.938 orang

Sumber: Dokumen Kelurahan Format Profil Kelurahan Banjarsari Tahun 201765

65 Dokumen Kelurahan, Profil Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro,h.3 pada tanggal 9 November 2017

41 6. Jumlah Penduduk Menurut Agama

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Menurut Agama Kelurahan Banjarsari

No Agama L P Jumlah orang

1 Islam 4463 4930 9393

2 Kristen 126 131 257

3 Katolik 130 141 271

4 Hindu 17 21 38

5 Budha 20 19 39

Jumlah 4.756 5.242 9998

Sumber: Dokumen Kelurahan Format Profil Kelurahan Banjarsari Tahun 201766

7. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Kelurahan Banjarsari

No Agama L P Jumlah orang

1 Pegawai/Karyawan

a. Pegawai Negeri Sipil 275 263 538

b. TNI/Polri 15 7 22

c. Karyawan 235 133 368

2 Wiraswasta/Pedagang 438 347 785

3 Tani 226 200 426

4 Pertukangan 80 - 80

5 Buruh -

6 Pensiunan 59 57 116

7 Industri Kecil/Rumah Tangga 54 58 112

8 Sektor Informal -

9 Jasa 41 - 41

Jumlah 1.835 1.305 3.140

Sumber: Dokumen Kelurahan Format Profil Kelurahan Banjarsari Tahun 201767

66 Dokumen Kelurahan, Profil Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro,h.4

42

8. Struktur Organisasi Kelurahan Banjar Sari

Struktur organisasi kelurahan merupakan serangkaian aktivitas yang menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi serangkaian kegiatan yang menunjukkan hubungan seluruh pekerjaan atau jabatan masing-masing agar tugas-tugas dalam organisasi menjadi efektif.68

Adapun struktur organisasi kelurahan Bnjar Sari kecamatan Metro Utara adalah :

67 Dokumen Kelurahan, Profil Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro,h.4

68 Ibid.

43 Gambar 4.1

Struktur Organisasi Kelurahan Banjarsari

Gambar 1 : Struktur pemerintahan kelurahan Banjarsari69

B. Praktik Jual beli Ayam Aduan Menurut Perspektif Hukum Ekonomi Syariah Di Kelurahan Banjar Sari Kec. Metro Utara

Berdasarkan wawancara yang dilakukan di kelurahan Banjar Sari kecamatan Metro Utara pada tanggal 09 November 2017 melalui wawancara kepada penjual ayam aduan adalah sebagai berikut.

Bapak Tri dan Bapak Budi Santoso memilih berbisnis jual beli ayam aduan dikarenakan banyaknya peminat ayam aduan sehingga menjadi peluang usaha yang menjanjikan ditambah dengan banyaknya ajang aduan ayam

69 Dokumen Kelurahan, Profil Kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara Kota Metro

Lurah Tugiman

Sekretariat Kelurahan Sumarno, S.IP

Edi Prwanto, A.M

Seksi Pemerintahan Arwansyah, S.IP Erawati, S.IP Eko Supriyanto

Seksi Ekonomi &

Pembangunan Aris Franata, SH.MM

Ery Anggraini, A.Md.Kom

Seksi Kesra Mirnawati, SE Sumpono

44

(sabung ayam) sehingga pembeli bukan hanya berminat untuk dipelihara melainkan banyak pembeli yang mempunyai hobi untuk diadu (sabung). 70

Alasan penjual melakukan jual beli tersebut karena banyak sekali peminat ayam aduan karena maraknya sabung ayam yang tengah diminati masyarakat sehingga penjual mendapat keuntungan yang banyak, dalam menetapkan harga jual, penjual mendasarkan pada kualitas ayam semakin bagus fisiknya dan terlatih maka harga yang dikenakan semakin tinggi begitun dengan pembeli semakin pandai menawar maka harganya semakin turun.

Berdasarkan percakapan yang dilakukan antara penjual (Bapak Tri,Bapak Budi Santoso) dan pembeli (Bapak Tohir, Bapak Yudi dan Bpak Suroto) dapat kita ketahui bahwa dalam praktek jual beli ayam aduan, pada saat penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan transaksi dan kesepakatan harga ayam,sebelumnya pembeli melihat dan memilah terlebih dahulu ayam yang akan di beli. Pembeli mempunyai kriteria sendiri mengenai ayam aduan yang siap untuk di sabung, diantaranya yaitu: ayam aduan yang bagus (yang siap untuk di sabung), keturunan atau bibit ayam aduan, daerah ayam itu didapat.

