• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Teknik Analisis Data

1. Apabila nilai Cronbach's alpha melebihi 0,60, maka tes atau alat ukur tersebut dianggap memiliki tingkat keandalan yang positif.

2. Sebagai gantinya, apabila nilai Cronbach's alpha berada di bawah 0,60, maka kuesioner atau instrumen dianggap tidak memiliki tingkat keandalan yang mencukupi.

atau distribusi data tersebut sesuai dengan distribusi normal. Dua pendekatan dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah data memiliki karakteristik yang tidak biasa. Salah satu metode melibatkan teknik charting dan pendekatan grafis, di mana data dianggap tidak mengikuti distribusi normal jika titik-titiknya condong ke kiri atau kanan dalam grafik. Dalam pendekatan grafis, ketidaknormalan data dapat terlihat dari pola sebaran yang tidak mengikuti pola diagonal. Untuk mengevaluasi normalitas nilai residual, kita dapat merujuk pada titik- titik dalam output SPSS, dengan memastikan bahwa kriteria tertentu telah terpenuhi dalam konteks ini.

1.) Jika titik-titik atau data berada dekat dengan garis diagonal atau mengikuti polanya, dapat disimpulkan bahwa distribusi residu bersifat normal.

2.) Sementara jika titik-titik tersebar secara tidak teratur dan tidak mengikuti pola diagonal, hal tersebut menunjukkan bahwa distribusi sisa tidak mengikuti distribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2018), tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah untuk mengevaluasi apakah variasi residual antar pengamatan dalam model regresi bersifat tidak konsisten. Apabila variasi residual antar pengamatan tetap stabil, hal ini disebut homoskedastisitas, sedangkan jika variasinya bervariasi, disebut heteroskedastisitas. Sebuah model regresi dianggap baik apabila menunjukkan homoskedastisitas, yang

model regresi mengalami heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan merujuk pada grafik scatterplot, dan analisisnya didasarkan pada prinsip-prinsip berikut.

1) Jika ditemukan suatu pola khusus, seperti susunan titik-titik yang mencerminkan pola tertentu (mengalami variasi, ekspansi, dan kemudian kontraksi), hal ini dapat menunjukkan keberagaman variasi yang sedang berlangsung.

2) Jika tidak terdapat pola yang secara tegas ditentukan, dan titik- titik tersebar secara acak di sekitar nol pada sumbu Y, maka tidak akan terjadi heteroskedastisitas.

b. Uji Hipotesis

Menguji hipotesis merupakan langkah penting untuk mengevaluasi apakah koefisien regresi memiliki tingkat signifikansi yang memadai. Dalam situasi ini, uji-t dan uji-f muncul sebagai dua teknik yang dapat digunakan untuk menilai signifikansi koefisien regresi.

c. Regresi Linier Sederhana

Dalam penelitian ini, digunakan model analisis data berupa Regresi Linier Sederhana untuk melakukan analisis. Model ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

d. Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (uji T)

Penggunaan Uji-T pada dasarnya dimaksudkan untuk menilai efek setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian regresi parsial ini dirancang untuk mengevaluasi apakah masing- masing variabel independen secara individual memengaruhi variabel tergantung ketika variabel konstan tetap tidak berubah. Prinsip dasar dalam pengambilan keputusan dalam Uji-T adalah

1) Jika nilai signifikansi (Sig) berada di bawah 0,05, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa variabel bebas (x) memiliki dampak signifikan pada variabel terikat (y), dan oleh karena itu, hipotesis dapat dinyatakan valid.

2) Apabila probabilitas (Sig) melebihi angka 0,05, maka hipotesis akan ditolak, mengindikasikan bahwa tidak terdapat dampak yang signifikan dari variabel independen (x) terhadap variabel dependen (y).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ghozali pada tahun 2018, analisis data statistik menggunakan perangkat lunak SPSS menghasilkan informasi yang dapat diinterpretasikan melalui nilai Nagelkerke R Square. Nilai ini sebenarnya setara dengan R2 dalam konteks analisis regresi berganda. Untuk mengestimasi koefisien determinasi, penulis menggunakan rumus berikut:

50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum ObjekPenelitian

1. Sejarah Singkat Lembaga Administrasi Negara (LAN)

Sebelumnya, Pusat Kajian dan Pendidikan serta Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara (PKP2A III LAN) mengalami perubahan identitas menjadi Pusat Pelatihan dan Pengembangan serta Kajian Desentralisasi Daerah (Puslatbang KDOD). Transformasi ini berasal dari pertemuan yang terjadi pada tanggal 8 Agustus 2002, di mana Asisten IV, Kepala BKD, dan Kepala Badan Diklat Provinsi Kalimantan Timur bertemu dengan perwakilan Lembaga Administrasi Negara di Jakarta. Hasil dari pertemuan tersebut kemudian dicatat dalam Surat Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 537/IX/1/10/2002 pada tanggal 29 Agustus 2002, yang membahas Rencana Pengembangan Pusat Kajian dan Pendidikan serta Pelatihan Aparatur di Samarinda.

Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur memberikan tanggapan positif terhadap rencana pembentukan Pusat Kajian dan Pengembangan Administrasi Publik III Lembaga Administrasi Negara (PKP2A III LAN) di Samarinda. Hal ini dapat dilihat dalam Surat Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Nomor 61/7232/org, yang diterbitkan pada tanggal 27 November 2002

Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2019 mengenai Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara, PKP2A III LAN mengalami perubahan menjadi Pusat Pelatihan dan Pengembangan serta Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah, yang saat ini dikenal sebagai Puslatbang KDOD.

2. Visi, Misi, Tugas dan Fungsi a. Visi

Sebagai Institusi Pembelajar Berkelas Dunia yang Mampu menjadi Penggerak Utama dalam mewujudkan World Class Government Untuk Mendukung Visi Indonesia Maju yang berdaulat, Mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”.

b. Misi

Berperan aktif dalam meningkatkan kemampuan aparat pemerintah dan sistem administrasi negara untuk mencapai tata kelola pemerintahan yang efektif, dengan cara:

1) Mencapai sumber daya manusia dalam aparatur yang unggul dengan menerapkan kebijakan, memberikan pembinaan, serta mengatur program pengembangan kompetensi yang memenuhi standar internasional.

2) Menghasilkan Kebijakan Administrasi Negara yang unggul melalui evaluasi berdasarkan bukti dan pemberian tenaga analis kebijakan

yang terampil.

3) Menciptakan tingkat kualitas yang tinggi dalam Administrasi Negara dengan cara mengembangkan model-model inovatif dan memperkuat kemampuan serta budaya inovasi.

4) Meningkatkan kinerja organisasi pembelajar yang tinggi dengan bantuan layanan berkualitas yang didukung oleh teknologi elektronik.

c. Tugas dan Fungsi

Menurut peraturan yang tercantum dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2019, Pusat Latihan dan Penelitian Kebijakan dan Desentralisasi (Puslatbang KDOD) memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan pelatihan dan meningkatkan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN), serta melakukan riset dalam konteks desentralisasi dan otonomi daerah. Dalam menjalankan perannya, Puslatbang KDOD fokus pada tiga aspek utama, yakni:

1) Pelaksanaan program pelatihan dan peningkatan kompetensi aparatur sipil negara (ASN)

2) Pelaksanaan penelitian di bidang desentralisasi dan otonomi daerah;

serta

3) Manajemen tugas yang melibatkan perencanaan, keuangan, manajemen sumber daya manusia, serta aspek administratif.

melalui data yang diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh 41 karyawan dari jumlah keseluruhan karyawan di Kantor Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepegawaian dan Organisasi Departemen Dalam Negeri. Responden yang menjadi sampel dipilih dengan menggunakan metode sampel jenuh, dan berikut adalah aspek-aspek yang terdapat pada mereka:

1. Jenis Kelamin

Berikut adalah Tabel 4.1 yang menggambarkan atribut partisipan dengan rincian berdasarkan jenis kelamin karyawan di Kantor Puslatbang KDOD LAN kota samarinda:

Tabel 4 1 karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin

Dari sampel contoh yang diambil, terdapat 4 1 peserta yang terlibat, dengan jumlah perempuan lebih dominan daripada jumlah laki-laki. Hal ini terlihat dari kenyataan bahwa peserta laki-laki berjumlah 15 orang (36,60% dari seluruh sampel),

sedangkan peserta perempuan mencapai 26 orang (63,40% dari total sampel).

2. Golongan

Tabel di bawah ini menggambarkan ciri-ciri para peserta yang diuraikan berdasarkan klasifikasi golongan pada staf kantor Pusat Latihan Dan Pengembangan (Puslatbang) KDOD LAN Samarinda.:

Tabel 4 2 karakteristik Responden Berdasarkan Golongan

Dari hasil pengumpulan sampel lengkap yang melibatkan 4 2 partisipan, dapat disetujui bahwa seluruh peserta dalam sampel tersebut adalah anggota Golongan PNS dengan jumlah 41 orang.