Para penjual ayam aduan sabung biasanya memelihara dari keturunan ayam yang seringkali menang dalam aduan. Karena menurut mereka keturunan dari ayam yang sering kali menang dalam aduan atau sabung sangat mempengaruhi hasil keturunan ayam aduan. Biasanya pembeli sangat selektif dalam memilih ayam aduan yang hendak ingin mereka beli.

70 Hasil wawancara dengan Bapak Tri dan Bapak Budi Santoso, Penjual Ayam Aduan di kelurahan Banjarsari, tanggal 9 November 2017

45

Pada dasarnya kriteria tersebut, juga termasuk dalam kriteria penjual ketika melakukan transaksi dan menentukan harga ayam aduan.

Penjual berhak menentukan harga ayam bangkok sesuai dengan yang diinginkan oleh pembeli. Ketika ayam aduan tersebut dari keturunan atau bibit unggul (juara sabung) dan siap untuk disabung, maka harga yang ditawarkan sangat mahal. Transaksi dan kesepakatan harga dilakukan di rumah penjual. Hal tersebut dilakukan karena ayam aduan tidak diperjual belikan secara bebas. Disamping itu juga pembeli juga dapat melihat dan memilah secara langsung bagaimana ayam yang bagus dan yang kurang bagus untuk di sabung.

Gambaran data usia ayam aduan untuk kategori adu percobaan yaitu usia 8 bulan dan usia siap adu yaitu umur 10 bulan sampai 2 tahun,sedangkan harga untuk ayam biasa sebelum dilatih Rp.300.000., per ekor, sedangkan untuk ayam yang sudah dilatih Rp.800.000., dan ayam yang mempunyai kualitas tarung yang baik diatas Rp.1.000.000.,

Adapun ciri-ciri ayam aduan yang berkuliats baik untuk diadu yaitu memiliki badan kekar atau jenjang,kaki memiliki sisik kering,bulu lebat dan halus dan memiliki jengger ayam besar dan oval.

Permasalahan yang muncul dalam praktik jual beli ayam aduan di kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara adalah disalahgunakannya jual beli ayam aduan yang diperbolehkan selama hanya untuk di pelihara, akan tetapi jual beli ayam aduan tersebut untuk diadu. Dari hasil wawancara para

46

pembeli ayam aduan mempunyai tujuan bahwa membeli ayam aduan cenderung untuk diadu.

Peniliti juga mewawancarai kepada pembeli di keluarahan Banjar Sari kecamatan Metro Utara. Menurut bapak Tohir, beliau mengatakan dapat membedakan ciri fisik ayam yang mendukung ketangkasan atau kualitas tarung dengan ayam biasa, beliau membeli ayam aduan sebesar Rp.300.000., menurut penuturannya untuk mengikuti adu ayam yang diikuti disebut dengan

“arena sabung ayam”.71

Menurut bapak Yudi beliau membeli ayam aduan dari Bapak Budi Santoso seharga Rp.1.550.000., per ekor, ayam tersebut pernah menjuarai sabung ayam sebelumnya sehingga beliau tidak ragu atau tidak keberatan membeli dengan harga jual tinggi, meskipun pernah menjuarai adu sabung ayam tetapi tidak menjamin ayam akan memenangkan adu sabung berikutnya.

Menurut penuturannya ayam tersebut dibeli untuk mengikuti sabung ayam dengan sistem taruhan tiap peserta menaruhkan uang sebesar Rp.50.000., bahkan bisa lebih, dan pemenang berhak atas uang tersebut.72

Menurut Bapak Suroto beliau membeli ayam aduan dari bapak Budi Santoso seharga Rp.250.000., harga tersebut cukup murah karena sudah kenal baik dengan beliau, menurutnya ciri bibit ayam aduan yang bagus terlihat pada jengger ayam yang besar, kaki sisik kering dan badannya kekar.73

71 Hasil wawancara dengan Bapak Tohir, Pembeli Ayam di kelurahan Banjar Sari pada tanggal 10 November 2017

72 Hasil wawancara dengan Bapak Yudi, Pembeli Ayam di kelurahan Bannjar Sari pada tanggal 10 November 2017

73 Hasil wawancara dengan Bapak Suroto, Pembeli Ayam di Kelurahan Banjar Sari pada tanggal 10 November 2017

47

Hasil pengamatan peniliti dari beberapa informasi yang diperoleh dari hasil wawancara kepada tiga pembeli ayam aduan bahwa dapat disimpulkan mereka membeli dengan tujuan untuk diikutsertakan dalam arena sabung ayam, dalam jual beli terdapat proses tawar menawar sampai pada penetapan harga disesuaikan dengan kualitas ayam aduan dimulai dari fisiknya, kekuatannya, ketangkasannya, bibit indukannya serta ditambah lagi dengan pernah tidaknya menjadi juara semakin bagus kekuatan semakin tinggi nilai jualnya.

C. Analisis Jual Beli Ayam Aduan Menurut Perspektif Hukum Ekonomi Syariah

Manusia adalah makhluk yang tidak mampu bertahan sendiri, sebagai makhluk sosial ia selalu berinteraksi dengan manusia lainnya untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Salah satu cara yang ditempuh oleh manusia untuk mempertahankan hidup adalah dengan jual beli, Jual beli merupakan usaha yang baik untuk mencari rizqi. Dengan tujuan saling tolong - menolong sesama manusia dan ketentuan hukumnya telah diatur dalam syari‟at Islam.

jual beli menunjukkan bahwa dari satu pihak perbuatan dinamakan menjual, sedangkan dari pihak lain dinamakan pembeli. Jual beli menurut istilah fiqh disebut dengan al-ba’i yang berarti menjual, mengganti, dan menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Lafal al-ba’i dalam bahasa Arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya,yakni kata asysyira (beli).

48

Dengan demikian, kata al-ba’i berarti jual, tetapi sekaligus juga berarti beli. Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa inti jual beli adalah suatu perjanjian tukar-menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela di antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda - benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan syara‟ dan disepakati.

Dari segi etika secara tegas memisahkan antara yang halal dan yang haram, tanpa memberi peluang sedikitpun untuk menjadi pencampuran antara keduanya. Hal ini dikarenakan agar agama dan kehormatan seseorang tetap terjaga. Berdasarkan pasal 303 KUHP dan UU No. 7 Tahun 1974 yang menjelaskan tentang pelarangan segala macam jenis kegiatan judi untuk alasan apapun, namun budaya judi masih terjadi pada masyarakat indonesia.

Konsep hukum dalam adu ayam yaitu saddu al-dzari’at dari konsep ini diperoleh gambaran secara jelas bahwa saddu al-dzari’at merupakan usaha mujtahid untuk menetapkan larangan terhadap satu kasus hukum yang pada dasarnya mubah. Dengan demikian metode ini bersifat preventif atau usaha pencegahan. Artinya segala sesuatu yang hukum asalnya mubah, tetapi akan membawa kepada perbuatan haram maka hukumnya jadi haram. 74

Setiap perbuatan yang secara sadar dilakukan oleh seseorang pasti mempunyai tujuan tertentu yang jelas, tanpa mempersoalkan apakah perbuatan yang ditiju itu baik atau buruk, mendatangkan manfaat atau menimbulkan mudharat. Jumhur ulama yang pada dasarnya menempatkan

74 Musnad Rozin,Ushul Fiqh 1,(STAIN Jurai Siwo Metro Lmpug : Desember 2014),h.153

49

faktor manfaat dan mudharat sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan hukum, pada dasarnya juga menerima metode saddu al-dzariah itu, meskipun berbeda dalam kadar penerimaannya.75

Sebagaimana peneliti telah jelaskan bahwa hukum asal jual beli ayam aduan adalah mubah (boleh), namun jual beli ayam aduan menjadi haram dan tidak boleh apabila unsur judi yaitu adanya harta yang dipertaruhkan. Kata yang digunakan dalam Al-Qur‟an untuk judi adalah maysir yang secara harfiah berarti mendapatkan sesuatu dengan amat mudah atau mendapatkan laba tanpa bekerja untuknya.

Judi adalah segala permaianan yang mengandung unsur taruhan dimana pihak yang menang atau untung mengambil harta atau materi dari pihak yang kalah atau rugi. Berdasarkan definisi, mka dalam judi terdapat tiga unsur aktifitas yaitu :

1. Adanya taruhan harta atau materi (yang berasal dari pihak-pihak yang berjudi)

2. Adanya suatu permainan, yang digunakan untuk menentukan pihak yang menang atau untung dan yang kalah atau rugi,

3. Pihak yag menang atau untung mengambil harta (sebagian) yang menjadi taruhan, sedang pihak yang kalah atau rugi akan kehilangan hartanya.