3. Usia

Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan ciri-ciri responden yang dibagi berdasarkan kelompok usia di antara pegawai Kantor Puslatbang KDOD LAN:

Berdasarkan informasi yang tertera pada tabel 4.3, tidak ada satu pun peserta yang memiliki usia 20 tahun atau kurang. Sejumlah 12,20% dari seluruh peserta, yang setara dengan 5 orang, memiliki rentang usia antara 21 hingga 30 tahun. Kelompok usia 31-40 tahun diwakili oleh 20 peserta, mencakup 48,8% dari keseluruhan sampel.

Sementara itu, kelompok usia 41-50 tahun diisi oleh 15 peserta, menyumbang 36,6% dari jumlah total peserta. Terakhir, kelompok usia di atas 50 tahun hanya terdiri dari satu peserta, berkontribusi sebesar 2,4% dari total peserta.

4. Tingkat Pendidikan Terakhir

Di bawah ini, terdapat tabel yang menggambarkan ciri-ciri dari responden, dengan rincian berdasarkan tingkat pendidikan pegawai di Kantor Puslatbang KDOD LAN Samarinda.:

Tabel 4 4 karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Berdasarkan informasi yang tercantum dalam tabel 4 4, dapat diamati bahwa dari keseluruhan 41 peserta yang terlibat dalam penelitian ini, sebagian besar di antaranya memiliki tingkat pendidikan SARJANA/DIPLOMA, yakni mencapai 40 peserta (97,6%), sedangkan hanya satu peserta (2,4%) yang memiliki tingkat pendidikan SMA/SMK. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa mayoritas karyawan di Kantor Puslatbang KDOD LAN Samarinda memiliki tingkat pendidikan SARJANA/DIPLOMA yang lebih tinggi.

D. Deskripsi Data

Dalam penelitian ini, kami menganalisis data mengenai variabel penelitian dengan menggunakan skala Likert yang memiliki skor rentang 1 hingga 4.

Untuk memahami persepsi terhadap variabel penelitian, hasil jawaban dari 41 responden akan dijelaskan secara terperinci, yang kemudian dikelompokkan dalam kerangka statistik deskriptif.

a. Lingkungan Kerja (X)

Berdasarkan respons dari semua peserta terkait variabel Lingkungan Kerja (X), deskripsi variabel ini dapat disajikan

Dalam tabel 4.5 di atas, terlihat bahwa persentase persetujuan untuk variabel Lingkungan Kerja fisik terkait indikator Fasilitas, khususnya pada pernyataan "Penyediaan peralatan kantor yang diperlukan oleh instansi," mencapai 70,7%. Sementara itu, untuk indikator Lingkungan Kerja fisik dengan pernyataan "Partisipasi saya dalam menjaga kebersihan di tempat kerja," persetujuan mencapai 68,3%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa fasilitas yang disediakan di tempat kerja karyawan Kantor Puslatbang KDOD LAN Samarinda sudah memadai untuk kebutuhan pekerjaan, dan kebersihan di kantor tersebut telah terjaga dengan baik.

variabel Kinerja (Y), maka berikut adalah gambaran hasil dari variabel tersebut.:

Tabel 4 6 Deskripsi Variabel Lingkungan Kerja (Y)

Dari tabel 4.6 di atas, dapat diamati bahwa variabel Kinerja berkaitan dengan Efisiensi dalam hal kualitas, kuantitas, dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas. Temuan tersebut menunjukkan bahwa mayoritas partisipan menyetujui pernyataan "Saya merasa bersalah jika hasil pekerjaan tidak memenuhi harapan," dengan tingkat persetujuan mencapai 63,4%. Oleh karena itu, dapat disarikan bahwa

para karyawan di Kantor Puslatbang KDOD LAN Samarinda secara konsisten berhasil menyelesaikan tugas mereka dengan baik, menunjukkan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi.