Hukum ekonomi syariah adalah seperangkat aturan yang mengatur tentang perekonomian umat manusia sesuai dengan norma hukum islam yang

75 Amir Syarifuddin,Ushul Fiqh,(Kencana Prenadamedia Group : Jakarta,2008),h.446

50

bersumber dari Al-Qur‟an dan hadis. Dalam hukum ekonomi syariah dapat dijelaskan adanya prinsip-prinsip ekonomi syariah.

Jual beli ayam aduan jika dilihat dari sudut pandang hukum ekonomi syariah bahwa adanya prinsip tauhid, setiap gerak langkah serta pedoman hukum harus mencerminkan nilai-nilai ketuhanan. Dalam bermuamalah seharusnya menciptakan suasana dan kondisi bermuamalah yang tertuntun oleh nilai-nilai ketuhanan. Adapun dalam praktik jual beli ayam aduan peserta yang mengikuti bergantung pada nasib yang menginginkan hadiah besar tanpa kerja keras.

Prinsip halal, bahwa manusia diharapkan agar dalam mencari rezeki menjauhi diri dari hal-hal yang haram. Melaksanakan hal-hal yang halal, baik dalam cara memperolehnya dan mengkonsumsi, dan dalam memanfaatkannya.

Jual beli ayam aduan yang mengandung unsur maysir maka hasil yang diperoleh tidak dengan cara yang halal.

Prinsip maslahah, pada praktiknya jual beli ayam aduan tidak mendatangkan manfaat bagi masyarakat dan lebih banyak mengandung mudharatnya. Hal ini dikarenakan masyarakat mengikuti kegiatan tersebut berangan angan mendapatkan hadiah yang besar. Oleh karena itu jual beli ayam aduan membuat manusia malas bekerja karena menunggu keberuntungan dari hasil ayam aduan (sabung).

Prinsip ibahah (boleh), bahwa berbagai jenis muamalah, hukum dasarnya adalah boleh sampai ditemukan dalil yang melarangnya. Syariat

51

melarang adanya judi (maysir) sebagaimana yang terdapat dalam surah Al- Baqarah ayat 219:























































Artinya : “mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi.katakanlah,”pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya.” Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.

Katakanlah, “ yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.”76

Prinsip Keadilan, mencakup seluruh aspek kehidupan, merupakan prinsip yang penting,implementasi keadilan dalam aktivitas ekonomi adalah berupa aturan prinsip interaksi maupun transaksi yang melarang adanya unsur riba,maysir, dan gharar.

Sebagaimana Allah memerintahkan adil diantara sesama dalam ayat sebagai berikut:



































Artinya: “sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang

76 Departemen Agama RI,Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Bandung:CV Penerbit J- art,2007)h.34

52

dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Di memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS.An- Nahl:90).77

Pada ayat ini menerangkan tentang budi pekerti utama yang menjadi sendi dalam keselamatan dunia dan akhirat, yakni adil. Adil berarti memberikan kepada setiap yang berhak haknya dengansempurna.

Ayat ini juga mengandung larangan melakukan perbuatan keji, melakukan kemungkaran,memusihi dan menganiaya orang.

Prinsip kejujuran dan kebenaran, prinsip ini merupakan sendi akhlakul karimah yaitu sebagai berikut :

a. Prinsip transaksi yang meragukan dilarang, akad transaksi harus tegas, jelas dan pasti. Baik benda yang menjadi objek akad, maupun harga barang yang diakadkan.

b. Prinsip transaksi yang merugikan dilarang. Setiap transaksi yang merugikan diri sendiri maupun pihak kedua dan pihak ketiga dilarag.

c. Prinsip mengutamakan kepentingan sosial. Prinsip ini menekankan pentingnya kepentingan bersama yang harus didahulukan tanpa menyebabkan kerugian individu. Sebagaimanakaidah fiqhiyah

“Bilabertentangan atara kemaslahatan sosial dan kemaslahatan individu,maka utamakan kepentingan kemaslahatan sosial”.