D. Analisis Data

1. Uji Instrument a. Uji Validitas

Untuk memverifikasi keabsahan dan kehandalan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 29. Berikut adalah hasil dari uji validitas yang dilakukan:

Tabel 4 7 Hasil Uji Validitas

Berdasarkan evaluasi keabsahan yang melibatkan partisipan, kesimpulan dapat diambil bahwa semua pernyataan yang terkait dengan kondisi kerja dan prestasi karyawan di Kantor Puslatbang KDOD LAN Samarinda dianggap sah, karena tingkat signifikansi yang dicatat berada di bawah 0,05. Oleh karena itu, dapat disetujui bahwa semua pertanyaan dalam kuesioner ini tepat untuk mengukur data penelitian.

b. Uji Reliabilitas Uji

Pemanfaatan reliabilitas bertujuan untuk menilai apakah hasil yang diperoleh dari suatu instrumen pengukur tetap konsisten dan dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas digunakan untuk menentukan apakah suatu kuesioner dapat dianggap sebagai petunjuk dari suatu variabel tertentu. Suatu alat dianggap dapat diandalkan jika nilai koefisien Cronbach's alpha melebihi angka 0,60.

Tabel 4 8 Hasil Uji Reabilitas

Berdasarkan informasi dalam tabel 4.8, dapat disimpulkan bahwa nilai Cronbach Alpha memiliki angka yang melebihi 0,6. Temuan ini menunjukkan bahwa variabel yang digunakan telah berhasil melewati uji reliabilitas.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Untuk menguji kesesuaian distribusi normal dari perhitungan, kita dapat mengevaluasi histogram yang membandingkan data observasi dengan pola distribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji normalitas memverifikasi sifat normal data tersebut, sebagaimana terlihat pada grafik probabilitas yang membentuk pola garis lurus, seperti yang tergambar pada Gambar 1 di bawah ini:

Gambar 4 1 Analisis Probability Plot b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilaksanakan untuk menilai apakah ada variasi yang berbeda dalam residu antar pengamatan dalam model regresi. Adanya heteroskedastisitas menunjukkan variasi yang tidak merata dari variabel independen, sementara variasi yang acak mengindikasikan kualitas yang baik dalam model regresi. Secara sederhana, homoskedastisitas menggambarkan ketiadaan heteroskedastisitas. Salah satu metode untuk mengidentifikasi adanya heteroskedastisitas adalah melalui analisis grafik yang menghubungkan nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan sisa (SRESID). Temuan dari analisis ini dapat ditemui dalam hasil pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS:

Sumber data: Output SPSS diolah peneliti

Gambar 4 2 Grafik Scaterplot Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilaksanakan untuk menilai apakah ada variasi yang berbeda dalam residu antar pengamatan dalam model regresi. Adanya heteroskedastisitas menunjukkan variasi yang tidak merata dari variabel independen, sementara variasi yang acak mengindikasikan kualitas yang baik dalam model regresi. Secara sederhana, homoskedastisitas menggambarkan ketiadaan heteroskedastisitas. Salah satu metode untuk mengidentifikasi adanya heteroskedastisitas adalah melalui analisis grafik yang menghubungkan nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan sisa (SRESID). Temuan dari analisis ini dapat ditemui dalam hasil pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS.

3. Uji Regresi Linier Sederhana

Analisis Regresi Linier Sederhana mencakup identifikasi korelasi linier antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Tujuan utama

tabel yang disusun dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 29:

Tabel 4 9 Analisis regresi Linier Sederhana

Dengan merujuk pada tabel 3 di atas, kita dapat merumuskan sebuah persamaan untuk menilai dampak lingkungan terhadap produktivitas karyawan di Kantor Puslatbang KDOD LAN Samarinda

1) Konstanta(Y)= 12.279,

Apabila nilai Lingkungan Kerja melebihi nol (0), maka kinerja karyawan akan naik, yang dapat dikenali melalui konstanta kinerja sekitar 12.279.

2) Lingkungan Kerja (X) = 0,469

Koefisien regresi untuk variabel lingkungan kerja (X) sebesar 0,469 mengindikasikan korelasi positif dengan variabel dependen (Y).

Artinya, jika lingkungan kerja (X) mengalami peningkatan, kemungkinan besar kinerja juga akan meningkat.

4. Uji Hipotesis

a. Uji t (parsial)

Uji t merupakan suatu teknik pengujian yang digunakan secara terpisah untuk menilai apakah setiap variabel independen berdampak pada variabel dependennya. Dalam konteks probabilitas, jika nilai signifikansi ≤ α = 0,05, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan.

Sebaliknya, jika nilai signifikansi dalam pendekatan probabilitas > α = 0,05, dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan atau hubungan tersebut tidak signifikan.

Berdasarkan hasil dari uji regresi linier sederhana, seperti yang tertera pada tabel 4.9, variabel lingkungan kerja memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Hal ini menandakan bahwa variabel lingkungan kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependennya secara individual. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa Lingkungan Kerja memiliki dampak signifikan terhadap kinerja karyawan di Kantor Puslatbang KDOD LAN kota Samarinda dapat dianggap benar. Hal ini diperkuat dengan

5. Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan analisis regresi linier sederhana pada tabel 4.9, didapati bahwa nilai koefisien determinasi (R-Square) mencapai 0,393 atau setara dengan 39,3%. Temuan ini menggambarkan bahwa pengaruh variabel lingkungan kerja (X) terhadap variabel kinerja (Y) berada pada tingkat sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sekitar 39,3% variasi dalam kinerja dapat dijelaskan oleh variabel lingkungan kerja, sementara sekitar 60,7% sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diinvestigasi dalam penelitian ini.

E. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh Lingkungan Kerja terhadap kinerja Karyawan di Kantor Puslatbang KDOD LAN Kota Samarinda. Fokus penelitian ini adalah mengidentifikasi dampak Lingkungan Kerja terhadap kinerja Karyawan di kantor tersebut. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa variabel Lingkungan Kerja memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,001, lebih rendah daripada tingkat signifikansi yang ditetapkan sebesar 0,05. Temuan ini mengungkapkan bahwa secara parsial, Lingkungan Kerja (X) memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja Karyawan (Y).

Dengan kata lain, terdapat korelasi yang signifikan antara Lingkungan Kerja dan kinerja Karyawan di Kantor Puslatbang KDOD LAN Kota Samarinda.

Hasil ini menyiratkan bahwa memiliki fasilitas dan lingkungan kantor yang

memadai dapat menciptakan kenyamanan bagi para pekerja, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas dan tanggung jawab karyawan dalam menjalankan tugas mereka.

Temuan dari penelitian ini juga diperkuat oleh hasil survei melalui penggunaan kuesioner terkait suasana kerja, terutama dalam aspek menjaga kebersihan. Mayoritas responden, mencapai 68,3%, menyatakan setuju dengan pernyataan "Saya turut berperan dalam memelihara kebersihan di lingkungan kerja." Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa staf di pusat pelatihan dan pengembangan KDOD LAN secara aktif dan tanggung jawab dalam menjaga kebersihan di tempat kerja mereka. Temuan ini sejalan dengan riset yang dilakukan oleh Ronal & Hotlin pada tahun 2019, yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel lingkungan kerja dan kinerja karyawan di PT. Super Setia Sagita Medan, baik secara parsial maupun simultan. Selain itu, penelitian Rosminah pada tahun 2021 juga menunjukkan bahwa kedua variabel independen, yaitu lingkungan kerja fisik dan non fisik, berpengaruh terhadap kinerja karyawan, baik secara bersama-sama maupun terpisah. Hasil riset lain oleh Lyta Lestary dan Harmon pada tahun 2017 mendapati bahwa lingkungan kerja memiliki korelasi positif yang sedang dengan kinerja karyawan.

69

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan diskusi terkait dampak lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan di kantor Puslatbang KDOD LAN Kota Samarinda, dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja memiliki pengaruh yang penting terhadap kinerja pegawai di kantor tersebut. Temuan dari analisis statistik juga mendukung ide bahwa kenyamanan lingkungan kerja secara positif berkorelasi dengan peningkatan kinerja karyawan di Puslatbang KDOD LAN Kota Samarinda.

A. Keterbatasan

Ketika sedang melaksanakan fase penelitian ini, terdapat beberapa batasan yang dapat berpotensi memengaruhi output penelitian, seperti:

1.Keterbatasan dalam aspek waktu, tenaga kerja, dan kemampuan peneliti menjadi elemen yang berdampak pada jalannya penelitian.

2.Ketidakmampuan responden untuk memahami pertanyaan dalam kuesioner dan tingkat kejujuran dalam mengisi kuesioner bisa menyebabkan hasil yang kurang tepat.

3. Penelitian ini secara eksklusif menilai konsekuensi Lingkungan Kerja, sehingga perlu dilakukan penelitian tambahan guna menyelidiki pengaruh faktor-faktor lain yang belum dieksplorasi terhadap kinerja karyawan di Kantor Puslatbang KDOD LAN Kota Samarinda.