77 Departemen Agama RI,AL-Qur’an Dan Terjemahannya

53

Menurut data lapangan bahwa masyarakat kelurahan Banjar Sari Kecamatan Metro Utara melakukan praktek jual beli ayam aduan disebabkan oleh:

1. Keuntungannya sangat besar 2. Minat pembeli yang sangat banyak

Dalam prakteknya, penjual dan pembeli sangat selektif dalam memilih ayam aduan untuk diadu (sabung). Hal ini dibuktikan dengan adanya kriteria yang ditentukan oleh penjual maupun pembeli. Kriteria tersebut diantaranya adalah:

1. Ayam yang akan dijual harus bagus, maksudnya ayam tersebut sudah siap untuk di adu.

2. Dilihat dari bibit atau keturunan, apabila ayam tersebut keturunan dari sang juara atau pemenang dalam aduan, maka penjual dapat menentukan atau menawarkan harga yang mahal dan pembeli juga sangat tertarik untuk membelinya.

3. Daerah atau asal ayam didapat, artinya ayam aduan sabung tersebut bisa didapat atau dibeli dari daerah mana saja yang sering mengadakan sabung ayam. Karena, nantinya daerah tersebut akan banyak melahirkan juara dari sabung ayam tersebut.

Praktek jual beli ayam aduan tidak dilakukan secara bebas. jual beli dilakukan di rumah penjual. jadi, pembeli datang secara langsung kepada penjual untuk melihat dan memilih serta melakukan transaksi atau kesepakatan harga ayam yang ingin dibeli. Adanya praktek jual beli ayam

54

aduan (sabung) di kelurahan Banjarsari Kecamatan Metro Utara karena kebiasaan masyarakat yang seringkali melakukan rutinitas adu ayam (sabung).

Adapun hukum memperjual belikan ayam aduan, maka hukumnya juga Mubah berdasarkan keumuman Mubahnya jual beli. Allah berfirman:







Allah menghalalkan jual beli (Al- Baqoroh; 275)

pada ayat di atas ditegaskan bahwa Allah menghalalkan jual beli. Jual beli yang disebut dalm ayat di atas lafadznya umum mencakup semua jenis dan macam jual beli. Oleh karena itu, selama tidak ada dalil yang mengharamkan jenis jual beli tertentu, seperti jual beli bangkai atau salib maka kemubahan jual beli tetap berlaku, sehingga jual beli ayam aduan termasuk keumuman Mubahnya jual beli dalam ayat ini.

Adapun fakta bahwa ayam aduan bisa digunakan untuk sabung ayam (yang terkadang disertai judi) sementara mengadu hewan terlarang, maka hal ini belum cukup dijadikan alasan untuk mengharamkan jual beli ayam aduan karena tiga alasan;

Pertama; Potensi disalahgunakannya barang halal untuk melakukan perbuatan haram (secara Dhonni/ dugaan) tidak bisa dijadikan alasan mengharamkan jual beli atas barang halal tersebut. Jika direnungi, hampir seluruh muamalah berpeluang dipakai untuk perbuatan jahat, namun peluang itu tidak menjadi standar kehalalan harta yang didapatkan.

55

Status kehalalan Jual beli bukan dilihat dari peluang digunakannya produk jasa untuk kejahatan, juga bukan dilihat dari kejadian riil secara kasuistik penyalahgunaan produk jasa tersebut. Status kesahihan Akad Jual beli cukup dilihat dari kehalalan barang yang diperjual belikan dari segi barang itu sendiri.

Kedua; Ayam aduan sebagai obyek jual beli (ma'qud 'Alaih) adalah barang halal. Rukun jual beli terkait Ma'qud 'alaih berkaitan dengan kehalalannya telah terpenuhi pada akad jual beliayam aduan. Oleh karena Rukun tersebut terpenuhi, maka jual belinya sah.

Ketiga; menyabung ayam adalah perbuatan lain yang terpisah dengan akad jual beli. Jual beli terkait dengan keabsahan akadnya hanya memperhatikan hubungan antara penjual dan pembeli dari segi syarat-syarat yang dituntut Syara' agar jual beli tersebut dihukumi sah.

Perbuatan lain yang dilakukan terkait barang yang diperjual belikan tidak terkait dengan akad jual beli tersebut, tetapi terkait dengan perbuatan pembeli saja. Oleh karena itu, tanggung jawab dan hisab atas perbuatannya dipikul pembeli, bukan penjual. Lagipula, ketika Islam mengharamkan suatu perbuatan, maka hal itu tidak bisa difahami bahwa islam juga mengharamkan jual beli atas benda yang dipakai untuk melakukan perbuatan haram tersebut.

Ketika islam mengharamkan memakai emas sebagai tempat makan dan minum, maka hal ini tidak bermakna haramnya jual beli emas. Ketika Islam mengharamkan lelaki memakai sutra, maka hal ini tidak bermakna haramnya jual beli sutra.

Dokumen terkait