C. Saran

Berdasarkan temuan dari penelitian yang telah dilaksanakan, beberapa saran rekomendasi dapat diajukan, sebagaimana yang tertera di bawah ini:

1. Diinginkan agar para pegawai di Kantor Pusat Penelitian dan Pengembangan Keselamatan Dan Operasi Dalam Jaringan LAN Kota Samarinda turut serta berperan aktif dalam memelihara kebersihan dan kenyamanan di lingkungan kerja mereka. Harapan ini muncul dengan keyakinan bahwa partisipasi aktif tersebut dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kinerja individu dan kesuksesan mencapai tujuan perusahaan.

2. Harapannya adalah untuk meningkatkan kondisi fasilitas di lingkungan kerja agar karyawan dapat merasakan kenyamanan yang lebih selama menjalankan tugasnya.

3. Dengan melakukan perubahan pada informasi tersebut, diharapkan peneliti berikutnya dapat melaksanakan studi yang lebih menyeluruh dan tepat guna yang mencerminkan sudut pandang seluruh pegawai di Kantor Pusat Penelitian dan Pengembangan KDOD LAN Kota Samarinda.

71

Cipta.

DEWI, S. K., & FRIANTO, A. (2013). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Sari. 1.

Digdowiseiso. (2017). Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis in Universitas Pendidikan Indonesia (Vol. 1, Issue Metodologi Penelitian). Lembaga Penerbitan Universitas Nasional (LPU-UNAS).

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25.

Universitas Diponegoro.

Handayani, R. (2020). Metodologi Penelitian Sosial Kritis (Issue April).

Lestary, L., & Chaniago, H. (2018). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Riset Bisnis Dan Investasi, 3(2), 94–103.

https://doi.org/10.35313/jrbi.v3i2.937

Mangkunegara, A. P. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia (Cetakan 14).

PT.Remaja RosdaKarya.

Mangkunegara, A. P. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan (Cetakan 14). Bandung : PT. Remaja RosdaKarya.

Mathis, R. L., & Jackson, J. H. (2010). Human Resource Management (13th ed.).

Cengage Learning.

Rahmawati, N. P., Swasto, B., & Prasetya, A. (2014). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Kpp Pratama Malang Utara. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 8(3), 1–9. https://media.neliti.com/media/publications/80175-ID- pengaruh-lingkungan-kerja-terhadap-kiner.pdf

Ronal, S. D., & Hotlin, S. (2019). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT Super Setia Sagita Medan. Jurnal Ilmiah Socio Secretum, 9(2), 273–281.

https://jurnal.darmaagung.ac.id/index.php/socio/article/view/413/406

Rosminah. (2021). Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Kantor Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Jurnal Managemen Sumber Daya

Manusia, April, 1–12. http://eprints.unm.ac.id/20118/

S.E., N. I., S.A.B, N. R., & M.A, B. P. (2019). The Influence of Non-Physical Work Environment and Job Characteristics on Employee Performance at PT.

Daliatex Kusuma in Bandung. International Journal of Social Sciences Perspectives, 4(1), 22–37. https://doi.org/10.33094/7.2017.2019.41.22.37 Sedermayanti. (2017). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

untuk Meningkatkan Kompetensi,Kinerja, dan Produktivitas Kerja. PT Refika Aditama.

Sinambela. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia membangun tim kerja yang solid untuk meningkatkan kinerja (cetakan 1). Bumi Aksara.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis (Cetakan ke). Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif,dan R&D. Alfabeta.

73

Lampiran 2 Data Kuesioner

A. Data KuesionerLingkunganKerja

No. Pernyataan SS S KS TS STS

A. LingkunganKerjaFisik

1. Penerangan yang ada (sinarmatahari dan listrik di ruangkerjatelahsesuaidengankebutuhan

2. Kondisiudara di

ruangkerjamemberikankenyamanan pada sayaselamabekerja

3. Saya

ikutsertamenjagakebersihanditempatkerja 4. Saya merasalingkungankerjanyaman dan bersih B. LingkunganKerja Non Fisik

5. Saya merasahubungansesamarekankerja sangat harmonis

6. Saya merasahubungankaryawan dan pimpinan sangat harmonis

7. Saya

merasahubungansesamrekankerjaterjalinko munikasidenganbaik

B.Kinerja

No. Pernyataan SS S TS STS

E. Kualitas

8. Sayadapatmenyelesaikansetiappekerjaandenganteliti danrapi

9. Saya mampu menyelesaikanpekerjaanyang lebihbaikdaristandar

F. Kuantitas

10. Sayaselalutepatwaktudalammenyelesaikantugas 11. Sayadapatmengerjakantugassesuaidengantargetyang

telahditetapkan G. PelaksanaanTugas

Dokumen terkait